Anda di halaman 1dari 3

LAPORAN PERKULIAHAN

Dosen Pengampu : Prof. Dr. Ir I Ketut Suada, M.P.


Kelas : C / Agroekoteknologi
Semester : V (lima)
Nama : Gusti Ayu Putu Tiara Adi Hantari
NIM : 2006541094

NO KETERANGAN LAPORAN
1. Pendahuluan Rekayasa genetika adalah upaya untuk melakukan modifikasi
molekul genetik dari suatu organisme sehingga diperoleh sifat baru
yang dimiliki. Teknik rekombinasi molekul DNA yang pertama kali
diperkenalkan oleh Paul Berg tahun 1972, segera dikembangkan oleh
Genetech 1976 dengan memproduksi insulin manusia melalui teknik
ini. Pada akhirnya insulin hasil rekayasa genetika mulai dipasarkan
pada tahun 1982. Teknik yang masih baru saat itu, selanjutnya
dikembangkan untuk meningkatkan kualitas produk pertanian,
sehingga muncullah berbagai komoditas hasil rekayasa genetika, atau
sering kita sebut produk GMO (genetically modified organisms), atau
PRG (produk rekayasa genetika).
2. DNA dan RNA Deoxyribonucleic acid (DNA) merupakan makromolekul berupa
benang sangat panjang yang terbentuk dari sejumlah besar
deoksiribonukleotida, yang masing-masing tersusun dari satu basa,
satu gula dan satu gugus fosfat. Ketika sel perlu membuat protein,
instruksi akan dikirimkan kepada DNA. Kemudian instruksi ini
memberi sinyal pada gen yang sesuai untuk mulai membentuk RNA
(ribonucleic acid). Bisa dikatakan RNA merupakan pengantar pesan
atau perintah dari sel untuk DNA.
3. Sel prokariot dan Sel prokariotik dan sel eukariotik merupakan sebuah ruang berukuran
eukariot kecil dengan dinding membran yang berisi cairan kimia pekat dalam
pelarut air. Sel-sel tersebut merupakan bagian dari semua makhluk
hidup. Sel eukariotik terdapat pada makroorganisme seperti
tumbuhan dan hewan, sedangkan sel prokariotik terdapat pada
mikroorganisme sel tunggal seperti bakteri.
4. Isolasi DNA Isolasi DNA/RNA merupakan langkah awal yang harus dikerjakan
dalam proses rekayasa genetika sebelum melangkah ke proses
selanjutnya. Prinsip dasar isolasi total DNA/RNA dari jaringan adalah
dengan memecah dan mengekstraksi jaringan tersebut sehingga akan
terbentuk ekstrak sel yang terdiri DNA, RNA dan substansi dasar
lainnya. Ekstrak sel kemudian dipurifikasi sehingga dihasilkan pelet
sel yang mengandung DNA/RNA total. Isolasi DNA memiliki
beberapa tahapan, yaitu: (1)Isolasi sel; (2)Lisis dinding dan membran
sel; (3)Ekstraksi dalam larutan; (4)Purifikasi; dan (5)Presipitasi.
5. PCR (Polymerase PCR merupakan teknik yang sangat ampuh dalam diagnosis
Chain Reaction ) kedokteran, forensik, dan evolusi molekuler. Dengan penggunaan
PCR, pembuatan klona dan penentuan urutan DNA menjadi jauh
lebih sederhana. Selain itu, teknik yang inovatif ini telah sangat mem-
perluas ruang lingkup dan meningkatkan teknologi rekomendasi
DNA. PCR dapat mem-berikan informasi diagnostik yang berguna
bagi kedokteran. Bakteri dan virus dapat dideteksi dengan
menggunakan pemula spesifik.
6. Ekspresi gen Ekspresi gen adalah proses ketika sekuens nukleotida (kode genetik)
dari suatu gen digunakan langsung untuk sintesis
protein dan memproduksi struktur sel. Gen yang memproduksi kode
sekuens asam amino disebut gen struktural. Mekanisme ekspresi
gen terdiri dari dua tahap utama, yaitu transkripsi dan translasi.
7. Mutasi Gen Mutasi adalah perubahan yang terjadi pada bahan genetik (DNA
maupun RNA), baik pada taraf urutan gen (disebut mutasi titik)
maupun pada taraf kromosom. Mutasi pada tingkat kromosomal
biasanya disebut aberasi. Mutasi pada gen dapat mengarah pada
munculnya alel baru dan menjadi dasar bagi kalangan pendukung
evolusi mengenai munculnya variasi-variasi baru pada spesies.
8. Enzim restriksi Enzim endonuklease restriksi adalah enzim yang dapat mengenali dan
memotong kedua utas DNA (Deoxy Ribonucleic Acid) pada urutan
basa tertentu. Enzim ini memiliki peranan penting dalam berbagai
teknik molekuler dan genetika, misalnya untuk analisis gen dan
kloning gen yang bermanfaat. Bidang ilmu dan teknologi pangan
memanfaatkan enzim ini, misalnya dalam mendeteksi patogen
pangan secara molekuler. Enzim ini juga bermanfaat untuk
pengembangan produk-produk pertanian, seperti varietas kedelai
tahan hama, kentang tahan virus, analisis gen, dan konstruksi pangan
transgenik.
9. Plasmid dan Plasmid sering digunakan sebagai vektor kloning karena
Vektor Kloning memungkinkan untuk melakukan kloning secara rutin dan melakukan
manipulasi sebagian kecil DNA yang merupakan dasar teknik
molekuler. Plasmid yang telah disisipi gen target kemudian akan
ditransformasi ke dalam sel inang untuk tujuan perbanyakan atau
untuk memproduksi protein dalam jumlah besar yang kemudian
diekspresikan. Plasmid sebagai vektor kloning sering digunakan
untuk memperbanyak gen target yang mengekspresikan fenotip
tertentu seperti kemampuan resistensi terhadap antibiotik, produksi
antibiotik, fermentasi gula, produksi enterotoksin, resisten terhadap
logam berat, serta kemampuan untuk menginduksi tumor pada
tanaman
10. Kloning gen Kloning reproduksi dilakukan untuk menghasilkan klon yang sama
persis dengan induknya. Salah satu kloning reproduksi yang paling
terkenal adalah kloning domba dolly. Kloning tumbuhan merupakan
teknik perbanyakan tanaman melalui kultur
jaringan. Kloning dilakukan dengan menggunakan jaringan
somatik tumbuhan di dalam lingkungan aseptik yang terkontrol.
11. Sekuensing DNA Sekuens DNA menyandikan informasi yang diperlukan bagi makhluk
hidup untuk melangsungkan hidup dan berkembang biak. Dengan
demikian, penentuan sekuens DNA berguna di dalam pengetahuan
pengetahuan 'murni' mengenai mengapa dan bagaimana makhluk
hidup dapat hidup, selain berguna dalam penerapan praktis. Sebab
DNA merupakan ciri kunci makhluk hidup, pengetahuan akan
sekuens DNA dapat berguna dalam penelitian biologi manapun.
12. Penentuan ORF ORF merupakan salah satu metode yang umum digunakan untuk
promotor mengetahui dan memahami letak suatu gendalam sekuen genom.
eksternal; dan ORF berada pada kedua untai DNA yang berisi urutan kodondimana
internal kodon tersebut mengkode asam amino yang spesifik. ORF akan
dimulai padakodon inisiasi yaitu ATG dan akan berakhir pada kodon
terminasi yaitu TAA, TAG atauTGA.ORF terdiri dari urutan basa
nukleotida lengkap yang diprediksi berdasarkansekuen DNA dimana
tidak seluruh bagian basa dapat diekspresikan. Perbedaan antaraORF
dengan CDS ialah, pada coding sequences merupakan daerah urutan
basa padaDNA yang dapat di translasikan menjadi protein sedangkan
pada ORF, masih terdapatintron yang tidak bisa di ekspresikan
sehingga masih merupakan sekuen lengkap danbelum mengalami
proses splicing atau penghilangan intron

Anda mungkin juga menyukai