com
Disusun oleh:
Luhur / 10610010
Kelompok 10
http://slidepdf.com/reader/full/kromatografi-pigmen-mata 1/12
5/11/2018 KromatografiPigmen Mata-slidepdf.com
BAB I
PENDAHULUAN
diperlukan. Beadle menyimpulkan bahwa karakteristik fungsi gen adalah mengendalikan sintesis
enzim tertentu (Judd, 2010).
Dari percobaan tersebut, Beadle dan Tatum dapat menarik hipotesis bahwa gen mengkode
enzim, dan mereka menyimpulkan bahwa satu gen menyintesis satu enzim (one gene-one enzyme
theory). George Beadle dan Edward Tatum menerima hadiah nobel fisiologi atau kedokteran pada
tahun 1958 karena menyimpulkan fungsi karakteristik gen yang mengendalikan sintesis enzin
tertentu. Beberapa puluh tahun kemudian, ditemukan bahwa gen mengkode protein yang tidak
hanya berfungsi sebagai enzim saja, dan beberapa protein tersusun dari dua atau lebih polipeptida.
Dengan adanya penemuan-penemuan tersebut, pendapat Beadle dan Tatum tentang one gene-one
enzyme theory dimodifikasi menjadi teori satu gen-satu polipeptida (one gene-one polypetide
theory) (Judd, 2010).
Manfaat percobaan yang dilakukan Beadle dan Tatum adalah mereka membuktikan bahwa
pembentukan enzim atau kelompok enzim diatur oleh gen atau kelompok gen dalam kromosom.
Mereka menemukan gen pengendali sintesis protein dan enzim yang disimpulkan dalam suatu teori
“one gene, one enzyme” yang membuat berkembangnya ilmu genetika (Judd, 2010).
1.2 Tujuan
1. Menentukan nilai Rf dari masing-masing pigmen mata lalat buah berdasarkan hasil
kromatografi.
2. Menentukan kelompok pigmen mata pada mutan berdasarkan hasil pemberian sinar UV.
http://slidepdf.com/reader/full/kromatografi-pigmen-mata 2/12
5/11/2018 KromatografiPigmen Mata-slidepdf.com
BAB II
TEORI DASAR
lipatan solenoid. Lipatan solenoid tersusun padat menjadi benang-benang kromatin. Benang-benang
kromatin akan tersusun memadat membentuk lengan kromatin. Selanjutnya kromatin akan
mengganda membentuk kromosom (Falk, 2009).
Suatu gen merupakan bagian dari kromosom (DNA) yang dapat ditranskripsi dan ditranslasi
menjadi suatu protein. Di dalam sel, protein dapat berfungsi sebagai protein struktural yang
membentuk sel atau sebagai enzim yang mengkatalis reaksi-reaksi yang terjadi di dalam sel. Produk
utama sutu gen adalah suatu protein, sedangkan fenotipe yang teramati merupakan akibat dari
jawab untuk enzim yang bertindak dalam jalur metabolisme sintesis pigmen (Morange, 1998).
Setelah pindah ke Stanford University di tahun 1937, Beadle mulai bekerja dengan Edward
Tatum dan menggagaskan hipotesis satu gen, satu enzim pada tahun 1941. Hipotesis satu gen, satu
enzim adalah gagasan bahwa suatu gen memproduksi suatu enzim, masing-masing gen bertanggung
jawab untuk memproduksi sebuah enzim tunggal yang mempengaruhi satu langkah dalam jalur
metabolisme. Pada tahun 1957, Vernon Ingram menunjukkan melalui sidik jari protein bahwa
variasi genetik dalam protein (seperti hemoglobin sel sabit) dapat dibedakan dalam rantai
polipeptida tunggal dalam protein multimerik, yang mengarah ke hipotesis "satu gen-satu
polipeptida" (Fruton, 1999).
http://slidepdf.com/reader/full/kromatografi-pigmen-mata 3/12
5/11/2018 KromatografiPigmen Mata-slidepdf.com
sel. Mutasi yang terjadi menyebabkan suatu protein tidak berfungsi, maka mutan yang dihasilkan
bersifat resesif. Pada pigmen mata Drosophila melanogaster menyebabkan warna mata pada
Drosophila melanogaster berwarna merah. Pteridin yang terdapat pada lalat buah meliputi
Drosopterin yang menyebabkan warna merah pada mata, dan Ommokrom yang menyebabkan
warana coklat pada mata. Drosophila melanogaster memiliki warna pigmen mata yang berbeda-
beda tergantung pada gen yang berperan dalam pembentukan pteridin. Jika terjadi mutasi warna
mata yang akan teramati akan menjadi coklat, apabila kelompok drosopterin tidak ada. sedangkan
warna mata akan menjadi merah terang jika kelompok ommokrom yang tidak ada (Dahmann,
2008).
Fungsi protein di dalam sel adalah sebagai enzim yang mengkatalisis reaksi-reaksi yang
terjadi ataupun sebagai protein struktural yang membentuk sel. Protein merupakan bentuk utama
dari suatu gen. Akibat aktivitas dari protein dapat kita lihat fenotip-fenotip yang dapat kita amati.
Jika suatu gen termutasi dimana urutan nukleotida dari gen tersebut berubah dapat mengakibatkan
terjadi perubahan dari protein yang dihasilkan. Hal tersebut dapat mengakibatkan perubahan dari
aktivitas protein dan fenotip yang kita amati. Di dalam pigmen mata terdapat bermacam-macam
protein yang menghasilhan warna mata yang berbeda-beda (Falk, 2009).
http://slidepdf.com/reader/full/kromatografi-pigmen-mata 4/12
5/11/2018 KromatografiPigmen Mata-slidepdf.com
perbedaan kecepatan pergerakan senyawa-senyawa tersebut. Selain itu, berat molekul dari suatu
senyawa dapat mempengaruhi kecepatan pergerakannya (Bruner, 1985).
Harga Rf mengukur kecepatan bergeraknya zona realtif terhadap garis depan pengembang.
Kromatogram yang dihasilkan diuraikan dan zona-zona dicirikan oleh nilai-nilai Rf. Nilai Rf
didefinisikan oleh hubungan: jarak (cm ) dari garis
Pengukuran itu dilakukan dengan mengukur jarak dari titik pemberangkatan (pusat zona
campuran awal) ke garis depan pengembang dan pusat rapatan tiap zona. Nilai Rf harus sama baik
pada descending maupun ascending. Nilai Rf akan menunjukkan identitas suatu zat yang dicari,
contohnya asam amino dan intensitas zona itu dapat digunakan sebagai ukuran konsentrasi dengan
membandingkan dengan noda-noda standar (Bruner, 1985).
Kromatografi bergantung pada pembagian ulang molekul-molekul campuran antara dua fase
atau lebih. Tipe-tipe kromatografi absorpsi, kromatografi partisi cairan dan pertukaran ion. Sistem
utama yang digunakan dalam kromatografi partisi adalah partisi gas, partisi cairan yang
menggunakan alas tak bergerak (misalnya komatografi kolom), kromatografi kertas dan lapisan
tipis (Bruner, 1985).
Distribusi dapat terjadi antara fase cair yang terserap secara stasioner dan zat alir bergerak
yang kontak secara karib dengan fase cair itu. Dalam kromatografi partisi cairan, fase cair yang
bergerak mengalir melewati fase cair stasioner yang diserapkan pada suatu pendukung, sedangkan
dalam kromatografi lapisan tipis adsorbennya disalutkan pada lempeng kaca atau lembaran plastik
(Bruner, 1985).
http://slidepdf.com/reader/full/kromatografi-pigmen-mata 5/12
5/11/2018 KromatografiPigmen Mata-slidepdf.com
BAB III
METODOLOGI
3.1 Alat dan Bahan
Bahan Alat
• Vaselin • Lampu UV
http://slidepdf.com/reader/full/kromatografi-pigmen-mata 6/12
5/11/2018 KromatografiPigmen Mata-slidepdf.com
pada batas pergerakan eluen. Kertas saring dikeringkan dan amati di bawah sinar putih dan sinar
ultra violet. Diberi tanda dengan pensil sekeliling bercak yang terlihat dan catat warnanya dan
warna fluorosensinya.
http://slidepdf.com/reader/full/kromatografi-pigmen-mata 7/12
5/11/2018 KromatografiPigmen Mata-slidepdf.com
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Pengamatan
4.1.1 Foto Hasil Pengamatan
http://slidepdf.com/reader/full/kromatografi-pigmen-mata 8/12
5/11/2018 KromatografiPigmen Mata-slidepdf.com
4.2 Pembahasan
Garis warna pada hasil sinar UV yang berwarna merah kecoklatan menunjukkan adanya
pigmen mata drosopterin. Sedangkan garis yang berwarna hijau muda kekuningan menunjukkan
adanya pigmen mata ommokrom (Dahmann, 2008).
mencari, sebenarnya ada nilai Rf, tapi penelitian yang di internet tidak menggunakan larutan NBA,
sehingga pasti hasilnya akan berbeda. Saya menemukan beberapa literatur penelitian yang
menggunakan NBA, tetapi hasil Rfnya berbeda-beda, Jika perbedaannya tipis ini tidak ada masalah.
Yang menjadi masalah hasilnya berbeda-beda dan sangat jauh hasilnya. Saya bertanya pada teman
juga mereka menemukan literatur yang berbeda-beda, dan mereka juga tidak menemukan literatur
dari buku. Jadi Praktikan belum menemukan literatur yang sesuai.
Nilai Rf yang semakin besar dapat diartikan semakin non-polar, karena semakin tinggi
berarti zat tersebut semakin terbawa dengan eluen yang bersifat non-polar ( karena kandungan
terbesar eluen adalah butanol yang bersifat non-polar). Sedangkan jika nilai Rf semakin kecil, itu
dapat diartikan semakin polar karena zat tersebut tertahan oleh kertas yang juga bersifat polar
http://slidepdf.com/reader/full/kromatografi-pigmen-mata 9/12
5/11/2018 KromatografiPigmen Mata-slidepdf.com
(Bruner, 1985).
Berdasarkan percobaan yang dilakukan praktikan diketahui bahwa pigmen mata lalat buah
yang bersifat paling polar adalah Sephia, yang artinya pigmen mata sepiapterin bersifat paling polar.
Pigmen mata lalat buah yang paling bersifat non-polar adalah white (Dahmann, 2008).
yang diluar tidak dapat masuk melalui celah-celah antara bejana dengan penutup. Pemberian
vaseline pada tutup bejana berfungsi agar bejana tempat eluen kromatografi kedap udara. Sehingga
eluen yang merupakan larutan NBA tidak habis karena menguap (Falk, 2009).
http://slidepdf.com/reader/full/kromatografi-pigmen-mata 10/12
5/11/2018 KromatografiPigmen Mata-slidepdf.com
BAB V
KESIMPULAN
• Nilai Rf pigmen mata lalat buah normal adalah 0,2923.
• Nilai Rf pigmen mata lalat buah mutan type claret adalah 0,4769.
• Nilai Rf pigmen mata lalat buah mutan type sephia adalah 0,5538.
• Pada lalat buah normal hasil kromatografi setelah di sinar UV menghasilkan dua warna
yaitu warna orange dan biru. Berarti lalat buah normal memiliki dua kelompok pigmen mata
yaitu Drosopterin dan Ommokrom.
• Pada lalat buah mutan type claret hasil kromatografi setelah di sinar UV menghasilkan dua
warna yaitu warna orange dan biru. Berarti lalat buah mutan type claret memiliki dua
kelompok pigmen mata yaitu Drosopterin dan Ommokrom. Padahal seharusnya lalat buah
mutan type claret hanya memiliki pigmen mata kelompok Drosopterin yang berarti ada
kesalahan saat praktikum.
• Pada lalat buah mutan type white hasil kromatografi setelah di sinar UV tidak menghasilkan
warna. Berarti lalat buah mutan type white tidak memiliki pigmen mata Drosopterin dan
Ommokrom.
• Pada lalat buah mutan type sephia hasil kromatografi setelah di sinar UV menghasilkan
warna hijau. Berarti lalat buah mutan type sephia kelompok pigmen mata sepiapterin.
http://slidepdf.com/reader/full/kromatografi-pigmen-mata 11/12
5/11/2018 KromatografiPigmen Mata-slidepdf.com
DAFTAR PUSTAKA
Bruner, F. 1985. The Science of Chromatography. United States : Elsevier Publishing Company.
Dahmann, Christian. 2008. Drosophila: Methods and Protocols. United States : Humana Press Inc.
Falk, Raphael. 2009. Genetic Analysis: A History of Genetic Thinking. England : Cambridge
University Press.
Fruton, J.S. 1999. Proteins, Enzymes, Genes: The Interplay of Chemistry and Biology. New Haven:
Yale University Press.
Judd, Sandra. 2010. Genetic disorders sourcebook. United States : Omnigraphics, Inc.
Morange, M. 1998. A History of Molecular Biology. Cambridge: Harvard University Press.
http://slidepdf.com/reader/full/kromatografi-pigmen-mata 12/12