Anda di halaman 1dari 37

INFORMASI

GENETIKA 2 Rasfayanah F. Matto

(Rekayasa Genetik, Terapi Gen,


dan Mutasi)

Bagian Biokimia
Fakultas
Kedokteran
Universitas Muslim
Indonesia
REKAYASA GENETIKA
 Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia
(2003) rekayasa genetika dapat diartikan sebagai ilmu dari
cabang biologi yang berhubungan dengan prinsip keturunan
dan variasi pada binatang dan tumbuhan jenis yang sama.
 Namun demikian dewasa ini rekayasa genetika tidak hanya
berlaku pada hewan dan tumbuhan yang sejenis tetapi telah
berkembang pada manusia dan lintas jenis.
 Dalam rekayasa genetika dapat diperoleh suatu sifat
yang menguntungkan dari suatu organisme
yang dapat ditransfer pada organisme lain.
 Pemindahan suatu sifat dapat dilakukan dengan
merekayasa gen-gen tertentu pada mahkluk hidup
tertentu
SEJARAH REKAYASA
GENETIKA

Ilmu terapan ini dapat dianggap sebagai cabang biologi


maupun sebagai ilmu-ilmu rekayasa (keteknikan).

Dapat dianggap, awal mulanya adalah dari usaha-usaha yang


dilakukan untuk menyingkap material yang diwariskan dari
satu generasi ke generasi yang lain.
Ketika orang mengetahui bahwa kromosom adalah material
yang membawa bahan terwariskan itu (disebut gen) maka
itulah awal mula ilmu ini.
Para ahli berusaha melawan gen-gen perusak
dalam inti sel dengan berbagai cara rekayasa
genetika.
Upaya yang dirintis tersebut dikenal dengan istilah
terapi genetik.

Terapi genetik adalah perbaikan kelainan


genetik dengan memperbaiki gen.

Hal inilah yang melatar belakangi diciptakannya


rekayasa genetic dengan berbagai tujuan dengan
melewati proses-proses tertentu.
• kegiatan manipulasi gen untuk mendapatkan produk baru
dengan cara membuat DNA rekombinan melalui
Rekayasa penyisipan gen.
genetika

• Adalah DNA yang urutannya telah direkombinasikan


agar memiliki sifat-sifat atau fungsi yang kita
inginkan sehingga organisme penerimanya
DNA mengekspresikan sifat atau melakukan fungsi yang
rekombinan kita inginkan.

• Mencakup hampir semua golongan organisme,


mulai dari bakteri, fungi, hewan tingkat rendah, hewan tingkat
tinggi, hingga tumbuh-tumbuhan.
Obyek
rekayasa • Bidang kedokteran dan farmasi paling banyak
berinvestasi di bidang yang relatif baru ini.
genetika
REKAYASA GENETIKA PADA
MANUSIA
Pada manusia, melibatkan transformasi gen manusia untuk
mengubah fenotipe yang ada.

Manipulasi genetik dilakukan untuk memodifikasi gen


mutagenik atau coding penyakit tertentu, sebagai bagian dari
mengobati beberapa gangguan genetik, selain
memproduksi obat-obatan dan vaksin.
Ini juga telah digunakan untuk meningkatkan umur
panjang, dan kekebalan dari suatu organisme dan lebih
tepat untuk mempelajari ekspresi gen.

Rekayasa genetika manusia dikatakan dari 2 jenis,


dimana sel-sel somatik diubah dan germline dimana
transformasi ini melibatkan perubahan dalam telur atau sel
sperma dan dengan demikian mewarisi.
Contoh Rekayasa
Genetika
Sintesis insulin

PCR

Terapi gen
Langkah-langkah
Rekayasa Genetika
Sintesis Insulin
Menurut Sebiring L, dkk (1999) langkah-langkah
dalam rekayasa genetika untuk memproduksi insulin
adalah sebagai berikut :
1. Masing-masing gen polipeptida alfa dan beta disintesis
secara kimiawi.
2. Gen tersebut disisipkan pada plasmid E. Coli yang
direkayasa supaya memiliki operon laktosa, yaitu
promoter, operator, dan gen struktural 2 yang
mengkode ß-galaktosidase. Di samping itu, plasmid ini
juga mengandung gen yang mengkode resistensi
terhadap ampisilin yang berguna sebagai marker untuk
menyeleksi sel yang mengandung plasmid.
3. Masing-masing gen alfa dan beta disisipkan ke dalam
plasmid yang terpisah, yaitu pada bagian kanan gen z.
4. Plasmid tersebut lalu dimasukkan ke dalam sel E. Coli
untuk diekspresikan.
5. Ekspresi operon laktosa akan menyebabkan terbentuknya
protein galaktosidase dan protein insulin yang saling
berikatan hingga membentuk protein gabungan.
6. Selanjutnya protein gabungan ini dimurnikan lalu
dipotong sehingga protein insulin terpisah dengan protein
ß-galaktosidase.
7. Dengan cara ini akan diperoleh polipeptida alfa maupun
polipeptida beta insulin.
8. Akhirnya polipeptida alfa diikatkan dengan polipeptida
beta secara oksidasi. sehingga diperoleh insulin yang
utuh dan siap untuk digunakan
9. Seleksi dan Konfirmasi
 Hal ini dimungkinkan untuk membedakan sel-
sel berubah dari yang non diubah dengan
menumbuhkan mereka di hadapan antibiotik
dikodekan oleh gen penanda dipilih.
 Metode lain adalah dengan menggunakan
probe DNA komplementer dengan gen
disisipkan yang secara khusus akan mengikat
gen yang diinginkan dan dapat ditelusuri dan
dikonfirmasi menggunakan pemetaan DNA,
teknik elektroforesis seperti Southern blotting,
dan Bioassays.
PCR
 Polymerase Chain Reacton (PCR) adalah suatu
teknik sintesis dan amplifikasi DNA secara in vitro.
 Teknik ini pertama kali dikembangkan oleh Karry Mullis
pada tahun 1985.
 Teknik PCR dapat digunakan untuk mengamplifikasi
segmen DNA dalam jumlah jutaan kali hanya dalam
beberapa jam.
 Dengan diketemukannya teknik PCR di samping juga
teknik-teknik lain seperti sekuensing DNA, telah merevolusi
bidang sains dan teknologi khususnya di bidang diagnosa
penyakit genetik, kedokteran forensik dan
evolusi molekular.
PRINSIP-PRINSIP UMUM
PCR
Komponen- komponen PCR

• Templat DNA;
• Sepasang primer, yaitu suatu oligonukleotida
pendek yang mempunyai urutan nukleotida yang
komplementer dengan urutan nukleotida DNA
templat; dNTPs (Deoxynucleotide triphosphates);
buffer PCR; magnesium klorida (MgCl2) dan enzim
polimerase DNA.

Tahap PCR

• 1. Pra-denaturasi DNA templat;


• 2. Denaturasi DNA templat; Tahap (2) sampai dengan (4)
merupakan tahapan berulang
• 3. Penempelan primer pada templat (annealing); (siklus), di mana pada setiap
siklus terjadi duplikasi jumlah
• 4. Pemanjangan primer (extension) DNA
• 5. Pemantapan (postextension).
Templat DNA
 Fungsi DNA templat adalah sebagai cetakan untuk
pembentukan molekul DNA baru yang sama.
 Templat DNA ini dapat berupa DNA kromosom, DNA
plasmid ataupun fragmen DNA apapun asal di dalam
DNA templat tersebut mengandung fragmen DNA target
yang dituju.
 Penyiapan DNA templat dapat dilakukan dengan
menggunakan metode lisis sel ataupun dengan cara
melakukan isolasi DNA kromosom atau DNA plasmid
dengan menggunakan metode standar yang ada.
 Prinsip metode lisis adalah perusakan dinding sel
tanpa harus merusak DNA yang diinginkan. Oleh karena
itu perusakan dinding sel umumnya dilakukan dengan
cara memecahkan dinding sel menggunakan buffer lisis.
Primer
 Primer berfungsi sebagai pembatas fragmen DNA target yang
akan diamplifikasi dan sekaligus menyediakan gugus hidroksi
(-OH) pada ujung 3’ yang diperlukan untuk proses eksistensi
DNA
 Umumnya panjang primer berkisar antara 18 – 30 basa. Primer
dengan panjang kurang dari 18 basa akan menjadikan
spesifisitas primer rendah. Sedangkan untuk panjang primer
lebih dari 30 basa tidak akan meningkatkan spesifisitas primer
secara bermakna dan ini akan menyebabkan lebih mahal.
 Komposisi Rentetan nukleotida yang sama perlu dihindari, hal
ini dapat menurunkan spesifisitas primer yang dapat
memungkinkan terjadinya mispriming di tempat lain.
 Melting temperatur (Tm) adalah temperatur di mana 50 %
untai ganda DNA terpisah. Pemilihan Tm suatu primer sangat
penting karena Tm primer akan berpengaruh sekali di dalam
pemilihan suhu annealing proses PCR
dNTPs (deoxynucleotide
triphosphates)
 dNTPs merupakan suatu campuran yang terdiri
atas dATP (deoksiadenosin trifosfat), dTTP
(deoksitimidin trifosfat) , dCTP
(deoksisitidin trifosfat) dan dGTP
(deoksiguanosin trifosfat).
 Dalam proses PCR dNTPs bertindak sebagai
building block DNA yang diperlukan dalam
proses ekstensi DNA.
 dNTPs akan menempel pada gugus –OH
pada ujung 3’ dari primer membentuk untai
baru yang komplementer dengan untai DNA
templat. Konsentrasi optimal dNTPs untuk
proses PCR harus ditentukan.
Buffer PCR dan MgCl2
 Reaksi PCR hanya akan berlangsung pada kondisi pH tertentu.
 Oleh karena itu untuk melakukan proses PCR diperlukan buffer
PCR.
 Fungsi buffer di sini adalah untuk menjamin pH medium.
 Selain buffer PCR diperlukan juga adanya ion Mg2+, ion tersebut
berasal dari berasal MgCl2.
 MgCl2 bertindak sebagai kofaktor yang berfungsi menstimulasi
aktivitas DNA polimerase. Dengan adanya MgCl2 ini akan
meningkatkan interaksi primer dengan templat yang membentuk
komplek larut dengan dNTP (senyawa antara).
 Dalam proses PCR konsentrasi MgCl2 berpengaruh pada spesifisitas dan
perolehan proses. Umumnya buffer PCR sudah mengandung senyawa
MgCl2 yang diperlukan.
 Tetapi disarankan sebaiknya antara MgCl2 dan buffer PCR dipisahkan
supaya dapat dengan mudah dilakukan variasi konsentrasi MgCl2 sesuai
yang diperlukan.
Enzim Polimerase DNA
 Enzim polimerase DNA berfungsi sebagai katalisis
untuk reaksi polimerisasi DNA.
 Pada proses PCR enzim ini diperlukan untuk tahap
ekstensi DNA.
 Enzim polimerase DNA yang digunakan untuk proses PCR
diisolasi dari bakteri termofilik atau hipertermofilik oleh
karena itu enzim ini bersifat termostabil sampai
temperatur 95 oC. Aktivitas polimerase DNA bergantung
dari jenisnya dan dari mana bakteri tersebut diisolasi
 Dengan menggunakan teknik PCR, panjang
fragmen DNA yang dapat diamplifikasi
mencapai 35 kilo basa
TAHAP PCR
1. Pra-denaturasi DNA templat;
2. Denaturasi DNA templat; Tahap (2) sampai dengan (4)
merupakan tahapan berulang
3. Penempelan primer pada templat (annealing); (siklus), di mana pada setiap
siklus terjadi duplikasi jumlah
4. Pemanjangan primer (extension) DNA
5. Pemantapan (postextension).
TERAPI GEN
 Terapi gen adalahteknik memperbaiki gen yang
rusak atau cacat yang bertanggungjawab
atas timbulnya penyakit tertentu
(Moelyoprawiro, 2005).
 Edrus (2005) menyatakan bahwa terapi gen merupakan
teknologi masa kini yang membolehkan gen-
gen yang rusak diganti dengan gen-gen
normal dimana kita menggunakan vektor
untuk menyisipkan DNA yang diingini ke
dalam sel dan disuntikkan ke dalam tubuh.
 Terapi gen dapat dilakukan secar ex vivo dan in vivo
 Terapi ini pertama kali diperkenalkan pada tahun
1990 (Roberts,2004).
Pendekatan Terapi
Gen
Selama ini pendekatan terapi gen yang berkembang :
1. Menambahkan gen-gen normal ke dalam sel yang
mengalami ketidaknormalan.
2. Melenyapkan gen abnormal dengan melakukan
rekombinasi homolog.
3. Mereparasi gen abnormal dengan cara mutasi balik
selektif, sedemikian rupa sehingga akan
mengembalikan fungsi gen tersebut.
4. Mengendalikan regulasi ekspresi gen abnormal
tersebut (Holmes, 2003).
5. Perkembangan terapi gen yang terkini untuk
pengobatan penyakit lebih diarahkan pada gagasan
mencegah diekspresikannya gen-gen yang jelek
atau abnormal (gene silencing)
Contoh Terapi Gen
Beberapa contoh terapi gen untuk mengobati penyakit adalah
sebagai berikut :
1. Penghasilan Enzim ADA
 Contoh terbaik adalah penghasilan enzim Adenosina Deaminase (ADA) pada
bayi.
 Ashanthi De Silva ialah kanak-kanak pertama yang dirawat dengan
terapi gen.
 Dia mengidap penyakit kedefisienan Adenosina Deaminase (ADA) yang
disebabkan mutasi tubuhnya tidak mampu membina enzim ADA, enzim ini
diperlukan untuk perkembangan sel T
(mempertahankan sistem keimunan), gen ADA
terletak pada kromosom X.
 Biasanya pengidap penyakit ini diberi suntikan enzim ADA atau pemindahan
sumsum tulang, namun sistem ini memiliki kelemahan, yaitu suntikan enzim
ADA tidak dapat memulihkan sistem keimunan penderita sedang pemindahan
sumsum tulang perlu pendonor yang cocok.
 Teknologi DNA rekombinan memberi nafas baru untuk
mengobati penyakit ini
Mekanisme terapi Gen pada Defisiensi
ADA
Limfosit dan sel mononukleus
diambil dr anak

Alternative yang ada


Dibiakkan dengan penambahan IL-2 sekarang adalah
(merangsang pembelah sel) penggunaan sel punca
sumsum tulang (yang
dilaporkan memberi
peningkatan sel B
Sel kemudian Diinfeksi dengan retrovirus modifikasi
mengandung sisipan yang menyandi ADA dan gen damsel T yang baik)
lain (gen NeoR) yang menyandi enzim yang
mengatur resistensi neomisin

Gen ini digunakan untuk menunjukkan bahwa


pemindahan gen berhasil dilakukan.

Sel yang diberi perlakuan dengan gen


autolog kemudian diinjeksi secraa intra
vena
Contoh Terapi Gen

2. Pengobatan Hemofilia
 Penderita hemofilia adalah manusia yang faktor VIII dalam
darahnya jumlahnya sedikit.
 Akibatnya penderita tidak memiliki kemampuan dalam
pembekuan darah.
 Terapi gen merupakan salah satu cara penyembuhan
penyakit hemofilia dengan memperbaiki kerusakan
genetis, yaitu melalui penggantian gen yang tidak
rusak dan berfungsi normal.
 Penyembuhan melalui terapi gen ini tidak dapat secara
permanen dan masih harus dilakukan secara berkala.
 Menurut Moeslichan (2005), hingga saat ini terapi gen
belum diterapkan pada penderita hemofilia Indonesia.
Contoh Terapi Gen

3. Pengobatan Talasemia
 Thallasemia merupakan suatu penyakit darah
bawaan yang menyebabkan sel darah merah
pecah (hemolisis), sel darah merah penderita
mengandung sedikit hemoglobin dan sel darah
putihnya meningkat jumlahnya (Supriyadi,dkk,
1992).
 Terapi gen merupakan harapan baru bagi
penderita thallasemia di masa mendatang.
 Terapi dilakukan dengan menggantikan sel tunas
yang rusak pada sumsum tulang penderita
dengan sel tunas dari donor yang sehat. Hal ini
sudah diujicobakan pada mencit
MANFAAT REKAYASA
GENETIKA
 Rekayasa genetika dalam bentuk yang sekarang sudah sekitar 25 tahun.
 Hal ini juga menjadi topik yang sangat diperdebatkan secara luas dari awal
tahun 1970-an.
 Ada banyak konsekuensi sosial yang berkaitan dengan rekayasa genetika,
yang membuat keseluruhan risiko atau penilaian manfaat yang sangat
rumit.
 Manfaat rekayasa genetika di bidang masing-masing disebutkan di
bawah ini :
1. Kloning
2. Pengobatan pada manusia  terapi gen
3. Farmasi
4. Pada kehamilan
5. Bidang pertanian
Mutasi berasal dari kata
Mutatus (bahasa latin)
yang artinya adalah
perubahan.
MUTASI
Mutasi didefenisikan sebagai
perubahan materi genetic
(DNA) yang dapat diwariskan
GEN
secara genetis
keketurunannya.

Petama kali Melaporkan Penelitian Murid Morgan


menggunakan peristiwa ilmiah tentang Akhirnya berhasil
Istilah mutasi mutasi pada mutasi dalam
untuk
Hugo de
Vries

Morgan
(1910)

Herman
Yoseph
domba jenis dilakukan pula percobaannya

Muller
Seth wright

mengemukakan terhadap lalat buah,


adanya Ancon yang dengan
yaitu menemukan
perubahan berkaki menggunakan mutasi buatan
fenotipe yang pendek dan Drosophila dengan
mendadak pada bersifat melanogaster menggunakan sinar
bunga Oenothera menurun. (lalat buah). X
lamarckiana dan
bersifat
menurun.
Ternyata
perubahan
tersebut terjadi
karena adanya
penyimpangan
dari
kromosomnya.
Jenis-jenis Mutasi
Menurut Kejadiannya
 Mutasi spontan (spontaneous mutation)
Mutasi (perubahan materi genetik) yang
terjadi akibat adanya sesuatu pengaruh yang
tidak jelas, baik dari lingkungan luar maupun
dari internal organisme itu sendiri
 Mutasi induksi (induced mutation).
Mutasi yang terjadi akibat paparan dari
sesuatu yang jelas, misalnya paparan sinar
UV.

Secara mendasar tidak terdapat perbedaan antara


mutasi yang terjadi secara alami dan mutasi hasil
induksi.
Berdasarkan Sel yang Bermutasi
 Mutasi somatik
 Mutasi somatik adalah mutasi yang terjadi
pada sel-sel somatik
 Mutasi somatik dapat diturunkan dan
dapat pula tidak diturunkan.
 Mutasi gametik atau germinal.
 Mutasi gametik atau germinal adalah
mutasi yang terjadi pada sel gamet.
 Mutasi gametik terjadi karena terjadinya
di sel gamet, maka akan diwariskan oleh
keturunannya.
Berdasarkan Bagian yang Bermutasi
 Mutasi DNA,
1. Mutasi transisi, yaitu suatu
pergantian basa purin dengan basa
purin lain atau pergantian basa pirimidin
dengan basa pirimidin lain; atau disebut
juga pergantian suatu pasangan basa
purin-pirimidin dengan pasangan purin-
pirimidin lain.
2. Mutasi tranversi, yaitu suatu
pergantian antara purin dengan
pirimidin pada posisi yang sama. (A-C, G-
T, normalnya A-T, G-C)
3. Insersi, yaitu penambahan satu atau
lebih pasangan nukleotida pada suatu
gen.
4. Delesi, yaitu pengurangan satu atau lebih
pasangan nukleotida pada suatu gen
Mutasi gen
 Perubahan yang terjadi pada
nukleutida DNA yang membawa
suatu gen tertentu.
 Mutasi gen pada dasarnya
merupakan mutasi titik.
 Mutasi titik (point mutation)
merupakan perubahan kimiawi pada
satu atau beberapa pasangan basa
dalam satu gen tunggal.
 Mutasi gen adalah mutasi yang
terjadi dalam lingkup gen.
 Peristiwa yang terjadi pada mutasi
gen adalah perubahan urutan-
urutan DNA
Mutasi kromosom
 Yaitu mutasi yang disebabkan karena perubahan
struktur kromosom atau perubahan jumlah
kromosom

Mutasi kromosom yang terjadi


karena perubahan jumlah
kromosom (ploid) melibatkan :
1. Kehilangan perangkat
kromosom (genom)
2. Penambahan perangkat
kromosom (genom)
Mutasi karena perubahan
struktur kromosom atau
kerusakan bentuk
kromosom disebut juga
dengan istilah aberasi,
terdiri atas :
a) Delesi adalah mutasi
karena kekurangan
segmen kromosom
b) Duplikasi adalah mutasi
karena kelebihan segmen
kromosom
c) Inversi ialah mutasi yang
mengalami perubahan
letak gen-gen
d) Translokasi ialah mutasi
yang mengalami
pertukaran segmen
kromosom ke kromosom
non homolog
Syukr
on

Anda mungkin juga menyukai