Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PRAKTIKUM

EKOLOGI TUMBUHAN
MODUL I
PERSAINGAN ANTARA TANAMAN SESAMA JENIS (INTRA
SPESIFIC)

DISUSUN OLEH:

NAMA : TUHO NISMAN LAIA


NIM : G 401 17 005
KELOMPOK : II (DUA)
ASISTEN : BOBY AGY WIJAYA

LABORATORIUM BIOSISTEMATIKA TUMBUHAN


JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN
ALAM
UNIVERSITAS TADULAKO

MARET, 2019
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kompetisi merupakan suatu peristiwa yang sangat umum dan sering terjadi
dalam kehidupan sehari – hari tanaman. Pada kondisi lapangan, kompetisi
biasanya mulai terjadi setelah tanaman mencapai pertumbuhan tingkat
tertentu dan kemudian semakin keras dengan pertambahan ukuran tanaman
dan umur. Dengan makin lanjut pertumbuhan tanaman, tajuknya semakin
rimbun dan sistem perakarannya semakin padat sehingga tanaman – tanaman
yang tumbuh berdekatan terjadi kompetisi (Mimbar, 1999).

Di alam, organisme tidak hidup sendirian tetapi berdampingan dan saling


berinteraksi dengan organisme yang lainnya. Begitupun yang terjadi terhadap
tumbuhan, interaksi ini bisa terjadi antara tumbuhan yang sejenis ataupun
tidak sejenis. Interaksi yang terjadi antara organisme-organisme tersebut
dapat bersifat positif-positif, positif-netral, positif-negatif, netral-netral, dan
negatif- negatif. Salah satu bentuk interaksi yang terjadi antar tumbuhan atau
organisme lain adalah kompetisi. Kompetisi tersebut dapat berbentuk
perebutan sumber daya yang terbatas (resource competition) atau saling
menyakiti antar indifidu yang sejenis dengan kekuatan fisik (interference
competition). Salah satu jenis kompetisi adalah kompetisi intraspesifik yang
adalah kompetisi yang terjadi antara individu sejenis (Wirakusumah, 2003).

Berdasarkan uraian di atas, maka yang melatarbelakangi dilakukannya


praktikum ini adalah kurangnya pengetahuan tentang proses persaingan antar
sesama jenis (Intra Spesific) tanaman dalam suatu ekosistem.
1.2 Tujuan

Tujuan dilakukannya praktikum ini adalah untuk mengetahui pengaruh jarak


tanam (kerapatan tanaman) terhadap laju pertumbuhan tinggi tanaman.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Organisme hidup di alam tidak berdiri sendiri-sendiri atau tidak hidup


sendiri-sendiri, melainkan menjadi satu kumpulan individu -individu
yang menempati suatu tempat tertentu, sehingga antar organisme dapat terjadi
interaksi. Interaksi-interaksi yang terjadi dapat merupakan interaksi antar
individu dari spesies yang sama, dapat juga merupakan interaksi antar
individu dari spesies yang berbeda (Indralaya, 2013).

Interaksi yang terjadi antar spesies anggota populasi akan mempengaruhi kondisi
populasi mengingat keaktifan atau tindakan individu mempengaruhi kecepatan
pertumbuhan ataupun kehidupan populasi. Dari segi pertumbuhan atau kehidupan
populasi, interaksi antar spesies anggota populasi merupakan interaksi yang
positip, negatif, atau nol.(Indralaya, 2013).

Menurut Irwan (2007), ada beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya


hubungan sesama tanaman yaitu:
1. Adanya kompetisi yang disebabkan kekurangan sumber energy atau sumber
daya lainnya yang terbatas seperti sinar matahari, unsur hara, dan air.
Kompetisi ini disebut juga alelospoli

2. Tumbuhan tertentu baik masih hidup atau sudah mati menghasilkan senyawa
kimia yang dapat mempengaruhi tumbuhan lain. Senyawa kimia tersebut
disebut allelopati.

3. Adanya pengaruh baik fisik maupun maupun biologis lingkungan yang dap[at
mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan jenis-jenis tumbuhan yang
bertindak sebagai tuan rumah atau inang.
Kompetisi adalah interakksi antar individu yang muncul akibat kesamaan
kebutuhan akan sumberdaya yang bersifat terbatas, sehingga membatasi
kemampuan bertahan (survival), pertumbuhan dan reproduksi individu penyaing
(Begon et al .1990). Kompetisi juga dapat didefenisikan sebagai salah satu bentuk
interaksi antar tumbuhan yang saling memperebutkan sumber daya alam yang
tersedia terbatas pada lahan dan waktu sama yang menimbulkan dampak negatif
terhadap pertumbuhan dan hasil salah satu jenis tumbuhan atau lebih (Irwan,
2007).

Kompetisi atau persaingan di alam dapat terjadi antara individu-individu dalam


satu jenis (intraspesifik) ataupun dari jenis yang berbeda (interspesifik).
Persaingan tersebut terjadi karena individu-individu mempunyai kebutuhan yang
sama terhadap faktor-faktor yang tersedia dalam jumlah yang terbatas di dalam
lingkungan seperti tempat hidup, cahaya, air dan sebagainya (Indralaya, 2013).

Salah satu faktor yang menyebabkan terjadinya persaingan atau kompetisi dalam
suatu ekosistem adalah cahaya dan makanan. Cahaya harus diperebutkan dengan
pemerolehan energi dan menjaga agar individu-individu lain tidak
menggunakan atau berusaha mendapatkan sumber itu. Makanan merupakan
sumber yang paling banyak diperebutkan dengan cara menyingkirkan
individu-individu dari suplai sumber, pengambilan secara tepat atau
kemampuan untuk mempertahankan persediaan makanan yang sedikit
(Naughton,1998).

Kompetisi intraspesifik dapat menghasilkan penyesuaian keseimbangan oleh dua


spesies atau dari satu populasi menggantikan yang lain. Persaingan terjadi bila
kedua individu mempunyai kebutuhan sarana pertumbuhan yang sama sedangkan
lingkungan tidak menydiakan kebutuhan sarana pertumbuhan yang sama
sedangkan lingkungan tidak menyediakan kebutuhan tersebut dalam jumlah yang
cukup. Persaingan ini akan berakibat negatif atau menghambat pertumbuhan
individu – individu yang terlibat (Campbell, 2002).
Dalam sistem budidaya tanaman, terjadinya kompetisi intra spesifik antar tanaman
sangatlah diperhatikan dalam mengatur proses penanaman. Pengaturan jarak
tanam yang tepat dapat dijadikan solusi dalam proses penanaman. Pengaturan
jarak tanam yang sesuai maka akan menekan kompetisi yang keras antar tanaman,
terlebih pada penanaman dengan spesies yang sama. Selain itu, dengan jarak
tanam yang sesuai unsur hara yang terserap oleh tanaman akan seimbang, jadi
hasil yang didapatkan akan seragam (Irwan,2007).
BAB III

METODE PRAKTIKUM

3.1 Waktu dan Tempat


Praktikum ini dilaksanakan pada Rabu 13 Maret 2019 pukul 07.30 WITA
Sampai Selesai. Bertempat di Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam Universitas Tadulako, Palu.

3.2 Alat dan Bahan


Alat yang digunakan pada praktikum ini adalah polyback, cawan, pot/ember
plastik, kertas milimeter, ember, dan mistar. Bahan yang digunakan pada
praktikum ini adalah biji jagung (Zeamays L.)

3.3 Prosedur Kerja


Adapun prosedur kerja pada praktikum ini adalah beberapa plot plastik yang
sudah berisi tanaman disediakan secukupnya, biji jagung yang masih baik
dipilih kemudian direndam dalam air selama satu jam, biji-biji tersebut
ditanam ke dalam plot plastik yang berbeda dan diatur sedemikian rupa
sehingga dalam percobaan ini terdapat beberapa perlakuan sebagai berikut:
plot nomor 1 ditanam dengan 1 bijijagung atau kacang tanah, plot nomor 2
ditanam dengan 2 biji jagung atau kacang tanah, plot nomor 4 ditanam
dengan 6 biji jagung atau biji kacang tanah, plot nomor 5 ditanam dengan 8
biji jagung atau kacang tanah, setiap perlakuan dilakukan dengan 3 kali
ulangan. Setiap cadangan sediakan beberapa pot yang ditanamjenis yang
sama untuk penyulaman apabila selama percobaan ada tanaman yang mati.
Penyiraman dilakukan setiap hari. Pengamatan dilakukan setiap minggu dan
diukur tinggi tanamnya dengan kertas milimeter sampai tanaman berukuran 4
minggu. Tinggi tanaman yang berbeda, dibandingkan pada setiap jenis
tersebut. Dibuat grafik pertumbuhan untuk masing-masing pot besaran pada
sumbu X dinyatakan dalam waktu (minggu) dan pada sumbu Y dinyatakan
dengan LPT (Laju Pertumbuhan Tanaman).
BAB IV
HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil Pengamatan


Hasil pengamatan yang didapatkan pada praktikum ini adalah sebagai berikut

Minggu Tinggi kacang tanah (cm)


Ke -
Pot 1 Pot 2 Pot 3 Pot 4 Pot 5
1 15 14,5 14,5 12 12,5
14,3 14,3 12,3 11,3
13 13 12
13,5 11 11,5
12 10
13,5 11,5
10
11

Rata-rata 15 14,4 13,8 12,3 11,2

2 25 24 23 21
25 24 20
24 23 22
22 24 19
21 20
23 21
22 18,5
24 20
Rata-rata 25 24,2 23,2 22,8 20,1

3 38 37 35 35 29
37,4 36 33 33
35 34 32
37 32 34
34 30
32 28
32
31

Rata-rata 38 37,2 36,2 33,3 31,1


4.2 Pembahasan

Kompetisi juga dapat didefenisikan sebagai salah satu bentuk interaksi antar
tumbuhan yang saling memperebutkan sumber daya alam yang tersedia
terbatas pada lahan dan waktu sama yang menimbulkan dampak negatif
terhadap pertumbuhan dan hasil salah satu jenis tumbuhan atau lebih
(Kastono,2005).

Pada praktikum ini diamati pertumbuhan kacang tanah yang di tanam pada 5
media polybag dengan jumlah benih yang berbeda pada setiap polybag dan
dengan perlakuan yang sama dimulai dari jumlah intensitas cahaya dan
unsur hara air dan mineral setiap harinya. Pada pengamatan minggu pertama
pada pot 1, tinggi tanaman 15 cm, pot 2 tinggi tanaman 14,5 cm dan 14,3
cm, pot 3 tinggi tanaman 14,5 cm, 14,3 cm, 13 cm dan 13,5 cm, pot 4 tinggi
tanaman 12 cm, 12,3 cm, 13 cm, 11 cm, 12 cm dan 13,5 cm, pot 5 tinggi
tanaman 12,5 cm, 11,3 cm, 12 cm, 11,5 cm, 10 cm, 11,5 cm, 10 cm dan 11
cm. Pengamatan minggu kedua tinggi tanaman pot 1 25 cm, pot 2 tinggi
tanaman 24,5 cm dan 14,3 cm, pot 3 tinggi tanaman 23 cm, 24 cm, 24 cm
dan 22 cm, pot 4 tinggi tanaman 23 cm, 24 cm, 21 cm, 23 cm, 22 cm dan 24
cm, pot 5 tinggi tanaman 21 cm, 20 cm, 22 cm, 19 cm, 20 cm, 21 cm, 18,5
cm dan 20 cm. Pengamatan minggu ketiga pada pot 1 tinggi tanaman 38 cm,
pot 2 tinggi tanaman 37 cm dan 37,4 cm, pot 3 tinggi tanaman 35 cm, 36
cm, 35 cm dan 37 cm, pot 4 tinggi tanaman 35 cm, 33 cm, 34 cm, 32 cm, 34
cm dan 32 cm, pot 5 tinggi tanaman 29 cm, 33 cm, 32 cm, 34 cm, 30 cm, 28
cm, 32 cm dan 31 cm. Berdasarkan pengamatan dari data yang didapatkan,
semakin banyak jumlah tanaman kacang tanah dalam polybag, tingkat
kesuburan serta biomasa dari tiap tanaman dalam polybag semakin menurun
dan rendah. Jumlah individu yang berjumlah 8 pada polybag plot 5
menyebabkan pertumbuhan tinggi masing-masing tanaman kacang tanah
terhambat. Berdasarkan pengamatan polybag pot 1 yang ditanami satu
individu, benih tumbuh subur dan memiliki tinggi yang maksimum. Hal ini
menunjukkan tingkat penyerapan nutrisi oleh tanaman pada polybag pot 1
lebih tinggi dibandingkan pot 5, dengan demikian pertumbuhan tanaman
pada pot 5 lebih terhambat dibandingkan pot 1. Pada beberapa polybag,
tanaman sampai mengalami kematian akibat tidak dapat berkompetisi
dengan antarspesiesnya.
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Kesimpulan dari praktikum ini adalah kompetisi intra spesifik merupakan
interaksi antar individu yang sejenis yang muncul akibat kesamaan
kebutuhan akan sumber daya yang bersifat terbatas, sehingga membatasi
kemampuan bertahan (survival), pertumbuhan dan reproduksi individu
lain.

Pada praktikum ini didapatkan data yang berbeda pada tiap pot dan tiap
minggunya. Pada minggu pertama dalam pot 1 memiliki rata-rata 15 cm,
pot 2 memiliki rata-rata 14,4 cm, pot 3 memiliki rata-rata 13,8 cm, pot 4
memiliki rata-rata 12,3 cm dan pot 5 memiliki rata-rata 11,2 cm. Pada
minggu kedua dalam pot 1 memiliki rata-rata 25 cm, pot 2 memiliki rata-
rata 24,2 cm pot 3 memiliki rata-rata 23,2 cm, pot 4 memiliki rata-rata
22,8 cm dan pot 5 memiliki rata-rata 20,1 cm. Pada minggu ketiga dalam
pot 1 memiliki rata-rata 38 cm, pot 2 memiliki rata-rata 37,2 cm pot 3
memiliki rata-rata 36,2 cm, pot 4 memiliki rata-rata 33,3 cm dan pot 5
memiliki rata-rata 31,1 cm. Dari data ini juga dapat disimpulkan cepat
atau lambatnya perkecambahan pada tanaman serta pertumbuhan tanaman
juga dapat dipengaruhi terhadap menang atau tidaknya suatu tanaman
dalam berkompetisi meskipun kedua individu tersebut memiliki spesies
yang sama.

5.2 Saran

Saran pada praktikum ini adalah Sebaiknya praktikan lebih teliti dalam
melakukan pengukuran agar hasil yang ingin dicapai dari praktikum dapat
diperoleh dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA

Indralaya. 2013. Ekologi Hutan. Bumi Aksara: Jakarta

Irwan, D. 2007. Jenis interaksi intraspesifik dan interspesifik pada tiga jenis
kuntul saat mencari makan di sekitar cagar alam Pulau Dua Serang, Propinsi
Banten. Jurnal Biodiversitas 8: 266-269

Mimbar, S. (1999). Analisis Pertumbuhan. Yogyakarta: Gadjah Mada University.

Naughton. 1998. Ekologi Umum, edisi kedua. UGM Press : Yogyakarta.


Press : Jakarta

Wirakusumah, S. 2003. Dasar-dasar Ekologi bagi populasi dan Komunitas


. UI-Press: Jakarta
LEMBAR ASISTENSI

NAMA : TUHO NISMAN LAIA

NIM : G 401 17 005

KELOMPOK : II (DUA)

ASISTEN : BOBY AGY WIJAYA

NO HARI/TANGGAL KOREKSI PARAF

Anda mungkin juga menyukai