Anda di halaman 1dari 43

LAPORAN PRAKTIKUM

MIKROBIOLOGI

ACARA: 1 STERILISASI ALAT

Disusun Oleh:
Lintang 162154097

Kelompok 2/ Kelas 3B

Nilai Laporan Tanggal dan Paraf Asisten

LABORATORIUM MIKROBIOLOGI JURUSAN PENDIDIKAN BIOLOGI


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SILIWANGI
2018
ACARA I
STERILISASI ALAT

A. Tujuan :
Mengetahui dan memahami prinsip kerja sterilisasi alat, medium dan dapat melakukan
sterilisasi alat, medium dan melakukan kerja aseptis.

B. Tinjauan Pustaka
Sebelum melakukan praktikum mengenai peralatan yang ingin kita gunakan harus
disterilkan dahulu. Sterilisasi atau suci hama yaitu proses membunuh segala bentuk kehidupan
mikroorganisme yang ada dalam sampel/contoh, alat-alat atau lingkungan tertentu Dalam
bidang bakteriologi kata sterilisasi sering dipakai untuk menggambarkan langkah yang
diambil agar mencapai tujuan meniadakan atau membunuh semua bentuk kehidupan
mikroorganisme.
Secara umum sterilisasi merupakan proses pemusnahan kehidupan khususnya
mikroba dalam suatu wadah ataupun peralatan laboratorium. Sterilisasi dalam Mikrobiologi
adalah suatu proses untuk mematikan semua mikroorgansime yang terdapat pada atau didalam
suatu benda. Teknik sterilisasi yang digunakan berbeda antara satu dengan lainnya, tergantung
dari jenis material yang digunakan. Alat-alat yang digunakan dalam praktikum mikrobiologi
juga harus dalam keadaan steril atau bebas dari kuman serta bakteri, virus dan jamur. Untuk
mensterilkannya diperlukan pula pengetahuan tentang cara-cara dan teknik sterilisasi. Hal-hal
yang dilakukan ketika pertama kalinya melakukan pemindahan biakan bakteri secara aseptik,
sesungguhnya hal itu telah menggunakan salah satu cara sterilisasi, yaitu pembakaran. Di lain
sisi, ada beberapa peralatan dan media yang umum dipakai di dalam pekerjaan mikrobiologi
yang menjadi rusak apabila dibakar. Tiga cara utama yang umum dipakai dalam sterilisasi
yaitu penggunaan panas, bahan kimia, dan penyaringan atau filtrasi.
Prinsip dalam sterilisasi dapat dilakukan dengan 3 cara yaitu secara mekanik, fisik,
dan kimiawi.
1. Sterilisasi secara mekanik (filtrasi) menggunakan suatu saringan yang berpori sangat
kecil (0.22 mikron atau 0.45 mikron) sehingga mikroba tertahan pada saringan
tersebut. Proses ini ditujukan untuk sterilisasi bahan yang peka panas, misalnya larutan
enzim dan antibiotik.
2. Sterilisasi secara fisik dapat dilakukan dengan pemanasan & penyinaran.
a. Pemanasan
a) Pemijaran (dengan api langsung): membakar alat pada api secara
langsung, contoh alat jarum inokulum, pinset, batang L, dll.
b) Panas kering: sterilisasi dengan oven kira-kira 60-180°C Sterilisasi
panas kering cocok untuk alat yang terbuat dari kaca misalnya
erlenmeyer, tabung reaksi, dll.
c) Uap air panas: konsep ini mirip dengan mengukus. Bahan yang
mengandung air lebih tepat menggunakan metode ini supaya tidak
terjadi dehidrasi.
d) Uap air panas bertekanan: menggunalkan autoklaf. Autoklaf adalah
alat untuk mensterilkan berbagai macam alat dan bahan yang
menggunakan tekanan 15 psi (2 atm) dan suhu 121°C. Suhu dan
tekanan tinggi yang diberikan kepada alat dan media yang disterilisasi
memberikan kekuatan yang lebih besar untuk membunuh sel dibanding
dengan udara panas. Biasanya untuk mensterilkan media digunakan
suhu 121°C dan tekanan 15 lb/in2 (SI = 103,4 Kpa) selama 15 menit.
b. Radiasi
a) Sinar Ultra Violet (UV) juga dapat digunakan untuk proses sterilisasi,
misalnya untuk membunuh mikroba yang menempel pada permukaan
interior Biological Safety Cabinet (BSC) atau Laminar Air Flow (LAF)
dengan disinari lampu UV.
b) Gamma bersumber dari Cu60 dan Cs137 dengan aktivitas 50-500 kilo curie
serta memiliki daya tembus sangat tinggi. Dosis efektivitasnya adalah 2.5
Mrad. Gamma digunakan untuk mensterilkan alat-alat yang terbuat dari
logam, karet serta bahan sintesis seperti pulietilen.
3. Sterilisasi secara kimiawi biasanya menggunakan senyawa desinfektan. Desinfektan
adalah suatu bahan kimia yang dapat membunuh sel-sel vegetatif dan jasad renik,
bersifat merusak jaringan. Prosesnya disebut desinfeksi. Contoh: alkohol, fenol,
halogen.
C. Skema Kerja
1. Alat
a) Autoclave
b) Tabung reaksi
c) Elenmeyer
d) Cawan petri
e) Gunting
f) Tissue
g) Kertas sampul cokelat
h) Alumunium foil
i) Lakban
j) Kertas Label
k) Plastik bening
2. Bahan
a) Alkohol 70%
3. Skema

semprot alkohol 70% pada semua alat yang akan disterilkan, kemudian lap
dengan menggunakan tissue.

pada alat tabung reaksi dan cawan petri yang telah disterilkan dengan
alkohol, kemudian bungkus dengan kertas sampul cokelat. beri label
kelompok setelah dibungkus.

pada elenmeyer bagian mulut bungkus dengan alumunium foil kemudian beri
label kelompok

semua alat yang telah disterilkan secara kimia dengan menggunakan alkohol
70% kemudian lakukan pensterilan secara fisika dengan memasukan alat
yang telah disterilkan dengan menggunakan autoclave selama 15 menit.
D. Hasil Pengamatan

Pembungkan tabung reaksi dengan


kertas sampul coklat
Pembersihan tabung reaksi setelah
disemprot alkohol 70%

Hasil sterilisasi secara kimia Pembungkusan mulut elenmeyer dengan


alumunium foil

Sterilisasi secara fisika dengan Hasil sterilisasi secara kimia


menggunakan autoclave

E. Pembahasan
Untuk menghindari suatu kontaminasi dalam melakukan penelitian terkait
mikrobiologi maka dilakukan suatu sterilisasi baik bahan maupun alat. Sterilisasi adalah
proses untuk membebaskan suatu bahan atau benda dari semua bentuk kehidupan. Ada 3
metode dalam melakukan sterilisasi, yaitu: fisika, kimia dan mekanik. Sterilisasi dengan
metode fisika dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu pemanasan baik dengan menggunakan
autoclave atau pembakaran secara langsung dengan menggunakan api bunsen dan penggunaan
sinar radiasi. Sedangkan sterilisasi dengan metode mekanik menggunakan teknik penyaringan
dengan bantuan enzim atau antibiotik sehingga mikroba dapat tertahan, pada metode ini
ditunjukan untuk bahan yang peka terhadap panas. Dan metode terakhir yaitu secara kimia,
metode ini biasanya menggunakan senyawa desinfektan seperti alkohol.
Pada praktikum yang telah dilakukan hanya digunakan 2 metode yaitu secara kimia
dan fisika. Secara kimia digunakan desikfektan berupa alkohol 70% sedangkan fisika
dilakukan pemanasan dengan menggunakan autoclave. Adapun alat yang distelisasikan adalah
5 buah tabung reaksi, 1 buah elenmeyer dan 2 buah cawan petri.

F. Kesimpulan
Sterilisasi adalah suatu langkah awal dalam melakukan pengamatan mikrobiologi,
sterilisasi dilakukan karena ruang lingkup dalam pengamatan yang dilakukan pada
mikrobiologi mencakup organisme mikroseluler yang tak kasat oleh mata. Sehingga
dilakukanlah suatu cara sterilisasi yang bertujuan untuk mencegah suatu kontaminasi pada
alat dan bahan sehingga dapat menghambat suatu metabolisme sel pada mikroba dan hasilnya
pun dapat diukur dari setiap jumlah sel dalam 1 koloni. Adapun metode dalam sterilisasi
dapat dilakukan dengan 3 cara yaitu secara mekanik, fisika dan kimia.

G. Pertanyaan
Mengapa harus dilakukan sterilisasi terlebih dahulu dalam pengerjaan praktikum atau
penelitian mikrobiologi?
Jawab:
Untuk menghindari terjadinya suatu kontaminasi terhadap alat dan bahan. Efek yang
terjadi apabila terjadi suatu kontaminasi dapat memberikan dampak yang tidak
menguntungkan karena kontaminasi meningkatkan persaingan di dalam konsumsi substrat
sehingga akan mengurangi perolehan, kontaminasi dapat menghambat turbiditas sehingga
dapat mengacaukan pengukuran terhadap jumlah sel setiap saat, dan mampu menghambat
proses metabolisme sel sehingga akan mengurangi perolehan.
DAFTAR PUSTAKA

Cahyani, Vita Ratri. 2014. “Petunjuk Praktikum Mikrobiologi Pertanian”. Laporan Pengantar
Praktikum. Fakultas Pertanian, Universitas Sebelas Maret, Surakarta.

Fitri, Annisa., Agus, W., et al., 2014. “Peralatan, Sterilisasi dan Media Pertumbuhan Mikroba”.
Jurnal Penelitian. Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Mulawarman,
Kalimantan Timur.

Meylani, Vita. 2018. Panduan Praktikum Mikrobiologi. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,
Universitas Siliwangi, Tasiklamaya.

Safani, Inri. 2017. “Pembuatan Media dan Sterilisasi”. Laporan Praktikum. Fakultas Teknologi dan
Industri Pertanian, Universitas Halu Oleo, Kendiri.

Widodo, Lestanto Unggul. “Dasar-Dasar Praktikum Mikrobiologi”. Modul.


LAPORAN PRAKTIKUM

MIKROBIOLOGI

ACARA I: STERILISASI ALAT

Disusun Oleh:
HANIFAH 162154052

Kelompok 2 Praktikum/Kelas: 3B

Nilai Laporan Tanggal dan Paraf Asisten

LABORATORIUM MIKROBIOLOGI JURUSAN PENDIDIKAN BIOLOGI


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SILIWANGI
2018
ACARA I
STERILISASI ALAT

A. Tujuan
Mengetahui dan memahami prinsip kerja sterilisasi alat, medium dan dapat melakukan
sterilisasi alat, medium serta melakukan kerja aseptis.

B. Tinjauan Pustaka
Sterilisasi adalah suatu proses yang menghancurkan semua bentuk kehidupan
mikroba, termasuk spora pada permukaan benda mati. Prosesnya dapat berupa pemanasan ,
pemberian zat kimia, radiasi atau filtrasi (Gruendemann dan Fernsebner, 2006).
Sterilisasi merupakan salah satu metode menggunakan uap air pada suhu 211ᵒC selama
15-20 menit, dengan tujuan untuk memusnahkan bakteri patogen (Yuyun dan Gunaisa, 2011).
Sterilisasi adalah pembebasan suatu meterial bahan ataupun alat dari berbagai
mikroorganisme hidup. Sel-sel vegetatif bakteri dan fungi dapat dimatikan pada suhu 60ᵒC
dan dalam waktu 5-10 menit. Namun, spora fungi dapat mati pada suhu di atas 80ᵒC dan spora
bakteri baru mati diatas suhu 120ᵒC selama 15 menit (Schlegel, 1994).
Adapun prinsip dalam sterilisasi dapat dilakukan dengan 3 cara yaitu secara mekanik,
fisik, dan kimiawi.
1. Sterilisasi Fisik
a. Pemanasan kering
Selama pemanasan kering, mikroorganisme dibunuh oleh proses oksidasi. Ini
berlawanan dengan penyebab kematian oleh koagulasi protein pada sel bakteri yang
terjadi dengan sterilisasi uap panas. Pada umumnya suhu yang lebih tinggi dan
waktu pemaparan yang dibutuhkan saat proses dilakukan dengan uap di bawah
tekanan. Saat sterilisasi di bawah uap panas dipaparkan pada suhu 121 °C selama
12 menit adalah efektif. Sterilisasi panas kering membutuhkan pemaparan pada
suhu 150 °C sampai 170 °C selama 1 - 4 jam.
b. Pemijaran langsung
Pemijaran langsung digunakan untuk mensterilkan spatula logam, batang gelas,
filter logam bekerfield dan filter bakteri lainnya. Mulut botol, vial, dan labu ukur,
gunting, jarum logam dan kawat, dan alat-alat lain yang tidak hancur dengan
pemijaran langsung. Papan salep, lumping dan alu dapat disterilisasi dengan
metode ini.
c. Uap bertekanan
Stelisisasi dengan menggunakan tekanan uap jenuh dalam sebuah autoklaf. Ini
merupakan metode sterilisasi yang biasa digunakan dalam industri farmasi, karena
dapat diprediksi dan menghasilkan efek dekstruksi bakteri, dan parameterparameter
sterilisasi seperti waktu dan suhu dapat dengan mudah dikontrol dan monitoring
dilakukan sekali dalam satu siklus yang divalidasi.
d. Sinar ultraviolet
Sinar ultraviolet umumnya digunakan untuk membantu mengurangi kontaminasi di
udara dan pemusnahan selama proses di lingkungan. Sinar yang bersifat membunuh
mikroorganisme (germisida) diproduksi oleh lampu kabut merkuri yang
dipancarkan secara eksklusif pada 253,7 nm.
e. Radiasi pengion
Radiasi pengion adalah energi tinggi yang terpancar dari radiasi isotop radioaktif
seperti kobalt-60 (sinar gamma) atau yang dihasilkan oleh percepatan mekanis
elektron sampai ke kecepatan den energi tinggi (sinar katode, sinar beta). Sinar
gamma mempunyai keuntungan mutlak karena tidak menyebabkan kerusakan
mekanik. Namun demikian, kekurangan sinar ini adalah di hentikan dari mekanik
elektron akselerasi (yang dipercepat) keuntungan elektron yang dipercepat adalah
kemampuannya memberikan output laju doisis yang lebih seragam. (Hadada, A W,
2009).
2. Sterilisasi Kimiawi
Sterilisasi secara kimiawi biasanya menggunakan senyawa desinfektan. Desinfektan
adalah suatu bahan kimia yang dapat membunuh sel-sel vegetatif dan jasad renik,
bersifat merusak jaringan. Prosesnya disebut desinfeksi. Contoh: alkohol, fenol,
halogen.
3. Sterilisasi Mekanik
Sterilisasi Mekanik adalah sterilisasi bahan yang tidak tahan panas, seperti misalnya
ekstrak tanaman, media sintetik tertentu, dan antibiotik dilakukan dengan penyaringan.
Dasar metode ini semata - mata ialah proses mekanis yang membersihkan larutan atau
suspensi dari segala organisme hidup dengan melewatkannya pada suatu saringan,
misalnya menggunakan saringan Seitz (Elektromedik, 2011).
Adapun alat yang digunakan dalam sterilisasi yang dilakukan dalam praktikum kali ini
adalah Autoklaf. Autoklaf adalah alat yang berfungsi untuk mensterilkan berbagai macam alat
dan bahan yg digunakan dalam mikrobiologi menggunakan uap air panas bertekanan. Tekanan
yg digunakan pada umumnya adalah 15 Psi atau sekitar 2 atm dan dengan suhu 121 °C (250
°F). Jadi tekanan yg bekerja pada seluruh permukaan benda adalah 15 pon tiap inchi 2 (15 Psi
=15 pounds per square inch). Lama waktu sterilisasi yg dilakukan umumnya adalah 15 menit
untuk suhu 121 °C. Autoklaf biasanya digunakan dalam bidang mikrobiologi, kedokteran,
body piercing, kedokteran hewan, kedokteran gigi, dan podiatry untuk mensterilisasi alat-alat
dari gelas, sampah medis, kandang hewan, dan media lisogenik (Putriprinandya, Dea, 2014).
Terdapat tiga jenis autoklaf, yaitu gravity displacement, prevacuum atau high vacuum, dan
steam-flush pressure-pulse. Perbedaan dari ketiga jenis autoklaf ini terletak pada bagaimana
udara dihilangkan dari dalam autoklaf selama proses sterilisasi.
1. Gravity Displacement Autoclave
Udara dalam ruang autoklaf dipindahkan hanya berdasarkan gravitasi. Prinsipnya
adalah memanfaatkan keringanan uap dibandingkan dengan udara, sehingga udara
terletak dibawah uap. Cara kerjanya dimulai dengan memasukan uap melalui bagian
atas autoklaf sehingga udara tertekan ke bawah. Secara perlahan, uap mulai semakin
banyak sehingga menekan udara semakin turun dan keluar melalui saluran di bagian
bawah autoklaf, selanjutnya suhu meningkat dan terjadi sterilisasi. Autoklaf ini dapat
bekerja dengan cakupan suhu antara 121 - 134 °C dengan waktu 10 - 30 menit.
2. Prevacuum atau High Vacuum Autoclave
Autoklaf ini dilengkapi pompa yang mengevakuasi hampir semua udara dari dalam
autoklaf. Cara kerjanya dimulai dengan pengeluaran udara. Proses ini berlangsung
selama 8 - 10 menit. Ketika keadaan vakum tercipta, uap dimasukkan ke dalam
autoklaf. Akibat kevakuman udara, uap segera berhubungan dengan seluruh 12
permukaan benda, kemudian terjadi peningkatan suhu sehingga proses sterilisasi
berlangsung. Autoklaf ini bekerja dengan suhu 132 - 135 °C dengan waktu 3 - 4 menit.
3. Steam-Flush Pressure-Pulse Autoclave
Autoklaf ini menggunakan aliran uap dan dorongan tekanan di atas tekanan atmosfer
dengan rangkaian berulang. Waktu siklus pada autoklaf ini tergantung pada benda yang
disterilisasi.
Prinsip kerja dari autoklaf adalah mensterilkan alat dan bahan dengan menggunakan tekanan uap
yang optimum untuk sterilisasi yaitu pada tekanan 15 Psi dan suhu 121 °C. Pada saat sumber panas
dinyalakan, air yang berada didalam 13 autoklaf lama kelamaan akan mendidih dan uap air yang
terbentuk akan mendesak udara yang mengisi di seluruh autoklaf. Setelah semua udara dalam autoklaf
diganti dengan uap air, katup uap atau katup udara ditutup sehingga tekanan udara didalam autoklaf
naik. Pada saat mencapai tekanan dan suhu yang sesuai., maka proses sterilisasi dimulai dan timer
mulai menghitung waktu mundur. Setelah proses sterilisasi selesai, sumber panas dimatikan dan
tekanan dibiarkan turun secara perlahan hingga mencapai tekanan 0 psi. Autoklaf tidak diperbolehkan
untuk dibuka sebelum tekanan mencapai 0 psi (Putriprinandya, Dea, 2014).
C. Skema Kerja
1. Alat
 Tabung reaksi 5 buah
 Erlenmeyer 1 buah
 Autoklaf
2. Bahan
 Alkohol 70%
 Tissue
 Kapas
3. Skema
Menyemprot permukaan tabung reaksi dan erlenmeyer dengan alkohol 70%.

Mengelap tabung reaksi dan erlenmeyer dengan tissue.

Sumbat bagian atas tabung reaksi dengan menggunakan kapas.

Bungkus tabung reaksi dengan menggunakan kertas sampul coklat. Sedangkan untuk erlenmeyer,
sumbat bagian atasnya dengan menggunakan alumunium foil dan ikat menggunakan karet.

Masukkan dalam plastik tabung reaksi yang telah dibungkus dengan kertas sampul coklat.

Sterilisasi alat yang telah disiapkan ke dalam autoklaf pada suhu 121ᵒC selama 15-20 menit.
D. Hasil Pengamatan

Membersihkan tabung reaksi dengan tissue Tabung reaksi yang telah disterilkan dengan
yang telah disterilkan dengan alkohol. alkohol.

Erlenmeyer yang ditutup alumunium foil. Tabung reaksi yang dibungkus kertas sampul
coklat.
E. Pembahasan
Sterilisasi merupakan proses untuk menghilangkan bakteri yang ada pada peralatan baik
itu yang bersifat patogen maupun nonpatogen. Dalam melakukan suatu pengamatan terhadap
objek mikrobiologi mengharuskan kita untuk menggunakan peralatan yang steril agar hasil
pengamatan sesuai dengan apa yang diinginkan. Dalam hal ini tidak adanya kontaminasi
bakteri lain yang tidak diharapkan. Dalam praktikum kali ini alat yang disterilisari yaitu
tabung reaksi dan erlenmeyer. Proses sterilisasi yang dilakukan dengan menggunakan alkohol
untuk membersihkan bakteri pada peralatan. Cara ini dilakukan dengan menyemprotkan
alkohol ke seluruh permukaan alat yang akan disterilkan kemudian mengelapnya dengan
menggunakan tissue yang kemudian dibungkus dengan kertas sampul coklat dan disterilkan
dengan autoklaf pada suhu 121ᵒC selama 15-20 menit. Perhitungan waktu sterilisasi autoklaf
dimulai ketika suhu di dalam autoklaf mencapai 121ᵒC. Jika objek yang disterilisasi cukup
banyak, transfer panas pada bagian dalam autoklaf akan melambat, sehingga terjadi
perpanjangan waktu pemanasan total untuk memastikan bahwa semua objek bersuhu 121ᵒC
untuk waktu 15-20 menit. Perpanjangan waktu juga dibutuhkan ketika cairan dalam volume
besar akan diautoklaf karena volume yang besar membutuhkan waktu yang lebih lama untuk
mencapai suhu sterilisasi. Selain itu, dalam proses sterilisasi juga harus memperhatikan
beberapa hal yang mungkin menyebaban kegagalan dikarenakan pengamat yang terlalu
banyak bicara dan tidak menggunakan masker serta anggota tubuh seperti tangan yang tidak
steril sehingga masih adanya kontaminan pada peralatan yang akan digunakan.

F. Kesimpulan
Dari praktikum yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa dalam proses sterilisasi
dilakukan untuk menghilangkan mikroorganisme yang ada pada peralatan praktikum
mikrobiologi. Proses sterilisasi ini terdiri dari tiga macam metode, diantaranya sterilisasi fisik,
sterilisasi kimiawi, dan sterilisasi mekanik.

G. Pertanyaan
1. Mengapa harus dilakukan sterilisasi terlebih dahulu dalam pengerjaan praktikum atau
penelitian mikrobiologi?

H. Jawaban Pertanyaan
1. Supaya hasil pengamatan yang dilakukan sesuai dengan hasil yang diharapkan sehingga
tidak adanya kontaminasi bakteri lain dalam praktikum ini.
DAFTAR PUSTAKA

Cahyani, Vita ratri. 2015. Mikrobiologi Pertanian. Laboratorium Biologi dan Bioteknologi Tanah
Fakultas Pertanian. Universitas Sebelas Maret. Surakarta.

Meylani, Vita. 2018. Panduan Praktikum Mikrobiologi. Program Studi Pendidikan Biologi.
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Siliwangi. Tasikmalaya.

Sumarno, Edi. 2014. Sterilisasi Alat dan Bahan. Laboratorium Kehutanan Universitas Haluoleo.
LAPORAN PRAKTIKUM

MIKROBIOLOGI

ACARA I: STERILISASI ALAT

Disusun Oleh:
CHAIRUL UMAM QISTHI 162154057

Kelompok 2 Praktikum/Kelas: 3B

Nilai Laporan Tanggal dan Paraf Asisten

LABORATORIUM MIKROBIOLOGI JURUSAN PENDIDIKAN BIOLOGI


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SILIWANGI
2018
ACARA I
STERILISASI ALAT

A. Tujuan
Mengetahui dan memahami prinsip kerja sterilisasi alat, medium dan dapat melakukan
sterilisasi alat, medium dan dapat melakukan sterilisasi alat, medium dan melakukan kerja
aseptis.

B. Tinjauan Pustaka
Sterilization can be defined as any process that effectively kills or eliminates infectious agents
(such as fungi, bacteria, viruses) from surfaces, equipment, food, medicines or biological
culture media. Gupta, N. Vishal, Shukshith. (2016)
The most effective sterilization is achieved by steam sterilization. Effective steam sterilization
must address the main principles: steam quality, space pressure, room temperature and time.
Jeremy J, Bearss. et all. (2017)
Sterilization is a term that refers to any process that removes or kills all microbial life forms
such as fungi, bacteria, spore forms, etc. S. Ravikrishna.(2013)
Sterilization means the use of physical procedures or destroying all microbial life including
endospores, bacteria that are resistant. Nikhilesh, Bhana. et all (2013)
According to Hassan, Saqib and Madhu Sudhan (2012), Sterilization has various techniques
to eliminate microbes and bacteria, i.e.:
1. Autoclave
2. Dry heat
3. Chemical sterilization

C. Skema Kerja
Alat bahan :
1. Alat
 Autoclave
 Semprotan
 Gunting
 Kertas payung
 Kapas
 Alumunuium foil
 Tissue
 Plastik
 Karet gelang
 Lakban
 Tabung reaksi
 Cawan petri
 Tabung Erlenmeyer

2. Bahan
 Alkohol 70 %
 Aquades
Skema :
Cuci semua alat dengan sabun dan bilas dengan air mengalir lalu keringkan

sterilisasi semua alat secara aseptik dengan menggunakan alkohol 70% lalu keringkan

bungkus semua alat dengan kertas payung dan plastik, tabung reaksi dan tabung erlenmeyer
disumbat dengan kapas lalu masukan ke dalam plastik dan ikat menggunakan karet

masukan ke autoklave selama 30 menit untuk sterilisasi

angkat dan dinginkan semua alat

D. Hasil Pengamatan
Alat dan bahan Praktikan menggunakan sarung tangan
kemudian di semprot dengan alcohol
70%

Tabung reaksi yang akan digunakan disemprot Tabung reaksi yang telah di semprot
menggunakan alcohol 70% sampai bersih dengan alcohol dikeringkan
menggunakan tissue

Tabung reaksi yang telah dikeringkan disumbat tabung reaksi yang telah disumbat
dengan menggunakan kapas kapas kemudian di bungkus dengan
kertas sampul coklat

Setelah di bungkus dengan kertas sampul coklat Tabung erlenmeyer yang akan
lalu di beri lakban kertas digunakan disemprot menggunakan
alcohol 70% sampai bersih
Tabung reaksi sudah dibungkus kertas sampul cawan petri sudah dibungkus kertas
coklat dan di beri lakban kertas kemudian di sampul coklat dan di beri lakban kertas
masukan ke dalam plastic dan tabung kemudian di masukan ke dalam plastic
Erlenmeyer sudah di tutupi dengan aluminium
foil

Alat yang akan di sterilkan di masukan ke tutup autoklaf dan kencangkan


dalam autoclaf penutupnya dengan kuat

tunggu jarum sampai ke garis merah


E. Pembahasan
Sterilisasi merupakan teknik pembersihan alat-alat laboratorium dari mikroba yang
dapat menghambat proses praktikum yang akan dilakukan nanti, alat yang digunakan dalam
proses sterilisasi ini yaitu autoclave dimana prinsip kerja pada alat ini yaitu dengan
menggunakan uap tekanan tinggi.
Dengan teknik sterilisasi menggunakan alat autoclave dapat dikatakan sebagai salah
satu teknik yang efisien dalam membersihkan alat-alat laboratorium dari mikroba yang dapat
menghambat proses praktikum.

F. Kesimpulan
Tingkat kesterilan alat-alat dalam laboratorium merukapan kunci keberhasilan dalam
proses praktikum, oleh karena itu teknik sterilisasi alat dengan menggunakan autoclave adalah
cara yang paling efisien untuk memberhikan alat-alat laboratorium dari mikroba.

G. Pertayaan
1. Mengapa harus di lakukan sterilisasi terlebih dahulu dalam pengerjaan praktikum atau
penelitian mikrobiologi?

H. Jawaban Pertanyaan
1. Karena agar semua alat yang digunakan dalam praktikum berada dalam keadaan yang
benar-benar steril dari mikroba seperti jamur, bakteri dan spora.
DAFTAR PUSTAKA

Bearss, J. Jeremy. dkk.(2017) Validation and Verification of Steam Sterilization Procedures for the
Decontamination of Biological Waste in a Biocontainment Laboratory. [Online].
Tersedia: https://journals.sagepub.com/doi/full/10.1177/1535676017694147

Gupta, N.Vishal. dkk.(2016) Qualification of Autoclave. [Online].


Tersedia: http://sphinxsai.com/2016/ph_vol9_no4/1/(220-226)V9N4PT.pdf

Nikhilesh, Bhana. Dkk.(2013). Steam Sterilization a Method of Sterilization. [Online].


Tersedia: http://www.jbsoweb.com/admin/php/uploads/31_pdf.pdf

S, Ravikrishan.(2013). Practical Guide to Safe Autoclaving. [Online].


Tersedia:https://www.ijser.org/researchpaper/Practical-guide-to-safe-Autoclaving.pdf

Sudhan, Madhu dan Saqib Hasan.(2012). Is Autoclave an Effective Method for Sterilizing
Contaminated Molar Bands.[Online].
Tersedia:http://www.jaypeejournals.com/eJournals/ShowText.aspx?ID=5256&Type=FREE&TYP=
TOP&IN=_eJournals/images/JPLOGO.gif&IID=404&isPDF=YES
LAPORAN PRAKTIKUM
MIKROBIOLOGI

Acara I Sterilisasi Alat


Disusun oleh:

Yunita Sofiyanti 162154054

Kelompok 2/ Kelas 3B

Nilai Laporan Tanggal dan Paraf Asisten

LABORATORIUM MIKROBIOLOGI JURUSAN PENDIDIKAN BIOLOGI


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SILIWANGI
2018

ACARA 1
STERILISASI ALAT

A. TUJUAN
Mengetahui dan memahami prinsip kerja sterilisasi alat, medium dan dapat melakukan
sterlisasi alat, medium dan melakukan kerja aseptis.

B. TINJAUAN PUSTAKA

a. Anonim, (2008). Menyatakan bahwa, desinfectan is a germicide that inactives virtually all

recognized phatogenic microorganisms but not necessarily all microbial forms. They may

not be effective against bacterial spores.

b. Priyadarshini, Nikhilanand Hedge, Giridhar Reddy, Vinay. (2010). Menyatakan bahwa,


Sterilization is a process by wich an article, surface or medium is freed of all micro-
organisms either in vegetative or spore state.
c. Priyadarshini, Nikhilanand Hedge, Giridhar Reddy, Vinay. (2010). Menyatakan bahwa,
autoclaving is the most popular method of sterilization procedures. The basic principle is
that when the preassure inside a closed chamber increases, the temperature at wich water
boils also increases it liberates 518 calories of heat. Bacillus stearothermophilus is used for
testing the efficiency.
d. Maxime Integrated. (2011). Menyatakan bahwa, Autoclave steam sterilization heat
sterilization of medical instruments is known to have been used in ancient Rome. The
presence of moisture significantly speed up of heat penetration (steam sterilization).
e. Nikhilesh, Sachin, Vishal, Dipesh. (2013). Menyatakan bahwa, Sterilization can be defined
as any process that effectively kills or eliminates transmissible agents (such as fungi,
bacteria, viruses, and prions) from a surface, equipment, foods, medications, or biological
culture medium.
f. Hamdard, Nagar.(2007). Menyatakan bahwa, autoclaves are pressurized steam to destroy
microorganisms, and are the most dependable systems are available for the
decomtamination of laboratory waste and the sterilization of laboratory glassware, media,
and reagents.
g. Yuyun dan Gunaisa (cit. Sumarno, 2014) menyatakan bahwa, sterilisasi merupakan salah
satu metode menggunakan uap air pada suhu 211oC selama beberapa waktu tertentu. Tujuan
pemanasan adalah memusnahkan bakteri patogen dan spora bakteri elostridium bolulinum
yang berbahaya. Metode sterilisasi yang paling umum dilakukan adalah menggunakan
kaleng atau kemasan tetra pack.
h. Govindaraaj dan Muthuraman.(2015). Menyatakan bahwa, autoclaves are mostly metallic
vessels, wich can withstand high temperatures and pressures. The sterility is achieved by
direct exposure of the material to saturated steam at 121°C or 132°C in a pressure-rated
sterilization chamber.

C. SKEMA KERJA
Alat dan Bahan:
Alat:
1) Cawan Petri
2) Batang Pengaduk
3) Tabung Reaksi
4) Kertas Sampul Coklat
5) Autoklave
6) Kapas
7) Lampu Bunsen
8) Kompor gas
9) Tabung gas

Bahan:
1) Alkohol 70%
Skema Kerja:
1) Sterilisasi alat

Semua alat dari kaca disemprot dengan larutan alkohol 70%

Seluruh alat yang sudah siap disterilkan menggunakan autoclave


selama 15-20 menit.

Setelah disemprot, kemudian alat kaca tersebut dibersihkan dan


dikeringkan dengan kapas hingga menyeluruh
Setelah kering, cawan petri dibungkus menggunakan kertas
sampul coklat, batang pengaduk dibungkus kertas sampul coklat,
dan tabung reaksi disumbat dengan kapas kemudian dibungkus
kertas sampul coklat

Alat-alat kaca tersebut dibersihkan di atas lampu bunsen sambil


dilewat-lewatkan untuk menghindari kontaminasi oleh
mikroorganisme.

D. HASIL PENGAMATAN
No. Hasil Percobaan Keterangan
1. Pembersihan alat-alat kaca menggunakan Alat yang dibersihkan di antaranya:
alkohol 70% tabung reaksi, batang pengaduk, dan
cawan petri.
2. Pembungkusan alat-alat kaca dengan
kertas sampul coklat untuk menghindari
kontaminasi mikroorganisme.

3. Memasukkan alat-alat kaca ke autoclave


untuk melakukan sterilisasi.
4. Proses sterilisasi alat-alat kaca di dalam
autoclave selama 15-20 menit untuk
membunuh mikroorganisme pada alat-
alat tersebut.

E. PEMBAHASAN

Strelisasi adalah sebuah proses untuk menghilangkan bakteri yang ada pada peralatan baik
yang bersifat patogen maupun apatogen. Dalam melakukan suatu pengamatan terhadap obyek
mikrobiologi mengharuskan kita untuk menggunakan peralatan yang steril agar hasil pengamatan
yang kita lakukan sesuai dengan apa yang diinginkan. Dalam hal ini kontaminasi bakteri lain pada
hasil pengamatan sangat tidak diinginkan.
Peralatan yang umumnya disterilisasi terbuat dari bahan gelas atau kaca, plastik dan besi.
Dalam melakukan sterilisasi perlu diketahui mana alat yang terbuat dari bahan yang tahan dan tidak
tahan panas maupun bahan yang memiliki batas panas maksimal yang mampu diterimannya. Hal
ini bertujuan agar peralatan yang disterilkan tidak rusak, misalnya saja untuk mensterilkan peralatan
plastik dengan menggunakan sterilisasi panas kering, sudah tentu yang terjadi adalah hal-hal yang
tidak diinginkan seperti rusaknya peralatan tersebut.
Dalam praktikum ini digunakan dua metode sterilisasi yaitu sterilisasi fisik dan sterilisasi
kimia. Metode sterilisasi fisik dilakukan dengan pemanasan pada peralatan yang akan disterilkan,
seperti dengan menggunakan nyala api, cara ini disebut dengan metode sterilisasi panas kering.
Peralatan yang digunakan umumnya peralatan yang menghasilkan nyala api yang berbahan bakar
spiritus, contoh dari peralatan ini yaitu lampu bunsen, Cara ini digunakan untuk mensterilkan jarum
ose dan alat-alat kaca sebelum digunakan. Cara lainnya pada metode fisik dilakukan dengan
sterilisasi panas bertekanan dengan menggunakan peralatan yang disebut dengan autoclave. Alat ini
digunakan untuk mensterilkan bahan yang terbuat dari besi, gelas dan plastik tahan panas.
Untuk metode selanjutnya yang dilakukan pada praktikum ini yaitu sterilisasi kimia, dengan
menggunakan bahan kimia tertentu. Kita bisa mensterilkan peralatan yang ada, misalnya dengan
alkohol, larutan ini mampu membersihkan bakteri yang ada pada peralatan yang telah
terkontaminasi. Cara ini dilakukan dengan cara membasahi kapas dengan sedikit alkohol, kemudian
mengoleskan pada peralatan yang akan dibersihkan, untuk peralatan gelas yang sulit untuk
melakukan pengelapan pada bagian dalamnya, cukup dengan cara menuangkan beberapa mili liter
pada peralatan dan menggoyangkan peralatan tersebut hingga seluruh permukaan bagian dalamnya
terbilas oleh larutan alkohol.
Dengan menggunakan cara ini kita juga harus memperhatikan beberapa hal yang
memungkinkan kegagalan dalam pengamatan, misalnya saja kontaminasi mikroba yang
menempel pada peralatan yang sedang disterilkan akibat dari pengamat yang sering
berbicara tanpa menggunakan masker, dan juga pengamat harus memiliki anggota tubuh
yang steril terutama tangan yang digunakan untuk membersihkan mikroba pada peralatan
harus dalam steril dengan menggunakan beberapa tetes alkohol.

F. KESIMPULAN

Kesimpulan dari praktikum ini adalah sebagai berikut :


1) Dalam mensterilkan alat memakai terdapat tiga metode yaitu metode sterilisasi fisik,
sterilisasi kimia, dan sterilisasi mekanik
2) Hal yang harus diperhatikan dalam sterilisasi yaitu jenis alat yang akan disterilisasikan terbuat
dari bahan yang berbeda-beda. Karena dalam sterilisasi fisik harus memperhatikan ketahanan
fisik peralatan terhadap proses sterilisasi serta kebersihan pengguna alat mikrobiologi.

G. DAFTAR PUSTAKA

Hamdard, Jamia, dkk. 2007. Sterilization Methods and Principles; Pharmaceutical


Microbiology and Biotechnology. Faculty of Pharmacy.

Nikhiles, Bhana, dkk. 2013. Steam Sterilization a Method of Sterilization; Journal of


Biological & Scientific Opinion. Volume 1 (2), 1.

P, Vinay, dkk. 2010. Sterilization Methods in Orthodontics; International Journal of Dental


Clinics. Volume 3 (1), 1.

Maxim Integrated. 2011. Sterilization Methods and Their Impact on Medical Devices
Containing Electronics, 1.

Govindaraj, Subhashini, dkk. 2015. Systematic Review on Sterilization Methods of Implants


and Medical Devices, 898.

Anonim, 2008. Disinfectant and Sterilization Methods. [Online]. Tersedia:


https://ehs.colorado.edu/resources/disinfectants-and-sterilization-methods/. [4
Desember 2008].
Sumarno, Edi. 2014. Sterilisasi Alat dan Bahan Biakan. Universitas Halu Oleo. Sulawesi
Tenggara.

H. JAWABAN PERTANYAAN

1. Mengapa harus dilakukan sterilisasi terlebih dahulu dalam pengerjaan atau penelitian
Mirobiologi?
Jawab: Sterilisasi dilakukan untuk membunuh mikroorganisme yang dapat mengkontaminasi
media, seperti alat dan bahan yang akan digunakan untuk melakukan percobaan mikrobiologi
ini. Salah satunya adalah penggunaan autoklaf dalam proses sterilisasi alat tersebut akan
meningkatkan suhu dan suhu tersebut yang dapat membunuh miroorganisme, terutama
ditujukan untuk membunuh endospora, yaitu sel resisten yang diproduksi oleh bakteri, sel ini
tahan terhadap pemanasan, kekeringan, dan antibiotik. Pada spesies yang sama, endospora
dapat membunuh sel vegetatif bakteri tersebut. Pada suhu 121°C, endospora dapat dibunuh
dalam waktu 6-30 detik pada suhu 65°C.

I. LAMPIRAN
LAPORAN PRAKTIKUM
MIKROBIOLOGI

Acara I STERILISASI ALAT

Disusun Oleh :

Ilmi Octaviani Geopany 162154004

Kelas 3B

Nilai Tanggal dan Paraf


Laporan Asisten

LABORATORIUM MIKROBIOLOGI JURUSAN PENDIDIKAN BIOLOGI


FAKULTAS KEGURUAN DAN PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SILIWANGI
2018
Acara I
STERILISASI ALAT

A. TUJUAN
Mengetahui dan memahami prinsip kerja sterilisasi alat, medium dan dapat melakukan
sterilisasi alat, medium dan melakukan kerja aseptis.

B. TINJAUAN PUSTAKA
Sterilization can be defined as any process that effectively kills or eliminates transmissible
agents (such as fungi, bacteria, fungi, and prions) from a surface, equipment, foods,
medications, or biological culture medium. In practice sterility is achieve by exposure of the
object to be sterilized to chemical or physical agent for a specified time. Various agents used
as steriliants are : elevated temperature, ionizing radiation, chemical liquid or gases etc. the
success of process depends upon the choice of the method adopted for sterilization. Although
sterility can be achieved with certain chemicals, physical methods are generally more reliable.
Heat, filtration, and radiation are the most com- monly used physical methods of sterilizing
medical and surgical materials. Chemical sterilization is usually accomplished with ethylene
oxide or hydrogen peroxide, although formaldehyde and β-propiolactone are also used
occasionally.Although the chemical or physical process to destroy all pathogenic
microorganism including spore is not absolute, when all parameters of the sterilization process
have been met, instruments, supplies and equipment are thought to be sterile.
Sterilization helps reducing the number of germs (egg: 1,000,000 to 1) by six logarithms fold,
while disinfection aims at reducing germs by 5 logarithms fold. Steam sterilization by
autoclaving has traditionally been the most widely used method.

C. SKEMA KERJA
 Alat dan Bahan
1) Tabung reaksi
2) Labu erlenmeyer
3) Autoklaf
4) Alkohol
5) Aluminium foil
6) Plastik
7) Karet
8) Tissue
9) Lakban
10) Kapas
11) Kertas Mg Coklat
 Skema kerja
Tabung reaksi dan labu erlemeyer
dibersihkan dengan air dan dikeringkan

Tabung reaksi dan erlemeyer disemprot


menggunakan alkohol lalu dikeringakan

mulut tabung reaksi ditutup menggunakan kapas lalu dibungkus,


sedangkan labu erlemeyer ditutup dengan aluminium foil

tabung reaksi dan labu erlemeyer dimasukan kedalam autoklaf


dengan suhu 121oC, 1,5-2 atm, 15 menit

D. HASIL PENGAMATAN
Gambar 1
Pengeringan tabung reaksi menggunakan tissue
Gambar 2
Tabung reaksi yang telah disteriliasasi

Gambar 3
Tabung reaksi yang dibungkus kertas Mg

Gambar 3
Tabung reaksi yang dibungkus kertas Mg

Gambar 4
Mulut Labu erlenmeyer yang
dibungkus aluminium

Gambar 5
Autoklaf
D. PEMBAHASAN
Pada praktikum sterilisasi alat berupa tabung reaksi dan labu erlemeyer digunakan 2 metode
yaitu fisik dan kimiawi. Untuk sterilisasi menggunakan metode fisik dilaksanakan dengan
bantuan autoclave pada suhu 121oC, tekanan 1,5 hingga 2 atm selama 15-20 menit. Lamanya
strelisasi tergantung pada volume dan jenis bahan yang disterilkan. Jenis autoclave yang
digunakan adalah steam-flush pressure-pulse autoclave, autoclave ini menggunakan aliran
uapdan dorongan tekanan di atas tekanan atmosfer dengan rangkaian berulang. Prinsip
penggunaan alat ini yaitu saat sumber panas dinyalakan, air yang berada di autoklaf akan
mendidihdan uap air yang akan terbentuk akan mendesak udara yang mengisi di seluruh
autoklaf. Setelah semua udara di dalam autoklaf diganti dengan uap air, katup uap atau katup
udara sehingga tekanan udara di dala autoklaf naik. Pada saat mencapai tekanan dan suhu
yang sesuai, maka proses sterilisasi dimulai dan timer mulai menghitung waktu mundur.
Setelah proses sterilisasi selesai, sumber panas dimatikan dan tekanan dibiarkan turun secara
perlahan hingga mencapai tekanan 0 psi.
Sterilisasi ini dianggap paling baik karena uap air panas yang dihasilkan dengan tekanan tinggi
menimbulkan pennetrasi uap air ke dalam sel-sel mikroba menjadi optimal sehingga langsung
mematikan mikroba. Selain itu, terjadi pelepasan energi uap yang mengakibatkan denaturasi
atau koagulasi protein yang mana mampu melemahkan aktivitas pada mikroba.
Sedangkan, sterilisasi secara kimiawi dilakukan dengan penyemprotan desinfektan berupa
alkohol kepada alat-alat yang ingin disterilkan. Alkohol dapat dijadikan sebagai salah satu
larutan untuk sterilisasi karena sifatnya yang bakteriostatik (menghambat pertumbuhan
bakteri) dan bahkan bersifat bakterisida (membunuh bakteri) pada konsentrasi yang tinggi.

E. KESIMPULAN
Sterilisasi sangat penting untuk dilakukan dalam melakukan praktikum terkhusus dalam mata
kuliah Mikrobiologi. Dengan melakukan sterilisasi kita melakukan upaya untuk membunuh
dan menangkal mikroorganisme yang tidak diinginkan, seperti : spora : jamur, virus, maupun
bakteri, sehingga kebersihan alat-alat laboratorium tetap terjaga dan bahan-bahan yang akan
digunakan terbebas dari kontaminan-kontaminan sehingga tidak merusak proses atau reaksi
yang akan dijalankan. Proses sterilisasi ini dibagi menjadi 3 jenis : yaitu mekanik, fisika
maupun kimiawi. Sterilisasi secara mekanik menggunakan saringan berpori yang sangat kecil
sehingga mikroba tertahan pada saringan tersebut. Selanjutnya, sterilisasi secars fisik
menggunakan pemanasan dan penyinaran. Sedangkan, sterilisasi secara kimiawi dilakukan
dengan penyemprotan desinfektan.
F. DAFTAR PUSTAKA
Dion, Marcel and Wayne Parker. 2013. Steam Sterilization Principles. PHARMACEUTICAL
ENGINEERING. Vol. 33. No.6. Page 1.
Govindaraj, Subhashini dkk. 2015. Systematic Review on Sterilization Methods of Implants
and Medical Devices. International Journal of ChemTech Research. Vol.8. No.2.
Page 897.
Kubyshkina, Galina dkk. 2011. The Influence of Different Sterilization Techniques on the
Time-Dependent Behavior of Polyamides. Journal of Biomaterials and
Nanobiotechnology. Vol. 2. Page 361.
Marius, Edgar dkk. 2016. Evaluation of the Quality of Medico-technical Equipment
Sterilization in National University Hospital of Cotonou in Benin in 2013. The Open
Public Health Journal. Vol. 9. Page 53.
Nikhilesh, Bhana dkk. 2013. A Review Steam Sterilization a Method of Sterilization. Journal
of Biological and Scientific Opinion (JBSO). Vol. 1 No. 2. Page 138
Tornaszewska, Magdalena and Anna Figas. 2011. OPTIMIZATION OF THE PROCESSES
OF STERILIZATION AND MICROPROPAGATION OF CUP PLANT (Silphium
perfoliatum L.) FROM APICAL EXPLANTS OF SEEDLINGS IN in vitro
CULTURES. ACTA AGROBOTANICA. Vol. 64. No.4 . Page 3–10.

G. JAWABAN PERTANYAAN
1. Mengapa harus dilakukan sterilisasi terlebih dahulu dalam pengerjaan praktikum atau
penelitian Mikrobiologi?

H. LAMPIRAN
LAPORAN PRAKTIKUM

MIKROBIOLOGI

ACARA 1 : Sterilisasi Alat

Disusun Oleh :

Kelompok 2 / Kelas 3B

Fachrul Ramdhan 162154031

Nilai Laporan Tanggal dan Paraf Asisten

LABORATORIUM MIKROBIOLOGI JURUSAN PENDIDIKAN BIOLOGI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SILIWANGI

2018
ACARA 1
STERILISASI ALAT

A. TUJUAN
Mengetahui dan memahami prinsip kerja sterilisasi alat, medium dan dapat melakukan
sterilisasi alat, medium dan melakukan kerja aseptis.

B. TINJAUAN PUSTAKA
Antony Van Leeuwenhoek (1632-1732) ialah orang yang pertama kalimengetahui adanya dunia
mikroorganismeitu. Dengan mikroskop ciptaannya ia dapatmelihat bentuk makhluk-makhluk
kecilyang sebelumnya itu tidak diduga samasekali keadaannya (Dwidjoseputro, 2005).
Praktek sterilisasi medium dan alat-alat secara umum dapat dilakukan secara fisik(misalnya
pemanasan, pembekuan, penge-ringan, liofilisasi, radiasi), secara kimiawi(misalnya antiseptik,
disinfektan), secara bio-logis (dengan antibiotika). Sterilisasi dengan antibiotika tidak umum
digunakan, tetapi lebih banyak digunakan untuk tujuan khemoterapi(pegobatan). Pemilihan
cara sterilisasi yangakan dipakai tergantung dari beberapa halmisalnya macam bahan dan alat
yangdisterilkan, ketahanan terhadap panas, dan bentuk bahan yang disterilkan (padat, cair,
atau berbentuk gas) (Waluyo, 2008).
Selama sterilisasi alat, media dan bahan perlu disterilkan. Media adalah susunan bahan. Media
adalah susunan bahan baik bahan alami (seperti tauge, kentang, daging, telur, worteldan
sebagainya) ataupun bahan buatan (berbentuk senyawa kimia, organik ataupunanorganik) yang
dipergunakan untuk pertumbuhan dan perkembangbiakan mikroba. Mikroorganisme
memanfaatkan nutrisi media berupa molekul-molekul kecil yang dirakit untuk menyusun
komponen sel. Dengan media pertumbuhan maka dapat dilakukan isolasi mikroorganisme
menjadi kultur murni dan jugamemanipulasi komposisi media pertumbuhannya (Hidayat ,
2006).
Autoklaf atau dikenal denganmetode sterilisasi panas basah biasanyasterilisasi yang
menggunakan bantuan alatautoklaf dengan tekanan bersaturasi.Berikut ini merupakan siklus
(cycle) yangakan menjamin proses sterilisasi di dalamautoklaf menjadi efektif: 3 menit
padasuhu 134 C ; 10 menit pada suhu 126 C ;15 menit pada suhu 121 C ; 25 menit pada suhu
115 C ( Zahid, 2010).
Pada praktikum ini digunakan sterilisasiuap bertekanan, sterilisasi uap bertekanan
menggunakan autoklaf. Autoklaf adalah sterilisasi untuk alat sterilisasi untuk alat danmedium
kultur jaringan. Alat-alat yang berupa glass ware maupun dissecting kit sebelumdigunakan
harus disterilkan dahulu. Demikian juga medium yang sudah dimasukkan ke
dalam botol medium harus disterilkan juga. Dengan pemanasan di dalam autoklaf maka bakteri
danmikrobia dapat mati akibat suhu yang tinggi (120˚C) dan tekanan uap air yang besar (1,5
kg/cm) selama 1 menit. Autoklaf mempunyaicara kerja yang hampir sama dengan alatmasak
pressure cooker, sebab alat inimerupakan sebuah bejana yang diisi air danditutup rapat-rapat.
Autoklaf ada yang modellistrik tetapi ada pula yang harus diletakkandiatas kompor gas. Jika
alat ini dipanaskan,maka akan terjadi uap air yang tidak dapatkeluar karena bejana tertutup
rapat, sehinggatekanan di dalam autoklaf naik sampaimelebihi tekanan normal. Kenaikan
tekananuap ini akan menyebabkan air mendidih di atas 100˚C. Apabila tekanan uap tidak diatur,
maka akan sampai bertambah tinggi. Oleh karena itu,tekanan perlu diatur sampai 1,5 kg/ cm.
Pada tekanan ini mikroba akan mati. Cara pengaturan tekanan uap dalam alat ini adalahdengan
mengatur katub yang terdapat padatutup autoklaf. Karena suhu akan naik sesuaidengan tekanan
uap yang dikehendaki katupakan membuka karena desakan uap. Dengandemikan tekanan akan
dapat dipertahankansebab sebagian uap keluar. Untuk memantautekanan uap dan suhu, autoklaf
dilengkapi denan manometer dan termometer (Sriyanti,2012).

C. SKEMA KERJA
Alat – alat : Cawan petri, tabung reaksi, tabung erlemeyer dan autoklaf
Bahan : Kapas, aquades, alumunium foil dan sampul coklat
1. Semua alat dari kaca yang akan digunakan dicuci menggunakan sabun dan dibilas air
mengalir samapai bersih selanjutnya dikeringkan
2. Setelah kering, untuk cawan petri dibungkus kertas sampul, tabung erlemeyer disumbat
kapas/alumunium foil/tutup karet. Tahapan ini dilakukan dengan tujuan mengurangu
kontaminan yang masuk ke cawan petri, tabung rekasi dan erlemeyer.
3. Semua alat yang telah siap disterilkan menggunakan autoklaf dan oven
4. Selain steilisasi alat dan media, pada prosedur kerja mikrobiologi dikenal dengan Teknik
aseptic yang bertujuan untuk mengurangi keberadaan mikroba kontaminan. Teknik aseptic
digunakan setiap akan melakukan pekerjaan yang berhubungan dengan mikroba seperti
menyemprot seuluruh bagian dalam LAF menggunakan alkohor 70%, memijarkan jarum
Ose ketika akan digunakan di atas lampu Bunsen, memutar cawan petri saat dibuk dan mulut
tabung reaksi saat dibuka sebelum atau sesudah digunakan di dekat lampu Bunsen.
D. HASIL PENGAMATAN

Tabung reaksi yang sudah dibersihkan oleh aquades kemudian di tutup dengan kapas.
Setelah itu diikat menjadi satu dan di bungkus oleh kain kasa.

Begitupun juga tabung erlemeyer yang sudah di bersihkan oleh aquades dan di tutup
alumunium foil dimasukan ke dalam autoklaf.

Cawan petri, tabung reaksi dan tabung erlemeyer setelah di sterilisasi yang masing-
masing membutuhkan waktu 15 menit di kelurakan dari autoklaf.

E. PEMBAHASAN
Proses pemusnahan bakteri yang terdapat pada peralatan praktikum yang akan
digunakan dengan menggunakan autoklaf. Prinsipnya adalah dengan cara
mengkoagulasi atau denaturasi protein penyusun tubuh mikroba sehingga dapat
membunuh mikroba. Biasanya menggunakan autoklaf dengan temperatur 121° C dan
tekanan seitar 2 atm. Lamanya sterilisasi tergantung pada volum dan jenis bahan yang
disterilkan. Air biasanya disterilkan selama 1 jam dan media selama 20–40 menit.
Sterilisasi yang terlalu lama dapat mengakibatkan penguraian gula, degradasi vitamin
dan asam amino, inaktivasi sitokinin zeatin riboside, dan perubahan pH yang
mengakibatkan depolimerisasi agar. Proses sterilisasi aquades menggunakan autoklaf
listrik lebih efektif jika digunakan wadah dengan volum 200–500 ml yang diisi 80%
volume, tutup dengan keras dan kencangkan dengan karet gelang. Waktu sterilisasi
selama 30 menit pada tekanan 1 atm. Apabila waktu sterilisasi aquades dan media telah
selesai, autoklaf tidak boleh diturunkan tekanannya secara mendadak, karena apabila
diturunkan mendadak cairan didalamnya akan mendidih dan bubbled up tau meluap.
Selain itu juga akan berdampak pada meluapnya cairan yang terdapat didalam tabung
reaksi dan erlenmeyer.

F. KESIMPULAN
Dalam pratikum ini dapat disimpulakn bahwa sterilisasi dilakukan sebelum
dialakukannya pratikum mikrobiologi itu sangat penting. Praktek sterilisasi medium
dan alat-alat secara umum dapat dilakukan secara fisik(misalnya pemanasan,
pembekuan, penge-ringan, liofilisasi, radiasi), secara kimiawi(misalnya antiseptik,
disinfektan), secara bio-logis (dengan antibiotika).

G. DAFTAR PUSTAKA
Hidayat, N, M. C. Padaga dan S. Suhartini. 2006. Mikrobiologi Industri
Yogyakarta: Andi Offset. Hendrayono, D.P dan Wijayani, A. 2012. Teknik Kultur Jaringan
Yogjakarta: Kanisius. Pelczar, M. J dan E. C. S. Chan. 2007. Dasar- Dasar Mikrobiologi
Jakarta: UIP-Press. Waluyo, L. 2008. Teknik Metode Dasar Mikrobiologi, Malang: UMM-
Press
Dwidjoseputro, D. 1998. Dasar-dasar Mikrobiologi, Jakarta
Zahid, M., 2010, Pemilihan Bahan Kimiayang Tepat Untuk Dekontaminasi Di Dalam
Laboratorium, Ulasan Ilmiah
Vita Melyani. 2018. Panduan Pratikum Mikrobiologi
H. JAWABAN PERTANYAAN
1. Mengapa harus dilakukan sterilisasi terlebih dahulu dalam pengerjaaan pratikum
atau penelitian mikrobiologi?

Jawab:
Sterilisasi dilakukan terhadap bahan dan alat sehingga terbebas dari kontaminasi
mikroorganisme lain. Sterilisasi perlu dilakukan karena kontaminasi mikroba lain akan
memberikan dampak yang tidak menguntungkan karena kontaminan meningkatkan
persaingan di dalam mengkonsumsi substrat sehingga akan mengurangi perolehan,
kontaminan dapat menghambat turbiditas sehingga dapat mengacaukan pengukuran
terhadap jumlah sel setiap saat, kontaminan dapat menghambat proses metabolisme sel
sehingga akan mengurangi perolehan

Anda mungkin juga menyukai