Disusun oleh :
Daftar Isi........................................................................................................... 1
Bab I Pendahuluan........................................................................................... 2
Bab II Isi............................................................................................................ 4
3.1 Kesimpulan.......................................................................................... 6
1
BAB I
PENDAHULUAN
PCR adalah suatu teknik yang melibatkan beberapa tahap yang berulang
(siklus) dan pada setiap siklus terjadi duplikasi jumlah target DNA untai ganda.
Untai ganda DNA templat (unamplified DNA) dipisahkan dengan denaturasi
termal dan kemudian didinginkan hingga mencapai suatu suhu tertentu untuk
memberi waktu pada primer menempel (anneal primers) pada daerah tertentu
dari target DNA. Polimerase DNA digunakan untuk memperpanjang primer
(extend primers) dengan adanya dNTPs (dATP, dCTP, dGTP dan dTTP) dan buffer
yang sesuai. Umumnya keadaan ini dilakukan antara 20 – 40 siklus. Target DNA
yang diinginkan (short ”target” product) akan meningkat secara eksponensial
setelah siklus keempat dan DNA non-target (long prod uct) akan meningkat
secara linier seperti tampak pada bagan di atas (Newton and Graham, 1994)
2
PCR dapat digunakan bilamana isolasi dan analisis DNA yang dibutuhkan,
ketika target genom sekuens diketahui. PCR dapat digunakan untuk mengisolasi
dan melabel fragmen DNA, menganalisis interaksi protein-DNA, sekuens DNA-
RNA dan terapi gen Aplikasinya dalam bidang Kedokteran Gigi sangat luas karena
teknik ini dapat diterapkan pada spesimen yang telah difiksasi dengan formalin
atau tertanam dalam parafin. Agen - agen infeksi kulit, janngan dan lesi mukosa
mulut dapat dideteksi, seperti bakten, virus HIV, hepatitis, virus cytomegalo dan
virus Epstein Barr. PCR juga dapat digunakan dalam mendeteksi DNA Virus
Covid-19.
3
BAB II
ISI
Tahap pertama pada proses PCR adalah denaturasi DNA sampel dengan
menaikkan suhu dalam thermal cycler 94-98°C tergantung pada aktivitas DNA
polimerase dan jumlah basa G+C dari DNA templat. Reaksi diinkubasi selama 2-5
menit untuk memastikan bahwa DNA untai ganda terpisah menjadi dua untai
tunggal. Suhu tinggi menyebabkan ikatan hidrogen antar basa lemah dan
akhirnya terpisah, sedangkan ikatan antara deoksiribosa dan fosfat, yang
merupakan ikatan kovalen lebih kuat dan tetap utuh. Waktu inkubasi yang terlalu
lama dapat menonaktifkan DNA polimerase dan menghancurkan aktivitas
enzimatiknya (Lorenz, 2012).
4
Amplifikasi lebih efisien jika suhu annealing tidak kurang dari 37ºC agar
tidak terjadi penempelan primer pada tempat yang salah (mispriming). Suhu
Annealing yang biasanya digunakan adalah 55ºC. Optimalisasi suhu annealing
penting dilakukan untuk menghasilkan produk PCR yang mempunyai spesifisitas
tinggi. Primer akan menempel pada urutan nukleotida yang sesuai dengan
urutan primer tersebut serta menempel pada posisi ujung-5’dari untai DNA
target yang telah terurai pada tahap denaturasi
Pada akhir siklus PCR pertama, dihasilkan dua untai DNA baru identik
dengan DNA target asli. Selanjutnya tahap denaturasi sampai tahap ekstensi
dilakukan dengan siklus proses PCR yang tepat, biasanya antara 30 sampai 40
siklus yang menghasilkan amplifikasi eksponensial dari amplikon hingga satu
miliar salinan target hanya dalam beberapa jam. Semua tahapan berlangsung
dalam thermal cycler, sebuah instrumen yang secara otomatis mengontrol siklus
pemanasan dan pendinginan yang diperlukan untuk PCR (Roche, 2006).
5
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
PCR merupakan suatu metode yang sangat sederahana, cepat dan sangat
potensial dalam proses perbanyakan DNA terutama pada keadaan jumlah sampel
yang sedikit mengandung jumlah DNAnya. PCR digunakan untuk mensintesis
DNA secara in vitro dengan proses enzimatik menggunakan 2 primer
oligonukleotida yang akan berhibridisasi dengan rantai tunggal DNA Perbanyakan
dengan siklus yang melibatkan rangkaian reaksi-reaksi enaturasi template.
hibridisasi primer," proses penambahan / perpanjangan DNA (ekstensi) yang
kemudian akan menghasilkan fragmen DNA yang spesifik.
6
DAFTAR PUSTAKA
Newton, C.R. and A. Graham. 1994. PCR. UK: Bios Scientific Publisher