Anda di halaman 1dari 6

Nama : Ainy Ramadhany

Nim : G701 19 103


Kelas : B

Tugas 1 Metode Farmakologi

1. Dosis Terapi
Dosis terapi adalah Dosis terapi, takaran obat yang diberikan dalam keadaan
biasa dan dapat menyembuhkan pasien. Untuk mendapat ukuran dosis terapi
yang efektif, perlu dilakukan pengukuran presentase efek terapi yang diharapkan
pada penderita atau pada hewan percobaan (Yamlean, P. 2019)
Untuk mendapatkan ukuran dosis terapi yang dapat memberikan efek terapi yang
efektif, perlu dilakukan pengukuran presentase efek terapi yang diharapkan pada
penderita atau pada hewan percobaan. Misalnya untuk mengukur dosis terapi
obat tidur A, obat tersebut diberikan kepada sejumlah hewan percobaan dengan
berbagai ukuran dosis, kemudian dihitung jumlah hewan yang tertidur setengah
jam setelah obat diberikan. Dosis yang menyebabkan efek tidur pada 50% hewan
percobaan disebut ED50* Dosis yang menyebabkan efek tidur pada 10% hewan
percobaan disebut ED10 dan mungkin saja ED1’ ED20’ ED99” ED100* (Syamsuni,
2006).
Contoh obat : Amlodipine

2. Dosis Lazim
Dosis lazim adalah dosis yang diberikan berdasarkan petunjuk umum
pengobatan yang biasa digunakan, referensinya bisa berbeda – beda, dan sifatnya
tidak mengikat, selagi ukuran dosisnya diantara dosis maksimum dan dosis
minimum obat (Elmitra, 2017).
Dosis lazim merupakan petunjuk yang tidak mengikat, tetapi digunakan sebagai
pedoman umum. Misalnya, obat CTM (4mg / tablet) disebutkan dosis lazimnya 6
– 16mg / hari dan dosis maksimumnya 40mg / hari; bila seseorang minum 3x
sehari 2 tablet, berarti dosis maksimumnya belum dilampaui. Akan tetapi, ini
dianggap tidak lazim karena hanya dengan 3x sehari 1 tablet sudah dapat
mencapai efek terapi yang optimal (Syamsuni, 2006).

Rumus : Asetosal 500 mg – 1 g / 1,5 g – 3 g (FI III)


500 mg
 Dosis sekali pakai= × 100 %=100 %
500 mg
1,5 g
 Dosis pemakaian sehari= ×100 mg=100 %
1,5 g
Tidak Under Dose

3. Dosis Efektif
Dosis efektif adalah dosis serap yang mempertimbangkan kualitas radiasi dan
sensitivitas dari pada jaringan (Sofiana dkk, 2012).
Menurut Sofiana, dkk (2012), dosis efektif ini dapat dituliskan sebagai berikut:
DE = k . DLP
dengan DE adalah dosis efektif, dan k adalah faktor bobot empiris (mSv.mGy-
1.cm-1).

4. Dosis Maksimal
Dosis maksimal adalah takaran dosis tertinggi yang masih boleh diberikan
kepada pasien dan tidak menimbulkan keracunan (Elmitra, 2017).
Daftar dosis maksimum menurut FI Edisi III (1979) digunakan untuk orang
dewasa yang berumur 20 – 60 tahun dengan bobot badan 58 – 60kg. Ada
beberapa ketentuan untuk dosis maksimum, yaitu :
A. Untuk orang lanjut usia yang keadaan fisiknya sudah mulai menurun, dosis
yang diberikan harus lebih kecil daripada dosis maksimum, seperti aturan
dibawah ini.
4
1) 60 – 70 tahun /5 dosis dewasa
3
2) 70 – 80 tahun /4 dosis dewasa
2
3) 80 – 90 tahun /3 dosis dewasa
4) 90 tahun ke atas 1/2 dosis dewasa
B. Untuk wanita hamil yang peka terhadap obat – obatan, sebaiknya obat
diberikan dalam jumlah yang lebih kecil. Bahkan, beberapa obat yang dapat
mengakibatkan abortus dan kelainan janin dilarang penggunaannya.Wanita
menyusui juga tidak boleh menggunakan obat – obat tersebut karena obat
dapat diserap oleh bayinya melalui air susu ibu (ASI).
C. Pemberian obat untuk anak – anak dibawah 20 tahun membutuhkan
perhitungan khusus karena respons tubuh anak atau bayi terhadap obat tidak
dapat disamakan dengan orang dewasa.
D. Ada tiga macam bahan obat luar yang memiliki dosis maksimum, yaitu naftol,
guaiakol, dan kreosot untuk kulit; sublimat untuk mata; serta iodoform untuk
obat kompres.

Menurut Syamsuni (2006) berikut adalah beberapa rumus perhitungan dosis


maksimum (DM) :
A. Perhitungan dosis berdasarkan umur
1) Rumus Young (anak umur <8 tahun)
n(tahun)
Dosis= × dosis dewasa
n ( tahun ) +12
2) Rumus Fried
n(bulan)
Dosis= ×dosis dewasa
150
3) Rumus Dilling (anak umur >8 tahun)
n(tahun)
Dosis= × dosis dewasa
20
B. Perhitungan dosis berdasarkan berat badan
1) Rumus Clark (Amerika)
bobot badan anak ( pon)
Dosis= ×dosis dewasa
150
2) Rumus Thremich – Fier (Jerman)
bobot badan anak (kg)
Dosis= ×dosis dewasa
62
3) Rumus Black
bobot badan anak (kg)
Dosis= ×dosis dewasa
62
C. Perhitungan dosis berdasarkan luas permukaan tubuh (LPT)
1) Dari kumpulan kuliah farmakologi UI Tahun 1968
luas permukaan badan anak
Dosis= ×dosis dewasa
1,75
2) Rumus Catzel
luas permukaan badan anak
Dosis= × dosis dewasa
luas permukaantubuh dewasa

5. Dosis Lethal
Menurut Elmitra (2017) dosis letalis adalah takaran dosis yang apabila
diberikan dalam keadaan biasa dapat menimbulkan kematian pada pasien, dosis
letal dibagi menjadi 2 :
A. Dosis letal 50 : takaran dosis yang bisa menyebabkan kematian 50% hewan
percobaan
B. Dosis letal 100 : takaran dosis yang bisa menyebabkan kematian 100% hewan
percobaan

6. Loading Dosis
Loading dose (initian dose) adalah dosis awal yang diberikan agar mencapai
konsentrasi obat yang cukup secara cepat di dalam darah sehinga tercapai dosis
terapeutik (dosis yang dapat memberikan efek penyembuhan). Loading dose
dilanjutkan dengan maintenance dose, dimana dosis akan diturunkan secara
perlahan sampai tercapai dosis dengan konsentrasi di dalam darah yang tetap
dapat memiliki dosis terapeutik (Agung, 2016).
7. Maintenance Dosis
Dosis pemeliharaan (maintenance dose) yang lebih kecil untuk menjaga agar
kadar dalam darah mencukupi (Ansel, H, C dan Prince, S, J, 2006).
Menurut Nasution (2015) Dosis pertahanan dihitung dengan menggunakan
rumus : MD = Cl.Css

8. Initial Dosis
Intitial dose merupakan dosis permulaan yang diberikan pada penderita dengan
konsentrasi/kadar obat dalam darah dapat dicapai lebih awal (Agung, 2016).
DAFTAR PUSTAKA

Agung. G. A. A. (2016). Menentukan Dosis Obat dan Cara Pemberiannya. Bali :


Universitas Udayana.

Ansel, H, C dan Prince, S, J. (2006). Kalkulasi Farmasetik Panduan Untuk Apoteker.


Jakarta : EGC

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. (1979). FARMAKOPE INDONESIA


EDISI III. Jakarta : DEPKES RI.

Elmitra. (2017). DASAR – DASAR FARMASETIKA DAN SEDIAAN SEMI SOLID.


Sleman : PENERBIT DEEPUBLISH.
Nasution, A. (2015). Farmakokinetika Klinis. Medan : USU Press.

Sofiana, L., Noor, J., Normahayu, I. (2012). Estimasi Dosis Efektif pada
Pemeriksaan Multi Slice Ct-Scan Kepala dan Abdomen Berdasarkan
Rekomendasi Icrp 103. Malang : Universitas Brawijaya.

Syamsuni. (2006). FARMASETIKA DASAR DAN HITUNGAN FARMASI. Jakarta :


EGC.

Yamlean, P., V., Y. (2019). Buku Ajar Farmasetika. Klaten: Lakeisha

Anda mungkin juga menyukai