KOMPETISI INTRESPESIES
NAMA : ELINA
NIM : RRA1C417005
KELOMPOK :3
UNIVERSITAS JAMBI
2019
KOMPETISI INTRASPESIES
Elina
RRA1C417005
ABSTRAK
PENDAHULUAN
Seluruh tumbuhan memiliki kebutuhan yang hampir sama satu sama lain,
keadaan tersebut mengakibatkan terjadinya interaksi atau disebut persaingan.
Terdapat dua kemungkinan hasil dari kompetisi antara spesies dalam lingkungan
yang sama, pesaing keadaan lebih lemah akan cepat punah atau salah satu spesies
akan cukup mampu menggunakan sumber kebutuhan lain. Jika desnitas suatu
populasi mengalami peningkatan dan setiap anggota populasi mempunyai
kepentingan yang sama terhadapat sautu sumber yang terbatas, akibatnya angka
kematian meningkat dan sebaliknya angka pertumbuhan kembali menurun
(Campbell and Mitchell, 2008).
Jagung dan kacang hijau merupakan jenis tumbuhan dengan habitat yang
berbeda. Akan tetapi, jika keduanya ditanam pada satu media bukan tidak
mungkin akan terjadi suatu interaksi. Interaksi tersebut tentu saja berupa
kompetisi dimana keduanya tidak hanya memperebutkan tempat tumbuh, tetapi
juga saling memperebutkan unsur hara, air dan cahaya matahari untuk
berfotosintesis. Hal ini berarti terjadi tumpang tindih relung ekologi antara jagung
dan kacang hijau (Kusmawati, 2018 : 29).
Ruang tumbuh atau luas yang ditempati tanaman dalam penyediaan air,
unsur hara, dan cahaya sangat bergubungan dengan jarak jarak. Jarak tanam juga
dilihat dari lebar atau sempitnya lahan yang dipakai, kalau terlalu lebar kurang
efesien dalam pemanfaatan lahan jika sempit akan terjadi persaingan yang tinggi
dan mengakibatkan produktivitas rendah. Kepadatan populasi tanaman bisa
ditingkatkan mencapai daya dukung lingkungan, sebab keterbatasan lingkungan
pada akhirnya menjadi pembatas dari pertumbuhan tanaman. Prinsip dari faktor
pembatas leibig adalah materi esensial yang tersedia minimum cenderung menjadi
faktor pembatas dari pertumbuhan (Turmudi, 2002: 91).
METODE
Praktikum yang berjudul Kompetisi Intraspesies (Pengaruh Jarak Tanam
Terhadap Laju Peretumbuhan ini dilakukan pada Kamis 31 Oktober 2019 di
Gedung Pertamina Unja. Metode yang diterapkan yaitu metode survey yang
mengamati dan melakukan langsung percobaan. Data yang terambil dilihat dari
pengukuran faktor panjang pertumbuhan daun. Adapun alat bahan yang
digunakan yaitu biji jagung, biji kacang hijau, tanah bakar, pot.
Prosedur kerja pada praktikum ini yang pertama isi beberapa polibek
dengan tanah setelah itu biji kacang hijau dan biji jagung yang telah direndam air
ditaman didalam polibek tersebut. Cara penanaman sesuai dengan urutan polibek
dengan penanda perlakuan A, B, dan C. Penyiraman dilakukan setiap hari, dimana
setiap minggu dilakukan pengukuran selama 4 minggu. Setelah itu buat grafik
pertumbuhan untuk masing-masing pot untuk mengetahui pengaruh dari
perlakuan yang telah dilakukan.
HASIL
Perlakuan
Minggu Ke- A B C
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
3,9 3,2 6,2 8,7 3,4 5,6 5,4 5,3 7,3 6,1 4,7 7,2
1
7 6 10,2 7,3 5,1 4,8 6,3 4,7 7,3 5,9 7,2 8,3
5,7 5,1 10,5 13,3 6,7 9,7 7,9 8,9 13,3 10,1 8,5 11,7
2
9 8,3 13,7 12,9 8,7 8,1 10,8 6,9 11,7 9,7 12,7 13,7
8,5 7 13 17 8 12,2 10,1 10 15 12,5 10,6 14,5
3
13 11 16 14,2 10,5 10,1 12 8,7 14,5 12,1 14,2 15,5
34 32,2 25,2 29,5 17,7 13 10,2 11,8 17,7 21,2 30 27,4
4
16,5 37,4 29,2 28,4 15,2 11,1 13,8 16,9 15,5 29,2 38 -
GRAFIK PERTUMBUHAN
16
TInggi Tnaman cm 14
12
10
8
6
4
2
0
2 3
1 2 3 4
MINGGU KE
PEMBAHASAN
Dilihat dari hasil data untuk polybeg yang berrisi dua jenis spesies yang
berbeda yaitu jagung dan kacang hijau. Dari jagung sendiri mengalami
pertumbuhan yang baik dari minggu pertama sampai minggu keempat. Sedangkan
untuk kacang hijau sendiri mengalami pertumbuhan yang lambat dan ukurannya
kecil dari jagung hal ini dikarenakan kompitisi untuk memperebutkan unsur hara,
air dll dalam tanah yang ada di polybeg tersebut sehingga untuk pertumbuhan
kacang hijaunya terhambat..
Untuk hasil dari polybeg yang hanya terdiri daru satu jenis spesies yaitu
jagung polybeg A dan kacang hijau polybeg B. melihat pertumbuhannya pesat
namun ada juga satu atau dua individu yang terhambat pertumbuhannya karena da
kompetisi antara sesama jenis tumbuhan tersebut. Dan semua tanaman dalam
polybeg tersebut tidak ada yang mati.
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
Turmudi, E., 2002. “Kajian Pertumbuhan dan Hasil Dalam Sistem Tumpangsari
Jagung dengan Empat Kultivar Kedelai pada Berbagai waktu tanam”.
Jurnal Ilmu-Ilmu Pertanian Indonesia. 4 (2) : 89-96
LAMPIRAN
Refleksi
Minggu ke 1 Minggu ke 2
Minggu ke 3 Minggu ke 4