Anda di halaman 1dari 4

MATERI KELOMPOK 3

PREPARAT RENTANG MESENTERIUM ( MENCIT )

A. Pengertian Preparat Rentang dan Mesenterium

Preparat rentang merupakan preparat yang proses pembuatanya dengan metode


rentang. Metode rentang atau spread adalah suatu metode sediaan dengan cara merentangkan
obyek yang akan diamati di atas gelas benda sehingga diperoleh lapisan tipis yang dapat teramati
di bawah mikroskop (Rudyatmi, 2012). Pada umumnya jaringan- jaringan yang dapat dibuat
preparat rentang adalah jaringan- jaringan yang tipis, misalnya pleura, mesenterium,
peritonium, plaracnoidea dan pericardium.

Mesenterium ialah bangunan peritoneal yang berlapis ganda, bentuknya seperti kipas,
pangkalnya melekat pada dinding belakang perut dan ujungnya yang mengembang melekat pada
usus halus. Di antara dua lapisan membran yang membentuk mesenterium terdapat pembuluh
darah, saraf dan bangunan lainnya yang memasok usus. Bagian mesenterium di sekitar usus
besar dinamakan mesokolon. Lapisan ganda peritoneum yang berisi lemak, menggantung seperti
celemek di sebelah atas depan usus bernama olentum majus. Bangunan ini memanjang dari tepi
lambung sebelah bawah ke dalam bagian pelvik abdomen dan kemudian melipat kembali dan
melekat pada colon tranversum. Ada juga membran yang lebih kecil bernama omentum minus
yang terentang antara lambung dan liver. Mesenterium merupakan jaringan halus yang berfungsi
sebagai penggantung organ-organ pencernaan, membentuk pembatas halus sehingga organ
pencernaan tidak saling berlekatan satu sama lain, selain itu berfungsi menjaga kedudukan dan
mempertahankan hubungan organ abdomen.

Mesenterium dapat diamati secara langsung dengan merentangkan jaringan tersebut dan
diamati dengan mikroskop. Pengamatan dengan cara tersebut hanya dapat dilakukan dalam
waktu singkat karena setelah beberapa saat mesenterium tersebut akan busuk. Untuk membuat
preparat meseterium yang tahan lama dan dapat diamati berulang kali, memerlukan metode
khusus dengan menggunakan zat kimia untuk mengawetkan dan memberi warna jaringan.

Tujuan penggunaan metode preparat rentang yaitu :

 Sitologi, merupakan salah satu bidang ilmu yang mempelajari tentang morfologi
sel sel secara individual atau sel dari jaringan yang diamati secara mikroskopis.
 Histology, merupakan ilmu anatomi mikroskopis ilmu yang mempelajari tentang
struktur jaringan secara detail menggunakan mikroskop pada kesediaan jaringan
yang dipotong tipis.
 Sitokimiawi, merupakan metode pewarnaan tertentu.

B. Proses pembuatan preparat rentang mesenterium ( mencit )

Alat dan bahan

Alat :
 Alcohol 30%,50%,70%,80%,90% sampai absolute
 Alcohol: xylol ( 3:1, 1:1,xilol murni I dan II )
 Kanada balsam
 mikroskop
 Tissue
 Alat bedah ( pisau, gunting, pinset, jarum, spatula )
 Gelas benda
 Staining jar

Bahan :

 Mencit ( Mus Musculus )

PROSEDUR KERJA PREPARAT RENTANG MESENTERIUM

1. Persiapan alat dan bahan serta sterilisasi alat.


Alat dan bahan disiapkan secara baik dan lengkap tanpa kurang satupun serta alat
yang diperlukan disterilisasi dengan kapas atau tissue yang dibasahi alcohol 70%
agar alat terbebas dari lemak, kotoran dan mikroorganisme yang menggangu
pengamatan.
2. Pengambilan sampel
Langkah kerja pembuatan preparat rentang mesenterium tikus diawali dengan
tikus yang telah dibius kemudian diletakkan di atas kotak pembedahan untuk dibedah
dengan menggunakan seperangkat alat bedah (pisau, gunting, pinset, jarum, spatula).
Kemudian bagian ususnya dipotong beserta mesenteriumnya dengan gunting tanpa
dicuci terlebih dahulu. Usus beserta mesenterium diletakkan pada gelas benda dengan
jarak 1 cm dari ujung sisi pendek gelas benda dan direntangkan dengan mengunakan
tusuk gigi. Kemudian dibiarkan sampai kering di bawah kipas angin tau dengan suhu
ruangan. Setelah kering, usus dibuang dan menyisakan mesenterium yang masih
menempel digelas benda.
3. Fiksasi spesimen
Proses selanjutnya adalah jaringan mesenterium di fiksasi dengan memasukkan gelas
benda tersebut pada staining jar yang berisi metil alcohol selama 5 mnt.
4. Pencucian spesimen Kemudian specimen dicuci dengan alcohol 50 % pada staining
jar selama 2 menit. Dilanjutkan spesimen dicuci akuades pada staining jar selama 2
menit.
5. Pewarnaan (pertama) Spesimen atau jaringan diwarnai dengan zat warna hematoxilin
selama beberapa menit di dalam staining jar ( hematoxilin dalam keadaan baik
sehingga membutuhkan waktu yang sebentar).
6. Pencucian spesimen Selanjutnya jaringan dicuci dengan air dalam staining jar sampai
terjadi warna biru cerah pada spesimen. 3. Fiksasi spesimen Proses selanjutnya adalah
jaringan mesenteriun difiksasi dengan memasukkan gelas benda tersebut pada
staining jar yang berisi metil alcohol selama 5 menit.
7. Dehidrasi Kemudian melakukan proses dehidrasi dengan cara spesimen atau jaringan
dimasukkan gelas benda tersebut secara berurutan pada staining jar berisi alcohol 30
%,50 % dan 70 % masing-masing 2 menit.
8. Pewarnaan (kedua) Selanjutnya, spesimen diwarnai untuk kedua kalinya dengan zat
warna eosin selama 2 menit di dalam staining jar.
9. Pencucian Setelah proses pewarnaan eosin, spesimen dicuci dengan alcohol 70 %
selama 2 menit dalam staining jar dilanjutkan melakukan dehidrasi dengan cara
spesimen pada gelas benda dimasukkan pada staining jar berisi alcohol 80 %, 90 %
dan absolut secara berurutan masing-masing 2 menit.
10. Proses Dealkoholisasi Dengan cara gelas benda dimasukkan pada staining jar yang
berisi campuran alcohol xylol dengan perbandingan 3:1, 1:1, 1:3 serta dimasukkan ke
dalam xilol I dan xilol II untuk tahap akhir dealkoholisasi berurutan masing-masing 2
menit, sehingga spesimen berada pada medium xilol secara.
11. Mounting Langkah selanjutnya adalah mounting, gelas benda diambil secepatnya dari
staining jar yang berisi xilol II, kemudian ditetesi dengan kanada balsam, kemudian
ditutup dengan kaca penutup pada bagian sebelah kiri gelas benda berjarak 1 cm dari
ujung kiri dan tepat menutupi spesimen serta saat menutup posisi gelas benda 45
derajat dan salah satu sisinya ditumpukan pada jarum pentul kemudian diletakkan
perlahan-lahan dan hati-hati. Disekeliling gelas penutup diberi kutek dan ditunggu
kering.
12. Labeling dan analisis. Label sesuai identitas preparat yang bersangkutan dilekatkan
pada ujung kanan gelas benda dengan posisi memanjang. Langkah terakhir preparat
diamati, difoto, dan dianalisis hasilnya.

KELEBIHAN

1. Preparat rantang biasa dilakukan pada pengujian secara sitokimia untuk melihat adanya
enzim-enzim misalnya phospatase dan histologi untuk melihat morfologi sel

2. Digunakan untuk mengevaluasi abnormalitas jaringan dan keberadaan parasit tertentu

KEKURANGAN

1. Pembuatan preparat rantang tidak akan bertahan lama apabila tanpa difiksasi dan jaringan
yang diamati akan mudah rusak

Anda mungkin juga menyukai