Disusun oleh :
Kelompok pratikum : IV
LABORATORIUM VIRTUAL
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2019
A. Tujuan Praktikum
B. Dasar Teori
1. Gen
Gen adalah unit terkecil dari suatu makhluk hidup yang mengandung substansi
hereditas, terdapat di dalam lokus gen. Gen terdiri dari protein dan asam nukleat
(DNA dan RNA). Gen-gen yang ada di dalam kromosom tidak memiliki batas-
batas yang jelas.i Walaupun demikian, gen-gen dapat diumpamakan dalam satu
deretan berututan dan teratur pada benang kromosom. Setiap gen dalam
kromosom dimulai dari kodon AUG (Start) disebut pula sebagai kodon
permulaan, karena memulai sintesis polipeptida. Kodon UGA, UAG, dan UAA
disebut kodon tak bermakna (STOP = Tanda akhir dari suatu protein) karena
kodon-kodon ini tidak mengkode asam amino. Gen memenuhi lokus suatu
kromosom sebagai zarah kompak yang mengandung suatu informasi genetika dan
mengatur sifat-sifat menurun tertentu. Pada kenyataannya, bata-batas lokus satu
sama lain tidak seperti kotak dan gen itu sendiri masing masing tidak kompak
seperti butir-butir kelereng. Setiap gen pada organisme mengendalikan produksi
suatu enzim khusus. Enzim-enzim itu akan melakukan semua kegiatan
metabolisme organisme tersebut sehingga mengakibatkan perkembangan suatu
struktur fisiologi yang khas, yaitu fenotipe organisme tersebut. Gen memiliki
beberapa fungsi antara lain :
a. Sebagai zarah tersendiri yang ada pada kromosom. Zarah adalah zat
terkecil dan tidak dapat dibagi-bagi lagi.
a. Intron
Intron adalah nukleotida yang terdapat dalam gen antara ekson. Urutan
nukleotida ini tidak mengkode untuk protein, itu berarti intron tidak harus penting
dalam proses sintesis protein. Ketika untai messenger (mRNA) dibuat melalui
transkripsi DNA pada gen, urutan nukleotida intron dikecualikan. Pengecualian
dari urutan intron dari untai mRNA terjadi melalui proses yang disebut RNA
splicing; bisa juga memalui cis-splicing ketika hanya ada satu intron digabungkan
dengan gen, trans-splicing terjadi ketika ada 2 atau lebih intron terkait dengan
gen. Sehelai mRNA matang, yang siap untuk kode untuk protein, yang dibentuk
setelah mengeluarkan intron dari untai. Karena kedua RNA dan DNA
mengandung urutan non-coding ini, istilah intron bisa disebut sebagai urutan
nukleotida non-coding DNA dan urutan yang sesuai dalam RNA. Hal ini penting
untuk melihat bahwa RNA ribosom (rRNA) dan RNA transfer (tRNA)
mengandung gen dengan intron, tetapi mereka akan dihapus ketika gen
diekspresikan. Dengan kata lain, intron melalui transkripsi, tetapi tidak melalui
translasi. Oleh karena itu, ini disebut sebagai urutan translasi DNA. Fungsi
langsung dari intron ini sedikit tidak jelas, namun diyakini bahwa ini penting
untuk diversifikasi protein, namun terkait dari sebuah gen tunggal. Ditambahkan
intron dimediasi dari ekspresi gen telah diterima sebagai fungsi penting lain intron
(Saefudin, 2008).
b. Ekson
2. DNA
DNA merupakan materi genetic sel, penyataan ini telah dibuktikan dengan
berbagai percobaan. Bukti lainnya, sebelum mengalami mitosis, sel eukarotik
dengan tepat mengandakan DNA nya, dan selama metosis, DNA ini akan
terdistibusi tepat sama dua sel anaknya. Selain itu kromosom diploid mempunyai
DNA dua kali lebih banyak dari pada kromosom haploid yang ditentukan
didalam gamet-gamet organism yang sama. Bukti lain hasil penelitian Erwin
Chargaff, pada tahun 1947an melaporkan bahwa komposisi DNA berbeda-beda
antara satu spesies dengan spesies lainnya , dalam spesies apapun yang dipilih,
banyak nya keempat basa nitrogen tidaklah sama, tetapi hadir dari yang khas.
Chargaff juga menemukan adanya keteraturan yang agak ganjil dalam rasio basa-
basa nukleutida ini. Dalam DNA setiap spesies yang dipelajarinya, jumlah
adeninkurang lebih sama jumlah timin, dan jumlah guanine kurang lebih sama
dengan sitosin. Contohnya, pada DNA manusia keempat basa nitrogen hadir dala,
persentase: A =30,9% dan T =29,4%, G=19.9% dan C+19,8%. Kesamaan A=T
dan G=C yang kemudian dikenal sebagai anturan chargaff (Saefudin, 2008).
3. Genom
Genom inti manusia terdiriatas gen yang mengkode protein maupun yang
tidak mengkode protein dan DNA ekstragenik. Genom inti manusia ini hanya
10% yang mengkode protein vital dibutuhkan manusia (coding regulatory DNA),
sedangkan 90% tidak mengkode protein (coding DNA). Gen yang tidak
mengkode protein terdiri atas pseudogen, fragmen DNA dan intron atau pun
sekuen yang tidak ditranslasi). Genom mitokondria terdiri atas dua gen ribosomal
RNA (12S rRNA dan 16S rRNA). 22 gen tRNA dimana 90% gen yang dimilikinya
adalah gen pengkode protein (Nugroho & Rahayu, 2018).
4. Protein
Kata protein berasal dari protos atau proteos yang berarti yang pertama
atau yang utama. Protein merupakan komponen penting atau komponen utama sel
hewan atau sel manusia. Oleh karena sel itu merupaka pembentuk tubuh kita.
Maka protein yang terdapat dalam makanan berfungsi sebagai zat utama dalam
pembentukan dan pertumbuhan tubuh (Poedjiadi & Supriyanti, 2006).
6. NCBI
a. Pada kotak all database dipilih nucleotide lalu kotak search engine
diketik “ERALPHA”. Lalu diklik search.
b. Kemudian akan muncul tampilan seperti berikut:
Keterangan:
Jika sudah punya akun NCBI, data FASTA bias disimpan dalam
akun dengan cara: Diklik send → complete record → collection →
add to collection
Disimpan ke clipboard sehingga dapat sewaktu-waktu dibuka:
Diklik send → complete record → clipboard → add to clipboard
e. Data urutan protein dapat disimpan dengan cara yang sama seperti
pada penyimpanan data nukleotida
5. Penyejajaran urutan nukleotida dan protein dengan BLAST:
BLAST (Basic Local Alignment Search Tool) adalah suatu alat pencari yang
digunakan untuk penyejajaran sekuen yang mirip dengan sekuen yang meragukan
yang kita miliki melalui perbandingan sekuen melalui GenBank DNA database
dalam waktu singkat. BLAST terdapat pada sisi kanan homepage NCBI. Jenis-
jenis BLAST adalah sebagai berikut:
Data yang ditampilkan tersebut adalah salah satu urutan protein yang
hampir mirip dengan urutan protein yang dicari dalam BLAST.
D. Daftar Pustaka
Dhiantika, L., 2010. Pengenalan National Centre for Biotechnology Information
(NCBI). Online.
http://dhiantika.staff.ugm.ac.id/files/2010/11/BUKU-PETUNJUK-
DRYLAB-BIOSEL-2010.pdf. Diakses pada 4 November 2019.
Guyton, A. C., Hall, J. E., 2014. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 12.
Jakarta : EGC, 1022
Master, Jani., 2014. Materi Genetika. Bandar Lampung: Jurusan Biologi FMIPA
Universitas Lampung.
Nugroho, E.D., dan Rahayu, D.A., 2018. Pengantar Bioteknologi (Teori dan
Aplikasi.). Yogyakarta : Deepublish
Poedjiadi, Anna dan F.M. Titin Supriyanti., 2006. Dasar- dasar Biokimia. Jakarta:
UI Press.
DISKUSI
Jawaban: