Anda di halaman 1dari 4

NAMA : NURHANIFAH

NIM : G20180039
KELAS : FARMASI C SERANG
UAS BIOTEKNOLOGI

1. Teknologi DNA rekombinan merupakan kumpulan teknik yang digunakan untuk


mengkombinasi gen-gen didalam tabung reaksi.
1. Teknik untuk mengisolasi DNA
2. Teknik untuk memotong DNA
3. Teknik untuk menggabung DNA
4. Teknik untuk memasukan DNA kedalam sel hidup

2. Denaturasi merupakan langkah yang kritis. Temperatur yang tinggi pada awal proses
menyebabkan pemisahan untai ganda DNA. Temperatur pada tahap denaturasi pada kisaran 92-
95ºC, suhu 94ºC merupakan pilihan standar.

Temperatur denaturasi yang tinggi membutuhkan kandungan GC yang tinggi dari DNA template,
tetapi half-life dari Taq DNA Polymerase menekan secara tajam pada temperatur sekitar 95ºC.

3. 1. Sampel diambil dengan swab/usap bagian dalam hidung lalu simpan dengan keadaan steril
dan dinging (2-8C)
2. Ekstraksi RNA dari sampel swab dengan reagen
3. Pencetakan RNA untuk mendapatkan DNA komplemen untai ganda(cDNA) dengan bantuan
enzim reverse transkriptase dan DNA polimerase pada reaksi PCR
4. Daerash spesifik SARS-CoV-2 pada cDNA diperbanyak dengan bantuan DNA polimerase
untuk mendapatkan jutaan salinannya
5. Produk PCR akan divisualisasi dengan gel berfluoresensi dibawah sinar UV, jika positif pita
DNA akan terbentuk.

4. Replikasi DNA secara umum terjadi dengan bantuan enzim DNA polimerase. Enzim DNA
polimerase sebenarnya memiliki banyak variasi sesuai organismenya, plus proses ini juga
dibantu oleh enzim2 lain seperti topoisomerase yang fungsinya meluruskan struktur heliks DNA,
helikase yang membuka ikatan hidrogen, RNA primase yang memasang primer RNA, dan enzim
ligase yang menyatukan potongan DNA.

Transkripsi adalah proses penyalinan gen di DNA menjadi urutan kodon mRNA dengan bantuan
enzim RNA polimerase. RNA polimerase menyalin DNA dengan menambahkan basa
komplemen di bagian DNA cetakan/antisense sehingga huruf nukleotida akan sama dengan
DNA komplemen/kode/sense. Di prokariot, mRNA bisa langsung ditranslasi, sementara di
eukariot, mRNA mengalami pemotongan bagian intron menyisakan ekson melalui proses yang
disebut splicing. Informasi gen yang dibawa berupa kodon, 3 huruf/triplet huruf nukleotida berisi
informasi asam amino tertentu.
Translasi adalah proses penerjemahan kodon2 mRNA menjadi rantai polipeptida dengan bantuan
tRNA di ribosom. Awalnya mRNA menempel di rRNA dari subunit kecil ribosom, bagian
urutan nukleotida anti-Shine-Dalgarno untuk docking. Kemudian tRNA akan mengenali kodon
mulai (AUG) di mRNA dan mentransfer asam amino metionin sebagai asam amino pertama di
polipeptida. Ini tahap inisiasi. Tahap elongasi adalah tahap selanjutnya, di mana sisa kodon akan
diterjemahkan oleh tRNA dan rantai polipeptida akan semakin panjang dengan asam amino yang
diterjemahkan. Terakhir, tahap terminasi adalah tahap akhir di mana ribosom tiba di kodon stop
(UAA, UAG, dan UGA) yang tidak mengandung tRNA. Polipeptida lepas dan ribosom terbuka,
mRNA akan didegradasi atau ditranslasi lagi sesuai kebutuhan. Polipeptida akan dibawa ke
badan Golgi untuk dikemas menjadi protein yang sempurna.

5.Kloning DNA rekombinan berupa pemindahan rantai DNA yang diperlukan dari suatu
organisme di salah satu element replikasi genetic, Misalnya pemasukan DNA plasmid bakteri
dalam mengklon satu gen.
Kloning jenis ini dapat dilakukan dan juga bermanfaat serta memiliki kode etik yang cukup baik.

6. Multiplex PCR adalah adaptasi dari teknik PCR yang memungkinkan amplifikasi secara
simultan dari berbagai sekuen gen. Multiplex PCR berisi berbagai macam set primer dengan
campuran reagen PCR tunggal untuk memproduksi amplikon dari berbagai ukuran yang spesifik
terhadap sekuens DNA yang berbeda. Dengan pentargetan gen sekaligus, informasi tambahan
dapat diperoleh dari running-test tunggal yang tidak akan membutuhkan beberapa kali reagen
dan lebih banyak waktu untuk melakukan. Temperatur pada tahapan annealing harus dioptimasi
untuk tiap set primer agar dapat bekerja dengan baik dalam suatu reaksi tunggal, serta ukuran
amplikon. Dengan demikian, panjang suatu pasangan basa harus berbeda dan dapat membentuk
pita yang berbeda ketika diamati dengan elektroforesis gel agarosa. Pada dasarnya, prosedur dan
komponen dalam reaksi multiplex PCR sama dengan PCR reguler.

7. Vaksin subunit protein dapat berupaprotein yang disekresikan atau proteinpermukaan


yang termurnikan, komplek proteinpolisakarida, protein yang membawa tag atauprotein fusi
dan protein khimera. Keuntungan vaksin subunit proteinantara lain produk subunitnya
terkarakterisasidengan baik, antigen yang dipakai lebih potensial dan lebih aman.
Kelemahan vaksinsubunit antara lain biasanya vaksin ini membutuhkan adjuvan untuk
menstimulasirespon imun, proses perancangannya lebihkomplek dan ada beberapa yang
tidak dapatdilakukan modifikasi subunit paska translasi.
Vaksin subunit lebih banyak membawa manfaat memiliki potensi yang lebih baik dan yang
paling penting yaitu lebih aman digunakan.

8. Hak kekayaan intelektual istilah yang dipergunakan untuk merujuk kepada seperangkat hak
eksklusif yang masing-masing diberikan kepada seseorang yang telah menghasilkan karya dari
olah pikirnya, yang memiliki wujud, sifat atau memenuhi kriteria tertentu berdasarkan peraturan
perundang-undangan yang berlaku. Istilah Hak Kekayaan Intelektual biasa pula disingkat dengan
HKI. HKI terbagi menjadi dua kategori, yaitu hak cipta dan hak kekayaan industri. Hak cipta
adalah hak ekslusif bagi pencipta atau penerima hak untuk mengumumkan atau memperbanyak
ciptaannya atau memberikan izin untuk itu dengan tidak mengurangi pembatasan-pembatasan
menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Sedangkan hak kekayaan industri terdiri dari hak:


1. Paten
2. Merek
3. Desain industri
4. Desain tata letak sirkuit terpadu
5. Rahasia dagang
6. Varietas tanaman

9. Manipulasi DNA
mengubah pola genetik dari sel-sel yang ada. Bisa dengan menambah atau mengurangi susunan
DNA agar dapat menghasilkan bibit baru yang lebih unggul dari indukannya.

DNA Rekombinan
Proses DNA rekombinan merupakan sebuah kombinasi pola genetik yang baru saja terbentuk,
dengan menyisipkan beberapa molekul DNA pada sebuah vektor agar dapat mengalami
penambahan sel organisme lain. Sel organisme yang dihasilkan memiliki fungsi sebagai sel
inang. Gen DNA yang akan disisipkan harus melalui tahap identifikasi. Hal ini bertujuan untuk
mengenali kode-kode yang terdapat pada pola DNA. Pemantauan juga harus selalu dilakukan
saat transmisi gen DNA terhadap hasil keturunannya.

Kloning
merupakan sebuah proses reproduksi aseksual untuk menghasilkan replika dari suatu organisme.
Proses kloning melibatkan sel somatik yang telah dihapus bagian inti selnya. Setelah inti sel
somatik hilang atau dihapus, kemudian ditransfer ke dalam sel telur yang tidak dibuahi. Sel telur
akan berkembang menjadi embrio, lalu ditempatkan pada induk pengganti.

Sekuensing
menyusun urutan basa nukleotida dari sebuah pola DNA. Basa nukleotida yang bisa diurutkan
susunanya.

Dampak pada bidang kesehatan.


Tanaman transgenik diasumsikan dapat menyebabkan keracunan bagi manusia. Tanaman
transgenik tahan hama yang disisipi gen Bt ternyata tidak hanya bersifat racun terhadap serangga
tetapi juga pada manusia. Penggunaan gen Bt ini pada tanaman jagung dan kapas dapat
menyebabkan alergi pada manusia, demikian pula dengan kedelai transgenik yang diintroduksi
dengan gen penghasil protein metionin dari tanaman brazil nut. Hasil uji skin prick-test telah
menunjukkan kedelai transgenik tersebut positif sebagai alergen.

Dampak pada lingkungan


organisme yang mengalami rekayasa genetika memiliki potensi untuk menimbulkan akibat yang
merugikan bagi lingkungan, dengan munculnya efek-efek samping dari hasil rekayasa genetik
tersebut. Misalnya hasil insektisida yang dapat membasmi hama akan berpengaruh terhadap
kadar oksigen dalam tanah, dan lama-kelamaan akan merusak tanah tersebut. Terhadap
bioteknologi tanaman, masalahnya akan berbeda lagi.

10. Bioinformatika dalam bidang pertanian


Bioinformatika telah sejak lama digunakan untuk mendukung eksperimen laboratorium
pada bidang pertanian. Baru-baru ini, hadirnya teknologi Next Generation Sequencing (NGS)
telah mengubah paradigma dalam penelitian berbasis bioinformatika. Penelitian berbasis
bioinformatika telah digunakan dalam
(1) pengembangan penanda molekuler
(2) desain primer untuk analisis ekspresi gen diferensial
(3) pengembangan peta genetik
(4) analisis ekspresi gen
Kombinasi antara bioinformatika dalam anotasi gen serta desain primer dan analisis
ekspresi gen menggunakan Real-Time PCR telah berhasil memetakan ekspresi 35 gen
Ethylene Response Factors (ERFs) pada tanaman karet (Hevea brasiliensis). Tiga gen
kemudian dipilih untuk analisis fungsional melalui transgenesis.

Anda mungkin juga menyukai