Anda di halaman 1dari 13

PAUTAN DAN PINDAH SILANG

Laporan Praktikum

Disusun untuk memenuhi salah satu tugas pada mata kuliah Genetika yang
diampu oleh Yustinus Ulung Anggraito dan Talitha Widyatningrum, Ph. D

Oleh Kelompok 7:
Putri Indrawati 4411415034
Shindi Dwi Agustin 4411415036
Siti Jariyah 4411415036

JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2017

1
PAUTAN DAN PINDAH SILANG

A. Tujuan
1. Mengetahui adanya peristiwa pautan dari berbagai gen.
2. Mengetahui peristiwa pindah silang.
3. Dapat menentukan gamet yang terbentuk akibat adanya peristiwa pautan dan
pindah silang.
B. Latar Belakang
Pindah silang (crossing over) adalah peristiwa penukaran segmen dari
kromatid-kromatid bukan saudara dari sepasang kromosom homolog.Peristiwa
pindah silangsangat umum terjadi pada saat pembentukan gamet pada kebanyakan
makhluk.Pindah silang terjadi pada akhir profase I atau awal metafase I yang
terjadi pada saatkromosom telah mengganda menjadi dua kromatid.Pindah silang
umumnya terjadipada kromatid-kromatid tengah yaitu kromatid nomor dua dan
tiga dari tetradkromatid. Tetapi tidak menutup kemungkinan adanya pindah silang
pada kromatid-kromatid yang lain.
Peristiwa pindah silang ini memungkinkan untuk terjadinya semakin
banyakvariasi antar individu.Dengan adanya pindah silang maka terbentuk
genotip tipeparental dan tipe rekombinan dan didapatkan nilai pindah
silang.Untuk mengetahuiterjadinya pindah silang dan persentasenya maka
dilakukan imitasi yangmenggambarkan peristiwa pindah silang.
Pindah SilangBerangkai (linkage) adalah suatu peristiwa terdapatnya dua
atau lebih gen dalam sebuah kromosom. Berangkai ada 2 macam yaitu berangkai
sempurna dan berangkai tidak sempurna. Berangkai sempurna terjadi apabila
tidak ada pindah silang antara gen-gen pada satu kromosom, sedangkan berangkai
tidak sempurna terjadi bila ada pindah silang (crossing over) antara gen-gen
dalam satu kromosom ( Suryo, 2008) Gen-gen yang terangkai pada satu
kromosom biasanya letaknya tidak berdekatan satu dengan lainnya, sehingga gen-
gen itu dapat mengalami perubahan letak yang disebabkan karena adanya
penukaran segmen dari kromatid-kromatid pada sepasang kromosom homolog.
Peristiwa ini sering disebut dengan pindah silang (crossing over) ( Suryo 2008).

2
Terjadi pindah silang Terbentuk 4 macam gamet.Peristiwa pindah silang
umum terjadi pada setiap gametogenesis pada kebanyakanmakhluk, seperti
tumbuh-tumbuhan, hewan, dan manusia. Pindah silang terjadi ketikameiosis I
(akhir profase I atau awal metaphase I), yaitu pada saat kromosom telah
mengganda menjadi dua kromatid (Sisunandar 2011)
Pada waktu kromosom-kromosom hendak memisah (yaitu pada anaphase
I),kromatid-kromatid yang bersilang itu melekat dan putus di bagian kiasma,
kemudiantiap potongan itu melekat pada kromatid sebelahnya secara timbale
balik. Berhubungdengan itu gen-gen yang terletak di bagian yang pindah itu akan
berpindah pulatempatnya ke kromatid sebelah ( Suryo 2008).
1. Pindah Silang Tunggal
Merupakan pindah silang yang terjadi pada satu tempat. Dengan terjadinya
pindahsilang itu akan terbentuk 4 macam gamet. Dua macam gamet memiliki gen-
gen yangsama dengan gen induk (parental), maka dinamakan gamet-gamet tipe
parental. Duagamet lainnya merupakan gamet-gamet baru yang terjadi sebagai
akibat adanyapindah silang.Gamet-gamet ini dinamakan gamet tipe
rekombinasi.Gamet-gamettipe parental dibentuk jauh lebih banyak daripada tipe
rekombinasi (Suryo 2008).
2. Pindah Silang Ganda

Merupakan pindah silang yang terjadi pada dua tempat. Jiak pindah silang
ganda (double crossing over ) berlangsung di antara dua buah gen yang terangkai,
makapindah silang ganda itu tidak akan Nampak pada fenotip, sebab gamet-gamet
yangdibentuk hanya dari tepi parental dan tipe rekombinasi akibat pindah silang
tunggal (Suryo 2008).

3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pindah Silang

Kemungkinan terjadinya pindah silang ternyata dipengaruhi oleh beberapa


faktor, seperti :

a. Temperatur yang melebihi atau kurang dari temperatur biasa dapat


memperbesar kemungkinan terjadinya pindah silang.
b. Umur, semakin tua individu semakin kurang merngalami pindah silang.

3
Yang dimaksud peta kromosom ialah gambar skema sebuah kromosom
yangdinyatakan sebagai sebuah garis lurus di mana diperlihatka lokus setiap gen
yang terletak pada kromosom itu. Sentromer dari kromosom biasanya dianggap
sebagai pangkal, maka diberi tanda 0. Pada lokus gen dibubuhkan angka yang
merupakan jarak antar gen itu dengan sentromer atau jarak antara satu gen dengan
yang lain. Jarak itu diberi ukuran unit dan 1dan dan 1dan 1 unit = 1% pindah
silang ( Suryo 2008 ) dan 1 unit = 1% pindah silang ( Suryo, 2008 ). Misalnya
pada lokus gen P tertuilis angka 6,2. Ini berarti bahwa jarak antara sentromer ke
gen ialah 6,2 unit. Pada lokus gen q tertulis angka 10, berarti bahwajarak antara
sentromer dengan gen q ialah 10 unit. Dengan sendirnya dapat diketahuijarak
antara gen P dan gen q ialah 10 - 6,2 = 3,8 unit. Jarak antara gen P dan gen q
disebut jarak peta. Peta kromosom tanpa menunjukkan letak sentromer dinamakan
peta relative (Wijaya H 1987).

4. Koinsidens dan Interferensi

Terjadinya pindah silang antara segmen-segmen dari kromosom tertentu


kebayakan merupakan fenomena yang kebetulan saja, tetapi distribusinya tidak
acak-acakan. Berdasarkan hukum kemungkinan, maka terjadinya pindah silang
secara simultan sama dengan hasil perkalian dari besarnya kemungkianan untuk
tiap pindah silang yang berlangsung secara terpisah di dua tempat itu. H. J. Muller
membuktikanbahwa pindah silang ganda yang sebenarnya adalah kurang
frekuensinya dibandingkan dengan yang diharapkan berdasarkan perhitungan
distribusi acak-acakan. Muller menegaskan bahwa suatu pindah silang yang
terjadi pada suatu tempat tentu menghambat terjadinya pindah silang lain yang
berdekatan. Inilah yang dinamakan interferensi. Untuk mencari besarnya
interferensi harus dicari besarnya koefisien koinsidens( KK ) dahulu, yaitu
perbandingan antara banyaknya pindah silang ganda yang sesungguhnya dengan
banyaknya pindah silang ganda yang diharapkan (Syamsuri I 2004).

5. DNA dan Kromosom

Karunia hereditas keseluruhan berisi DNA yang dimilki oleh suatu sel
disebutgenom dari sel tersebut.Walaupun genom prokariotik sering berupa

4
molekul DNA yang panjang dan tunggal, genom eukariotik umumnya terdiri atas
beberapa molekul seperti itu.Panjang keseluruhan DNA dalam sel eukariotik
sangat panjang. Sel manusia, misalnya, memiliki DNA yang panjnagnya sekitar 3
meter, kira-kira 300000 kali lebih besar darpada diameter sel tersebut. Namun
sebelum sel dapat membelah, semua DNA ini harus disalin dan kemudian dibagi
rata sehinga tiap sel anak memiliki genom lengkap.Replikasi dan distribusi DNA
dalam jumlah banyak itu terkelola dengan baik karena molekul-molekul DNA
dikemas menjadi kromosom.Setiap spesies eukarotik memiliki jumlah kromosom
yang khas dalam setiap nukleus. Misalnya, sel somatic manusia ( semua sel tubuh
kecuali sel reproduktif ) mengandung 46 kromosom. Sel reproduktif atau gamet
memiliki setengah dari jumlah kromosom sel somatik, atau 23 kromosom pada
manusia ( Campbell 2000 ).

C. Alat dan Bahan


1. Plastisin
2. Alat tulis
D. Cara Kerja
1. Menentukan kromosom dan juga gen yang akan digunakan, minimal 3 gen
yang terangkai dengan susunan sis.
2. Membuat simbol untuk masing masing gen.
3. Membuat gambar kromosom dan menuliskan simbol gen yang digunakan.
4. Membuat replica gambar tersebut dengan menggunakan plastisin.
5. Mensimulasikan adanya pindah silang tunggal pada bagian antara gen
pertama dan kedua, lalu menuliskan gamet yang terbentuk.
6. Mensimulasikan adanya pindah silang tunggal pada bagian antara gen
kedua dan ketiga, lalu menuliskan gamet yang terbentuk.
7. Mensimulasikan adanya pindah silang ganda, lalu menuliskan gamet yang
terbentuk.
8. Melakukan hal serupa tetapi dengan gen yang terangkai dengan susunan
trans.
9. Mendokumentasikan hasil simulasi yang telah dilakukan.

5
E. Hasil kegiatan
Gen terangkai dengan susunan sis

Jenis pindah Gamet yang


Letak kiasma Tipe gemet
silang terbentuk
ABC Parental
ABc Rekombinan
Gen I-II
aBC Rekombinan
abc Parental
Tunggal
ABC Parental
ABc Rekombinan
Gen II-III
abC Rekombinan
abc Parental
ABC Parental
1. Gen I-II AbC Rekombinan
2. Gen II-III aBc Rekombinan
abc Parental
ABC Parental
1. Gen I-II ABC Parental
Ganda
2. Gen I-II abc Parental
abc Parental
ABC Parental

1. Gen II-III ABC Parental

2. Gen II-III abc Parental

abc Parental

Gen terangkai dengan susunan trans

6
Jenis pindah Gamet yang
Letak kiasma Tipe gemet
silang terbentuk
AbC Parental
ABc Rekombinan
Gen I-II
abC Rekombinan
abc Parental
Tunggal
AbC Parental
Abc Rekombinan
Gen II-III
aBC Rekombinan
aBc Parental
Abc Parental
3. Gen I-II ABC Rekombinan
4. Gen II-III abc Rekombinan
aBc Parental
AbC Parental
3. Gen I-II AbC Parental
Ganda
4. Gen I-II aBc Parental
aBc Parental
AbC Parental
3. Gen II-III AbC Parental
4. Gen II-III aBc Parental
aBc Parental

F. Pembahasan
Dalam perkawinan silang individu yang dihasilkan ternyata memiliki
fenotip dan genotip yang tidak sesuai dengan telah diterangkan dalam hokum
Mendel I maupun hokum Mendel II. Berdasarkan hukum II Mendel maka dua
individu mempunyai dua pasang atau lebih sifat, maka diturunkannya sepasang
sifat tersebut secara bebas tidak bergantung kepada pasangan sifat lain.
Penyimpangan dapat disebabkan oleh pautan maupun pindah silang. Hal ini
disebabkan organisme melalui sejumlah gen yang banyak daripada kromosomnya.
Organisme memiliki jumlah gen yang banyak daripada jumlah kromosomnya.

7
Penyimpang hokum Mendel juga terjadi karena pindah silang. Pindah silang ini
merupakan salah satu kejadian dalam ilmu genetika diman kromosom tidak
berpasangan homolognya.

Pada praktikum ini mengenai pautan dan pindah silang kami


menggunakan plastisin untuk menstimulasikan terjadinya pautan dan pindah
silang. Setiap kromosom diberi tiga gen kemudian disilangkan dengan kromosom
lain, persilangan ini terdiri dari dua macam yaitu persilangan ganda dan tunggal.
Kemudian terdiri dari dua susunan gen yaitu terangkai secara sis dan terangkai
secara trans. Dikatakan gen memiliki susunan terangkai sis apabila alel dominan
dari kedua gen tersebut terletak pada satu kromosom yang sama

Pindah silang tunggal tersebut hanya terjadi satu kali pertukaran pada
segmen kromatid pada sepasang kromosom homolognya. Pada susunan sis pindah
silang tersebut antara gen I-II yang menghasilkan gamet ABC (parental), ABc
(rekombinan), aBC (rekombinan) dan abc (parental). Kemudian antara gen II-III
dihasilkan empat macam gamet. Diantaranya dua rekombinan dan dua parental,
yaitu ABC dan abc sebagai parental serta ABc dan abC sebagai rekombinan.

Pada pindah silang ganda dengan gen terangkai susunan sis dilakukan tiga
perlakuan yang pertama letak kiasma di gen I-II serta gen II-III, yang kedua gen I-
II serta gen I-II dan yang terakhir gen II-III dan gen II-III. Dari pindah silang
ganda ini secara keseluruhan menghasilkan empat macam gamet dengan tipe
gamet parental dan rekombinan. Tipe gamet parenial yakni ABC dn abc,
sedangkan tipe gamet rekombinan yakni AbC dan aBc. Hanya saja pada pindah
silang ganda ini terjadi lebih dari satu kali pertukaran segmen kromatid pada
sepasang kromosom yang homolog.

Selanjutnya adalah dilakukan simulasi pindah silang dengan gen yang


terangkai dengan susunan trans. Pada susunan trans ini alel dominan kedua gen
berada pada kromosom yang berbeda pada pindah silang ini dilakukan secara
tunggal dan ganda. Pada persilangan tunggal dilakukan simulasi dengan letak
kiasma di gen I-II yang menghasilkan empat macam gamet dengan tipe parental
dan rekombinan. Enam macam gamet yaitu tipe parental terdiri atas AbC dan aBc,

8
sedangkan tipe rekombinan meliputi ABc dan abC. Pada letak kiasma II-III juga
dihasilkan empat macam gamet yaitu tipe parental meliputi AbC dan aBc, serta
tipe rekombinan meliputi Abc dan aBC.

Kemudian dilakukan simulasi gen dengan susunan trans dengan jenis


pindah silang ganda dengan tiga letak kiasma. Yang pertama gen I-II dan II-III,
gen I-II dan gen I-II. Terakhir gen II-III dan II-III. Pada letak kiasma I-II dan II-III
menghasilkan empat macam gamet dengan tipe rekombinan meliputi ABC dan
abc, sedangkan tipe parental meliputi AbC dan aBc. Pada pindah silang ganda
selain gen I-II dan II-III dihasilkan semua gamet memiliki tipe parenial yakni
AbC dan aBc. Dari hasil simulasi tersebut dapat kita ketahui bahwa pautan dan
pindah silang mempengaruhi jumlah dan tipe gamet.

G. Kesimpulan
1. Pautan terbagi menjadi dua kelompok yaitu pautan sempurna dan tidak
sempurna.
2. Pindah silang akan menghasilkan dua tipe gamet yaitu gamet tipe parental
dan gamet tipe rekombinan.
3. Macam gamet yang dihasilkan dari peristiwa pindah silang tergantung pada
letak terjadinya kiasma.

H. Daftar pustaka
Suryo. 2008. Genetika Strata 1.Yogyakarta : UGM Press.
Campbell, Neil A. Et al. 2000.Jakarta : Erlangga.
Syamsuri, Istamar. 2004. Biologi 3A Untuk Kelas XII Semester 1. Malang :
Erlangga.
Wijaya, Hendra. 1987. Penuntun Biologi Untuk SMA Kelas III A2. Bandung :
CV Poinir Jaya Bandung.
Sisunandar.2011.Penuntun Praktikum genetika.Purwokerto:UMP.

9
I. Jawaban Pertanyaan
1. Jika pindah silang ganda terjadi diantara dua gen, apakah akan
menghasilkan perubahan macam gamet?
Jawab :
Ya, pindah silang akan menghasilkan perubahan macam gamet yaitu
gamet tipe parental dan gamet tipe rekombinan.
2. Apakah letak kiasma akan mempengaruhi macam gamet yang terbentuk?
Jelaskan dengan contoh?
Jawab :
Ya, macam gamet yang dihasilkan dari peristiwa pindah silang
tergantung pada letak terjadinya kiasma. Hal ini terjadi karena jika terjadi
peristiwa pindah silang maka pada daerah kiasma akan terjadi pertukaran
segmen kromatid-kromatid yang tidak sesaudara dari sepasang kromosom
homolog. Karena adanya pertukaran segmen kromatid itulah yang
menyebabkan adanya berbagai macam gamet.Contohnya adalah Letak
kiasma akan mempengaruhi macam gamet yang terbentuk. Hal ini terjadi
karena jika terjadi peristiwa pindah silang maka pada daerah kiasma akan
terjadi pertukaran segmen kromatid-kromatid yang tidak sesaudara dari
sepasang kromosom homolog. Karena adanya pertukaran segmen kromatid
itulah yang menyebabkan adanya berbagai macam gamet. Contoh pada
peristiwa pindah silang tunggal gen I-II yang susunan gennya Cis. Setelah
terjadi duplikasi pada masing-masing kromosom, selanjutnya kromosom
hasil duplikasi yang tidak sesaudara akan mengalami peristiwa pindah
silang. Maka pada peristiwa tersebut kiasma akan terbentuk di daerah
antara gen I dan gen II. Karena terbentuk kiasma, maka terjadi pertukaran
segmen kromatid di daerah kiasma tersebut. Sehingga terbentuk empat
macam gamet yang berbeda diantaranya ABC, Abc, aBC, abc.
3. Apakah susunan gen yang terangkai mempengaruhi macam gamet yang
terbentuk?
Jawab :
Susunan gen yang terangkai mempengaruhi macam gamet yang
terbentuk. Ada dua susunan gen yang terangkai yaitu susunan Cis dimana

10
alel domonan kedua gen berada pada kromosom yang sama dan susunan
Trans dimana alel dominan kedua gen berada pada kromosom yang
berbeda. Susunan gen yang terangkai dapat menghasilkan gamet yang
berbeda jika mengalami pindah silang. Susunan gen Cis dan trans
menghasilkan gamet yang berbeda karena letak gen dominan yang berbeda.

11
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Dokumentasi Hasil Praktikum

12
Lembar ACC Hasil Praktikum

13

Anda mungkin juga menyukai