Anda di halaman 1dari 5

GENETIKA MANUSIA

Atika Rahmah Harahap


Laboratorium Biologi, Genetika, Universitas Islam Negeri Sumatera Utara, Jln IAIN, Gaharu,
Kec. Medan.

Abstrak
Keanekaragaman merupakan dasar ciri–ciri makhluk hidup. Adanya keanekaragaman
genetik merupakan hasil seleksi alam dari suatu spesies terhadap lingkungannya.
Keanekaragaman tidak hanya terjadi pada tumbuhan dan hewan saja tetapi juga manusia. Namun
pada manusia, keanekaragaman yang terjadi hanya pada tingkat gen dan berkaitan dengan
pewarisan sifat. Manusia memperlihatkan variasi pada beberapa ciri-ciri yang dapat dilihat
dengan mudah melalui fenotip atau sifat yang tampak. Mengetahui karakteristik atau perbedaan
manusia melalui Fenotip atau bentuk yang tampak, Dalam praktikum ini, variasi fenotip yang
diamati dari 29 orang praktikan meliputi jenis kelamin, ukuran jari-jari, rambut, keadaan bentuk
telinga, ,bentuk mata, pusaran kepala, bentuk hidung dan golongan darah.

Pendahuluan Genotip ialah seluruh gen yang


Keanekaragaman merupakan dasar dimiliki suatu individu. Genotip yang
ciri–ciri makhluk hidup. Adanya terekpresikan menampakan fenotip pada
keanekaragaman genetik merupakan hasil suatu individu. Genotip yang melibatkan
seleksi alam dari suatu spesies terhadap alel-alel pada suatu lokus tunggal dapat
lingkungannya. Keanekaragaman tidak menghasilkan genotip yang homozigot. 
hanya terjadi pada tumbuhan dan hewan saja Keturunan  homozigot dapat dihasilkan dari
tetapi juga manusia. Namun pada manusia, galur murni. Perpaduan heterozigot
keanekaragaman yang terjadi hanya pada dihasilkan dari alel yang berbeda (Sutiowati,
tingkat gen dan berkaitan dengan pewarisan T. 2007).
sifat. Manusia memperlihatkan variasi pada Tujuan Praktikum
beberapa ciri-ciri yang dapat dilihat dengan
mudah melalui fenotip atau sifat yang Mengetahui karakteristik atau
tampak (Campbell, Neil. 1999). perbedaan manusia melalui Fenotip atau
Fenotip dapat dikatakan sebagai bentuk yang tampak.
karakteristik atau ciri-ciri yang dapat diukur Keanekaragaman pada manusia tidak
atau sifat yang nyata yang dmiliki oleh lepas dari peran gen meskipun yang dapat
organisme. Ciri itu tampak oleh mata, diamati secara langsung hanya fenotipnya.
seperti warna kulit atau tekstur rambut. Keanekaragaman pada manusia antara lain
Fenotip dapat juga diuji untuk dapat dilihat dari: Ujung daun telinga, Ujung
identifikasinya, seperti pada penentuan daun telinga dibedakan menjadi dua yaitu
angka respiratoris atau uji serologi tipe ujung daun telinga bebas dan ujung telinga
darah. Fenotip merupakan hasil produk- melekat. Ujung telinga bebas merupakan
produk gen yang diekspresikan di dalam pembawa sifat dominan dan sebaliknya
lingkungan tertentu. Namun, gen memiliki ujung telinga melekat merupakan pembawa
batasan-batasan di dalamnya sehingga sifat resesif. Ibu jari, Ibu jari pada manusia
lingkungan dapat memodifikasi fenotip. ada yang dapat membengkok dan ada yang
(Stansfield, 1983 : 19) tidak. Hal ini disebabkan adanya gen
dominan dan resesif. Jari yang dapat
membengkok adalah pembawa sifat Metode Penelitian
dominan dan yang tidak dapat membengkok
adalah sifat resesif. Rambut, Rambut juga 1. Waktu Dan Tempat Penelitian
dapat dipakai sebagai indikator Penelitian ini dilaksanakan
keanekaraman pada manusia. Rambut pada hari jum’at 06 Desember 2019,
manusia dibedakan menjadi dua yaitu lokasi penelitian dilakukan di
rambut tidak lurus dan rambut lurus. Ciri laboratorium biologi fakultas sains
pada rambut tersebut membedakan gen pada dan teknologi universitas islam
manusia. Jika seseorang mempunyai rambut negeri sumatera utara
tidak lurus berarti dia membawa sifat 2. Alat Dan Bahan
dominan dan sebaliknya. Hidung, Manusia Alat yang digunakan adalah
secara umum memiliki hidung mancung Lup, Penggaris, alat tulis, lembar
atau pesek. Perbedaan ini menandakan pengamatan, sedangkan bahan yang
adanya perbedaan ciri pada manusia. Hidung digunakan adalah 29 orang manusia (
mancung merupakan pembawa sifat laki-laki ) berjumlah 4 orang dan
dominan dan hidung pesek adalah pembawa perempuan berjumlah 25 orang
sifat resesif. Warna kulit, Manusia 3. Rancangan Percobaan
mempunyai warna kulit hitam, coklat, dan Rancangan percobaan yang
putih. Semakin hitam warna kulitnya maka dilakukan adalah secara manual
seseorang akan membawa sifat dominan. dengan melihat perbedaan
Manusia juga ada yang mempunyai warna karakteristik setiap orang, yaitu
kulit transparan atau biasa disebut albino Melakukan kegiatan secara
(Sudjadi, B. 2005). Albino merupakan berkelompok, mengusahakan terdiri
kelainan genetik karena seseorang tidak dari laki-laki dan perempuan,
mempunyai pigmen dalam tubuhnya. Melakukan pencanderaan atas sifat
Kelainan ini dapat diturunkan lewat yang tampak, minimal 8 (delapan)
perkawinan karena membawa sifat resesif. sifat, Menulis hasil pencanderaan
Lidah, Lidah dibedakan menjadi dua yaitu pada table 2, menentukan pula
lidah yang dapat melipat dan tidak dapat kemungkinan genotip dari sifat
melipat. Lidah yang dapat melipat tersebut dengan mengingat sifat
merupakan pembawa sifat dominan dan dominan dan resesifnya.
lidah yang tidak dapat melipat merupakan
Hasil Pengmatan
pembawa sifat resesif. Lesung pipi, Lesung
pipi merupakan cekungan pada pipi
1. Bentuk rambut
manusia. Cekungan ini dapat terlihat saat
wajah seseorang yang mempunyai lesung
pipi ini diam atau sedang berekspresi. Orang
a. Lurus (RR) = 10
yang mempunyai lesung pipi merupakan
pembawa sifat dominan dan sebaliknya. b. Keriting (rr)= 20
Golongan darah, Penggolongan darah pada
manusia ada empat yaitu A, B, AB, dan O. 20 10
Pembagian golongan darah ini didasarkan Fenotif: p = x 100% = 0,72 q =
29 29
pada ada atau tidaknya sistem ABO yaitu
ada-tidaknya aglutinogen dan aglutinin x 100% = 0,28
dalam darah (Fried, George. 2005).
p2 = 0,72 Genotipe : p2 + 2pq +q 2 = 1
q 2 = 0,28
0,55 + 2 + 0,54 = 3
P = √ 0,72 =0,83
3. Warna Kulit
q = √ 0,28 = 0,17

p+q=1 a. Coklat (cc) = 10


b. Sawo Matang (CC) = 20
q = 1 – 0,83
20
q = 0,17 Fenotif: p = x 100% = 0,72
29

Genotipe : p2 + 2pq +q 2 = 1 10
q= x 100% = 0,28
29
0,72 + 2 + 0,28 = 3
p2 = 0,72
2. Bentuk pusat kepala q 2 = 0,28
P = √ 0,72 =0,83
a. Arah Jarum Jam(KK) = 16 q = √ 0,28 = 0,17
b. Berlawanan Jarum jam(kk) = 13

16 p+q=1
Fenotif: p = x 100% = 55
29 q = 1 – 0,83

13 q = 0,17
q= x 100% = 54
29
Genotipe : p2 + 2pq +q 2 = 1
p2 =0, 55
0,72 + 2 + 0,28 = 3
q 2 =0, 54
P = √ 55 =0,75 Pembahasan
Variasi genetik manusia merupakan
q = √ 0,54 = 0,73 keragaman gen yang menunjukkan jumlah
total dari karakteristik gen yang dapat
diamati pada manusia. Setiap manusia
p+q=1 memiliki gen yang berbeda-beda. Tidak
akan ada dua orang manusia yang secara
genetik sama meskipun mereka kembar
q = 1 – 0,75 identik/ kembar monozigot. Adanya
perbedaan gen tersebut terjadi baik pada
q = 0,25 tingkat spesies maupun tingkat populasi.
Perbedaan gen pada tingkat spesies dapat memiliki perbedaan yang dapat dilihat dari
terlihat dari adanya variasi fenotip pada fenotip.
setiap individu. Dengan bantuan cakram
genetika, kita dapat melihat adanya Kesimpulan dan Saran
keragaman gen manusia melalui tampilan Adapun kesimpulan pada praktikum
fenotipnya. tentang keanekaragaman manusia, yaitu:
Dalam praktikum ini, variasi fenotip Setiap individu memiliki perbedaan dan
yang diamati dari 29 orang praktikan perbedaan tersebut dapat diamati melalui
meliputi jenis kelamin, ukuran jari-jari, fenotip. Walaupun ada beberapa orang yang
rambut, keadaan bentuk telinga, ,bentuk memiliki indeks keragaman yang sama,
mata, pusaran kepala, bentuk hidung dan namun masih dapat dibedakan melalui
golongan darah. pengamatan fenotip.
Keanekaragaman pada manusia Setiap praktikan memiliki karaktersitik
terbentuk oleh sifat-sifat genetika yang sifat yang berbeda. Meskipun terdapat
dibawa oleh gen dari orang tua. Sifat- sifat persamaan, pasti terdapat perbedaannya.
genetika meliputi sifat dominan dan sifat Perbedaan yang ada diantara individu yang
resesif. Ujung daun telinga yang bergenotip sama pun kemungkinan dapat
menggantung atau bebas merupakan sifat memiliki fenotip yang berbeda. Perbedaan
dominan, sedangkan ujung daun telinga tersebut menyebabkan adanya variasi sifat
yang melekat atau menempel merupakan yang memperkaya keanekaragaman manusi.
sifat resesif. jari tengah tangan yang lebih Hal tersebut akan terlihat jelas pada cakram
panjang dibanding jari telunjuk merupakan genetika.Variasi sifat fisik (fenotip) pada
sifat dominan, sedangkan jari telunjuk lebih manusia dapat teramati, Variasi fenotip yang
tinggi dibanding jari tengah merupakan sifat teramati yaitu meliputi bentuk rambut, jari-
resesif. Orang yang memiliki rambut jari, daun telinga, lipatan lidah, bentuk mata,
keriting termasuk orang yang memiliki sifat bentuk hidung, bentuk telinga dan golongan
gen resesif, sedangkan orang yang berambut darah
lurus memiliki sifat gen dominan.. Golongan
darah dibedakan menjadi empat, yaitu Adapun saran untuk praktikum ini agar
golongan darah A, B, AB, dan O. Golongan praktikan mengamati dengan baik berbagai
O biasanya disebut donor universal karena variasi sifat pada manusia, serta dapat
dapat mendonorkan darahnya kepada orang membandingkan persamaan dan perbedaan
yang bergolongan darah sama atau sifat dari hasil pengamatan.
bergolongan darah lain. Orang yang
bergolongan darah O biasanya lebih banyak Daftra Pustaka
dijumpai dari pada orang yang bergolongan
darah lainnya. Sedangkan Golongan darah Campbell, Neil. 1999. Biologi Jilid 1.
AB disebut resipien universal (golongan Jakarta : Erlangga.
darah yang dapat menerima donor dari Fried, George. 2005. Biologi. Jakarta :
gologan darah lainnya), golongan darah AB Erlangga.
biasanya lebih jarang dijumpai dari pada Henubili, V. 2003. Common Text Book
golongan darah lainnya. Keanekaragaman (Edisi Revisi) Genetika. Yogyakarta: JICA.
pada manusia tidak hanya dijumpai pada Noor Hujjatusnaini, 2013. Buku Ajar
manusia pada umumnya, tetapi juga untuk Genetika. STAIN Palangka Raya.
manusia kembar. Walaupun kembar identik Salam, A. 1994. Keanekaragaman Genetik.
sekalipun, pasti kedua manusia tersebut Yogyakarta: Andi Offset.
Stansfield, William D. 1983. Genetika, Sutiowati, T. 2007. Biologi Interaktif.
Edisi Ketiga. Jakarta : Penerbit Erlangga. Jakarta: Azka Press.
Susanto, Agus H. 2011. Genetika. Sudjadi, B. 2005. Biologi. Surabaya:
Yogyakarta : Graha Ilmu. Yudhistira.

Anda mungkin juga menyukai