Karakter Kuantitatif
dan Heritabilitas
t karakter ini. Oleh karena itu, perlu digunakan teori lain yaitu teori genetika
kuantitatif. Karakter kuantitatif yang dipelajari dinyatakan dalam besaran
kuantitatif bagi masing-masing individu tanaman yang selanjutnya
digunakan pendekatan analisis sejumlah ukuran karakter itu. Karakter yang
muncul dari suatu tanaman merupakan hasil dari genetik dan lingkungan,
yaitu P=G + E. Untuk menyeleksi karakter kuantitatif, digunakan ragam
fenotipe individu-individu dalam populasi.
Ragam fenotipe (o2r) sebenarnya terdiri dari ragam genetik (o'n), ragam
lingkungan (o2r), serta interaksi antara ragam genetik dan lingkungan (o'u,r).
Dengan rumus matematis: o', = o'u + 02, + o2n,.. Ragam genetik itu sendiri
terdiri dari ragam genetik aditif (o'o), ragam genetik dominan (o'o) dan
ragam genetik epistasis (o2,); dimana o'n = o'o * o', * o2,. Ragam genetik
suatu populasi sangat penting dalam program pemuliaan. Oleh karena itu,
pendugaan besarannya perlu dilakukan.
Ragam genetik aditif merupakan penyebab utama kesamaan di antara
kerabat (antara tetua dengan turunannya). Ragam ini merupakan efek
rata-rata gen; fungsi dari derajat di mana perubahan fenotipe karena
terjadinya seleksi. Ragam genetik dominan merupakan penyebab utama
ketidaksamaan diantara kerabat. Ragam ini merupakan basis utama bagi
heterosis dan kemampuan daya gabung khusus (specific combining obility).
seberapa besar keragaman fenotipe akan diwariskan diukur oleh parameter
yang disebut heritabilitas.
Heritabilitas adalah perbandingan antara besaran ragam genotipe
dengan besaran total ragam fenotipe dari suatu karakter. Hubungan ini
menggambarkan seberapa jauh fenotipe yang tampak merupakan refleksi
dari genotipe. Mengapa memerlukan nilai heritabilitas dari suatu karakter?
secara mutlak tidak bisa dikatakan apakah suatu karakter ditentukan
oleh faktor genetik atau faktor lingkungan. Faktor genetik tidak akan
memperlihatkan karakter yang dibawanya, kecuali dengan adanya faktor
lingkungan yang diperlukan. sebaliknya, bagaimana pun orang mengadakan
ma n ipulasi dan perbaika n-perbaika n terhada p faktor-faktor lingkungan,
tak akan menyebabkan perkembangan suatu karakter, kecuali kalau faktor
genetik yang diperlukan terdapat pada individu-individu atau populasi
tanaman yang bersangkutan. Keragaman yang diamati pada suatu karakter
harus dapat dibedakan apakah disebabkan terutama oleh faktor genetik
atau faktor lingkungan. Sama halnya juga dalam pengamatan atas beberapa
karakter, harus mampu untuk menjelaskan apakah kiranya disebabkan oleh
perbedaan antargen yang dibawa oleh satu individu dari individu lainnya
ataukah oleh perbedaan-perbedaan lingkungan dari setiap individu tempat
mereka tumbuh. Disinilah dirasakan perlu adanya suatu pernyataan yang
berkarakter kuantitatif antara peranan faktor genetik relatif terhadap faktor-
faktor lingkungan dalam memberikan penampiran akhir atau fenotipe yang
diamati. Heritabilitas dapat dipergunakan untuk keperluan tersebut.
Pada dasarnya seleksi terhadap popurasi bersegregasi dilakukan melalui
nilai-nilai besaran karakter fenotipenya. Dalam kaitan ini, penting diketahui
peluang terseleksinya individu yang secara fenotipe menghasilkan turunan
yang sama miripnya dengan individu terseleksi tadi. Misalkan dalam suatu
populasi dijumpai ragam genetik tinggi untuk suatu karakter dan ragam
funotipenya rendah maka dapat diramalkan bahwa turunan individu
terseleksi akan mirip dengan dirinya untuk karakter tersebut, begitu pula
sebaliknya.
sesuai dengan komponen ragam genetiknya, heritabilitas dibedakan
menjadi heritabilitas dalam arti luas (broad sense heritabilityl (hr,rr,) dan
heritablitas dalam arti sempit (norrow sense heritability) (hrrrr)). Heritabilitas
dalam arti luas merupakan perbandingan antara ragam genetik total dan
ragam fenotipe (h21esr = o'o/o2r). Seperti yang telah diuraikan sebelumnya,
bahwa ragam genetik terdiri dari ragam genetik aditif (o2o), ragam genetik
dominan (o2r) dan ragam genetik epistasis (o2,). Heritabilitas dalam arti
sempit merupakan perbandingan antara ragam aditif dan ragam fenotipe
(h21ns) = o'o/ o'rl'
Umumnya heritabilitas dalam arti sempit banyak mendapatkan
perhatian karena pengaruh aditif dari tiap alelnya diwariskan dari tetua
kepada keturunannya. Kontribusi penampilan tidak tergantung pada adanya
interaksi antar-alel. lam pemuliaan tanama n, seleksi karakter-kara kter
Da
Perhitungan heritabilitas.
L. Nilai tengah (x)
x = (I x)/n ; dimana n merupakan banyaknya anggota populasi
2. Ragam (o2)
(I x') - [(Ix)'/ n]
02=
n-1
contohnya adalah tinggi bibit (cm) : 8, 7, L0,9,5,6
(82 +72+ 102 + 92 + 52 + 6')- [ (8 + 7 + 10 + 9 + 5 + 6l'1 61
o2=
5-1
= 3r5
3. Simpangan baku (o)
o={o2
pada soal contoh di atas, simpangan bakunya adalah:
O=VO2=V3,5 =7,87
4. Koefisien keragaman (CV)
Cy = (olx )x 100
pada soal di atas, koefisien keragamannya adalah:
gY = (7,87 /7,5) x 100 = 24,93
W €
TABET 6.1. NITAI TENGAH DAN RAGAM PAI.IJAI{G TON6I(OL PADA PI, P2, Fl DAN F2
Perhitungan:
t. Rataan hitung (i1
I(fi.xi)
x=-
Ifi
contoh: lihat data P1
(4 x 5) + (6 x 21) + (7 x24l+ (8 x 8)
X= = 6,6
57
I
I 2. Ragam (o2)
o2=tl$-Ll[fi(xi- x)2
I Contoh : lihat data FL
158
I
02= 2,29
59
Heritabi litas
o2rr+ o2rr+ o2r, (0,67 +3,56+2,291
o'r= = 2,I7
o'r= o'rr'=5'07
O'r= O'o- O'r= 5,O7 -2,L7 = 2,9O
o'u 2'9o
h21as) = x10O% =- xlOO%=57,20%o
02 p 5,07
TABEL 6.2. CARA PERHITUNGA}I UilTUI( MINDAPATI(AII RAGAM
9 1 9 -3 9 9
10 12 120 -2 4 48
11 12 132 1 I 12
12 14 168 0 0 0
13 17 221 1 1 17
14 9 126 2 4 36
15 4 60 3 9 36
69 158
2. Metode Burton
Metode Burton (Burton, 1951) memanfaatkan data o2r, dan o2rr.
Ii
Heritabilitas yang diperoleh adalah heritabilitas arti luas (hrtrr).
(
o'rr- o'r',
h21as) = x LOOo/o
o",
Contoh 6.2. Lihat ragam pada Tabel 5.1.
5,07 -2,31
h21es) = xtOO%=43,29Yo
5,07
3. MetodeMahmud-Kramer
Metode Mahmud-Kramer (Mahmud dan Kramer, 1951) memanfaatkan
data o2rr, o2r, dan o2rr. Heritabilitas yang diperoleh adalah heritabilitas arti
luas (h'1r51).
Contoh 6.4. Pada anggrek, ada suatu genotipe yang diperbanyak melalui
kultur jaringan atau perbanyakan vegetatif lainnya. Kemudian genotipe
tersebut ditanam menghasilkan ragam sebesar 2,35 (o2ro). Hasil selfing atau
t hasil mutasi (misalkan diradiasi dengan sinar gamma) dari genotipe tersebut
I
menghasilkan ragam sebesar 4,72lo2rr). Maka heritabilitas dalam arti luas
I adalah:
i 4,72-2,35
h21ss) = xtOOo/o=O,S0
4,72
Contoh 6.5. Dua galur murni cabai disilangkan dan dianalisis heritabilitas
untuk sifat ketahanan terhadap antraknosa isolat PYK 04, data ditampilkan
pada Tabel 6.3 (Syukur et o1.,2007).
TABEL 6"3. JUilItAH TAI{AMAN, NILTI T[NGA[I, RAGAM, OAN STANDAR DTVIASI P*DN
STTIAP POPUTASI STRDASARKA$I 5I(OR I(ETAHANAI,I TERHADAP ANTRAI(NOSA
1 Sangat tahan 4 0 0 0 2 0 9
2 Tahan 6 0 2 2 7 1 25
3 Moderat 0 0 5 9 9 3 74
4 Rentan 0 8 7 3 2 12 77
0 0 0 0 4 't6
5 Sangat rentan 2
t
(2) (0,84)- (0,68 + 0,59) I
h20rs) = xtOO%= 48,81%
0,84 (
o2or+o2or*02*
I
a2 -^
h',.r, xlOO%
.-2
, U--
t2
i
I[ o,a+
t'
I
-R ?)o/^
-
tttitai duga heritabilitas arti luas (h'0,) termasuk dalam kategoritinggi,
r---
t
I
w
i
6. Realized Heritabil,U
Heritabilitas suatu sifat dapat diduga mengunakan besarnya kemajuan
seleksi suatu populasi. Rumus yang digunakan adalah:
h2 = R/S
fra-Irz
xsF2 - xF2
100
80
60
456 7 Bts ro 11 12
t tl
4, x.r E*
Gambar 6.1. lLustrasi respon seleksi dan diferensial seleksi menggunakan populasi F3 dan F2
Contoh 5.5. Pada tanaman cabai persilangan antara dua galur murni
diperoleh beberapa FL, hasil selfing dari F1 diperoleh F2. Dari populasi
F2, dilakukan seleksi terhadap produksi buah per tanaman. Tanaman yang
berproduksi di atas 1 kg dipisahkan untuk dilanjutkan. Kemudian benih hasil
seleksi populasi F2 ditanam sebagaitanaman F3. Nilai tengah masing-masing
diperoleh sebagai berikut: *F2 = 0,82 ke; ISfZ = !,20 kg; dan f F3 = 0,93 kg
maka heritablitas dapat diduga sebagai berikut:
xF3 - xF2
h2 =
fsrz - frz
h2 -xtoo%
= [(0,93 -0,821/(1,,20-0,82)] x1.OO% =28,95%o
TABEL 6"4. ANOVA DAH F-.". MODEL A(AI(, MOOEL TETAN DA}I KOII{BINASINYA
KT Galat lokasi 1
p=
KT Galat lokasi 2
Jika Fno,n, lebih kecil daripada F,.0", maka artinya kedua ragam galat
tersebut sama. Apabila ragam yang diuji lebih dari dua maka digunakan Uji
Bartlett (Gomez & Gomez, 1985). Setelah menguji kehomogenan ragam
galat, di mana ragam galat homogen maka selanjutnya disusun sidik ragam
gabungan seperti pada Tabel 6.5. poin 2,3, dan 4.
TABET 6.5. ANOVA DAN NITAI I{ARAPAN PER(OBAAN PADA BERBAGAI KOMBINASI
LOI(A'I DAN MUSIM
Ulangan (r-1 )
)
t Galat (r-1Xg-1) M1 a2
Ulangan/M m(r-1)
t Genotipe (G) (s-1) M3 o2e+r(o2__+o2-,-)+rm (o2_+o2,,)
GxM (g-1Xm-1) M2 o2-+r(o2^-+o2^,-)
Galat m(r-]Xg-l) M1 a2
W
Lokasi (L) (r-1 )
Ulangan/L l(r-1 )
W
Lanjutan TabeL 6.5
l) (r-1) lm
o'" = M1 I
o2u+ro2, =M2
M1 +ro2, =M2
ro2 =M2-M1
M2-M1
o2
E
r
o', = o'r+ o'./r
o'u
h',rr, = x1.OO%
o'o
@
TABTL 6.6. HASIL ANATISIS RAGAM BOBOT BUAH SEIUANGIM
M2 - M1 207.521.,t90 - 108.257,505
g2= = 33.087,895
f 3
o2 33.087,895
c
h21ss) = xlooo/o=
o2r+ (o2./rl 33.087,895 + (LO8.257,SOG I 3l
= 47,8OYo
(herita bilitas seda ng)
r
+1.o2 + rm.o2
o2egmg =M3
M2 + rm.o2 c
=M3
rm,02
E
= M3-M2
M3-M2
o'r=
02gme o2
o2 =o2+ +-
o2
hr,r$ = xlOOo/o
a2 p
-
c. Satu musim dalam beberapa lokasi
Berdasarkan kuadrat tengah dan nilai harapan pada Tabel 5.5. No 3.
dapat diurai komponen ragam sebagai berikut.
02 e =M1
o2egl+ro2. =M2
ML+ro2.gr =M2
ro2 .
=M2-M1
sl
M2-Ml
02.
gr =
r
+r.oz .+ rl.o2
02egl
c
M3
M2 + rl.o2^6 M3
rl.o2
e
M3-M2
M3-M2
o2
rl
o2.
gl
o2
e
o2 =62+
c
#
lrl
o2
hr,r$ =_ xloo%
02 p
a2-+go2 r /l+gro2l
o2.+gdr/l
d-+ra2-,+rlo2
d +ra2
s6,1 38 (M1)
M3 - M2 (448,652 -79,102)
02= = 30,796
rl (3)(4)
-=
M2-M1 (79,LO2 - 56,138)
-2
tgl - - =7,555
r
o'" =ML =56,138
-
o2.
gl o2 e 7,655 56,1"38
O2 -p8= O2_ + +- = 30,796+ + = 37,388
- 412
-
o," 30,796
-
h',rg xtOO%=-xtOO%
o'o 37,388
-- 82,3690/o he rita bi ita s ti n ggi
( I )
oz e =M1
o2e +ro2.glm =M2
M1+ro2.glm =M2
ro2glm .
=M2-M1
M2-ML
U-
-2 glm
r
e glm+rl.o2 gm
02+r.o2. M3
M2 + rl.o2gm M3
rl.o2 gm M3-M2
M3_M2
02gm
rl
o2e+r.o2.
grm+ rm.o2gl .
=M4
M2 + rm.o2sl =M4
rfil.o2gr = M4-M2
M4-M2
o", =-
rm
.+
02e+r.a2glm rl.o2
gm+ rm.o2gl + lrmo2 = . M5
gm =
---> rl.o2-- M3 - M2
---> rm.o2gr.= M4 - M2
M2 + M3 - M2 + M4- M2 + lrm.o2- = M5
lrm.o2, = M5 - M4- M3 + M2
= M5-(M4+M3-M2)
M3-(M4+M3-M2)
02
lrm
a2.
gr 02gm o2 grm o2
o2
lm rlm
o'r
h',rr, = x100%
o'o
-
Contoh 6.9. Percobaan 70 galur-galur cabai generasi F5 hasil persilangan
dua tetua homozigot ditanam dengan menggunakan rancangan acak
kelompok, dua ulangan, di dua lokasi dan dua musim. Tinggi dikotomus
tanaman cabai dianalisis gabungan dan disusun dalam anova gabungan.
Dalam percobaan ini besarnya:
GenotiPe =8=70 Musim =m=2
Ulangan =t =2 Lokasi =l=2
Analisis gabungan dilakukan dengan model random sepertitercantum
dalam Tabel5.8.
TABEI,5.8. AI'IATI5I5 GABUNGAN TINGGI DII(OTOMUS CABAI ((M) PADA 2 LOXASI DAN 2
MUSIM
LxMxG
02 e = Ml = 30,72
o?.
gr o2gm .
02grm o2
e
02 =62 1-+-+-+*
lmlmrlm
= 8,23 + (Al4 + @/21+ (6,55141+ 130,72/8) = 13,71
o2 g 8,23
ht,r' =-x tao%=-xLao%
oro L3,7L
= 60,03% (heritabilitas tinggi)
TABtt 6.9. ANAtlsls RAGAM DAll l,lll.Al HARAPAI.I ul,lTUK GEil0TlpE DTPERBANYAT(
I(IONAL
(r-1Xc-1)
o"
h-,.r,
t2
xlOO%
o'r! o'.
Contoh 6.L0. Pada percobaan menghitung heritabilitas mawar untuk
diameter bunga. Ada 30 klon mawar ditanam menggunakan rancangan acak
kelompok dengan 3 ulangan. Diameter bunga diamati pada L0 tanaman
contoh. Data analisis ragam ditampilkan pada Tabel G.10.
TABEL 6.10. AllALISlS RAGAI{ DAN ]lltAl I{ARAPAN DIAMtTER BUt'tGA MAWAR
ffi€
346,52-332,99
o" = 13,63
o" 13,63
hr,r$ x lOOo/o = xtO0%= L3,28Yo
o2r+ (o2"/rl 13,63 + 88,96
I (F2iXF3i) - (IF2,X'F3i)
Cov (F2 & F3)
n-1
2 (F2,)'-1(2r2,)r/nl
a",
n-1
Cov (F2 & F3)
b = = 0,301
o",
Karena gandum merupakan tanaman menyerbuk sendiri maka
heritabilitas dapat dihitung sebagai berikut.
h',*r, -
= b x 100% = 0,301 x ]rOO% = 3O,1%o
TABTL 6.11. DATA PENGA'|iATAN AKUMUTASI SIflONsIUM.89 PADA GA},IDUM F2 DAil T3
Ld
$:: f3
110 1't7 't26 116 145 102
112 109 't12 132 93 117
148 128 79 92 't05 'il8
99 107 't11 91 107 't04