Prinsip pewarisan dalam ilmu genetika dirumuskan Pada hukum kedua Mendel dinyatakan bahwa bila dua
pertama kali oleh ilmuwan bernama Gregor Mendel. individu mempunyai dua pasang atau lebih sifat, maka
Hasil dari penelitian Mendel adalah Hukum Mendel I diturunkannya sepasang sifat adalah secara bebas, tidak
dan II. Persilangan merupakan salah satu teknik untuk bergantung pada pasangan sifat lainnya. Hal ini
memperbanyak variasi genetik dari suatu populasi. menjelaskan bahwa gen yang menentukan tinggi
Terdapat persilangan monohibrid, dihibrid, dan sex- tanaman dan warna bunga tanaman tidak saling
linked. Dalam percobaan digunakan suatu metode yang mempengaruhi. Tetapi hukum II Mendel ini tidak
disebut Chi-square yang berfungsi untuk mengukur berlaku jika kedua gen terletak pada kromosom yang
penyimpangan hasil pengamatan dari hasil yang tersegregasi bersama.[3]
didapatkan secara hipotesis. Cara kerja dalam
percobaan ini dilakukan dalam waktu enam minggu Persilangan adalah salah satu teknik untuk
yang mencakup pemilihan mutan virgin, persilangan memperbanyak variasi atau keragaman genetik dari
F1, persilangan F2, dan perhitungan data suatu populasi. Persilangan monohibrid hanya
menyangkut pola pewarisan dari satu sifat beda,
contohnya ukuran. Pada percobaan Mendel
Kata kunci menggunakan kacang ercis, persilangan monohibrid
merupakan galur murni yang melakukan penyerbukan
Drosophila melanogaster, persilangan, hukum Mendel, sendiri, anaknya tidak jauh berbeda dengan induknya.
Chi-square Diperoleh fenotip tinggi : pendek adalah 3 :1.
Persilangan dihibrid menggunakan pola pewarisan dua
Pendahuluan sifat berbeda, contohnya ukuran dan warna. Pada
percobaan Mendel, yang digunakan adalah kacang ercis,
Prinsip pewarisan sifat dalam ilmu genetika modern yaitu struktur biji dan warna. Contohnya yaitu ercis
pada awalnya dicetuskan oleh seorang biarawan Jerman juning biji halus dengan hijau biji keriput. Individu F2
yang bernama Gregor Mendel. Mendel menelusuri pola yaitu 9 : 3 : 3 : 1. Persilangan terpaut seks melibatkan
pewarisan sifat tertentu pada spesies tanaman kacang gen-gen yang terletak pada kromosom kelamin.
ercis yaigtu Pisum sativum. Ia melakukan penyilangan Contohnya yaitu mutan lalat buah miniature dan white.
dan menganalisis hasil persilangan antara kacang Akibatnya, kombinasi yang dihasilkan akan
dengan warna dan bentuk berbeda, yaitu warna kuning menyimpang dari hukum Mendel. Gen terpaut seks
dan hijau, juga bentuk mengkerut dan bulat. Melalui adalah gen terpaut kromosom X dan Y.[4]
penemuan-penemuannya, Mendel menunjukkan bahwa
faktor keturunan dapat Statistika Chi-square (x2) merupakan salah satu jenis uji
dijelaskan melalui aturan-aturan tertentu.[1] komparatif non-parametris yang dirancang untuk
menganalisis perbedaan kelompok ketika sebuah
Hukum I Mendel disebut juga dengan hukum segregasi variabel dependen diukur pada tingkat nominal.[5] Pada
yang menyatakan bahwa pasangan alel ada proses suatu eksperimen, Chi-square (x2) merupakan suatu
pembentukan sel gamet dapat memisah secara bebas metode pengukuran penyimpangan hasil pengamatan
hingga tiap gamet menerima satu gen dari induknya. Hal dari hasil yang diharapkan secara hipotesis.
pokok dalam hokum ini yaitu bahwa gen memiliki
bentuk yang mengatur variasi karakter tuturunannya Aplikasi dari penggunaan chi-square bagi makhluk
mengenai alel resesif yang tidak selalu terekspresikan hidup contohnya adalah dalam dunia peternakan,
dan alel dominan yang terekspresikan, juga bahwa tap berkaitan dengan produksi, persilangan, maupun dalam
individu membawa sepasang gen, dari parental jantan penelitian tentang perkembangan hewan. Misalnya ingin
diketahui seberpa akurat persilangan dua ras domba mati, lalat dimasukkan ke dalam morgue. Pada minggu
dengan hukum Mendel. Dengan chi-square, maka akan ketiga, dilakukan persilangan F1. Fenotip F1 diamati.
diketahui keakuratannya dan juga harapan supaya Imago F1 dipindahkan ke botol media yang baru. Jenis
dengan penambahan protein dapat memengaruhi berat persilangan ditulis.
telur yang akan diproduksi. [5]
Setelah pupa F2 mulai muncul, imago F1 dipindahkan
Pada praktikum persilangan lalat buah (Drosophila ke dalam etherizer dan beberapa tetesether diberikan.
melanogaster) ini dilakukan persilangan antara dua jenis Setelah lalat mati, lalat dimasukkan ke dalam morgue.
Drosophila melanogaster yang berbeda jenis yang Tanggal imago F2 pertamamuncul dicatat. Setiap dua
bertujuan untuk menentukan perbandingan F2 pada hari, imago F2 dipindahkan ke dalam etherizer dan
persilangan Drosophila melanogaster, menentukan beberapa tetes ether diberikan. Setelah lalat pingsan,
analisis X2 dari perbandingan F2 hasil persilangan, dan lalat diletakkan ke dalam cawan petri dan dihitung
menentukan keberhasilan persilangan sesuai dengan jumlah masing-masing fenotip tersebut pada lalat jantan
hukum Mendel berdasarkan analisis X2. maupun lalat betina. Mutan yang telah
diperolehditentukan. Lalat yang sudah selesai dihitung
dimasukkan ke dalam morgue. Penghitungan jumlah
Materi dan Metode masing-masing fenotip dilakukan sampai jumlah imago
F2 sudah lebih dari 300 ekor atau sampaidengan delapan
Pada praktikum ini, alat dan bahan yang digunakan hari sesudah imago F2
terdapat pada tabel 1. pertama kali muncul. Berdasarkan jumlah masing-
masing fenotip lalat buah yang diperoleh, jenis
Tabel 1. Alat dan Bahan Praktikum persilangan ditentukan. Persilangan dapat berupa
Persilangan Lalat Buah (Drosophila persilangan monohibrida, dihibrida, atau persilangan
melanogaster) dengan gen terpaut kelamin. Diagram persilangan dibuat
Alat Bahan dari percobaan ini. Hasil yang diperoleh diuji dengan
Botol biakan D. Eter melakukan analisis X2.
melanogast
er no A
Botol biakan D. Mutan Drosophila Hasil Pengamatan
melanogast melanogast
er no B er Diagram hasil persilangan lalat mutan kelompok, dan
Botol media baru Air deterjen hasil pengamatan berupa hasil persilangan antara
Etherizer Drosophila melanogaster tipe taxi jantan dan
Reetherizer Drosophila melanogaster wildtype betina yang
Kuas didapatkan terdapat pada lampiran.
Bantalan
Morgue
Pembahasan
Cara kerja pada praktikum ini yaitu, pada minggu
pertama, Minggu 1 dilakukan pencarian “virgin” dan Pada proses persilangan suatu tipe Drosophila
persilangan. Satu botol biakan diperoleh masing-masing melanogaster dengan tipe lainnya, betina yang
mahasiswa. Lalat dari botol biakan dipindahkan digunakan harus betina yang virgin. Hal ini
keetherizer hingga tidak ada satupun imago yang dikarenakan Drosophila melanogaster betina
tertinggal. Ether di teteskan hinga lalat terbius. memiliki kemampuan untuk menyimpan sperma
Lalatdiletakkan di cawan petri. Lalat yang jantan dipilih, setelah melakukan suatu perkawinan.[6] Jika
dimasukkan ke botol media yang barudan botol berisi Drosophila melanogaster betina yang akan
lalat jantan tersebut diberikan ke rekan yang telah disilangkan tidak virgin, maka ada kemungkinan
ditentukan oleh asisten praktikum. Lalat jantan juga telur yang akan dihasilkan oleh betina tersebut
diperoleh praktikan dari rekan tersebut. Sebelum bukanlah hasil perkawinan antara kedua jenis
delapan jam setelah imago menetas, lalat betina dipilih Drosophila melanogaster yang ingin disilangkan,
yang virgin dan dimasukkan ke dalam botol media berisi melainkan hasil perkawinan dengan jantan lain
lalat jantan darirekan. yang bukan hasil persilangan. Sehingga fenotipe
Pada minggu kedua, dilakukan pengeluaran parental yang didapat tidak pasti hasil persilangan, namun
dari botol. Apabila pupa F1 sudah muncul, semua imago bisa saja merupakan hasil perkawinan dengan jenis
parental dikeluarkan. Imago dipindahkan kedalam Drosophila melanogaster yang tidak diinginkan.
etherizer dan diberi beberapa tetes ether. Setelah lalat
Teknik yang baik dalam mengawinkan lalat buah yaitu Daftar Pustaka
jika dilakukan persilangan antara dua jenis Drosophila
melanogaster yang berbeda, pastikan bahwa lalat buah [1] Campbell, Reece, Urry, Peterson, Wasserman,
betina virgin, agar dapat diketahui dan dipastikan bahwa Minorsky, Jackson. 2008. Biology Concept and
Connection 7th. Pearson International: New York.
F1 adalah murni hasil perkawinan dengan lalat buah
[2] Snustad, D.P., Simmons, M. J. 2012. Principles of
yang diinginkan. Lalu, kedua jenis lalat ditempatkan Genetics 6th Edition. New Jersey: John Wiley & Sons,
pada satu tempat medium yang sama dan harus Inc.
dipastikan bahwa tempat tersebut steril tanpa ada telur [3] Gayon, J. 2016. From Mendel to epigenetics: History
atau larva dari lalat buah atau organisme lain dan of Genetics. Comptes Rendus Biologies. 339(2016).
memiliki cukup nutrisi untuk lalat-lalat tersebut. pp.227
Selanjutnya, jika telah dihasilkan F1 sampai berupa [4] Laird, N.M., & Lange, C. 2011. The Fundamental of
larva/pupa, maka parental harus dikeluarkan agar F1 Modern Statistical Genetics. New York: Springer-
dapat dibedakan dari parentalnya. Begitu juga dengan Verlag.
[5] McHugh, M.L. 2013. The Chi-square Test of
F2. Hasil persilangan berupa F1 dan F2 ditentukan
independence. Biochem Med (Zagreb). 23(2). pp.143
jenisnya dan dihitung jumlahnya untuk dianalisis.
[6] Markow, T. A. 2011. “Cost” of virginity in wild [7] Wolpert, Lewis. 2002. Principles of Development 2nd
Drosophila melanogaster females. Ecol Evol. 1(4). pp. Edition. New York: Oxford University Press.
596-600
LAMPIRAN
Berikut ini merupakan diagram persilangan lalat buah 1 kelompok dan hasil perhitungannya.
Tabel 2. Perhitungan Chi-square hitung dari persilangan Drosophila melanogaster betina tipe taxi dengan Drosophila
melanogaster wild-type jantan
Fenotipe Observasi Ekspektasi (Obs-Eks)2 (𝑂𝑏𝑠 − 𝐸𝑘𝑠)2
𝐸𝑘𝑠𝑝𝑒𝑘𝑡𝑎𝑠𝑖
Wild-type 23 27 16 0,5926
Taxi 13 9 16 1,7777
Jumlah 36 36 X2 hitung = 2,3703
Tabel 3. Perhitungan Chi-square hitung dari persilangan Drosophila melanogaster betina tipe taxi dengan Drosophila
melanogaster wild-type jantan
Fenotipe Observasi Ekspektasi (Obs-Eks)2 (𝑂𝑏𝑠 − 𝐸𝑘𝑠)2
𝐸𝑘𝑠𝑝𝑒𝑘𝑡𝑎𝑠𝑖
Wild-type 28 31 9 0,2903
Taxi 13 10 9 0,9
Jumlah 41 41 X2 hitung = 1,1903
Tabel 4. Hasil Persilangan Parental Drosophila melanogaster wildtype jantan dengan Drosophila melanogaster taxi betina
Foto Drosophila Foto Drosophila Foto persilangan setelah Keterangan
melanogaster tipe taxi melanogaster wildtype dipindahkan ke medium
milik sendiri milik besan baru
Medium diberikan pada
hari Jumat, 30 September
2019, dan persilangan
dilakukan pada 7 Oktober
2019, dengan 5 ekor
Drosophila melanogaster
tipe taxi jantan dengan
Drosophila melanogaster
wildtype betina. Lalat
parental dikeluarkan pada
tanggal 13 Oktober 2019
saat sudah terbentuk
beberapa larva instar 2 dan
3. Perhitungan F1
Gambar 3. Drosophila dilakukan pada 15 Oktober
melanogaster jantan tipe 2019 dan perhitungan F2
Gambar 1. Drosophila Gambar 2. Drosophila taxi dengan Drosophila dilakukan pada 22 Oktober
melanogaster tipe taxi melanogaster wildtype milik melanogaster betina 2019.
(Dokumentasi Pribadi, 2019) besan wildtype pada medium baru
(Dokumentasi Pribadi, 2019) (Dokumentasi Pribadi,
2019)