Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PRAKTIKUM

BIOLOGI SEL DAN MOLEKUL


MODUL IV
KUANTIFIKASI JUMLAH SEL DAN VOLUME SEL

DISUSUN OLEH:
NAMA : NURVITA
STAMBUK : G 401 17 002
KELOMPOK : II (DUA)
ASISTEN : NILUH SETIAWATI

LABORATORIUM BIODIVERSITY
JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN
ALAM
UNIVERSITAS TADULAKO
MEI, 2018
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kuantifikasi sel merupakan perhitungan jumlah sel maupun penentuan


massa sel yang ada di media kultur dalam satuan ukuran banyaknya sel per
militer suspensi. Metode ini digunakan untuk menghitung jumlah sel dalam
sebuah kultur dapat menggunakan alat spektrofotometerdan hemasitometer.
Spektrometer menghitung jumlah sel berdasarkan banyaknya cahaya yang
diabsorpsi oleh sel-sel kultur, sedangkan metode hemasitometer atau juga
disebut caunting chamber yaitu menghitung sel secara manual dibawah
mikroskop. Selain itu untuk menghitung jumlah sel-sel kultur tanaman,
spektrofotometer dan hemasitometer bisa digunakan untuk menghitung jumlah
sel mikroorganisme dan sel darah merah. Aplikasi dari kuantifikasi sel yaitu
seperti perhitungan sel darah manusia untuk mengetahui apakah sel darah pada
tubuh pasien normal atau tidak (Mikapin, 2012).

Perhitungan jumlah sel biasanya dilakukan pada organisme bersel


tunggal (misalnya bakteri), sedangkan penentuan massa sel biasanya dapat
dilakukan tidak hanya bagi organisme bersel tunggal tetapi juga bagi
organisme berfilamen (misalnya kapang). Ada berbagai macam cara untuk
menghitung jumlah sel, salah satunya dengan hitungan mikroskopis langsung
dengan menggunakan hemasitometer dan jumlah sel dapat ditentukan secara
langsung dengan bantuan mikroskop. Keuntungan metode ini ialah
pelaksaannya cepat dan tidak memerlukan banyak peralatan. Namun
kelemahannya ialah tidak dapat membedakan sel-sel hidup dan yang mati,
dengan perkataan lain hasil yang diperoleh ialah jumlah total sel yang ada
dalam populasi. Pada beberapa macam sel eukariotik, penambahan zat warna
tertentu (misalnya methleye 0,1%) pada sampel yang akan dihitung, dapat
membedakan sel hidup dan sel mati (Campbell, 2008).
Massa sel juga dapat ditentukan dengan beberapa metode. Salah satu
yang paling umum ialah mengukur kekeruhan suspensi sel. Cara lain ialah
mengukur berat kering sel di dalam suatu volume tertentu. Dalam penentuan
tersebut, sampel mula mula disentrifugasi atau disaring, lalu dibersihkan,
dikeringkan dan beratnya ditimbang (Campbell, 2008).

Berdasarkan uraian di atas, maka yang melatar belakangi pada praktikum


ini adalah menghitung jumlah sel dengan cara hitungan mikroskopis
menggunakan sebuah alat hemasitometer dan volume sel berdasarkan suatu
metode sentrifugasi.

B. Tujuan

Tujuan dari dilakukannya praktikum ini adalah untuk mengetahui dan


terampil dalam menghitung jumlah sel dengan metode hitungan mikroskopis
menggunakan hemasitometer dan menduga volume sel berdasarkan metode
sentrifugasi.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Kuantifikasi sel merupakan perhitungan jumlah sel maupun penentuan


massa sel yang ada di media kultur dalam satuan ukuran banyaknya sel per militer
suspensi. Metode ini digunakan untuk menghitung jumlah sel dalam sebuah kultur
dapat menggunakan alat spektrofotometerdan hemasitometer (Mikapin, 2012).

Hemasitometer adalah suatu alat yang dapat digunakan untuk melakukan


perhitungan sel secara cepat dan dapat digunakan untuk konsentrasi sel yang
rendah. Hemasitometer pada mulanya diperuntukkan untuk menghitung sel darah,
yang ditemukan oleh Louis Charles Malassez. Bentuknya terdiri dari 2 counting
chamber dan tiap chamber memiliki garis-garis mikroskopis pada permukaan
kaca. Luas total dari chamber adalah 9 mm2. Chamber tersebut nantinya akan
ditutup dengan coverslip dengan ketinggian 0.1 mm di atas chamber floor.
Penghitungan konsentrasi sel pada hemasitometer ini bergantung
pada volume dibawah coverslip. Pada chamber terdapat 9 kotak besar berukuran 1
mm2 dan kotak-kotak kecil, di mana satu kotak besar sama dengan 25 kotak kecil
sehingga satu kotak besar tersebut memiliki volume sebesar 0.0001 ml. Adapaun
kotak yang paling kecil berfungsi untuk mempermudah perhitungan sel.
Kelebihan perhitungan sel dengan menggunakan hemasitometer adalah dapat
menghitung jumlah sel yang hidup maupun yang mati, tergantung dari pewarna
yang digunakan. Misalnya, bila pewarna trypan blue dicampurkan ke dalam
larutan sel maka sel yang hidup tidak akan berwarna dan sel yang mati akan
berwarna biru. Kelebihan lainnya adalah morfologi sel dapat diamati, dapat
mengevaluasi homogenitas dan data mendeteksi kontaminasi (Mikapin, 2012).

Hemasitometer adalah perangkat awalnya dirancang untuk penghitungan


sel darah. Sekarang juga digunakan untuk menghitung jenis sel serta partikel
mikroskopis lainnya. Hemositometer ini ditemukan oleh Louis-Charles Malassez
dan terdiri dari tebal kaca slide mikroskop dengan lekukan persegi panjang yang
menciptakan sebuah kamar. Ruang ini diukir dengan laser-terukir grid garis tegak
lurus. Perangkat ini dibuat dengan hati-hati sehingga daerah yang dibatasi oleh
garis diketahui, dan kedalaman ruang ini juga diketahui. Oleh karena itu mungkin
untuk menghitung jumlah sel atau partikel dalam volume tertentu cairan, dan
dengan demikian menghitung konsentrasi sel dalam cairan secara keseluruhan
(Mikapin, 2012).

Hemasitometer Neubour memiliki kelemahan dan kelebihan dalam


penggunaannya dalam proses perhitungan bakteri secara langsug. Kelebihannnya
antara lain ialah cepat dalam menghasilkan data dan tak perlu menunggu lama,
serta datanya atau jumlah selnya langsung didapat pada saat itu juga setelah
menghitung menggunakan rumusnya dan menghemat biaya. Sedangkan
kelemahannya ialah tidak dapat membedakan antara sel yang mati dengan yang
hidup karena perhitungannya secara keseluruhan dan data yang dihasilkan tidak
akurat karena setiap pengamat memiliki mata yang berbeda-beda dan terdapat
keterbatasan dalam melihat serta menghitung sel yang ada dalam kamar
Hemasitometer Neubour. Sebaiknya menggunakan alat yang lebih canggih lagi
dalam perhitungan jumlah sel karena setiap peralatan elektronik memilki
kesensitifan yang tinggi dibandingkan dengan mata manusia, seperti alat particle
count (Mikapin, 2012).

Mikroorganisme adalah mikroba atau organisme yang berukuran sangat


kecil sehingga untuk mengamatinya diperlukan alat pembesar. Mikroorganisme
seringkali bersel tunggal meskipun beberapa protista bersel tunggal masih dapat
terlihat oleh mata telanjang dan ada beberapa spesies multisel yang tidak dapat
terlihat oleh mata telanjang. Mikroorganisme biasanya dianggap mencakup semua
prokariota, protista dan alga renik. Fungi terutama yang berukuran kecil dan tidak
membentuk hifa, dapat pula dianggap sebagai bagiannya meskipun banyak yang
tidak menyepakatinya (Sudjadi, 2005).

Dalam analisa mikrobiologi, menghitung jasad renik mikroorganisme


suatu sediaan, harus diperhitungkan sifat-sifat dari bahan yang akan diperiksa,
terutama: kelarutan, kemungkinan adanya zat anti mikroba, dan derajat
kontaminasi yang dperkirakan. Untuk mempermudah penghitungan koloni
diperlukan pengetahuan mengenai morfologi bakteri tersebut sehingga media
pertumbuhan yang akan digunakan sesuai dengan sifat bakteri tersebut. Ada 2
macam cara perhitungan jumlah mikroba/bakteri, yaitu perhitungan secara
langsung dan tidak langsung. Perhitungan jumlah mikroba secara langsung yaitu
jumlah mikroba dihitung secara keseluruhan, baik yang mati atau yang hidup
sedangkan perhitungan jumlah miroba secara tidak langsung yaitu jumlah
mikroba dihitung secara keseluruhan baik yang mati atau yang hidup atau hanya
untuk menentukan jumlah mikroba yang hidup saja (Volk, 1993).

Penentuan jumlah bakteri yang ada dalam suatu medium dapat


menggunakan beberapa cara meliputi jumlah bakteri secara keseluruhan (total cell
count). Pada cara tersebut dihitung semua bakteri yang ada dalam suatu medium
biakan baik yang hidup maupun yang mati. Jumlah bakteri yang hidup (viable
count). Cara tersebut menggambarkan jumlah sel yang hidup saja, sehingga lebih
tepat jika dibandingkan dengan cara sebelumnya. Namun metode hitung langsung
menggunakan Hemasitometer Neubour menggunakan cara total cell count (Lay,
1994).

Untuk menduga volume sel mikroba, caranya ialah 10 cc biakan cair


mikrobia disentrifuge dengan menggunakan sentrifuge yang biasa digunakan
untuk menentukan jumlah butir-butir darah. Kecapatan dan waktu sentrifugasi
harus diperhatikan. Setelah ditentukan volume mikrobia keseluruhan maka dapat
dipakai untuk menentukan jumlah sel-sel mikrobia tiap cc, yaitu dengan membagi
volume mikrobia keseluruhan dengan volume rata-rata tiap sel mikrobia
(Suriawiria, 1985).
BAB III
METODOLOGI

A. Waktu dan Tempat

Waktu dan tempat pelaksanaan praktikum ini adalah sebagai berikut:

Hari/Tanggal : Sabtu, 28 april 2018


Waktu : Pukul 13.00 WITA-Selesai
Tempat : Laboratorium Biodiversity Jurusan Biologi
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan
AlamUniversitas Tadulako

B. Alat dan Bahan


Alat dan bahan yang di gunakan pada praktikum ini adalah sebagai
berikut:
a. Alat
1. Hemasitometer
2. Kaca Objek
3. Kaca Penutup
4. Pipet Mikro dan Tip
5. Mikroskop
6. Tabung eppendorf
7. Sentrifuge

b. Bahan
1. Suspensi khamir yang telah di warnai dengan Methylene blue
2. Suspensi bakteri pada media Nutrien Agar.

A. Prosedur kerja
Prosedur kerja dalam kegiatan praktikum adalah sebagai berikut:

a. Menghitung jumlah sel


Permukaan hitung hemasitometer dibersihkan sertakaca penutup dibasahi
dengan kertas tisu yang mengandung alkohol 70%, kaca penutup diletakan
diatas permukaan, ujung pipet berbentuk v dengan suspesi khamir sebanyak
0,1%-0,5% ditaruh pada tepi kaca penutup hemasitometer lalu dibiarkan
ruang hemasitometerter penuhi dengan suspense khamir. Gunakan telunjuk
untuk mengatur aliran suspense untuk mencegah berbanjirinya bagian bawa
kaca penutup oleh aliran yang berlebihan. Usahakan agar tidak ada cairan
masuk diantara kaca penutup dan penyangga kaca penutup, hemasitometer
diletakkan diatas meja preparat mikroskop dengan hati-hati lalu diamati
dengan perbesaran lensa objektif berkekuatan rendah, dibagian tengah kotak
terdapat 25 kotak besar yang masing-masing terdiri dari 16 kotak kecil,
dengan demikian dalam kotak tengah tersebut terdapat 400 kotak kecil,
sistem perhitungan luas kotak kecil = 1/400 =0,0025 mm2,
tinggi/kedalaman = 0,1 mm, volume kotak kecil= 0,0025 mm2 x 0,1 mm=
0,00025 mm3, yang ingin diamati dalam n sel/ml, sehingga factor
kalibrasinya = 1000 mm3/0,00025 mm3= 1/0,25= 1/4.000.000 = 1/4X106.

b. Menduga volume sel


Satu ml suspense bakteri dimasukkan didalam tabung eppendorf, spin pada
kecepatan 800 rpm selama 1 menit, supernatant dipipet kembali dengan
hati-hati tanpa menyentuh pellet yang mengendap didasar tabung, volume
sel bakteri per ml dihitung dengan cara volume awal suspense – volume
supernatant.
BAB IV
HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil pengamatan
Hasil yang dapat diperoleh dari kegiatan praktikum adalah sebagai berikut:

No. Gambar Keterangan


1. Suspensi khamir Perbesaran :
10 x 10 = 100
1. Sel khamir
2. Hamasitometer

1 12
1

2. Suspensi khamir 1. Pellet


2. Supernatant

volume awal suspense = 1000


ml
volume supernatant = 990 ml

1 2
B. Analisa data
a. Jumlah sel
Pengamatan yang dilakukan pada sel khamir dengan menggunakan
hemasitometer. Pada kotak kecil pertama jumlah sel khamir terdapat 31,
pada kotak kecil kedua jumlah sel khamir terdapat 34, pada kotak kecil
ketiga terdapat 47, pada kotak kecil keempat terdapat 23, pada kotak kecil
kelima terdapat 38. Jadi jumlah keseluruhan sel khamir terdapat 173 sel
dengan dengan faktor kalibrasi 4 x 106. Didapat perhitungan sebagai
berikut:
173
Jumlah bakteri = x 4 x 106
5
= 8, 65 x 4 x 106
= 34, 6 x 106
= 3, 46 x 107 sel/ml.

b. Volume sel
Pengamatan suspense khamir yang diisi didalam tabung eppendorf,
kemudian diputar menggunakan sentrifuge (diganti spiner), didapatkan
volumeya sebesar 900.
Diketahui : volume awal suspense = 1000 ml
volume supernatant = 990 ml
Rumus menduga volume = volume suspense supernatant
= 1000 ml - 990 ml
= 10 ml
Jadi volume selnya adalah 10 ml.
C. Pembahasan
Alat yang digunakan dalam perhitungan sel yaitu hemasitometer.
Hemasitometer adalah metode perhitungan secara mikrokopis. Ruang hitung
terdiri dari 9 kotak besar dengan luas 1mm2. Satu kotak besar ditengah, dibagi
menjadi 25 kotak besar, dengan panjang 0,5 mm kotak besar tersebut dibagi
lagi menjadi 16 kotak kecil. Dengan demikian satu kotak besar tersebut berisi
400 kotak kecil. Tebal dari ruang hitung ini adalah 0,1 mm, sel yang
tersuspensi akan memenuhi volume ruang hitung tersebut sehingga jumlah
persatuannya dapat diketahui.

Pada percobaan sel khamir kita menggunakan hemasitometer pada kotak


kecil pertama jumlah sel khamir terdapat 31, pada kotak kecil kedua jumlah sel
khamir terdapat 34, pada kotak kecil ketiga terdapat 47, pada kotak kecil
keempat terdapat 23, pada kotak kecil kelima terdapat 38. Kemudian
dijumlahkan hingga mendapat hasil 173 sel, lalu dibagi lagi dengan 5 hasilnya
8,65. Dengan demikian kita dapat mengukur jumlah sel yaitu 8,65 x 4 x 106 dan
didapatkan 34,6 x 106 = 3,46 x 107 sel/ml .

Pada pengukuran ependorf diisi dengan suspense khamir, kemudian


diputar menggunakan sentrifuge (diganti spiner) selama 3 menit dengan
volume suspense awal sebanyak 1000 ml, kemudian sisanya yang tidak
terendapkan disebut supernatant. Ketika diukur kembali volume suspense sel
khamir dengan menggunakan tabung ependorf, didapat volumenya sebesar 10
ml kemudian dikurang antara suspense awal dengan jumlah yang sudah
didapatkan yaitu 1000 ml – 990 = 10 ml.

Dalam pengamatan ini kita juga menggunakan alat sentrifuge, yaitu alat yang
digunakan untuk memisahkan molekuler dari sel atau organel subseluler.
Pemisahan tersebut berdasarkan konsep bahwa partikel tersuspensi disebuah
wadah akan mengendap kedasar wadah karena dengan gaya gravitasi.
Sehingga laju pengendapan suatu partikel suspense tersebut dapat diatur
dengan meningkatkan atau menurunkan pengaruh gravitasi terhadap partikel.
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil praktikum yang telah dilakukan, maka dapat
disimpulkan:

1. Jumlah sel yang diamati yaitu kotak pertama berjumlah 31 sel, kotak
kedua berisi 34 sel, kotak ketiga berisi 47 sel, kotak keempat berisi 23 sel
dan kotak kelima berisi 38 sel. Kemudian dijumlahkan hingga mendapat
hasil 173, lalu dibagi lagi dengan 5 hasilnya 8,65.
2. Jumlah sel volume yang didapatkan pada pengamatan ini sebesar 10 ml
kemudian dijumlahkan antara suspense awal dengan jumlah yang sudah
didapatkan yaitu 1000 ml - 990 = 10 ml.

B. Saran
Pada setiap praktikum dibutuhkan ketelitian yang baik oleh praktikan
atau asisten laboratorium sehingga hasil yang dilakukan tidak terjadinya
kesalahan.
DAFTAR PUSTAKA

Campbell, Nail A. (2008). Biologi. Erlangga. Jakarta.

Lay B. (1994). Analisis Mikroba di Laboratorium. Raja Grafindo Persada. Jakarta.

Mikapin. (2012). Penghitungan Jumlah Mikroba Dengan Ruang Hitung. Artikel


Teknis Kimia. Jakarta

Nugroho, H. (2006). Biologi Dasar-Dasar. Erlangga. Jakarta.

Sudjadi, B. (2005). Biologi. Yudhistira. Jakarta:

Suriawiria, U. (1985). Pengantar Mikrobiologi Umum. Penerbit Angkasa.


Bandung.

Volk. (1993). Dasar-Dasar Mikrobiologi. Erlangga. Jakarta.


LEMBAR ASITENSI

NAMA : NURVITA
NIM : G 401 17 002
KELOMPOK : II (DUA)
ASISTEN : NILUH SETIAWATI

NO. HARI/TANGGAL KOREKSI PARAF

Anda mungkin juga menyukai