Anda di halaman 1dari 23

KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa

karena berkat dan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan ini dengan baik tepat pada waktunya. Adapun judul dari laporan ini adalah Hukum Mendel yang berfungsi sebagai salah satu syarat penilaian praktikum Dasar Pemuliaan Tanman yang diselengarakan Fakultas Pertanian USU Medan tahun akademik 2013/2014. Tidak lupa pula penulis ucapkan terima kasih kepada : Ibu Dr. Diana Sofia Hanafiah, Sp,Mp. selaku dosen pembimbing mata kuliah Dasar Pemuliaan Tanaman, serta kepada Abang dan Kakak asisten yang telah membimbing penulis selama praktikum. Penulis menyadari laporan ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu kritik dan sarannya penulis harapkan demi kesempurnaan laporan ini. Semoga laporan ini berguna bagi kita semua. Akhir kata penulis ucapkan terima kasih.

Medan, 18 Maret 2014

Penulis

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR ............................................................................ DAFTAR ISI ........................................................................................... PENDAHULUAN .................................................................................. Latar Belakang ............................................................................ Tujuan Praktikum ........................................................................ Kegunaan Penulisan ................................................................... TINJAUAN PUSTAKA ......................................................................... BAHAN DAN METODE ....................................................................... Waktu dan Tempat Percobaan .................................................... Bahan dan Alat ............................................................................ Prosedur Percobaan ................................................................... HASIL DAN PEMBAHASAN .......... . .................................................. Hasil ............................................................................................ Pembahasan ................................................................................. KESIMPULAN ...................................................................................... DAFTAR PUSTAKA ............................................................................. 1 2 3 3 4 4 5 9 9 9 9 11 11 16 20 21

PENDAHULUAN Latar Belakang Hukum pewarisan Mendel adalah hukum mengenai pewarisan sifat pada organisme yang dijabarkan oleh Gregor Johann Mendel dalam karyanya 'Percobaan mengenai Persilangan Tanaman'. Hukum ini terdiri dari dua bagian: Hukum pemisahan (segregation) dari Mendel, juga dikenal sebagai Hukum Pertama Mendel, dan Hukum berpasangan secara bebas (independent assortment) dari Mendel, juga dikenal sebagai Hukum Kedua Mendel. Hukum mandel 2 adalah persilangan antara dua tetua yang mempunyai dua sifat beda (dihibrid). Dalam hukum mendel II atau dikenal dengan The Law of Independent assortmen of genesatau Hukum Pengelompokan Gen Secara Bebas dinyatakan bahwa selama pembentukan gamet, gen-gen sealel akan memisah secara bebas dan mengelompok dengan gen lain yang bukan alelnya (Suryati, Dotti.2011). Pada Hukum Mendel I selama proses meiosis berlangsung, pasanganpasangan kromosom homolog saling berpisah dan tidak berpasangan lagi. Setiap set kromosom itu terkandung di dalam satu sel gamet. Proses pemisahan gen secara bebas dikenal sebagai segregasi bebas. Hukum Mendel I dikaji dari persilangan monohibrid. (Syamsuri, 2004:101) Pada Hukum Mendel II disebut juga hukum asortasi. Mendel menggunakan kacang ercis untuk dihibrid, yang pada bijinya terdapat dua sifat beda, yaitu soal bentuk dan warna biji. Persilangan dihibrid yaitu persilangan dengan dua sifat beda sangat berhubungan dengan hukum Mendel II yang berbunyi independent assortment of genes. Atau pengelompokan gen secara bebas. Hukum ini berlaku ketika pembentukan gamet, dimana gen sealel secara
3

bebas pergi ke masing-masing kutub ketika meiosis. B untuk biji bulat, b untuk biji kisut, K untuk warna kuning dan k untuk warna hijau. Jika tanaman ercis biji bulat kuning homozygote (BBKK) disilangkan dengan biji kisut hijau (bbkk), maka semua tanaman F1 berbiji bulat kuning. Apabila tanaman F1 ini dibiarkan menyerbuk kembali, maka tanaman ini akan membentuk empat macam gamet baik jantan ataupun betina masing-masing dengan kombinasi BK, Bk,Bk, bk. Akibatnya turunan F2 dihasilkan 16 kombinasi.yang terdiri dari empat macam fenotip, yaitu 9/16 bulat kuning, 3/16 bulat hijau, 3/16 kisut kuning dan 1/16 kisut hijau. Dua diantara fenotip itu serupa dengan induknya semula dan dua lainnya merupakan fariasi baru. (Gooddenough,1984).

Tujuan Praktikum Memahami dan mempelajari tentang proses pewarisan sifat dari tetua kepada turunannya berdasarkan hukum mendel. Kegunaan Penulisan Kegunaan dari penulisan ini adalah untuk mengetahui bagian-bagian dari bunga beserta fungsinya dan untuk mengetahui proses penyerbukan pada bunga.

TINJAUAN PUSTAKA Asal Mula Hukum Mendel Teori pertama tentang sistem pewarisan yang dapat diterima kebenarannya dikemukakan oleh Gregor Mendelpada tahun 1865.Teori ini diajukan berdasarkan penelitian persilangan berbagai varietas kacang kapri (Pisum sativum).Dalam percobaannya Mendel memilih tanaman yang memiliki sifat biologi yang mudah diamati. Berbagai alasan dan keuntungan menggunakan tanaman kapri yaitu, (a) Tanaman kapri tidak hanya memiliki bunga yang menarik, tetapi juga memiliki mahkota yang tersusun sehingga melindungi bunga kapri terhadap fertilisasi oleh serbuk sari dari bunga yang lain. Hasilnya, tiap bunga menyerbuk sendiri secara alami; (b) Penyerbukan silang dapat dilakukan secara akurat dan bebas, dapat dipilih mana tetua jantan dan betina yang diinginkan; (c) Mendel dapat mengumpulkan benih dari tanaman yang disilangkan, kemudian

menumbuhkannya dan mengamati karakteristik (sifat) keturunannya. Mendel mempelajari beberapa pasang sifat pada tanaman kapri. Masingmasing sifat yang dipelajari adalah: tinggi tanaman, warna bunga, bentuk biji, dan lain-lain yang bersifat dominan dan resesif. Mula-mula Mendel mengamati dan menganalisis data untuk setiap sifat, dikenal dengan istilah monohibrid.Selain itu Mendel juga mengamati data kombinasi antar sifat, dua sifat (dihibrid), tiga sifat (trihibrid) dan banyak sifat (polihibrid).Hasil percobaannya ditulis dalam makalah yang berjudulExperiment in Plant Hybridization. Varietas-varietas yang disilangkan disebut tetua atau parental (P).Biji-biji hasil persilangan antar parental disebut biji filial-1 (F1).Ciri-ciri F1 dicatat dan bijinya ditanam kembali.Tanaman yang tumbuh dari biji F1 dibiarkan menyerbuk

sendiri untuk menghasilkan biji generasi berikutnya (F2).Dalam percobaannya Mendel mengamati sampai generasi F7, dan juga melakukan persilangan antara F1 dengan salah satu tetuanya (test cross). Hasil percobaan monohibrid menunjukkan bahwa pada seluruh tanaman F1 hanya ciri (sifat) dari alah satu tetua yang muncul.Pada generasi F2, semua ciri yang dipunyai oleh tetua (P) yang disilangkan muncul kembali.Ciri sifat tetua yang hilang pada F1 terjadi karena tertutup, kemudian disebut ciri resesif, dan yang menutupi disebut dominan.Dari seluruh percobaan monohibrid untuk 7 sifat yang diamati, pada F2 terdapat perbandingan yang mendekati 3:1 antara jumlah individu dengan ciri dominan resesif. Sebagai salah satu kesimpulan dari percobaan monohibridnya, Mendel menyatakan bahwa setiap sifat organisme ditentukan oleh faktor, yang kemudian disebut gen. Faktor tersebut kemudian diwariskan dari satu generasi ke generasi berikutnya.Dalam setiap tanaman terdapat dua faktor (sepasang) untuk masingmasing sifat, yang kemudian dikenal dengan istilah 2 alel satu faktor berasal dari tetua jantan dan satu lagi berasal dari tetua betina.Dalam penggabungan tersebut setiap faktor tetap utuh dan selalu mempertahankan identitasnya.Pada saat pembentukkan gamet, setiap faktor dapat dipisah kembali secara bebas.Peristiwa ini kemudian dikenal sebagai Hukum Mendel I, yaitu hukum segregasi. Perbandingan pada F2 untuk ciri dominan : resesif = 3 : 1, terjadi karena adanya proses penggabungan secara acak gamet-gamet betina dan jantan dari tanaman F1. Bukti-bukti Mendel untuk menjelaskan teori partikulat mengenai pewarisan: (a) Persilangan tanaman tinggi dan pendek; (b) Pada generasi F1 semua keturunan

(zuriat) berbatang tinggi; (c) Pada generasi F2 26% berbatang pendek dan 74% berbatang tinggi.

Uji Statistik Dalam Percobaan Persilangan Penentukan apakah suatu fenomena yang diamati sesuai atau tidak dengan teori tertentu, perlu dilakukan suatu pengujian dengan melihat besarnya penyimpangan nilai pengamatan terhadap nilai harapan.Selanjutnya besarnya penyimpangan tersebut dibandingkan terhadap kriteria model tertentu. Dalam percobaan persilangan akan dibandingkan frekuensi genotipe yang diamati terhadap frekuensi harapannya dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

X2 hitung = (Oi-Ei)2 Ei Keterangan: Oi = nilai pengamatan fenotipe ke i, Ei = nilai harapan fenotipe ke -i Suatu percobaan,jarang ditemukan hasil yang tepat betul, karena selalu saja ada penyimpangan.Yang menjadi masalah ialah berapa banyak

penyimpangan yang masih bisa kita terima.Menurut perhitungan para ahli statistik tingkat kepercayaan itu adalah 5% yang masih dianggap batas normal penyimpangan. Untuk percobaan genetika sederhana biasanya dilakukan analisis Chi-squrae(Nio,tjan, 1990). Peluang menyangut derajat kepastian suatu kejadian terjadi atau tidak.Dalam ilmu genetika, segregasi dan rekombinasi gen juga didasarkan pada hukum peluang.Rasio persilangan Heterozigot adalah 3:1 jika sifat tersebut

diturunkan secara dominan penuh.Jika terjadi persilangan dan hasilnya tidak sesuai dengan teori. Dapat menguji penyimpangan dengan uji Chi-square degan rumus sebagai berikut: Keterangan : X2 = Chi Quadrat O = Observed (nilai pengamatan) E = Expected (nilai harapan) = Sigma ( Jumlah dari nilai-nilai) (Noor,1996) Seringkali percobaan perkawinan yang dilakukan menghasilkan keturunan yang tidak sesuai dengan hukum Mendel. Untuk menguji hal ini digunakan tes X2 atau disebut juga dengan Chi square. Awalnya tes ini dinamakan test phi ().Untuk memudahkan mengingatnya dikatakan test X (Suryo,1984) Frekuansi gen merupakan pernyataan matematis suatu gen yang tersebar dalam suatu populasi yang bereproduksi secara seksual. Bagi suatu lokus genetik yang memiliki produk gena lebih dari satu atau bersifat alelik, maka frekuensi gen tersebut juga frekuensi alel dari lokus tersebut. Dalam hal ini perlu diperhatikan bahwa untuk menghitung frekuensi suatu gen atau frekuensi alel perlu diketahui dulu sebaran genotip dalam populasi yang diperiksa(Sofro,1992) Teori kemungkinan merupakan dasar untuk menentukan nisbah yang diharapkan dari tipe-tipe persilangan genotip yang berbeda.Penggunaan teori ini memungkinkan untuk menduga kemungkinan diperolehnya suatu hasil tertentu dari persilangan tersebut.Metode chi kuadrat adalah cara yang tepat kita pakai untuk membandingkan data percobaan yang diperoleh dari hasil persilangan dengan hasil yang diharapkan berdasarkan hipotesis secara teotitis. Dengan cara

ini seorang ahli genetika dapat menentukan satu nilai kemungkinan untuk menguji hipotesis itu. Peristiwa yang mungkin tejadi adalah peristiwa saling asing yaitu peristiwa yang tidak mungkin terjadi bersama-sama.Peristiwa gayut yaitu peristiwa tidak mempengaruhi terjadinya peristiwa lain.Chi kuadrat adalah uji nyata apakah data yang diperoleh benar menyimpang dari nisbah yang diharapkan dan tidak secara betul.Perbandingan yang diharapkan berdasarkan pemisahan hipotesis berdasarkan pemisahan alel secara bebas.(Kusdianti,1986)

Persailangan Monohibrid Persilangan monohibrid adalah persilangan antar dua spesies yang sama

dengan satu sifat beda. Persilangan monohibrid ini sangat berkaitan dengan hukum Mendel I atau yang disebut dengan hukum segresi. Hukum ini berbunyi, Pada pembentukan gamet untuk gen yang merupakan pasangan akan disegresikan kedalam dua anakan. Mendel pertama kali mengetahui sifat monohibrid pada saat melakukan percobaan penyilangan pada kacang ercis (Pisum sativum).Sehingga sampai saat ini di dalam persilangan monohibrid selalu berlaku hukum Mendel I.Sesungguhnya di masa hidup Mendel belum diketahui sifat keturunan modern, belum diketahui adanya sifat kromosom dan gen, apalagi asam nukleat yang membina bahan genetik itu.Mendel menyebut bahan genetik itu hanya faktor penentu (determinant) atau disingkat dengan faktor.Hukum Mendel I berlaku pada gametogenesis F1 x F1 itu memiliki genotif heterozigot. Gen yang terletak dalam lokus yang sama pada kromosom, pada waktu

gametogenesis gen sealel akan terpisah, masing-masing pergi ke satu gamet (Yatim,1986) Karakter batang tinggi yang dominan terhadap batang rendah berlaku pada umumnya tumbuhan, termasuk jagung.Pada jagung juga dikenal adanya karakter pertumbuhan batang seperti tebu.Pada jamur roti neurospora dikenal pula karakter warna mycelium yang merah dominan terhadap yang putih. Persilangan Dihibrid Persilangan dihibrida merupakan perkawinan dua individu dengan dua tanda beda. Persilangan ini dapat membuktikan kebenaran Hukum Mendel II yaitu bahwa gen-gen yang terletak pada kromosom yang berlainan akan bersegregasi secara bebas dan dihasilkan empat macam fenotip dengan perbandingan 9:3:3:1. Kenyataannya, seringkali terjadi penyimpangan atau hasil yang jauh dari harapan yang mungkin disebabkan oleh beberapa hal seperti adanya interaksi gen, adanya gen yang bersifat homozigot letal dan sebagainya (Bhimasarf, 2009).

10

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Percobaan Waktu Hari Pukul : 7 Maret 2014 : 08:00 - 09:45 WIB

Tempat : Laboratorium Dasar Pemuliaan Tanaman, Fakultas Pertanian, USU

Bahan dan Alat Bahan yang digunakan adalah: 1. Kancing yang disimbolkan sebagai gen. 2. Rak kancing sebagai tempat kancing gen. Alat yang digunakan adalah 1. Pinset 2. Mikroskop Binokuler Prosedur Percobaan 1. Disediakan bunga dari beberapa spesies tanaman pangan, hortikulturan dan tanaman perkebunan yang mekar, yaitu: a. Bunga Cabai (Capsicum annuum L.) b. Bunga Jagung jantan dan betina (Zea mays L.) c. Bunga Kembang Sepatu (Hibiscus rosa-sinensis L.) d. Bunga Pepaya (Carica papaya L.)

11

e. Bunga Terung (Solana melongena L.) 2. Diamati bunga dari tiap-tiap spesies dan ditentukan bagian-bagiannya. 3. Ditentukan warna bunga, letak bunga serta jenis bunganya (apakah bunga lengkap atau tidak)

12

HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil

13

14

15

16

17

Pembahasan Pada praktikum kali ini, bunga-bunga yang diamati adalah: 1. Bunga Cabai (Capsicum annuum L.) Bunga cabai (Capsicum annuum L.) memiliki mahkota bunga berwarna kuning, bunga biasanya tumbuh pada ketiak daun dalam keadaan tunggal atau bergerombol dalam tandan. Bunga tanaman cabai merupakan bunga sempurna, artinya dalam satu tanaman terdapat bunga jantan dan bunga betina. Pemasakan bunga jantan dan bunga betina dalam waktu yang sama (atau hampir sama), sehingga tanaman dapat melakukan penyerbukan sendiri. Namun untuk mendapatkan hasil buah yang lebih baik, penyerbukan silang lebih diutamakan. Karena itu, tanaman cabai yang ditanam di lahan dalam jumlah yang banyak, hasilnya lebih baik dibandingkan tanaman cabai yang ditanam sendirian. Pernyerbukan tanaman cabai biasanya dibantu angin atau lebah. 2. Bunga Jagung (Zea mays L.) Jagung disebut juga tanaman berumah satu (monoeciuos) karena bunga jantan dan betinanya terdapat dalam satu tanaman. Bunga betina, tongkol, muncul dari axillary apices tajuk. Bunga jantan (tassel) berkembang dari titik tumbuh apikal di ujung tanaman. Pada tahap awal, kedua bunga memiliki primordia bunga biseksual. Selama proses perkembangan, primordia stamen pada axillary bunga tidak berkembang dan menjadi bunga betina. Demikian pula halnya primordia ginaecium
18

pada apikal bunga, tidak berkembang dan menjadi bunga jantan (Palliwal 2000). Serbuk sari (pollen) adalah trinukleat. Pollen memiliki sel vegetatif, dua gamet jantan dan mengandung butiran-butiran pati. Dinding tebalnya terbentuk dari dua lapisan, exine dan intin, dan cukup keras. Karena adanya perbedaan perkembangan bunga pada spikelet jantan yang terletak di atas dan bawah dan ketidaksinkronan matangnya spike, maka pollen pecah secara kontinu dari tiap tassel dalam tempo seminggu atau lebih. Rambut jagung tumbuh dengan panjang hingga 30,5 cm atau lebih sehingga keluar dari ujung kelobot. Panjang rambut jagung bergantung pada panjang tongkol dan kelobot. Penyerbukan pada jagung terjadi bila serbuk sari dari bunga jantan menempel pada rambut tongkol. Hampir 95% dari persarian tersebut berasal dari serbuk sari tanaman lain, dan hanya 5% yang berasal dari serbuk sari tanaman sendiri. Oleh karena itu, tanaman jagung disebut tanaman bersari silang (cross pollinated crop), di mana sebagian besar dari serbuk sari berasal dari tanaman lain. Terlepasnya serbuk sari berlangsung 3-6 hari, bergantung pada varietas, suhu, dan kelembaban. Rambut tongkol tetap reseptif dalam 3-8 hari. Serbuk sari masih tetap hidup (viable) dalam 4-16 jam sesudah terlepas (shedding). Penyerbukan selesai dalam 24-36 jam dan biji mulai terbentuk sesudah 10-15 hari. Setelah penyerbukan, warna rambut tongkol berubah menjadi coklat dan kemudian kering. 3. Bunga Kembang Sepatu (Hibiscus rosa-sinensia L.) Bunga terdiri dari 4 helai daun kelopak yang dilindungi oleh kelopak tambahan (epicalyx) sehingga terlihat seperti dua lapis lingkaran

19

kelopak bunga. Mahkota bunga berwarna merah yang terdiri dari 5 lembar atau lebih jika merupakan hibrida. termasuk kategori bunga banci (hermaphroditus) karena memiliki alat kelamin jantan dan betina sekaligus sehingga disebut bunga lengkap Tangkai putik berbentuk silinder panjang dikelilingi tangkai sari berbentuk oval yang bertaburan serbuk sari. Tanaman ini memiliki benang sari yang filamen seluruhnya bersatu dalam satu berkas/setukal (mono = satu, adelphus = tukal) sehingga membentuk tabung yang membungkus putik. Putik (pistillum) menjulur ke luar dari dasar bunga.. bunga ini melakukan penyerbukan sendiri Pada umumnya, tanaman bersifat steril dan tidak menghasilkan buah. Tanaman berkembang biak dengan cara stek, pencangkokan, dan penempelan. 4. Bunga Pepaya (Carica papaya L.) Bunganya terdiri dari tiga jenis, yaitu bunga jantan, bunga betina, dan bunga berkelamin ganda (hermaprodit). Bunga termasuk bunga majemuk yang tersusun pada sebuah tangkai atau poros bunga (pedunculus). Kelompok bunga majemuk tersebut disebut inflresensia yang duduk pada ketiak daun. Bunga jantan berbentuk tabung ramping dengan panjang kira-kira 2,5 cm. Corolla (mahkota bunga) terdiri dari lima helai dan berukuran kecil-kecil. Stamen (benag sari) berjumlah sepuluh yang tersusun menjadi dua lapis dan melekat pada leher tabung. Lapis sebelah dalam terdiri dari lima benang sari yang melekat antara daun mahkota. Ovarium (bakal buah) menglami rudimenter sehingga tidak akan menghasilkan buah.

20

Bunga betina berukuran agak besar dan memiliki bakal buah yang berbentuk bulat sehingga akan menghasilkan buah yang berbentuk bulat juga. Jenis bunga ini mempunyai lima buah pistillum (putik). Adanya putik ini membentuk alur atau garis pada buah. Mahkota bunga terdiri dari lima helai daun mahkota yang melekat dibagian dasar bunga. Bunga sempurna memiliki putik dengan bakal buah dan benang sari. Saat muncul sampai mekar berlangsung 45-47 hari. 5. Bunga Terung (Solanum melongena L.) Tanaman ini mempunyai disrtibusi bunga hemaproditus atau bekelamin ganda, dimana dalam satu bunga memiliki kelamin jantan dan kelamin betina sehingga mampu melakukan penyerbukan sendiri. Penyerbukan sendiri juga terjadi pada tanaman ini, karena stigma dan stamen tersembunyi oleh organ bunga sesudah bunga terbuka, sehingga tanaman lain tidak bisa menyerbuki kepala putiknya. Terjadinya penyerbukan sendiri disebabkan karena bunga tidak membuka, serbuk sari sudah matang dan jatuh sebelum bunga terbuka atau mekar, stigma dan stamen tersembunyi oleh organ bunga sesudah bunga terbuka, dan stigma memanjang melalui tabung stigminal segera setelah anthera terbuka.

21

KESIMPULAN Pada pemuliaan tanaman bunga menjadi objek pengamatan yang terpenting, Karena dari seluruh organ tumbuhan, bungalah yang paling banyak memiliki atau membawa gen-gen. Bunga memiliki organ reproduksi yaitu stamen dan pistil. Selain itu petal pada bunga berfungsi untuk mempercantik bunga. Jenis bunga yaitu bunga sempurna (perfect) yaitu bunga biseksual, stamen dan pistil terletak pada bunga yang sama. Bunga tak sempurna (imperfect) yaitu bunga uniseksual, stamen dan pistil terdapat pada bunga yang berbeda taua terpisah. Bunga lengkap (complete), yang mempunyai keempat organ bunga yaitu sepal, petal, stamen dan pistil. Bunga tak lengkap (incomplete), yang tidak mempunyai satu atau dua organ bunga. Terjadinya penyerbukan sendiri disebabkan karena bunga tidak membuka, serbuk sari sudah matang dan jatuh sebelum bunga terbuka atau mekar atau dengan kata lain masa subur (anthesis) tidak sama, stigma dan stamen tersembunyi oleh organ bunga sesudah bunga terbuka, dan stigma memanjang melalui tabung stigminal segera setelah anther terbuka. Disrtibusi bunga pada tanaman yaitu monocious dan diocious serta ekspersi bunga yaitu sempurna dan tidak sempurna menentukan juga apakah bunga tersebut dapat menyerbuk silang (cross pollination) atau menyerbuk sendiri (self pollination).Penyerbukan bunga dapat terjadi sendiri maupun secara silang, baik dengan bantuan dari dalam ataupun adanya bantuan dari faktor luar.

22

DAFTAR PUSTAKA Suryo. 2008. Genetika. Universitas Gadjah Mada Press: Yogyakarta. Campbell, Neil A, Jane B. Reece. Ed. 2007 Medica Panamericana. 1532 P. Goodenough, U., 1984. Genetika. Diterjemahkan oleh Sumartono Adisoemarto. Erlangga, Jakarta Syamsuri, istamar dkk. 2004. Biologi. Jakarta: Erlangga. Suryati, Dotti. 2011. Penuntun Pratikum Genetika Dasar. Bengkulu: Lab. Agronomi Universitas Bengkulu. Nio,Tjan kwiauw. 1990. Genetika Dasar. ITB Press: Bandung Yatim, Wildan .2003 .Genetika. Tarsito: Bandung Suryo.1984 .Genetika. Universitas Gadjah Mada Press: Yogyakarta.

23

Anda mungkin juga menyukai