MODUL V
MEMAHAMI KONSEP HUKUM MENDEL
DI SUSUN OLEH:
NAMA : AINY RAMADHANY
NIM : G701 19 103
KELOMPOK : 1 (SATU)
ASISTEN : STEVEN STIF LADADO
LABORATORIUM BIOSISTEMATIKA
JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS TADULAKO
OKTOBER, 2019
BAB I
PENDAHULUAN
Hukum Mendel I, tiap organisme memiliki dua alel untuk setiap sifat. Selama
pembentukan gamet, dua alel berpisah sehingga masing-masing gamet hanya
mengandung satu alel untuk satu sifat. Jikadua gamet bertemu pada fertilisasi,
keturunan yang terbentuk mengandung dua alel yang mengendalikan satu sifat
(Brown, 1993).
Hukum Mendel I adalah perkawinan dua tetua yang mempunyai satu sifat beda
(monohibrit). Setiap individu yang berkembang baik secara seksual terbentuk dari
perleburan 2 game t yang berasal dari induknya. Berdasarkan hipotesis mendel
dari setiap sifat/karakter ditentukan oleh gen (sepasang alel). Hukum Mendel I
berlaku pada waktu gametogenesis F1. F1 memiliki genotip heterozigot. Dalam
peritiwa meiyosis, gen sealel akan terpisah , masing-masing terbentuk gamet.
Baik pada bunga jantan maupun bunga betina terjadi 2 macam gamet. Waktu
terjadi penyerbukan sendiri (F1 x F2) dan pada proses fertilisasi gamet-gamet
yang mengandung gen itu akan melebur secara acak dan terdapat 4 macam
peleburan atau peristiwa (Dotti, 2011)
Berdasarkan uraian diatas, yang melatar belakangi praktikum yang kami lakukan
adalah kurangnya pengetahuan mengenai konsep hukum Mendel, sehingga
dilakukannya praktikum ini.
1.2 Tujuan
TINJAUAN PUSTAKA
Pada galur murni akan menampilkan sifat-sifat dominan (alel AA) maupun sifat
resesif (aa) dari suatu karakter tertentu. Bila disilangkan, F1 akan mempunyai
kedua macam alel (Aa) tetapi menampakkan sifat dominan (apabila dominant
lengkap). Sedangkan individu heterozigot (F1) menghasilkan gamet-gamet,
setengahnya mempunyai alele dominant A dan setengahnya mempunyai alele
resesif a. Dengan rekomendasi antara gamet-gamet secara rambang populasi F2
menampilkan sifat-sifat dominant dan resesif dengan nisbah yang diramalkan.
Nisbah fenotif yaitu 3 dominan (AA atau Aa) : 1 resesif (aa). Nisbah geneotif
yaitu 1 dominan lengkap (AA) : 2 hibrida (Aa) : 1 resesif lengkap (aa) (Crowder,
1997).
Sifat yang muncul pada F1 disebut sebagai sifat dominant (menang), sedangkan
yang tidak muncul disebut sifat yang resesif (kalah). Oleh Mendel, huruf yang
dominant homozigot diberi symbol dengan huruf pertama dari sifat dominan,
dengan menggunakan huruf kapital yang ditulis dua kali. Sifat resesif diberi
symbol dengan huruf kecil dari sifat dominant itu tadi. Simbol ditulis dua kali
atau sepasang karena kromosom selalu berpasang. Setiap gen pada kromosom
yang satu memiliki pasangan pada kromosom homolognya (Syamsuri, 2004)
a. Parental (P): induk.
b. Filial (F): keturunan.
c. Keturunan pertama (F1): anak.
d. Keturunan kedua (F2): cucu.
e. Genotipe : sifat menurun yang tidak tampak dari luar, contoh: AA, Aa,
aa,AABb.
f. Fenotipe : sifat menurun yang tampak dari luar, contoh: besar, kecil,
tinggi, pendek.
g. Dominan : sifat gen yang memiliki ekspresi lebih kuat yang
dapatmenutupi/mengalahkan sifat yang dibawa gen alelnya, disimbolkan
denganhuruf kapital, contoh: AA, BB, MMh.
h. Resesif : sifat gen yang tidak muncul (tertutup) karena kalah oleh
sifat pasangannya, akan muncul apabila bersama-sama gen resesif lainnya,di
simbolkan dengan huruf kecil, contoh: aa, bb, mmi.
i. Homozigot : pasangan gen yang sifatnya sama, contoh: AA, aa, MM, bb j.
j. Heterozigot : pasangan gen yang tidak sama, contoh: Aa, Mm, Bb
METODE PRAKTIKUM
Waktu dan tempat pada praktikum ini dilaksanakan adalah hari Selasa , 8
Oktober 2019, pukul 13.00 WITA sampai selesai, Laboratorium Biosistematika
Tumbuhan Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam,
Universitas Tadulako
3.2.1 Alat
Alat yang digunakan pada praktikum ini adalah kotak untuk menyimpan
kancing model gen, dan kamera HP yang untuk mendokumenstasikan segala
sesuatu selama praktikum.
3.2.2 Bahan
Bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah kancing model gen warna
merah (M) dan warna putih (m).
BAB IV
Merah-Merah (MM) 11
Putih-Putih (mm) 11
Merah-Putih (Mm) 28
F1 F1
P : ×
(Mm) (Mm)
M M
G :
m m
F2 : ♂/♀ M m
M MM Mm
M Mm mm
4.3 Pembahasan
Teori perwarisan sifat ini dikenal dengan nama Hukum Mendel. Hukum Mendel
I yang dikenal sebagai hukum pemisahan gen sealel. Dengan mempelajari
perwarisan sifat ini dapat mengetahui pola pewaris sifat tetua kepada generasi
berikutnya (Syamsuri. 2004).
Pada percobaan yang telah kami lakukan, pasangan kancing merah-merah (MM)
muncul sebanyak 11x, putih-putih (mm) sebanyak 11x, dan merah-putih (Mm)
sebanyak 28x. sehingga fenotip merah (M) lebih dominan sempurna terhadap
fenotip putih (m) dengan pebandingan 3:1 dan apabila memiliki sifat-sifat
dominan tidak sempuna (intemediat) perbandingan genotipnya yaitu 11:28:11
atau 1:3:1 (MM : Mn : mm).
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
Setiap pengamatan harus dilakukan dengan teliti agar dapat mendapatkan hasil
yang maksimal. Usahakan perbanyaklah referensi tentang pengamatan sel dan
pada praktikum selanjutnya bahan-bahan praktikum dilengkapi.
DAFTAR PUSTAKA
Brown, B. (1993).Hematology: Principles and Procedure. America: Lea &.Febiger.
LAMPIRAN
LEMBAR ASISTENSI
Nama : AINY RAMADHANY
Stambuk : G 701 19 103
Kelompok : 1 (SATU)
Asisten : STEVEN STIF LADADO