Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI UMUM

MODUL V
KONSEP HUKUM MENDEL

DISUSUN OLEH :
NAMA : RIA MALGA SARI F
STAMBUK : G701 19 036
KELOMPOK : IV (EMPAT)
ASISTEN : MUFIDA AL IDRUS

LABORATORIUM BIOSISTEMATIS TUMBUHAN


JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN
ALAM
UNIVERSITAS TADULAKO

SEPTEMBER, 2019
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Hukum Mendel I dikenal sebagai hukum segregasi. Selama proses meiosis


berlangsung, pasangan-pasangan kromosom homolog saling berpisah dan
tidak berpasangan lagi. Setiap set kromosom itu terkandung di dalam satu sel
gamet. Proses pemisahan gen secara bebas dikenal sebagai segregasi bebas.
Hukum Mendel I dikaji dari persilangan monohybrid (Syamsuri, 2004).

Hukum Mandel I berlakupada gametogenesis F1.F1 itu memiliki genotip


heterozigot. Baik pada bunga betina maupun benang sari, terbentuk 2 macam
gamet. Maka kalau terjadi penyerbukan sendiri (F1 x F1) terdapat 4 macam
perkawinan (Yatim, 1996).

Pada jalur murni akan menampilkan sifat-sifat dominan (alel AA) maupun
sifat resesif (aa) dari suatu karakter tertentu. Bila disilangkan, F1 akan
mempunyai kedua macam alel (Aa) tetapi menampakkan sifat dominan
(apabila dominant lengkap). Sedangkan individu heterozigot (F1)
menghasilkan gamet-gamet, setengahnya mempunyai alel dominan A dan
setengahnya mempunyai alel resesif a. Dengan rekomendasi antara gamet-
gamet secara rambang populasi F2 menampilkan sifat-sifat dominan dan
resesif dengan nisbah yang diramalkan. Nisbah fenotif yaitu 3 dominan (AA
atau Aa) : 1 resesif (aa). Nisbah geneotif yaitu 1 dominan lengkap (AA) : 2
hibrida (Aa) : 1 resesif lengkap (aa) (Crowder, 1997)

Mendel melakukan persilangan monohibrid atau persilangan satu sifat beda,


dengan tujuan mengetahui pola pewarisan sifat dari tetua kepada generasi
berikutnya. Persilangan ini untuk membuktikan hukum Mendel I yang
menyatakan bahwa pasangan alel pada proses pembentukkan sel gamet dapat
memisah secara bebas (Hermawan, 2016).

Berdasarkan uraian diatas, yang melatar belakangi praktikum ini adalah


kurangnya pengetahuan tentang konsep hukum Mendel, sehingga praktikum
ini perlu dilakukan.

B. Tujuan

Adapun tujuan dari praktikum ini, yaitu untuk memahami angka-angka


perbandingan dalam hukum Mendel melalui hukum kebetulan.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Gregor mendel merupakan pencetus berbagai prinsip dasar genetika. Pada akhir
abad ke sembilan belas, beliau mengenali adanya unit informasi yang diwariskan
untuk pembentukan sifat yang dapat diamati pada organisme. Ini merupakan
konsep utama gen (Bresnick, 2003).

Sebelum Gregor Mendel melakukan percobaan penyilangan pada tanaman kapri


(Pisum sativum) para ahli telah mempunyai pemikiran tentang adanya kehidupan
yang berkesinambungan, yang membawa faktor keturunan dari generasi ke
generasi. Tetapi mereka tidak melakukan percobaan seperti yang dilakukan oleh
mendel dan disamping itu peralatan ilmiah yang dapat dipakai untuk
membuktikan pemikiran mereka belum ada (Pratiwi, 2004).

Hasil penelitian Mendel dengan melakukan persilangan berbagai varietas kacang


kapri (Pisum sativum) untuk monohibrid menyimpulkan bahwa setiap sifat
organisme ditentukan oleh faktor, yang kemudian disebut gen. Faktor tersebut
diwariskan dari satu generasi ke generasi berikutnya. Dalam setiap individu
tanaman terdapat dua faktor (sepasang) untuk masing-masing sifat, yang
kemudian dikenal dengan istilah sepasang (dua) alel; satu faktor berasal dari tetua
jantan dan satu faktor lagi berasal dari tetua betina. Dalam penggabungan tersebut,
setiap faktor tetap utuh dan selalu mempertahankan identitasnya. Pada saat
pembentukan gamet, setiap faktor dapat dipisah kembali secara bebas. Peristiwa
ini kemudian dikenal sebagai Hukum Mendel I, yaitu Hukum Segregasi (Yusuf,
2008).

Alasan Mendel menggunakan kacang kapri dalam percobaannya karena dapat


melakukan penyerbukan sendiri (autogami). Tumbuhan yang melakukan
penyerbukan sendiri cenderung memiliki sifat yang tetap (konstan), sedangkan
yang melakukan penyerbukan silang memiliki banyak variasi, mudah dilakukan
penyerbukan silang, dengan jalan mengambil serbuk sari dari tumbuhan yang satu
diletakkan di kepala putik tumbuhan kacang kapri lain. Cepat menghasilkan
keturunan. Mempunyai keturunan yang banyak. Antar varietas kacang kapri
memiliki pasangan sifat beda yang kontras. Proses pewarisan sifat dari induk
kepada keturunannya berlangsung menurut aturan tertentu. Aturan itu dikenal
sebagai prinsip pewarisan sifat atau prinsip hereditas. Prinsip-prinsip hereditas
disebut pula Hukum Mendel (Winarni, 2009).

Dalam hukum pemisahan mendel mengemukakan bahwa pasangan alel-alel yang


menentukan suatu tertentu ternyata dipindahkan secara terpisah. Dengan
pengecualian yang jarang terjadi dalam alam, tidak ada pasangan alel-alel yang
secara normal dipindahkan bersama-sama dari satu generasi ke generasi lain.
Fenomena ini yang disebut hukum segregasi atau ukum pemisahan, digambarkan
oleh persilangan F1 x F1. Hanya jika kedua gen , T dan t, dari setiap tanaman F1
berpisah dalam gamet yang berbeda dan dipindahkan secara terpisah pada waktu
reproduksi saja, maka dimungkunkan untuk diperoleh kombinasi seperti (Pai,
1985).

Persilangan monohibrid dalam ilmu genetika ditentukan oleh gen-gen yang


memisah secara bebas, dimana pada pembentukan gamet (gametogenesis) untuk
gen yang merupakan pasangan akan disegregasikan ke dalam sel anakan. Gen
yang terletak dalam lokus yang sama pada kromosom, pada waktu gametogenesis
gen sealel akan terpisah, masing-masing menuju ke satu gamet. Hal ini dikenal
juga dengan Hukum I Mendel (The Law of Segregation of Allelic Genes)
(Zaifbio, 2010).

Berbeda dengan persilangan monohibrid yang hanya memperhatikan satu sifat


beda, maka persilangan dihibrid adalah persilangan antara dua individu sejenis
dengan dua sifat beda. Ciri-ciri persilangan Dihibrid : Persilangan dengan
memperhatikan dua sifat beda, Jumlah Gamet yang terbentuk pada setiap individu
adalah 4 (2n), Fenotip individu ditentukan oleh 2 macan sifat genetik, Dijumpai
maksimal 16 variasi genotip pada F2, 7 sifat kontras yang dimiliki ercis (Pisum
sativum), 7 sifat kontras yang dimiliki ercis (Zaifbio, 2010).

Dalam suatu persilangan perlu diketahui istilah-istilah yang digunakan. Istilah-


istilah itu diantaranya : Parental (P): induk. Filial (F): keturunan. Keturunan
pertama (F1): anak. Keturunan kedua (F2): cucu, Genotipe: sifat menurun yang
tidak tampak dari luar, contoh: AA, Aa, aa, AABb. Fenotipe: sifat menurun yang
tampak dari luar, contoh: besar, kecil, tinggi, pendek. Dominan: sifat gen yang
memiliki ekspresi lebih kuat yang dapat menutupi/mengalahkan sifat yang dibawa
gen alelnya, disimbolkan dengan huruf kapital, contoh: AA, BB, MM. Resesif:
sifat gen yang tidak muncul (tertutup) karena kalah oleh sifat pasangannya, akan
muncul apabila bersama-sama gen resesif lainnya, disimbolkan dengan huruf
kecil, contoh: aa, bb, mm. Homozigot: pasangan gen yang sifatnya sama, contoh:
AA, aa, MM, bb. Heterozigot: pasangan gen yang tidak sama, contoh: Aa, Mm,
Bb (Brown, 1993).
BAB III

METODE PRAKTIKUM

3.1 Waktu dan Tempat

Praktikum ini dilakukan pada hari Rabu tanggal 9 oktober. Jam 10.00 –
12.00 WITA. Bertempat di Laboratorium Biosistematika Tumbuhan, Jurusan
Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas
Tadulako.

3.2 Alat dan Bahan

3.2.1 Alat

Alat yang digunakan berupa kotak untuk menyimpan kancing model-


model gen.

3.2.2 Bahan

Bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah kancing model-model


gen warna Merah (M) dan Putih (m).

3.3. Prosedur kerja


a. Disiapkan masing-masing 25 kancing model-model gen warna merah
(M) dan putih (m).
b. Dikocok kotak kancing model-model gen.
c. Mata ditutup, kemudian dua buah kancing diambil beberapa kali
hingga tidak tersisa, dengan cara menutup mata. Catat hasil yang
didapatkan.
BAB IV
HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Pengamatan

Hasil pengamatan dari praktikum yaitu:

Macam Pasangan Frekuensi Muncul

Merah-merah 5

Merah-Putih 15

Putih-putih 5

4.2 Pembahasan

Pada persilangan ini berlaku hukum mendel I yang menyatakan bahwa ketika
berlangsung pembentukan gamet pada individu heterozigot terjadi perpisahan
alel secara bebas sehingga setiap gamet hanya menerima sebuah gen saja.
Oleh karena itu, setiap gamet mengandung salah satu alel yang dikandung sel
induknya. Peristiwa ini dikenal dengan Persilangan Monohibrid yang dikenal
pula dengan hukum segregasi. Persilangan ini menggunakan satu sifat beda.

Berdasarkan hasil penelitian kami, pasangan merah-merah muncul sebanyak


5x, merah-putih sebannyak 15x, dan putih-putih sebanyak 5x. Fenotip merah
(M) dominan sempurna terhadap putih (m), sehingga perbandingan
fenotipnya didapatkan 3:1. Apabila sifat-sifat tersebut bersifat intermediet
atau dominan tidak sempurna, maka akan didapatkan perbandingan fenotip
1:2:1 (MM : Mm : mm).
BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Setelah melakukan praktikum biologi mengenai konsep hukum mendel, dapat


disimpulkan bahwa data perbandingan pada hukum Mendel melalui media
kancing yang dibedakan dengan warna merah dan putih, jika sifat merah
dominan terhadap putih maka menghasilkan perbandingan 3:1, sedangkan
jika sifatnya intermediet atau dominan tidak sempurna maka akan
menghasilkan perbandingan 1:2:1.

5.2 Saran

Pada saat penghitungan data, diperlukan ketelitian praktikan dan asisten, agar
tidak terjadi penyimpangan pada hukum Mendel.
DAFTAR PUSTAKA

Brown, B. (1993). Hematology: Principles and Procedure. America: Lea &.


Febiger.

Crowder, L.V. (1997). Genetika Tumbuhan. Diterjemahkan oleh L. Kusdiarti.


UGM. Yogyakarta.

Hermawan, D.W. (2016). Laporan praktikum hukum Mendel. Palu : Fakultas


Kehutanan Universitas Tadulako.

Pai, A.C. (1985). Dasar-Dasar Genetika. Jakarta: Erlangga.

Pratiwi. (2004). Pewarisan Sifat. Jakarta : Erlangga.

Syamsuri. (2004). Biologi. Jakarta: Erlangga. Universitas Bengkulu.

Winarni, S. (2009). Pewarisan Sifat. Semarang: IAIN Walisongo Semarang.

Yatim, W. (1996). Biologi modern:biologi sel. Bandung: Tarsito.

Yusuf, M.(2008).Modul 1 praktikum genetika. Jakarta : Universitas Terbuka.

Zaifbio. (2010). Biologi Online Blog Pendidikan Biologi. http:// Pewarisan Sifat-
biologi-online.html. (Diakses pada tanggal 11 Oktober 2019 pukul 23.10).
LAMPIRAN
LEMBAR ASISTENSI

NAMA : HABIBA ROSITA


STAMBUK : G 701 19 129
KELOMPOK : TIGA (3)
ASISTEN : ANANDA GRACE

No Hari/Tanggal Koreksi Paraf

Anda mungkin juga menyukai