PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
menghibridisasi pita yang berlawanan dan mengapit dua target DNA.
penggunaannya.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian PCR
amplifikasi DNA secara in vitro. Teknik ini pertama kali dikembangkan oleh
Karry Mullis pada tahun 1985. Teknik PCR dapat digunakan untuk
urutan DNA ribuan bahkan jutaan kali dari jumlah semula, sekitar 106-107
kali. Setiap urutan basa nukleotida yang diamplifikasi akan menjadi dua
kali jumlahnya. Pada setiap siklus PCR akan diperoleh 2n kali banyaknya
yang digunakan hanya sekitar 1 mM dan reaksi ini biasa dilakukan dalam
volume 50-100 µl. DNA cetakan yang digunakan juga tidak perlu
3
dimurnikan terlebih dahulu sehingga metode PCR dapat digunakan untuk
bersifat reponsif dengan perubahan suhu dan mesin thermal cycler, suatu
mesin yang mampu menaikkan dan menurunkan suhu dengan cepat, dan
4
Proses PCR melibatkan beberapa tahap yaitu: (1) pra-denaturasi
DNA templat; (2) denaturasi DNA templat; (3) penempelan primer pada
berulang (siklus) dan pada setiap siklus terjadi duplikasi jumlah target
DNA untai ganda. Untai ganda DNA templat (unamplified DNA) dipisahkan
suatu suhu tertentu untuk memberi waktu pada primer menempel (anneal
dNTPs (dATP, dCTP, dGTP dan dTTP) dan buffer yang sesuai. Umumnya
keempat dan DNA non-target (long prod-uct) akan meningkat secara linier
Y = (2n – 2n)X
Y : jumlah amplicon
n : jumlah siklus
5
Jika X = 1 dan jumlah siklus yang digunakan adalah 30, maka
jumlah amplicon yang diperoleh pada akhir proses PCR adalah 1.074 x
109. Dari fenomena ini dapat terlihat bahwa dengan menggunakan teknik
terjadi 100 %, hal ini disebabkan oleh target templat terlampau banyak,
untai target.
6
C. Komponen- Komponen PCR
antara lain:
1. DNA cetakan
Fungsi DNA templat di dalam proses PCR adalah sebagai cetakan untuk
pembentukan molekul DNA baru yang sama. Templat DNA ini dapat
berupa DNA kromosom, DNA plasmid ataupun fragmen DNA apapun asal
dituju.
kompromi. Amplifikasi akan lebih efisien jika dilakukan pada suhu yang
lebih rendah.
7
2. Oligonukleotida primer
DNA. Primer yang digunakan dalam PCR ada dua yaitu oligonukleotida
yang mempunyai sekuen yang identik dengan salah satu rantai DNA
dengan sekuen pada ujung 3’OH rantai DNA cetakan yang lain. Proses
dinaikkan menjadi selama 1,5 menit. Pada suhu ini DNA polymerase
informasi yang ada pada DNA cetakan. Setelah terjadi polimerasi, rantai
hydrogen antara rantai DNA cetakan dengan rantai DNA yang baru hasil
jumlah yang lebih banyak dibandingkan dengan jumlah DNA cetakan yang
8
target di dalam campuran reaksi. Paling tidak, diperlukan 25 siklus untuk
bahwa campuran dNTP adalah larutan air pada pH 7,0 yang mengandung
baik 10mm atau 25mm. dNTP yang siap digunakan merupakan solusi
4. DNA Polimerase
dalam PCR adalah fragmen Klenow DNA polymerase I yang berasal dari
Escherichia coli (Mullis dan Fallona, 1989). Fragmen Klenow adalah DNA
Beberapa kelemahan fragmen Klenow antara lain adalah bahwa enzim ini
9
nukleotida. Salah satu perkecualian adalah T7 DNA polymerase yang
primer-DNA cetakan.
retriksi TaqI. Taq DNA polymerase tersusun atas satu rantai polipeptida
pH9 (pada suhu 200 C) dan suhu aktivitas optimumnya sekitar 750C –
800C. Kelebihan enzim Taq DNA polimerase adalah bahwa enzim ini
dilakukan kalau enzim yang dig unakan adalah fragmen Klenow DNA
Klenow.
untuk sintesis DNA yaitu 75 – 80 ͦC. aktivitas spesifik enzim ini dalam
10
molekul enzim. Waktu paruh (half-time) Taq DNA polymerase pada
siklus.
melakukan PCR adalah Tth DNA polimerse. Enzim ini diisolasi dari
11
pH 9 (pada suhu 25) dan suhu sekitar . Selain aktivitas polymerase,
aktivitas serupa yang dimiliki oleh DNA polymerase I yang ada pada
transkiptase balik yang tinggi pada suhu tinggi maka enzim ini dapat
Molekul cDNA yang diperoleh dari hasil reaksi transkripsi balik dapat
dengan adanya ion . Enzim ini dapat dilakukan untuk melakukan RT-
12
aktivitas eksonuklease , dan tidak menunjukkan aktivitas
paruh enzim ini lebih dari 2 jam pada suhu , sedangkan Taq DNA
sekuen DNA sepanjang 200 bp sebanyak satu juta kali maka kurang
vitro merupakan salah satu parameter paling penting dalam PCR. Hal
ini terutama sangat penting jika DNA atau RNA cetakan yang
13
karena sifat ketepatanya yang tinggi maka enzim ini sangat berguna
untuk aplikasi:
tunggal
Pfu DNA polymerase dan Tli DNA polymerase. Pfu DNA polymerase
menggunakan enzim ini adalah molekul DNA dengan ujung tumpul. Tli
Buffer standar untuk PCR tersusun atas 50mM KCl, 10mM Tris-
Cl (pH8.3) dan 1.5mM MgCl2. Buffer standard ini akan bekerja dengan
14
baik untuk DNA template dan primer dengan kondisi tertentu, tetapi
buffer ini terkadang dijual dalam bentuk tanpa atau dengan MgCl 2.
produk PCR. Hal ini disebabkan konsentrasi optimal ion Mg2+ itu
sangat rendah. Hal ini penting untuk preparasi DNA template yang tidak
atau phosphat. Ion Mg2+ yang bebas bila terlalu rendah atau tidak ada,
diperlukan dalam teknik ini adalah untai tunggal DNA sebagai cetakan,
Termovilus aquatikus.
15
transfer materi genetik. Seperti yang telah dijelaskan dalam materi Asam
Nukleat dalam struktur DNA untai ganda tersebut, basa A dan T , juga C
tersebut harus dirusak dahulu agar DNA untai ganda berubah menjadi
selalu berpasangan dengan G, maka jika kita memiliki satu untai DNA
1. Denaturasi
2.Annealing
primer merupakan tahap terpenting dalam PCR, karena jika ada sedikit
16
mempengaruhi tahap ini antara lain suhu annealing dan primer. Suhu
untuk TaqDNA polimerase. Selain itu, pada masa peralihan suhu dari
primer karena ikatan ini bersifat lemah. Selain suhu, semakin lama
waktu extension maka jumlah DNA yang tidak spesifik semakin banyak.
3. Elongasi
sebuah DNA utas ganda. Reaksi ini akan berubah dari satu siklus ke
menjadi berlipat dua pada setiap akhir siklus. Dengan kata lain DNA
17
Ketiga tahap siklus tersebut diulang sesuai dengan jumlah siklus
amplifikasi. Pada siklus pertama dua untai tunggal DNA cetakan akan
disalin menjadi 2 DNA untai ganda. Pada siklus kedua, 2 DNA cetakan
pada siklus kedua dihasilkan jumlah 4 DNA untai ganda. Pada siklus
pada siklus ketiga DNA akan disalin menjadi 8 kali, siklus ke 10 menjadi
dihasilkan DNA dalam jumlah yang berlipat ganda hanya dalam waktu
E. Optimasi PCR
seperti jenis polimerase DNA; suhu; konsentrasi, dalam hal ini berkaitan
dengan dNTPs, MgCl2 dan DNA polimerase; buffer PCR dan waktu.
yang terjadi pada tahap ekstensi untuk DNA rantai panjang akan
18
diamplifikasi. Untuk panjang fragmen DNA lebih besar dari tiga
yang diamplifikasi. Untuk panjang target DNA kurang dari satu kilobasa
untuk panjang target DNA lebih besar dari satu kilobasa diperlukan
terjadinya mispriming.
3. Suhu
PCR. Dalam hal ini suhu berkaitan dengan proses denaturasi DNA
19
berkisar antara 93 – 95oC, ini semua tergantung pada panjang DNA
templat yang digunakan dan juga pada panjang fragmen DNA target.
polimerase DNA yang akan berdampak pada efisiensi PCR. Selain itu
juga dapat merusak DNA templat, sedangkan suhu yang terlalu rendah
pada proses PCR selalu dilakukan pada suhu 72oC karena suhu
4. Buffer PCR
buffer nya. Dalam perdagangan ada dua jenis buffer PCR yaitu “Low-
salt buffer” (pH 8,75 dan kapasitas buffer rendah) dan “High-salt buffer”
(pH 9,2 dan kapasitas buffer tinggi). Umumnya buffer PCR tersedia
sesuai dengan jenis polimerase DNA nya. Penggunaan jenis buffer ini
20
tergantung pada DNA target yang akan diamplifikasi. Untuk panjang
sedangkan untuk panjang DNA target lebih besar dari lima kilobasa
5. Waktu
denaturasi yang terlalu lama akan merusak templat DNA dan sekaligus
tidak sempurna.
setiap satu kilo basa DNA diperlukan waktu 30 – 60 detik. Pada setiap
21
diinginkan. Selain itu juga harus dilakukan terhadap kontrol negatif
F. Aplikasi PCR
kloning. Yang paling sering dipakai di bidang klinis saat ini adalah untuk
22
3. Skreening / deteksi mutasi berbasis PCR
4. PCR kuantitatif
5. PCR konvensional
digantikan real-time PCR. PCR dirancang pada tahun 1985 dab telah
sumber misalnya fragmen DNA kuno dari gajah purba (mammoth) berbulu
yang telah membeku selama 40.000 tahun; DNA dari sedikit darah;,
kriminal; DNA dari sel embrionik tunggal untuk diagnosis kelainan genetik
sebelum kelahiran dan DNA gen virus dari sel yang diinfeksi oleh virus
23
Menurut Darmo dan Ari (2000), teknik PCR dapat didayagunakan
(kadang dengan modifikasi) guna fasilitasi analisis gen. Selain itu telah
kriminal, tersangka ayah pada kasus paternal); dan masih banyak lainnya.
dengan adanya PCR dalam waktu 24 jam sejak pencuplikan vili korialis
Saat ini PCR sudah digunakan secara luas untuk berbagai macam
kebutuhan, diantaranya:
a. Isolasi Gen
24
ribuan gen. Sebagaimana fungsi utama DNA adalah sebagai sandi
menghasilkan rantai asam amino alias protein. Dari sekian panjang DNA
sisanya tidak menyandikan protein atau disebut ‘junk DNA’, DNA ‘sampah’
isolasi gen, para ahli seringkali membutuhkan gen tertentu untuk diisolasi.
atau babi, kemudian menjadikannya obat diabetes, proses yang rumit dan
tentu saja mahal serta memiliki efek samping karena insulin dari sapi atau
dari DNA genome manusia, lalu menyisipkannya ke sel bakteri (dalam hal
ini E. coli) agar bakteri dapat memproduksi insulin juga. Hasilnya insulin
yang sama persis dengan yang dihasilkan dalam tubuh manusia, dan
sekarang insulin tinggal diekstrak dari bakteri, lebih cepat, mudah, dan
pencari atau dikenal dengan nama ‘probe’ yang memiliki urutan basa
nukleotida sama dengan gen yang kita inginkan. Probe ini bisa dibuat
tersebut.
25
b. DNA Sequencing
untuk setiap basa berbeda, maka urutan basa suatu DNA yang tidak
c. Forensik
identifikasi secara fisik sulit atau tidak mungkin lagi dilakukan, maka
pengujian DNA adalah pilihan yang tepat. DNA dapat diambil dari bagian
bagian-bagian tertentu DNA yang disebut fingerprints alias DNA sidik jari,
yaitu bagian yang unik bagi setiap orang. Hasilnya dibandingkan dengan
DNA sidik jari keluarganya yang memiliki pertalian darah, misalnya ibu
atau bapak kandung. Jika memiliki kecocokan yang sangat tinggi maka
‘sesungguhnya’ dari seorang anak jika sang orang tua merasa ragu.
26
d. Diagnosa Penyakit
sedang mewabah saat ini, bahkan satu fase lagi dari fase pandemi.
akurat. PCR merupakan teknik yang sering digunakan. Teknologi saat ini
merupakan ciri khas virus Influenza A (H1N1) yang tidak dimiliki oleh virus
27
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
dua untai tunggal DNA cetakan akan disalin menjadi 2 DNA untai ganda.
4 DNA untai ganda. Pada siklus berikutnya akan dihasilkan jumlah DNA
trifosfat (dNTP)
Contoh aplikasi PCR antara lain yaitu proses Isolasi Gen, DNA
28
DAFTAR PUSTAKA
29