Anda di halaman 1dari 14

PAUTAN DAN PINDAH SILANG

DISUSUN OLEH:

Kelompok 10

1. Lukman Hakim (4401415080)


2. Izatul Husna (4401415094)
3. Ayu Mega Mustofa (4401415103)

Pendidikan Biologi Rombel 3

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

TAHUN AJARAN 2017/2018

PAUTAN DAN PINDAH SILANG


A. Tujuan
1. Mengetahui adanya peristiwa pautan dari berbagai gen
2. Mengetahui peristiwa pindah silang
3. Dapat menentukan gamet yang terbentuk akibat adanya peristiwa pautan
dan pindah silang
B. Landasan Teori
Menurut Yatim (1986) hukum kedua Mendel menyatakan bahwa bila dua
individu mempunyai dua pasang atau lebih sifat, maka diturunkannya sepasang
sifat secara bebas, tidak bergantung pada pasangan sifat yang lain. Dengan kata
lain, alel dengan gen sifat yang berbeda tidak saling memengaruhi. Hal ini
menjelaskan bahwa gen yang menentukan tinggi tanaman dengan warna bunga
suatu tanaman, tidak saling memengaruhi. Hukum Mendel II disimpulkan dari
persilangan dihibrid. Hukum ini juga dinamakan Hukum Penggabungan Bebas
(the mendelian law of independent assortment). Hukum II Mendel menyatakan
bahwa pada waktu pembentukan gamet, alel-alel berbeda yang telah bersegregasi
bebas (misal alel A memisah dari a, serta alel B memisah dari b akan bergabung
secara bebas membentuk genotip dengan dengan kombinasi alel yang berbeda-
beda. Hukum Mendel II (Hukum Kebebasan Mendel = Prinsip berpasang-
pasangan secara bebas), dimana:
a. Dalam peristiwa pembentukan gamet, alela-alela mengadakan kombinasi secara
bebas sehingga kombinasi sifat-sifat yang muncul dalam keturunannya beraneka
ragam.
b. Berlaku untuk pembastaran dengan dua sifat beda (dihibridisasi) atau lebih,
baik dominansi maupun intermediet.
Gen-gen yang terletak pada kromosom yang sama cenderung untuk tetap
bersama (berpautan) waktu diwariskan kepada turunannya. Pindah silang terjadi
antara kromatid pada sebuah tetrad yang melibatkan dua atau lebih kromatid.
Peristiwa pindah silang menghasilkan kombinasi baru (rekombinasi) gen, yang
berlainan dengan susunan gen pada induk. Apabila jarak antara dua atau lebih gen
yang berpautan itu panjang maka kemungkinan terjadinya pindah silang pun
menjadi besar. Selain itu pula pindah silang pada kromosom yang panjang, dapat
terjadi sekali (tunggal) atau ganda (Ayala dan Kiger 1984).
Gen-gen yang mengalami tautan pada satu kromosom tidak selalu
bersama-sama pada saat pembentukan gamet melalui pembelahan meiosis. Gen-
gen yang tertaut tersebut dapat mengalami pindah silang. Pindah silang (crossing
over) adalah peristiwa pertukaran gen-gen suatu kromatid dengan gen-gen
kromatid homolognya (Suryo 2010).
Pindah silang (crossing over) adalah peristiwa penukaran segmen dari
kromatid-kromatid bukan saudara dari sepasang kromosom homolog. Peristiwa
pindah silang sangat umum terjadi pada saat pembentukan gamet pada
kebanyakan makhluk. Pindah silang terjadi pada akhir profase I atau awal
metafase I yang terjadi pada saat kromosom telah mengganda menjadi dua
kromatid. Pindah silang umumnya terjadi pada kromatid-kromatid tengah yaitu
kromatid nomor dua dan tiga dari tetrad kromatid. Tetapi tidak menutup
kemungkinan adanya pindah silang pada kromatid-kromatid yang lain (Campbell
2004).
Peristiwa pindah silang diikuti oleh patah dan melekatnya kromatid pada
waktu profase dalam pembelahan meiosis. Pindah silang mengakibatkan
rekombinasi sehingga dihasilkan kombinasi parental dan rekombinasi pada
fenotipenya. Dalam menghitung presentase tipe rekombinan di antara keturunan
dapat digunakan unit peta, yaitu jarak antara gen-gen untuk menyatakan posisi
relatifnya pada suatu kromosom. Untuk menentukan unit peta antara gen-gen,
terlebih dahulu dihitung nilai pindah silang (NPS) = (jumlah tipe rekombinan /
jumlah individu seluruhnya) x 100% (Suryo 2010).
Peristiwa pindah silang umum terjadi pada setiap gametogenesis pada
semua mahluk hidup. Pindah silang ialah proses penukaran segmen dari kromatid,
terjadi antara kromatid yang bukan pasangannya dari kromosom homolong dan
berlangsung pada saat kromosom mengganda menjadi 2 kromatid berpasangan
(bersinapsis) dan yang homolog bergandeng pada bidang ekuator. Kejadiannya
berlangsung pada tahap akhir profase dan metaphase pada pembelahan meiosis I.
Tempat persilangangan 2 kromatid disebut chiasma. Kromatid-kromatid yang
bersilangan itu akan melekat dan putus di bagian chiasma, kemudia tiap potongan
akan melekat pada kromatid sebelahnya secara timbal balik (Didjosepoetro 1974).

1. Pindah silang ganda dua strand terjadi bila kedua pindah silang melibatkan dua
kromatid yang sama.
2. Pindah silang ganda tiga strand terjadi bila pindah silang yang kedua
melibatkan satu kromatid yang sama dengan pindah silang yang pertama dan
kromatid tersebut berpindah silang dengan kromatid ketiga.
3. Pindah silang ganda empat strand terjadi bila pindah silang pertama dan pindah
silang kedua melibatkan pasangan kromatid yang berbeda (Suryo 1984).

Uji silang sering juga disebut sebagai persilangan tes, persilangan tes
adalah suatu persilangan untuk mengetahui apakah suatu individu itu homozigot
ataukah heterozigot. Fenotip dari individu yang homozigot ataupun yang
heterozigot dominan dari suatu gen yang bersifat dominan penuh adalah sama.
Pada persilangan ini, maka individu yang akan diuji dikawinkan dengan individu
yang sudah jelas homozigot resesif (Hardjosubroto 1998).
Muller menegaskan bahwa suatu pindah silang yang terjadi pada suatu
tempat tentu menghambat terjadinya pindah silang lain yang berdekatan. Inilah
yang dinamakan interferensi. Untuk mencari besarnya interferensi harus dicari
besarnya koefisien koinsidens (KK) dahulu, yaitu perbandingan antara banyaknya
pindah silang ganda yang sesungguhnya dengan banyaknya pindah silang ganda
yang diharapkan (Elrod dan Stansfield 2002).
C. Metode
1. Alat dan Bahan
a. Plastisin
b. Kertas
c. Bolpoin
2. Cara Kerja

Menentukan kromosom dan juga gen yang akan digunakan, minimal 3 gen
yang terangkai dengan susunan sis
2. Membuat simbol untuk masing-masing gen

3. Membuat gambar kromosom dan menuliskan simbol gen nya

4. Membuat replika gambar tersebut dengan menggunakan plastisin

5. Mensimulasikan adanya pindah silang tunggal pada gen I-II

6. Mensimulasikan adanya pindah silang tunggal pada gen II-III

7. Mensimulasikan adanya pindah silang ganda pada gen I-II dan II-III
8. Mensimulasikan adanya pindah silang ganda pada gen I-II dan I-II

9. Mensimulasikan adanya pindah silang ganda pada gen II-III dan II-III

10. Mensimulasikan adanya pindah silang ganda pada gen II-III dan II-III

11. Mengulang langkah 5-10, tetapi dengan susunan trans

12. Mendokumentasikan hasil simulasi

13. Mencatat hasil yang diperoleh dalam tabel hasil simulasi.

D. Hasil

Data kelompok
Gen terangkai dengan susunan Cis
Tabel 1. Data simulasi pautan dan pindah silang dengan susunan Cis
Jenis pindah silang Letak kiasma Gamet yang Tipe gamet
terbentuk
PST (Pindah Silang Gen I-II ABC Parental
Abc Rekombinan
Tunggal)
aBC Rekombinan
abc Parental
Gen II-III ABC Parental
ABc Rekombinan
abC Rekombinan
abc Parental
PSG (Pindah Silang Gen I-II ABC Parental
II-III AbC Rekombinan
Ganda)
aBc Rekombinan
abc Parental
Gen I-II ABC Parental
I-II ABC Parental
abc Parental
abc Parental
Gen II-III ABC Parental
II-III ABC Parental
abc Parental
abc Parental

Gen terangkai dengan susunan Trans


Tabel 2. Data simulasi pautan dan pindah silang dengan susunan Trans
Jenis pindah silang Letak kiasma Gamet yang Tipe gamet
terbentuk
PST (Pindah Silang Gen I-II AbC Parental
abC Rekombinan
Tunggal)
ABc Rekombinan
aBc Parental
Gen II-III AbC Parental
Abc Rekombinan
aBC Rekombinan
aBc Parental
PSG (Pindah Gen I-II AbC Parental
II-III ABC Rekombinan
Silang Ganda)
abc Rekombinan
aBc Parental
Gen I-II AbC Parental
I-II AbC Parental
aBc Parental
aBc Parental
Gen II-III AbC Parental
II-III AbC Parental
aBc Parental
aBc Parental

E. Pembahasan

Pautan adalah 2 gen yang terletak pada kromosom yang sama tidak dapat
bersegregasi secara bebas dan cenderung diturunkan bersama. Melalui
pengamatan fenotip, kita mengetahui suatu sifat terpaut yaitu dengan melakukan
test cross. Pautan dapat terjadi pada kromosom tubuh maupun kromosom
kelamin. Pautan pada kromosom tubuh disebut pautan autosomal atau tautan
non-kelamin. Sedangkan tautan kelamin disebut juga pautan seks. Selain pautan,
penyimpangan Hukum Mendel juga dapat terjadi karena adanya pindah silang.
Pindah silang (crossing over) adalah peristiwa penukaran segmen dari kromatid-
kromatid bukan saudara (non sister) dari sepasang kromosom homolog. Dari
pindah silang tersebut kita dapat menentukan gamet tipe parental dan gamet tipe
rekombinan. Gamet tipe parental adalah gamet yang sama dengan susunan gen
pada individu, sedangkan gamet rekombinan adalah gamet yang susunan gennya
merupakan rekombinasi susunan gen pada individu. Gamet hasil pindah silang
adalah gamet rekombinan, sedangkan gamet parental bukan hasil pindah silang.
Pada praktikum ini, simulasi pautan dan pindah silang dilakukan dengan
menggunakan plastisin untuk membuat tiruan kromosom dan diberi label untuk
membuat simbol masing-masing gen. Simulasi pindah silang pada praktikum ini
yaitu pindah silang tunggal dan pindah silang ganda. Pindah silang tunggal
terjadi pada satu tempat kromatid pada kromosom homolog, sedangkan pindah
silang ganda terjadi pada dua tempat, berlangsung diantara dua buah gen yang
terangkai maka terjadinya pindah silang ganda itu tidak akan nampak pada
fenotip karena gamet-gamet yang dibentuk hanya bertipe parental saja(sama
seperti gamet induknya) atau tipe rekombinan saja atau tipe parental dan tipe
rekombinan akibat pindah silang tunggal.
Pada peristiwa pautan dan pindah silang terdapat dua susunan gen
yaitu gen terangkai dan pindah silang dengan susunan sis dan susunan trans.
Susunan sis memiliki kromatid yang tersusun dari alel dominan dimana kedua
gen berada pada kromosom yang sama, sedangkan susunan trans memiliki
kromatid yang tersusun dari alel dominan dimana kedua gen berada pada
kromosom yang berbeda. Susunan gen yang berpautan mempengaruhi tipe
gamet yang terbentuk, karena gen yang terpaut tidak akan lepas saat segregasi
bebas, sehingga macam gamet yang terbentuk akan berbeda jika dibandingkan
dengan tipe gamet yang tidak terangkai. Susunan gen dapat mempengaruhi jenis
gamet yang terbentuk. Misal pada suatu kromosom terdapat gen A, B, dan C
sedangkan pada homolognya terdapat alel a, b, dan c. Maka pada pautan
sempurna susunan cis, gamet parentalnya adalah ABC dan abc, sedangkan gamet
rekombinannya adalah aB dan Ab. Pada pautan sempurna susunan trans, gamet
parentalnya adalah Ab dan aB, sedangkan gamet rekombinannya adalah AB dan
ab.
Faktor yang mendasari pindah silang adalah jarak antar gen. Karena, jarak
ini mempengaruhi kemampuan suatu gen untuk saling berpindah tempat dengan
alel pada gamet diseberangnya. Suhu yang ekstrim pun merupakan salah satu
faktor dari pindah silang karena suhu tinggi atau rendah mempengaruhi pada
saat pembelahan meiosis dan juga mempengaruhi rekombinan. Penggunaan
bahan kimia atau radiasi juga dapat meningkatkan pindah silang. Dan juga
kontrol gen, beberapa lokus gen telah diidentifikasi meningkatkan atau
menurunkan frekuensi rekombinan. Beberapa lokus ini mempengaruhi pada
waktu kromosom berpasangan ketika meiosis, yang lainnya sesudah kromosom
berpasangan. Perhatikan skema pindah silang dibawah sebagai berikut:
Skema Pindah silang tunggal Cis I-II

A a A A a a A A a
a

B b B b B b B b B
b

C c C c C c C c C
c

Skema Pindah silang tunggal cis II-III

A a A A a a A A a
a

B b B B b b B B b
b

C c C c C c C c C
c

Skema Pindah silang ganda cis I-II & II-III

A a A A a a A A a a

B b B b B b B b B b

C c C C c c C C c c

Susunan Cis dengan peristiwa pindah silang ganda I-II, I-II

A a A A a a A A a a
B b B B b b B B b
b

C c C C c c C C c
c

Susunan Cis dengan peristiwa pindah silang ganda II-III, II-III

A a A A a a A A a
a

B b B B b b B B b
b

C c C C c c C C c
c

Susunan trans dengan pindah silang tunggal I-II

A a A A a a A A a
a

b B b B b b b B b
B

C c C c C c C c C
c

Susunan trans dengan pindah silang tunggal II-III

A a A A a a A A a
a

b B b b B B b b B
B
C c B c C c C c C
c

Susunan trans dengan pindah silang ganda I-II & II-III

A a A A a a A A a
a

b B b B b B b B b
B

C c C C c c C C c
c

Susunan Trans dengan peristiwa pindah silang ganda I-II, I-II

A a A A a a A A a
a

b B b b B B b b B
B

C c C C c c C C c
c

Susunan Trans dengan peristiwa pindah silang ganda II-III, II-III

A a A A a a A A a
a

b B b b B B b b B
B

C c C C c c C C c
c
F. Simpulan
1. Simulasi peristiwa pautan yaitu pautan gen dengan susunan cis dan trans
2. Simulasi pindah silang, pada peristiwa pindah silang dapat terjadi pindah
silang tunggal dan pindah silang ganda
3. Pembentukan gamet dari hasil praktikum adalah sebagai berikut:
a. Pautan Cis
1) I-II : ABC, Abc, aBC, abc
2) II-III : ABC, ABc, abC, abc
3) I-II dan II-III : ABC, AbC, aBc, abc
4) I-II dan I-II : ABC, ABC, abc, abc
5) II-III dan II-III : ABC, ABC, abc, abc
b. Pautan Trans
1) I-II : ABc, Abc, aBc, abC
2) II-III : ABc, ABC, abc, abC
3) I-II dan II-III : ABc, Abc, aBC, abC
4) I-II dan I-II : ABc, ABc, abC, abC
5) II-III dan II-III : ABc, ABc, abC, abC
Daftar Pustaka
Ayala, F.J. and Kiger, J.A. (1984). Modern Genetics. 2nd ed. Menlo Park: The
Benjamin/Cunning Publ.Co.,Inc.
Didjosepoetro.1974. Pengantar Genetika. Jakarta : DeptDikBud
Campbell NA, dkk, 2004. Biologi. Edisi Kelima. Jilid 1. Jakarta: Erlangga.
Elrod & Stansfield. 2002. Schaum’s Outline Teori dan Soal-Soal Genetika.
Jakarta: Erlangga.
Hardjosubroto, Wartomo. 1998. Pengantar Genetika Hewan. Yogyakarta: Fakultas
Peternakan UGM.
Nio,Tjan kwiauw. 1990. Genetika Dasar. Bandung : ITB Press
Suryo. 1984. Genetika.Yogyakarta : UGM Press
Suryo. 2010. Genetika untuk Strata1. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Yatim, Wildan. 1986. Genetika. Bandung: Transito.
Jawaban Pertanyaan

1. Tidak. Apabila antara dua buah gen mengalami pindah silang ganda, maka
tidak akan terjadi perubahan macam gamet. Hal itu disebabkan karena gamet
rekombinan yang terbentuk akan sama dengan parentalnya, maka dari itu
hanya ada 1 macam gamet yang terbentuk.

2. Iya. Letak kiasma dalam pindah silang akan mempengaruhi macam gamet yang
terbentuk. Contoh : Dalam suatu kromosom terdapat gen A, B, dan C,
sedangkan pada kromosom lain berisi alelnya yaitu a, b, dan c. Apabila kiasma
terdapat antara gen I dan II, maka pada pindah silang tunggal akan
menghasilkan gamet ABC, Abc, aBC, dan abc. Sedangkan apabila kiasma
terdapat antara gen II dan III, maka gamet yang terbentuk adalah ABC, Abc,
abC, dan abc.

3. Iya. Susunan gen dapat mempengaruhi jenis gamet yang terbentuk. Misal pada
suatu kromosom terdapat gen A dan B sedangkan pada homolognya terdapat
alel a dan b. Maka pada pautan sempurna susunan cis, gamet parentalnya
adalah AB dan ab, sedangkan gamet rekombinannya adalah aB dan Ab. Pada
pautan sempurna susunan trans, gamet parentalnya adalah Ab dan aB,
sedangkan gamet rekombinannya adalah AB dan ab.
Dokumentasi

Cis tunggal gen I-II Cis ganda I-II & II-III

Cis tunggal gen II-III Cis tunggal Gen II-III & II-III

Cis ganda I-II & I-II


Trans tunggal I-II Trans tunggal II-III

Trans ganda I-II & I-II Trans ganda I-II & II-III

Trans ganda II-III & II-III

Anda mungkin juga menyukai