Disusun oleh:
Setya Aresti Febriani
Kelas B
I/2
A. Hasil
1. Tabel uji Chi-Square
Tabel 1.1 Uji X2 (Chi-Square) Monohibrid
E liar = ¾ x 32 = 24
E mutan (ebony) = ¼ x 32 = 8
B. Pembahasan
Pewarisan monohibrid merupakan suatu persilangan dengan
menggunakan varietas-variestas induk yang hanya memiliki satu sifat
beda. Sepasang alel yang berbeda , salah satunya akan bersifat
dominan dan yang lain bersifat resesif. Percobaan persilangan tersebut
dilakukan dengan bertujuan untuk mengetahui pola pewarisan sifat
dari tetua terhadap keturunanannya (Campbell, 2004). Persilangan
monohibrid ini, perkawinan pada induk disebut parental (P) dan hasil
perbandingan keturunannya disebut Filial (F) (Abdurrahman, 2008).
Persilangan monohibrid akan memiliki rasio genotipe dominan dan
resesif 1:2:1 dan rasio fenotipe 3:1 pada keturunan keduanya.
Sedangkan pada keturunan pertamanya akan menghasilkan keturunan
yang mirip dengan induk dominannya. Persilangan monohibrid sangat
penting dalam penelitian terutama dalam bidang genetika tumbuhan,
pengujiannya akan menggunakan dasar Hukum Mendel 1 atau sering
disebut dengan hukum segregasi (Dwidjoseputro, 1981).
Pada persilangan monohibrid berlaku Hukum Mendel 1 disebut
hukum segregasi (the low of segregation), dimana hukum tersebut
menyatakan bahwa keberadaan sepasang faktor partikulat (gen)
mengendalikan setiap sifat dan harus bersegregasi saat pementukan
gamet dan akan menyatu secara acak saat fertilisasi. Jadi, dua alel
pengatur sifat tertentu akan terpisah pada gamet yang berbeda. Selain
itu, salah satu faktor tersebut cenderung diekspresikan dengan
menutupi faktor lain apaila keduanya muncul secara bersamaan
(George H. Fried & George J. H. 2006)
Karakter lalat tipe liar yaitu memiliki tubuh yang berwarna kuning,
sepasang mata yang merah, sayap dari lalat ini lurus, transparan, dan
panjang sayap biasanya lebih panjang dari abdomen. Pada percobaan
ini digunakan lalat tipe liar jantan yang memiliki ciri-ciri tubuh kecil
dari betina, bentuk ujung abdomen tumpul dan berwarna hitam,
segmen tubuh kurang terlihat jelas dan memiliki alat kopulasi yaitu sex
comb atau sisir kelamin yang terletak di kaki belakang. Sedangkan
karakteristik lalat tipe ebony yaitu warna tubuh cenderung lebih gelap
dari lalat normal, penyebabnya karena terjadi mutasi pada kromosom 3
di lokus 77. Alasan digunakan lalat tipe liar dan lalat tipe ebony pada
persilangan monohirid adalah untuk menguji pewarisan satu sifat beda
dari lalat ebony yaitu warna tubuh yang lebih gelap dari lalat normal
yang dengan mudah dapat diamati oleh praktikan.
Gambar pola persilangan monohibrid tipe liar dan ebony
Gamet E e
(Ee) (Ee)
Filial 2 EE,Ee.Ee,ee
Gamet E e
E EE Ee
e Ee ee
Genotipe 1:2:1
Fenotipe 3:1
(O−E)2
menggunakan rumus didapatkan hasil 0,7. Sedangkan pada tipe
E
ebony didapatkan O (hasil) 12 dengan E (nilai harapan) 8 sehingga X 2hit
(O−E)2
ebony dihitung dengan rumus didapatkan hasil 2. Dengan
E
demikian, X2hitung diperoleh dari penjumlahan hasil X2hit liar dengan
X2hit ebony yaitu 2,7. X2 tabel diperoleh dengan derajat bebas 1 dan
tingkat kesalahan (alfa) 0,05 sehingga jika dilihat dengan tabel maka
didapatkan X2 tabel 3,84, karena X2 hitung lebih kecil dari pada X2 tabel
maka diterima yang artinya nisah teoritis terpenuhi pada hasil perkawinan
yang sesungguhnya atau tidak ada penyimpangan dari Hukum Mendel 1.
DAFTAR PUSTAKA
Fried, George H. & Hademenos, George J., 2006. Scaum’s Outlines of Theory
and
Problems of Biology. Surabaya: Erlangga.
Susanto, Agus Hery dkk., 2021. Petunjuk Praktikum Genetika. Purwokerto:
Universitas Jenderal Soedirman.