Anda di halaman 1dari 5

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kompetisi diartikan sebagai perjuangan dua organisme atau lebih
untuk memperebutkan objek yang sama. Baik gulma maupun tanaman
mempunyai keperluan dasar yang sama untuk pertumbuhan dan perkembangan yang
normal, yaitu unsur hara,air, cahaya, bahan ruang tumbuh dan CO2. Persaingan
terjadi apabila unsur-unsur penunjang pertumbuhan tersebut tidak tersedia dalam
jumlah yang cukup bagi kedua tanaman ( Kimball, 2010 ).
Rumput teki (Cyperus rotundus) yang digolongkan sebagai gulma pada
tanaman jagung, juga mempunyai kemampuan menghasilkan allelokimia. Hambatan
pertumbuhan akibat adanya allelokimia dalam peristiwa allelopati dapat
menyebabkan hambatan pada pembelahan sel, pengambilan mineral, respirasi,
penutupan stomata, dan sintesa protein. Pelepasan alelokimia oleh rumput teki akan
meningkat pada kondisi yang ekstrim, sehinggapertahanan tumbuhan gulma pada
kondisi yang kurang menguntungkan ( Campbell, 2010 ).
Kemampuan tanaman bersaing dengan gulma ditentukan oleh spesies
gulma, kepadatan gulma, saat dan lama persaingan, cara budidaya dan varietas
tanaman serta tingkat kesuburan tanah. Bentuk persaingan yang tejadi antara gulma
rumput teki (Cyperus rotundus) dan tanaman jagung ( Zea mays ) meliputi persaingan
untuk cahaya, nutrisi, air, kadar garam. CO2, dan ruang tumbuh (Irwan,2011 ).
Berdasarkan pemaparan diatas praktikum kompetisi tanaman bawang dan
rumput teki dilakukan untuk mengetahui pengaruh kompetisi rumut teki pada
pertumbuhan tanaman bawang merah.

1.2 Tujuan
Mengetahui pengaruh kompetisi rumut teki pada pertumbuhan tanaman
bawang merah.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Persaingan adalah suatu tipe hubungan antara jenis yang terjadi pada dua atau
lebih individu organisme tumbuhan atau hewan. Persaingan yang dilakukan oleh
hewan sangat berlainan jika dibandingkan dengan tumbuhan. Pada dasarnya
persaingan yang dilakukan oleh tumbuhan tidak dilakukan secara fisik, lain halnya
seperti yang dilakukan oleh hewan atau manusia. Dalam praktikum ini akan dibatasi
pada tipe persaingan yang dilakukan oleh tumbuhan (Setiadi, 2010).
Persaingan yang dilakukan oleh tumbuhan dapat terjadi antara individu-
individu dari satu jenis yang sama (intraspesifik) atau individu-individu dari jenis
yang berbeda (interspesifik). Persaingan ini terjadi dikarenakan individu-individu
tersebut mempunyai kebutuhan yang sama terhadap faktor-faktor tertentu yang tidak
tersedia dalam jumlah yang cukup di dalam lingkungannya seperti makanan, tempat
hidup, cahaya, oksigen, air dan lain-lain. Akibat dari persaingan ini kedua belah pihak
akan saling mempengaruhi laju pertumbuhannya dan akan saling mempengaruhi laju
pertumbuhannya dan akan menurunkan produksi yang dihasilkannya.Kompetisi
hanya terjadi bila dua atau lebih organisme membutuhkan beberapa sumber alam
yang sama, tetapi sumber tersebut tidak mencukupi kebutuhan. Meskipun dimensi
suhu dalam niche dapat menentukan kisaran pengaruh pada spesies yang
berkompetisi, dan kompetitor yang paling efektif dapat berbeda bila suhu berbeda
pula, kompetisi selalu memperebutkan sumber alam , bukan memperebukan regulator
( Begon, 2011).
Faktor-faktor lingkungan akan mempengaruhi fungsi fisiologis tanaman.
Respons tanaman sebagai faktor akan terlihat pada penampilan tanaman. Tumbuhan
menyesuaikan diri dengan lingkungan nya.Disini terlihat bahwa tumbuhan saling
mempengaruhi dengan lingkungannya. Begitu pula biasanya vegetasi yang tumbuh
disekitar ekosistem tesebut juga spesifik atau tertentu. Karena hanya tumbuhan yang
sesuai dan cocok saja yang dapat hidup berdampingan. Tumbuhan pun mempunyai
sifat menolak terhadap tumbuhan yang tidak disukainya, yaitu dengan mengeluarkan
zat kimia yang dapat bersifat bagi jenis tertentu. Sifat tersebut dinamakan alelopati
(Irwan, 2011).
Kompetisi antar spesies merupakan suatu interaksi antar dua atau lebih
populasi spesies yang mempengaruhi pertumbuhannya dan hidupnya secara
merugikan.Bentuk dari kompetisi dapat bermacam-macam. Kecenderungan dalam
kompetisi menimbulkan adanya pemisahan secara ekologi, spesies yang berdekatan
atau yang serupa dan hal tersebut di kenal sebagai azaz pengecualian kompetitif
(competitive exclusion principles ) .Kompetisi dalam suatu komunitas dibagi menjadi
dua, yaitu kompetisi sumber daya (resources competition atau scramble atau
exploitative competition ), yaitu kompetisi dalam memanfaatkan secara bersama-sama
sumber daya yang terbatas Inferensi (inference competition atau contest competition),
yaitu usaha pencarian sumber daya yang menyebabkan kerugian pada individu lain,
meskipun sumber daya tersebut tersedia secara tidak terbatas. Biasanya proses ini
diiringai dengan pengeluaran senyawa kimia (allelochemical) yang berpengaruh
negatif pada individu lain (Odum, 2011).
Tumbuhan berinterkasi baik dengan lingkungan abiotik maupun dengan
lingkungan. Hadirnya individu lain baik dari jenis yang sama maupun dari jenis yang
berbeda dari suatu tumbuhan pada lokasi yang berdekatan, melahirkan suatu interaksi
baik secara positif maupun negatif. Kompetesisi antara suatu individu tumbuhan
dengan individu lain cenderung merupakan suatu bentuk interaksi yang negatif,
dalam pengertian satu sama lain bersaing untuk memperoleh lebih banyak nutrisi, air,
cahaya, dan faktor-faktor lingkungan lainnya. Hal tersebut mengakibatkan
berkurangnya sumber daya lingkungan bagi tumbuhan tetangga (Kimball, 2010).
Adanya lebih dari satu spesies dalam suatu habitat menaikkan ketahanan
lingkungan kapan pun spesies lain bersaing secara serius dengan spesies pertama
untuk beberapa sumber penting, hambatan pertumbuhan terjadi dalam kedua spesies.
Hukum Gause menyatakan bahwa tidak ada spesies dapat secara tak terbatas
menghuni tempat yang sama secara serentak. Salah satu dari spesies-spesies itu akan
hilang atau setiap spesies menjadi makin bertambah efisien dalam memanfaatkan atau
mengolah bagian dari lahan tersebut, dengan demikian keduanya akan mencapai
keseimbangan. Dalam situasi terakhir, persaingan interspesifik berkurang karena
setiap spesies menghuni suatu lahan mikro yang terpisah (Michael, 2014).
Persaingan diantara tumbuhan secara tidak langsung terbawa oleh modifikasi
lingkungan. Di dalam tanah, sistem-sistem akan bersaing untuk mendapatkan air dan
bahan makanan, dan karena mereka tak bergerak, ruang menjadi faktor yang penting.
Di atas tanah, tumbuhan yang lebih tinggi mengurangi jumlah sinar yang mencapai
tumbuhan yang lebih rendah dan memodifikasi suhu, kelembapan serta aliran udara
pada permukaan tanah. Kompetisi berdasarkan jaraj dan dimensi pertumbuhan
digunakan dalam penelitian ini guna perhitungan nilai indeks kompetisi. Indeks
kompetisi yang digunakan adalah indeks kompetisi jarak dan dimensi pertumbuhan
diameter yakni indeks kompetisi hegyl.Indeks kompetisi hegly menyatakan seberapa
berat atau ringan pohon tersebut berkompetisi dengan pohon tetangganya ( Hanan,
2010).
Kompetisi pada interaksi antara dua organisme yang memperebutkan sesuatu
yang sama. Kompetisi antar spesies merupakan suatu interaksi antar dua atau lebih
populasi spesies mempengaruhi pertumbuhannya dan hidupnya secara
merugikan.Bentuk dari kompetisi dapat bermacam-macam. Kecenderungan dalam
kompetisi menimbulkan adanya pemisahan secara ekilogi spesies yang berdekatan
atau yang serupa dan hal tersebut di kenal sebagai azaz pengecualian kompetitif
(Kiran, 2011).
Bawang merah dapat tumbuh di daerah dataran rendah dan dataran tinggi.
Pertumbuhan optimal biasanya dijumpai di daerah dengan ketinggian 10-250 meter di
atas permukaan laut (mdpl). Pada daerah dataran tinggi (800 mdpl) tanaman bawang
merah masih dapat tumbuh, tetapi umurnya menjadi lebih panjang 0,5-1 bulan dan
hasil umbinya lebih rendah dari dataran rendah. Untuk dapat tumbuh dan
menghasilkan umbi yang baik, tanaman bawang merah membutuhkan kondisi
beriklim kering dengan suhu udara rata-rata optimal sekitar 24°C, sedangkan suhu
udara rata-rata tahunannya sebesar 30°C, di daerah yang bersuhu udara 22°C,
tanaman bawang merah dapat membentuk umbi tetapi hasil umbinya tidak sebaik di
daerah yang bersuhu udara antara 25-30°C ( Campbell, 2010 ).
DAFTAR PUSTAKA
Begon. 2011. Ekologi Tumbuhan. Palu : Untad Press.

Campbell. 2010. Gulma dan Teknik Pengendalian. Jakarta : Erlangga.

Hanan. 2010. Analisis Pertumbuhan Tanaman. Yogyakarta : Bumi Aksara.

Irwan. 2011. Pengaruh Ukuran Pemotongan Bibit Umbi Bawang Merah Terhadap
Kecepatan Pertumbuhan Panjang Tunas. Jurnal Pertumbuhan Tanaman.
1 (2) : 124.

Kiran. 2011. Gulma dan Teknik Pengendaliannya. Jakarta : Raja Grafindo.

Kimball. 2010. Identifikasi Gulma Persawahan dan Kebun Sayuran Di Kecamatan

Sigi Biromaru serta Peranannya sebagai sumber Pembelajaran Biologi

SMP. Jurnal Tentang Gulma. 1 (1) : 55 -57.

Michael. 2014. Morfologi Tumbuhan. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Odum. 2011. Budidaya Bawang. Jakarta : Erlangga.

Setiadi.2010. Ekologi Dasar. Jakarta : Erlangga.

Anda mungkin juga menyukai