PENDAHULUAN
Metode kuadrat adalah salah satu metode analisis vegetasi berdasarkan suatu
luasan petak contoh. Kuadrat yang dimaksud dalam metode ini adalah suatu
ukuran luas yang diukur dengan satuan kuadrat seperti m², cm² dan lain-lain.
Bentuk petak contoh pada metode kuadrat pada dasarnya ada tiga macam
yaitu bentuk lingkaran, bentuk bujur sangkar dan bentuk empat persegi
panjang. Dari ketiga bentuk petak contoh ini masing-masing bentuk memiliki
kelebihan dan kekurangannya (Kusmana, 1997).
Transek adalah jalur sempit melintang lahan yang akan dipelajari/ diselidiki.
Tujuannya adalah untuk mengetahui hubungan perubahan vegetasi dan
perubahan lingkungan, atau untuk mengetahui jenis vegetasi yang ada di
suatu lahan secara cepat. Dalam hal ini, apabila vegetasi sederhana maka
garis yang digunakan semakin pendek. Untuk hutan, biasanya panjang garis
yang digunakan sekitar 50 m-100 m. sedangkan untuk vegetasi semak
belukar, garis yang digunakan cukup 5 m-10 m. Apabila metode ini
digunakan pada vegetasi yang lebih sederhana, maka garis yang digunakan
cukup 1 m (Ramazas, 2012).
TINJAUAN PUSTAKA
Metode kuadrat adalah salah satu metode analisis vegetasi berdasarkan suatu
luasan petak contoh. Kuadrat yang dimaksud dalam metode ini adalah suatu
ukuran luas yang diukur dengan satuan kuadrat seperti m², cm² dan lain-lain.
Bentuk petak contoh pada metode kuadrat pada dasarnya ada tiga macam yaitu
bentuk lingkaran, bentuk bujur sangkar dan bentuk empat persegi panjang. Dari
ketiga bentuk petak contoh ini masing-masing bentuk memiliki kelebihan dan
kekurangannya (Kusmana, 1997).
Teknik sampling kuadrat ini merupakan suatu teknik survey vegetasi yang sering
digunakan dalam semua tipe komunitas tumbuhan. Petak contoh yang dibuat
dalam teknik sampling ini bisa berupa petak tunggal atau beberapa petak. Petak
tunggal mungkin akan memberikan infornasi yang baik bila komunitas vegetasi
yang diteliti bersifat homogen. Adapun petak-petak contoh yang dibuat dapat
diletakkan secara random atau beraturan sesuai dengan prinsip-prinsip teknik
sampling (Kusmana, 1997).
Bentuk lingkaran akan lebih menguntungkan jika dapat dipakai untuk analisis
vegetasi herba yang bergerombol, karena ukuran dapat cepat diperluas dan teliti
dengan menggunakan seutas tali yang dikaitkan pada titik pusat lingkaran. Untuk
vegetasi herba rendah bentuk empat persegi panjang akan lebih efisien
dibandingkan dengan bentuk bujur sangkar pada ukuran yang sama. Hal ini
disebabkan karena kelompok tumbuhan cenderung akan tumbuh membentuk
lingkaran, sehingga bentuk petak contoh berbentuk empat persegi panjang akan
lebih banyak kemungkinannya untuk memotong kelompok tumbuhan
dibandingkan dengan bentuk bujur sangkar pada luasan yang sama, dengan
demikian jumlah jenis yang teramati akan lebih banyak (Kusmana, 1997).
Menurut Weaver dan Clements (1938), Metode kuadrat juga ada beberapa jenis:
b. Count atau list count quadrat: Metode ini dikerjakan dengan menghitung
jumlah spesies yang ada beberapa batang dari masing-masing spesies di dalam
petak. Jadi merupakan suatu daftar spesies yang ada di daerah yang diselidiki.
c. Cover quadrat (basal area kuadrat): Penutupan relatif dicatat, jadi persentase
tanah yang tertutup vegetasi. Metode ini digunakan untuk memperkirakan
berapa area (penutupan relatif) yang diperlukan tiap-tiap spesies dan berapa
total basal dari vegetasi di suatu daerah. Total basal dari vegetasi merupakan
penjumlahan basal area dari beberapa jenis tanaman.
Luas area tempat pengambilan contoh komunitas tumbuhan atau vegetasi sangat
bervariasi, tergantung pada bentuk atau struktur vegetasi tersebut. Yang perlu
diperhatikan dalam menentukan luas minimum yang dipakai adalah seluas papaun
percontohan diambil harus dapat menggambarkan bentuk vegetasi secara
keseluruhan. Percontohan yang diambil dianggap memadai apabila seluruh atau
sebagian besar jenis tumbuhan pembentuk vegetasi itu berada dalam vegetasi akan
didapatkan suatu luas terkecil yang dapat mewakili vegetasi, kecuali untuk hutan
tropika yang sangat sulit ditentukan luas terkecilnya. Luas terkecil yang dapat
mewakili karakteristik komunitas tumbuhan atau komunitas tumbuhan atau
vegetasi secara keseluruhan disebut luas minimum (Sucipto, 2008).
Dari luas minimum, kita dapat menentukan berapa ukuran transek yang
digunakan. Ukuran luas minimum yang biasa digunakan ialah 25 cm x 25 cm, 25
cm x 50 cm, 50 cm x 50 cm, 50 cm x 100 cm, dan 100 cm x 100 cm. Dari masing-
masing ukuran yang dibuat, dicatat semua jenis tumbuhan yang ditemukan.
Kemudian dimasukkan ke dalam tabel. Untuk mendapatkan luas minimum,
disusun sebuah grafik dari data yang diperoleh. Perlu dipahami bahwa luas
minimum berada saat garis mulai mendatar, atau kalau ada penambahan jumlah
jenis tidak melebihi 10% (Sucipto, 2008).
Menurut John (1939), Berikut langkah-langkah kerja jika anda akan melakukan
penelitian/ analisis vegetasi metode kudrat:
1) Menyebarkan 5 kuadrat ukuran 1 m2 secara acak di suatu vegetasi tertentu.
3) Melakukan perhitungan untuk mencari harga relatif dari setiap variabel untuk
setiap tumbuhan.
4) Melanjutkan perhitungan untuk mencari harga nilai penting dari setiap jenis
tumbuhan.
5) Menyusun harga nilai penting yang sudah diperoleh pada suatu tabel dengan
ketentuan bahwa tumbuhan yang nilai pentingnya tertinggi diletakkan pada
tempat teratas.
Transek adalah jalur sempit meintang lahan yang akan dipelajari/ diselidiki.
Metode Transek bertujuan untuk mengetahui hubungan perubahan vegetasi dan
perubahan lingkungan serta untuk mengetahui hubungan vegeterasi yang ada
disuatu lahan secara cepat (Odum, 1993).
METODOLOGI
Praktikum ini dilaksanakan pada Rabu 10 Maret 2019 pukul 15.30 WITA
Sampai Selesai. Bertempat di Laboratorium Biologi Sel dan Molekul Jurusan
Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas
Tadulako.
Alat yang digunakan pada praktikum ini adalah tali rafia, alat tulis, lebel
gatung, meteran, dan patok kayu. Bahan yang digunakan pada praktikum ini
adalah zat kimia yang dibutuhkan pada saat pembuatan herbarium
Adapun prosedur kerja pada praktikum ini adalah dipilih satu tipe vegetasi
yang akan dianalisa, kemudian ditentukan jumlah petak contoh yang akan
digunakan, setelah itu sebarkan petak-petak contoh yang digunakan secara
acak, kemudian dilakukan identifikasi terhadap jenis-jenis tumbuahn yang
belum diketahui nama ilmiahnya, serta dalam setiap petak contoh dicatat data
setiap jenis berdasarkan parameter kerapatan (densitas), frekuensi, dan
dominansi, setelah itu hitung dan bandingkan tingkat keanekaragaman jenis
tumbuhan yang tercuplik dalam suatu komunitas.
DAFTAR PUSTAKA
Weaver dan Clement. (1938). New York: London: McGraw-Hill Book Company
Will, inc.
Soerianegara 1988. Ekologi Hutan Indonesia. Bandung: Laboratorium Ekologi
Hutan Fakultas Kehutanan IPB.