Anda di halaman 1dari 10

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Metode kuadrat adalah salah satu metode analisis vegetasi berdasarkan suatu
luasan petak contoh. Kuadrat yang dimaksud dalam metode ini adalah suatu
ukuran luas yang diukur dengan satuan kuadrat seperti m², cm² dan lain-lain.
Bentuk petak contoh pada metode kuadrat pada dasarnya ada tiga macam
yaitu bentuk lingkaran, bentuk bujur sangkar dan bentuk empat persegi
panjang. Dari ketiga bentuk petak contoh ini masing-masing bentuk memiliki
kelebihan dan kekurangannya (Kusmana, 1997).

Transek adalah jalur sempit melintang lahan yang akan dipelajari/ diselidiki.
Tujuannya adalah untuk mengetahui hubungan perubahan vegetasi dan
perubahan lingkungan, atau untuk mengetahui jenis vegetasi yang ada di
suatu lahan secara cepat. Dalam hal ini, apabila vegetasi sederhana maka
garis yang digunakan semakin pendek. Untuk hutan, biasanya panjang garis
yang digunakan sekitar 50 m-100 m. sedangkan untuk vegetasi semak
belukar, garis yang digunakan cukup 5 m-10 m. Apabila metode ini
digunakan pada vegetasi yang lebih sederhana, maka garis yang digunakan
cukup 1 m (Ramazas, 2012).

Berdasarkan uraian diatas, maka yang melatarbelakangi dilakukannya


praktikum ini adalah kurangnya pengetahuan tentang cara menentukan
struktur dan komposisi jenis pada suatu komunitas, mengamati penyebaran
suatu jenis dalam suatu komunitas, serta membandingkan tingkat
keanekaragaman jenis dan kemiripan vegetasi antar komunitas dengan
metode kuadrat dan metode jalur (transek).
1.2 Tujuan

Tujuan dilakukannya praktikum ini adalah untuk mengetahui cara


menentukan struktur dan komposisi jenis pada suatu komunitas, mengamati
penyebaran suatu jenis dalam suatu komunitas, serta membandingkan tingkat
keanekaragaman jenis dan kemiripan vegetasi antar komunitas metode
kuadrat dan metode jalur (transek).
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Metode kuadrat adalah salah satu metode analisis vegetasi berdasarkan suatu
luasan petak contoh. Kuadrat yang dimaksud dalam metode ini adalah suatu
ukuran luas yang diukur dengan satuan kuadrat seperti m², cm² dan lain-lain.
Bentuk petak contoh pada metode kuadrat pada dasarnya ada tiga macam yaitu
bentuk lingkaran, bentuk bujur sangkar dan bentuk empat persegi panjang. Dari
ketiga bentuk petak contoh ini masing-masing bentuk memiliki kelebihan dan
kekurangannya (Kusmana, 1997).

Vegetasi merupakan kumpulan tumbuh-tumbuhan, biasanya terdiri dari beberapa


jenis yang hidup bersama-sama pada suatu tempat. Vegetasi di tempat tersebut
mempunyai variasi yang berbeda antara vegetasi satu dengan vegetasi yang lain.
Dengan adanya variasi yang dimiliki oleh suatu vegetasi akan menudukung suatu
kehidupan organisme tertentu. Oleh karena itu, untuk menganalisis suatu vegetasi
dalam area tertentu dengan menggunakan variabel kerimbunan, kerapatan, dan
frekuensi, maka dilakukan analisis vegetasi menggunakan metode kuadrat (Syafei,
1990).

Analisis vegetasi merupakan cara yang dilakukan untuk mengetahui seberapa


besar sebaran berbagai spesies dalam suatu area melaui pengamatan langsung.
Analisis vegetasi dilakukan dengan membuat plot dan mengamati morfologi serta
identifikasi vegetasi yang ada. Kehadiran vegetasi pada suatu landscape akan
memberikan dampak positif bagi keseimbangan ekosistem dalam skala yang lebih
luas. Secara umum peranan vegetasi dalam suatu ekosistem terkait dengan
pengaturan keseimbangan karbon dioksida dan oksigen dalam udara, perbaikan
sifat fisik, kimia dan biologis tanah, pengaturan tata air tanah dan lain-lain.
Meskipun secara umum kehadiran vegetasi pada suatu area memberikan dampak
positif, tetapi pengaruhnya bervariasi tergantung pada struktur dan komposisi
vegetasi yang tumbuh pada daerah itu. Pada umumnya analisis vegetasi dibedakan
atas analisis vegetasi kualitatif dan kuantitatif (Syafei, 1990).

Komposisi dan struktur komunitas tumbuhan secara kualitatif dan dapat di


deskripsikan dengan observasi visual tanpa sampling khusus serta pengukuran.
Studi analisi vegetasi kualitatif meliputi perhitungan secara stratifikasi, aspeksi,
sosiabilitas, floristik, dan bentuk hidup (Syafei, 1990)
Dalam analisis ini diperlukan suatu perkiraan atau estimasi. Hal tersebut dapat
dibuat dengan observasi spesies tumbuhan pada tempat berbeda dalam habitat.
Beberapa metode yang sering digunakan adalah metode kuadrat, metode lop,
metode titik, dan metode transek. Dengan informasi kuantitatif tentang struktur
dan komposisi suatu komunitas tumbuhan, komunitas vegetasi dikelompokkan
menjadi vegetasi iklim dan vegetasi tanah yang berhubungan erat dan pada tiap-
tiap tempat mempunyai keseimbangan yang spesifik (Kusmana, 2009).

Teknik sampling kuadrat ini merupakan suatu teknik survey vegetasi yang sering
digunakan dalam semua tipe komunitas tumbuhan. Petak contoh yang dibuat
dalam teknik sampling ini bisa berupa petak tunggal atau beberapa petak. Petak
tunggal mungkin akan memberikan infornasi yang baik bila komunitas vegetasi
yang diteliti bersifat homogen. Adapun petak-petak contoh yang dibuat dapat
diletakkan secara random atau beraturan sesuai dengan prinsip-prinsip teknik
sampling (Kusmana, 1997).

Bentuk lingkaran akan lebih menguntungkan jika dapat dipakai untuk analisis
vegetasi herba yang bergerombol, karena ukuran dapat cepat diperluas dan teliti
dengan menggunakan seutas tali yang dikaitkan pada titik pusat lingkaran. Untuk
vegetasi herba rendah bentuk empat persegi panjang akan lebih efisien
dibandingkan dengan bentuk bujur sangkar pada ukuran yang sama. Hal ini
disebabkan karena kelompok tumbuhan cenderung akan tumbuh membentuk
lingkaran, sehingga bentuk petak contoh berbentuk empat persegi panjang akan
lebih banyak kemungkinannya untuk memotong kelompok tumbuhan
dibandingkan dengan bentuk bujur sangkar pada luasan yang sama, dengan
demikian jumlah jenis yang teramati akan lebih banyak (Kusmana, 1997).
Menurut Weaver dan Clements (1938), Metode kuadrat juga ada beberapa jenis:

a. Liat quadrat: Spesies di luar petak sampel dicatat.

b. Count atau list count quadrat: Metode ini dikerjakan dengan menghitung
jumlah spesies yang ada beberapa batang dari masing-masing spesies di dalam
petak. Jadi merupakan suatu daftar spesies yang ada di daerah yang diselidiki.

c. Cover quadrat (basal area kuadrat): Penutupan relatif dicatat, jadi persentase
tanah yang tertutup vegetasi. Metode ini digunakan untuk memperkirakan
berapa area (penutupan relatif) yang diperlukan tiap-tiap spesies dan berapa
total basal dari vegetasi di suatu daerah. Total basal dari vegetasi merupakan
penjumlahan basal area dari beberapa jenis tanaman.

d. Chart quadrat: Penggambaran letak atau bentuk tumbuhan disebut Pantograf.


Metode ini terutama berguna dalam mereproduksi secara tepat tepi-tepi
vegetasi dan menentukan letak tiap-tiap spesies yang vegetasinya tidak begitu
rapat. Alat yang digunakan pantograf dan planimeter. Pantograf dilengkapi
dengan lengan pantograf. Planimeter merupakan alat yang dipakai dalam
pantograf yaitu alat otomatis mencatat ukuran suatu luas bila batas-batasnya
diikuti dengan jarumnya.

Luas area tempat pengambilan contoh komunitas tumbuhan atau vegetasi sangat
bervariasi, tergantung pada bentuk atau struktur vegetasi tersebut. Yang perlu
diperhatikan dalam menentukan luas minimum yang dipakai adalah seluas papaun
percontohan diambil harus dapat menggambarkan bentuk vegetasi secara
keseluruhan. Percontohan yang diambil dianggap memadai apabila seluruh atau
sebagian besar jenis tumbuhan pembentuk vegetasi itu berada dalam vegetasi akan
didapatkan suatu luas terkecil yang dapat mewakili vegetasi, kecuali untuk hutan
tropika yang sangat sulit ditentukan luas terkecilnya. Luas terkecil yang dapat
mewakili karakteristik komunitas tumbuhan atau komunitas tumbuhan atau
vegetasi secara keseluruhan disebut luas minimum (Sucipto, 2008).
Dari luas minimum, kita dapat menentukan berapa ukuran transek yang
digunakan. Ukuran luas minimum yang biasa digunakan ialah 25 cm x 25 cm, 25
cm x 50 cm, 50 cm x 50 cm, 50 cm x 100 cm, dan 100 cm x 100 cm. Dari masing-
masing ukuran yang dibuat, dicatat semua jenis tumbuhan yang ditemukan.
Kemudian dimasukkan ke dalam tabel. Untuk mendapatkan luas minimum,
disusun sebuah grafik dari data yang diperoleh. Perlu dipahami bahwa luas
minimum berada saat garis mulai mendatar, atau kalau ada penambahan jumlah
jenis tidak melebihi 10% (Sucipto, 2008).

Menurut John (1939), Berikut langkah-langkah kerja jika anda akan melakukan
penelitian/ analisis vegetasi metode kudrat:
1) Menyebarkan 5 kuadrat ukuran 1 m2 secara acak di suatu vegetasi tertentu.

2) Melakukan analisis vegetasi berdasarkan variabel-variabel kerapatan,


kerimbunan, dan frekuensi.

3) Melakukan perhitungan untuk mencari harga relatif dari setiap variabel untuk
setiap tumbuhan.

4) Melanjutkan perhitungan untuk mencari harga nilai penting dari setiap jenis
tumbuhan.

5) Menyusun harga nilai penting yang sudah diperoleh pada suatu tabel dengan
ketentuan bahwa tumbuhan yang nilai pentingnya tertinggi diletakkan pada
tempat teratas.

6) Memberi nama vegetasi yang telah digunakan berdasarkan 2 jenis / spesies


yang memiliki nilai penting terbesar.

Transek merupakan garis sampling yang ditarik menyilang pada sebuah


bentukkan atau beberapa bentukan. Transek juga dapat dipakai dalam studi
altituide dan mengetahui perubahan komunitas yang ada (Heddy, 1996).

Transek adalah jalur sempit meintang lahan yang akan dipelajari/ diselidiki.
Metode Transek bertujuan untuk mengetahui hubungan perubahan vegetasi dan
perubahan lingkungan serta untuk mengetahui hubungan vegeterasi yang ada
disuatu lahan secara cepat (Odum, 1993).

Pada metode garis ini, sistem analisis melalui variable-variabel kerapatan,


kerimbunan, dan frekuensi yang selanjutnya menentukan INP (indeks nilai
penting) yang akan digunakan untuk memberi nama sebuah vegetasi. Kerapatan
dinyatakan sebagai jumlah individu sejenis yang terlewati oleh garis. Kerimbunan
ditentukan berdasarkan panjang garis yang tertutup oleh individu tumbuhan, dan
dapat merupakan presentase perbandingan panjang penutupan garis yang terlewat
oleh individu tumbuhan terhadap garis yang dibuat (Syafei, 1990). Frekuensi
diperoleh berdasarkan kekerapan suatu spesies yang ditemukan pada setiap garis
yang disebar (Ali, 2008)
1. Line transect (transek garis)
Dalam metode ini garis – garis merupakan petak contoh (plot). Tanaman yang
berada tepat pada garis dicatat jenisnya dan beberapa kali dijumpai.
2. Belt transect (transek sabuk)
Belt transect merupakan jalur vegetasi yang lebar nya sama dan sangat
panjang. Lebar jalur ditentukan oleh sifat – sifat vegetasinya untuk menunjukan
bagan yang sebenarnya. Lebar jalur untuk hutan antara 1-10 m, transek 1 m
digunakan jika semak dan tunas dibawah dilakukan, tetap apabila hanya pohon-
pohonnya yang dewasa di petakkan itu merupakan transek yang baik 10 m.
Panjang transek tergantung pada tujuan penelitian, dimana setiap segmennya
dipelajari vegetasinya (Soerianegara, 1998).

Untuk mengetahui keanekaragaman vegetasi di areal hutan dapat digunakan


indeks Shannon_Wienner. Formula yang digunakan untuk melihat indeks
keragaman Shannon_Wienner adalah:
D = - ∑ Pi ( Log e Pi)
I =1
D = Indeks Shannon_Wienner
Pi = Kelimpahan relatif dari spesies ke-I
Pi2 = (Ni/Nt) 2
Ni = Jumlah individu spesies ke-I
Nt = Jumlah total untuk semua individu
Hasil pengolahan data selanjutnya dianalisis secara deskriptif. Nilai kerapatan,
Kerapatan Relatif, Frekuensi, Frekuensi Relatif, Dominasi, Dominasi Relatif, dan
Indeks Shannon_Wienner dimaknai dengan mengkaitkannya terhadap pengolahan
dan kelesterian hasil hutan (Michael, 1997).
BAB III

METODOLOGI

3.1 Waktu dan Tempat

Praktikum ini dilaksanakan pada Rabu 10 Maret 2019 pukul 15.30 WITA
Sampai Selesai. Bertempat di Laboratorium Biologi Sel dan Molekul Jurusan
Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas
Tadulako.

3.2 Alat dan Bahan

Alat yang digunakan pada praktikum ini adalah tali rafia, alat tulis, lebel
gatung, meteran, dan patok kayu. Bahan yang digunakan pada praktikum ini
adalah zat kimia yang dibutuhkan pada saat pembuatan herbarium

3.3 Prosedur Kerja

Adapun prosedur kerja pada praktikum ini adalah dipilih satu tipe vegetasi
yang akan dianalisa, kemudian ditentukan jumlah petak contoh yang akan
digunakan, setelah itu sebarkan petak-petak contoh yang digunakan secara
acak, kemudian dilakukan identifikasi terhadap jenis-jenis tumbuahn yang
belum diketahui nama ilmiahnya, serta dalam setiap petak contoh dicatat data
setiap jenis berdasarkan parameter kerapatan (densitas), frekuensi, dan
dominansi, setelah itu hitung dan bandingkan tingkat keanekaragaman jenis
tumbuhan yang tercuplik dalam suatu komunitas.
DAFTAR PUSTAKA

Ali, I.(2008). Analisis Vegetasi 1. (online). (http://iqbalali.wordpress.com, diakses


29 Desember 2014)
Heddy, S dan Kurniati, M. 1996. Prinsip-prinsip Dasar Ekologi. Jakarta: Raja
Grafindo Persada.
John, E. (1938). Plant Ecology. New York: London: McGraw-Hill Book
Company, inc.
Kusmana. (1997). Metode Survey Vegetasi. Bogor: PT. Institut Pertanian Bogor.

Marsono, D. (1977). Deskripsi Vegetasi dan Tipe-tipe Vegetasi Tropika.


Yogyakarta: Yayasan Pembina Fakultas Kehutanan. Universitas Gadjah
Mada.

Michael, P. 1997. Metode Ekologi Untuk Penyelidikan Ladang dan


Laboratorium.Jakarta: UI-Press.
Odum, E.P. 1998. Dasar-Dasar Ekologi. Jakarta: UGMP
Oosting. 1956. The Study Of Plant Community. London: Freeman and Company
Ramzahas. 2012. Analisa Vegetasi. (online). (http://www.nakertrans.go. id/
statistik_trans /INFO%20 lainnya/A.php, diakses 29 Desember 2014)
Sucipto. (2006). Ekologi Hutan. Bandar Lampung: PT. Bumi Aksara.

Syafei, E. (1990). Pengantar Ekologi Tumbuhan. Bandung: ITB.

Weaver dan Clement. (1938). New York: London: McGraw-Hill Book Company
Will, inc.
Soerianegara 1988. Ekologi Hutan Indonesia. Bandung: Laboratorium Ekologi
Hutan Fakultas Kehutanan IPB.

Anda mungkin juga menyukai