Oleh :
P062191028
KONSENTRASI MIKROBIOLOGI
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2019
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dewasa ini berkembang semakin pesat.
Salah satu perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sering diterapkan adalah
bioteknologi. Bioteknologi merupakan pemanfaatan berbagai prinsip ilmiah dan rekayasa
terhadap organisme, sistem, atau proses biologis untuk menghasilkan atau meningkatkan potensi
organisme maupun menghasilkan produk dan jasa bagi kepentingan hidup manusia. Secara
umum bioteknologi dikelompokkan menjadi dua, yaitu bioteknologi tradisional dan bioteknologi
modern. Bioteknologi tradisional merupakan bioteknologi yang memanfaatkan mikroba, proses
biokimia, dan proses genetik yang terjadi secara alami. Bioteknologi tradisional ini terus
mengalami perkembangan hingga ditemukannya struktur DNA yang diikuti dengan penemuan
lainnya. Dengan ditemukannya struktur DNA dan berkembangnya ilmu pengetahuan tentang
DNA, muncullah istilah bioteknologi modern.
Bioteknologi modern merupakan bioteknologi yang didasarkan pada manipulasi atau
rekayasa DNA. Bioteknologi yang didasarkan pada manipulasi DNA ini dilakukan dengan
memodifikasi gen spesifik dan memindahkannya pada organisme yang berbeda, seperti bakteri,
hewan, dan tumbuhan. Produk dari bioteknologi modern, misalnya insulin, kloning domba Dolly,
antibodi monoklonal. Dalam aplikasinya, bioteknologi menerapkan berbagai macam disiplin ilmu.
Disiplin ilmu tersebut antara lain: mikrobiologi (tentang mikroba), biologi sel (tentang sel), genetika
(tentang pewarisan sifat makhluk hidup), dan biokimia (tentang makhluk hidup dilihat dari aspek
kimianya). Salah satu pokok bahasan yang penting untuk di pahami yaitu mengenai Polymerase
Chain Reaction atau yang lebih dikenal dengan istilah PCR.
PCR adalah suatu metode in vitro untuk menghasilkan sejumlah fragmen DNA spesifik
dengan panjang dan jumlah skuens yang telah ditentukan dari jumlah kecil template kompleks.
PCR merupakan suatu teknik sangat kuat dan sangat sensitif dan dapat diaplikasikan dalam
berbagai bidang seperti biologi molekuler, genetika populasi, dan analisis forensik. Mengingat
peningnya peranan teknik PCR ini terhadap perkembangan ilmu pengetahuan kedepan
BAB II
PEMBAHASAN
Tombol Fungsi
F1-F5 Tombol F1-F5 merupakan tombol yang akan menuntun
kita dalam melakukan navigasi program yang ada dalam
mesin tersebut. Pada Home Screen , tombol 1 merupakan
tombol Protocol Library (database file). Tombol F2
(Create)digunakan
apabila ingin membuat protokol baru. F3 (Change User)
digunakan
apabila kita ingin mengubah user.
c. Home Screen
Tampilan Home adalah tampilan yang pertama kali muncul ketika telah
melewati tahap Logging On. Tampilan home mencakup logo iCycler, tanggal
dan user name (Gambar 4). Home screen dapat diakses kapan saja dengan
menekan Shift kemudian F1.Berikut adalah keterangan tombol-tombol yang
terdapat dalam tampilan Home :
F1 : Protocol Library, untuk menampilkan daftar protokol yang telah disimpan
F2 : Create, untuk membuat protokol baru
F3 : Change User, untuk mengubah user yang telah ada
F4 : Utilities, untuk melakukan customization pada iCycler
F5 : Info, untuk menampilkan informasi penting yang berkaitan dengan
program
3. Prosedur Penggunaan (Quick Guide)
Untuk meng edit protokol yang sudah ada, dapat dilakukan dengan cara :
Polymerase chain reaction atau reaksi polymerase berantai yang lebih sering dikenal dengan
singkatan PCR adalah suatu metode dalam mengamplifikasi (memperbanyak) nukleotida secara
enzimatik yang dilakukan secara invitro. Teknik ini mampu memperbanyak sebuah urutan 105-
106-kali lipat dari jumlah nanogram DNA template dalam latar belakang besar pada sequence
yang tidak relevan (misalnya dari total DNA genomik) dalam waktu yang singkat.
PCR diciptakan pada abad ke IX sebagai cara untuk membuat banyak salinan dari fragmen
DNA dilaboratorium, berkisar pada tahun 1983-1987 kary mullis menemukan sebuah teknik untuk
menggandakan urutan basa nukleotida tertentu secara invitro. Sehingga pada sekarang metode
Penemuan awal dari teknik PCR didasarkan pada tiga waterbaths yang mempunyai
temperatur yang berbeda. Thermal-cyler adalah nama alat dari yang digunakan dalam teknik
PCR yang pertama kali dipublikasikan pada tahun 1986, akan tetapi masih memiliki banyak
kelemahan pada saat itu yaitu, DNA polymerase yang digunakan masih belum thermostabil, dan
harus ditambahkan pada setiap siklus dari proses PCR tersebut , kelemahan yang lain yaitu
mengenai temperatur 37oC yang digunakan dapat menyebabkan non-spesifik priming sehingga
menghasilkan produk yang tidak dikehendaki. Setelah itu baru pada tahun 1988 enzim Taq DNA
polymerase ditemukan yang diisolasi dari bakteri thermus aquitus (Taq) dimana diketahui enzim
ini dapat bertahan pada suhu yang tinggi misalkan pada suhu 100 oC. Dan aktifitas maksimalnya
isolasi gen
DNA sequensing
PCR ini sangatlah efisien karena dapat dilakukan dengan waktu yang singkat ,
DNA template
adalah DNA untai ganda yang membawa urutan basa fragmen atau gen yang akan
digandakan. Urutan basa ini disebut juga urutan target (target sequence).
Primer
oligonukleotida pendek yaitu sekitar 30 asam basa. Primer disusun dari sintesis
oligonukleotida sepanjang 15-32bp dan primer ini harus mampu mengenali urutan
penambahan basa demi basa dari dNTP yang dikatalisasi oleh enzim DNA
polimerase. Namun, pada PCR enzim DNA polimerase yang digunakan harus
termostabil karena salah satu tahap reaksinya adalah denaturasi untai ganda DNA
yang membutuhkan suhu sangat tinggi (sekitar 95ºC). Untuk standar amplifikasi
temperatur antara primer yang digunakan harus berkisar antara 1°C. Ujung 3’ dari
setiap primer harus G atau C, akan tetapi hindari susunan nukleotida G/C berturut-
turut tiga pada ujung ini, misal CCG, GCG, GGC, GGG, CCC, GCC. Pada
sama lain, atau membentuk hairpins. Hal lainnya hindari menyusun primer pada
Enzim ini bersifat thermostabil dan diisolasi dari Thermus aquaticus. Aktivitas
mempunyai waktu paruh sekitar 40 menit pada 95ºC. Biasanya untuk setiap 100μl
polymerase. Buffer standar untuk PCR tersusun atas 50mM KCl, 10mM Tris-Cl
(pH8.3) dan 1.5mM MgCl2. Buffer standard ini akan bekerja dengan baik untuk
DNA template dan primer dengan kondisi tertentu, tetapi mungkin tidak optimum
proses annealing primer, temperatur dissosiasi untai DNA template, dan produk
PCR. Hal ini disebabkan konsentrasi optimal ion Mg2+ itu sangat rendah. Hal ini
chelating agent yang tinggi, seperti EDTA atau phosphat. Ion Mg2+ yang bebas
bila terlalu rendah atau tidak ada, maka biasanya tidak menghasilkan produk akhir
PCR, sedang bila terlalu banyak ion Mg2+yang bebas akan menghasilkan produk
PCR yang tidak diinginka Produk PCR buffer ini terkadang dijual dalam bentuk
block dikenal sebagai batu bata penyusun DNA yang baru. Dimana dNTP terdiri
konsentrasi ini penting untuk mengatur konsentrasi ke-empat dNTP pada titik
estimasi Km untuk setiap dNTP. 50mM, harus selalu diatur pH7.0. Konsentrasi
Sedang pada konsentrasi rendah akan memberikan ketepatan dan spesifitas yang
tinggi tanpa mereduksi hasil akhir. Total konsentrasi dNTP dan ion saling terkait