EKOLOGI TUMBUHAN
MODUL I
PERSAINGAN INTRASPESIFIK
DISUSUN OLEH:
PALU, 2019
BAB I
PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
Tujuan dari praktikum ini yaitu untuk mempelajari pengaruh jarak tanam
(kerapatan tanaman) terhadap laju pertumbuhan tinggi tanaman.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Menurut Noughton (1990), definisi kompetisi sebagai interaksi antara dua atau
banyak individu terjadi apabila :
1. Suplai sumber yang diperlukan terbatas, dalam hubungannya dengan
permintaan organisme.
2. Kualitas sumber bervariasi dan permintaan terhadap sumber yang
berkualitas tinggi lebih banyak.
Persaingan atau kompetisi ini sering kali menyebabkan kematian, baik persaingan
antara sesama jenis maupun dengan jenis lainnya. Persiangan yang terjadi antara
tanaman yang dibudidayakan secara monokultur akan menyebabkan persaingan
antara tanaman sejenis (intraspesific competition). Persaingan antara tanaman
sejenis memperebutkan nutrisi, ruang atau tempat, air dan faktor-faktor
pertumbuhan lainnya (Cendrakirana, 1993).
Kebutuhan tanaman mengenai unsur hara dan air berbeda maka,tingkat kompetisi
tanaman dapat berbeda pada tanaman yang dikombinasi. Perbedaan intensitas
kebutuhan zat, perbedaan sistem perakaran (dangkal-dalam) digunakan sebagai
dasar diterapkannya sistem tumpang sari. Untuk mendapatkan sistem yang tepat,
faktor yang harus diperhatikan yaitu kombinasi tanaman (Wirakusumah, 2003).
Tanaman jagung merupakan tanaman semusim yang termasuk dalam ordo Poales,
famili Poaceae, dan genus Zea. Tanaman jagung memiliki akar serabut dengan
tiga tipe akar, yaitu akar seminal yang rumbuh dari radikula dan embrio, akar
adventif yang tumbuh dari buku terbawah, dan akar udara (brace root). Batang
jagung berbentuk silindris dan terdiri dari sejumlah ruas dan buku, dengan
panjang yang berbeda-beda tergantung varietas dan lingkungan tempat tumbuh
(Sudjana, 1991).
Waktu dan tempat praktikum ini dilaksanakan yaitu pada hari rabu 13 Maret
2019 pukul 08.00 WITA sampai selesai di Jurusan Biologi Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Tadulako.
Alat yang digunakan pada praktikum ini yaitu polybag, ember, kertas
milimeter, alat tulis, buku panduan, kamera HP, pacul dan mistar. Bahan yang
digunakan pada praktikum ini yaitu kacang tanah dan jagung.
Prosedur kerja pada praktikum ini adalah disediakan beberapa pot plastik
yang sudah berisi tanah, setelah itu biji jagung dipilih yang baik kemudian
direndam dalam air selama 1 jam, biji yang baik ditanam ke dalam pot yang
berbeda dan diatur sedemikian rupa sehingga dilakukan beberapa pelakuan
yaitu pot 1 ditanami dengan 1 biji kacang tanah, pot 2 ditanami 2 kacang
tanah, pot 3 ditanami 4 biji kacang tanah, pot 4 ditanami dengan 6 biji kacang
tanah, pot 5 ditanami dengan 8 biji kacang tanah dan setiap perlakuan
dilakukan dengan 2 kali pengulangan. Setiap cadangan disediakan beberapa
pot yang ditanami jenis yang sama untuk pengulangan apabila ada tanaman
yang mati. Penyiraman dilakukan setiap hari. Pengamatan dilakukan setiap
minggu dan diukur tinggi tanamannya dengan kertas milimeter sampai
tanaman berumur 3 minggu. Tinggi tanaman dibandingkan kemudia dibuat
grafik pertumbuhan untuk masing-masing pot.
BAB IV
HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
2 25 24 23 23 21
25 24 24 20
24 21 22
22 23 19
22 20
24 21
18,5
20
Pada praktikum ini diamati pertumbuhan kacang tanah yang di tanam pada 5
polybag dengan jumlah yang berbeda pada setiap polybag dan dengan
perlakuan yang sama dimulai dari jumlah intensitas cahaya, unsur hara dan
air setiap harinya. Berdasarkan pengamatan semakin banyak jumlah
tanaman kacang tanah dalam polybag, tingkat kesuburan serta biomasa dari
tiap tanaman dalam polybag semakin menurun dan rendah. Hal yang
menyebabkan pertumbuhan yang paling terhambat dilihat dari pertumbuhan
tinggi batang polybag dengan jumlah 8 individu hal ini disebabkan karena
individunya paling banyak. Berdasarkan pengamatan pot yang ditanami 1
individu tumbuh subur dan memiliki tinggi yang maksimum. Hal ini
menunjukkan tingkat penyerapan nutrisi oleh tanaman pot 1 lebih tinggi
dibandingkan pot 5, sehingga pertumbuhan tanaman pada pot 5 lebih
terhambat dibandingkan pot 1. Pada beberapa beberapa tanaman sampai
mengalami kematian akibat tidak mampunya berkompetisi dengan
antarspesiesnya.
5.1 Kesimpulan
Pada praktikum ini didapatkan data yang berbeda pada tiap pot dan tiap
minggunya. Pada minggu pertama dalam pot 1 memiliki rata-rata 15 cm, pot
2 memiliki rata-rata 14,4 cm, pot 3 memiliki rata-rata 13,8 cm, pot 4 memiliki
rata-rata 12,3 cm dan pot 5 memiliki rata-rata 11,2 cm. Pada minggu kedua
dalam pot 1 memiliki rata-rata 25 cm, pot 2 memiliki rata-rata 24,2 cm pot 3
memiliki rata-rata 23,2 cm, pot 4 memiliki rata-rata 22,8 cm dan pot 5
memiliki rata-rata 20,1 cm. Pada minggu ketiga dalam pot 1 memiliki rata-
rata 38 cm, pot 2 memiliki rata-rata 37,2 cm pot 3 memiliki rata-rata 36,2 cm,
pot 4 memiliki rata-rata 33,3 cm dan pot 5 memiliki rata-rata 31,1 cm.
5.2 Saran
Saran yang dapat diberikan dari praktikum ini yaitu sebaiknya praktikan bisa
lebih menguasai materi sebelum praktukum dimulai agar pada saat praktikum
berlangsung praktikan tidak kesulitan karena belum menguasai materi.
DAFTAR PUSTAKA
Begon, M., and J. L. Harper. (1990). Townsend CREcology. 2nd ed. Blackwell
Scientific Publications.