Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN PRAKTIKUM MIKROTEKNIK

PEMBUATAN PREPARAT RENTANG MESENTERIUM

Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Mikroteknik

Dosen pengampu Dra. Ely Rudyatmi, M.Si

Disusun oleh :

Reny Rahayu

4411416023

Rombel 1 Biologi

JURUSAN BIOLOGI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

2019
PEMBUATAN PREPARAT RENTANG MESENTERIUM

Tanggal Praktikum : 13 Mei 2019

A. Tujuan

Mengamati hasil preparat mesenterium tikus dengan metode rentang dan


pewarnaan hematoxilin dan eosin.

B. .Landasan Teori

Preparat rentang adalah preparat yang dibuat dengan metode rentang, yaitu
dengan cara merentangkan obyek yang akan diamati pada gelas benda sehingga
diperoleh lapisan tipis yang dapat teramati dengan baik. Pada umunya, preparat
yang dapat dibuat dengan metode rentang adalah jaringan yang tipis, misalnya
pleura, mesenterium, pericardium, dan sebagainya. Proses perentangan diatas
gelas benda harus dilakukan sesegera mungkin setelah hewan dibedah dengan
tanpa dicuci atau dikenai zat kimia apapun. Untuk merentangkan jaringan dapat
dilakukan dnegan menggunakan dua buah sonde atau alat lain yang tidak tajam
supaya dapat terentang dengan baik (tidak terjadi lipatan atau ada udara yang
terjebak didalam jaringan tersebut).
Preparat rentang dapat dibuat menjadi preparat smeentara, yaitu langsung
diamati dibawah mikroskop tanpa fiksasi dan pewarnaan lebih dahulu. Akan
tetapi, jika demikian jaringan akan rusak dan berubah strukturnya. Oleh sebab itu,
biasanya jaringan tersebut dibuat menjadi preparat awetan dengan prosedur yang
lebih rumit dengan memalui beberapa tahapan dengan menggunakan pewarnaan
khusus.
Rudiyatmi (2019), menyatakan bahwa Jaringan-jaringan tipis seperti
pericardium dapat langsung diamati di bawah mikroskop tanpa pewarnaan dan
juga tanpa fiksasi lebih dulu. Tetapi pembuatan sediaan rentang dengan cara
tersebut tentu saja tidak tahan lama, karena jaringan tidak difiksasi lebih dulu.
Untuk membuat sediaan rentang yang dapat tahan lama dan dapat diamati
sewaktu-waktu, maka sediaan tersebut harus difiksasi terlebih dahulu sebelum
diwarnai.
Mesenterium merupakan jaringan penggantung usus. Jaringan ini sangat
halus, tipis dan banyak mengandung sel-sel jaringan ikat. Jringan ikat pada
umumnya merupakan jaringan penyokong tubuh. Jaringan ikat biasanya dapat
memebentuk selubung disekitar organ-organ tubuh sehingga organ menjadi
terpisah satu sama lain. Zat warna yang dapat digunakan dalam membuat preparat
ini antara lain hematoxilin, eosin, dan methylen blue. Pewarna hematoxilin
dengan pelarut aquades sangat baik digunakan untuk mewarnai inti yang akan
berwarna biru. Pewarna eosin dengan pelarut alcohol 70% sangat baik untuk
mewarnai sitoplasma dengan warna merah, sedangkan methylen blue digunakan
pada preparat sementara dengan cara meneteskan langsung ke jaringan kemudian
diamati di bawah mikroskop yang mana methylen blue akan mewarnai butir-butir
pada “mast cell” yang mewarnai dengan warna biru. Metode rentang juga dapat
digunakan ntuk tujuan sitologi dan histology serta juga dapat digunakan untuk
tujuan sitokimiawi seperti penelitian phosphatase dan hyaluroidase (Handari,
1983).
“Mast cell” merupakan sel yang pertama kali dikenal oleh Ehrlich tahun
1879 karena terlihat sebagai sebuah sel yang besar yang terisi penuh dengan butir-
butir. Bentuk sel biasanya ovoid dengan inti bulat di tengah. Biasanya inti sulit
terlihat karena tertutup oleh butir-butir yang menutupi memenuhi sel. Butir-butir
dalam sitoplasma tersebut diketahui mengandung bahan-bahan seperti heparin,
histamine, dan berbagai enzim yang diketahui berhubungan dengan gejala alergi
anafilaksi. “Mast cell” atau mastosit diduga berasal dari sel-sel darah yang
dinamakan sel basofil yang juga memiliki butir-butir (Subowo, 2002). “Mast cell”
yang terdapat pada jaringan tipis seperti mesenterium dapat diamati dengan
metode rentang.
C. Prosedur Kerja

Jaringan mesenterium tikus diambil dengan cara dipotong sedikit dan


diletakkan di gelas benda bersih serta bebas lemak. Mesenterium direntangkan
pada gelas benda dengan menggunakan sonde agar tidak ada bagian yang terlipat.
Fiksasi dengan cara gelas benda dimasukkan ke dalam staining jar yang berisi
methyl alcohol selama 5 menit. Sampel dicuci dengan memasukkan gelas benda
ke dalam staining jar yang berisi alcohol 50 % dan dilanjutkan dengan aquades
masing-masing beberapa celupan selama 2 menit. Sampel dengan zat warna
hematoxylin dalam staining jar selama 5 menit. Mencuci sediaan dengan air
mengalir dalam staining jar dalam staining jar sampai terlihat warna biru cerah.
Sampel didehidrasi dengan memasukkan gelas benda ke dalam yang berisi alcohol
30%, 50 % dan 70% beberapa celupan secara berurut. Setelah itu, melakukan
pewarnaan dengan zat warna eosin selama 2-5 menit, mencucinya dengan
memasukkan gelas benda kedalam staining jar yang berisi alcohol 70% beberapa
celupan dan dilanjutkan dengan dehidrasi dengan alcohol 70 %, 80%, 90% dan
absolut pada staining jar masing-masing beberapa celupan selama 2 menit yang
setelah didehidrasi pada masing-masing larutan tersebut, gelas benda diusap
menggunakan tissue mulai dari bagian bawah, samping dan pinggir dari preparat
untuk menghindari terjadinya kontaminasi. Dilanjutkan dengan proses
dealkoholisasi dengan cara memasukkan gelas benda ke dalam staining jar yang
berisi alcohol xylol 3:1, 1:1, dan 1:3 kemudian xylol murni I dan II dengan
kembali mengusap bagian gelas benda setelah tahap pencelupan masing-masing
larutan menggunakan tissue. Mounting dengan meneteskan 1-3 tetes (secukupnya)
canada balsam dan menutupnya dengan gelas penutup dengan bantuan jarum
preparat agar tidak terdapat gelembung udara. Proses terakhir yaitu labeling
dengan memberikan keterangan sesuai dengan identitas preparat kemudian
mengamati preparat di bawah mikroskop dengan perbesaran kuat, mengambil foto
dan menganalisis hasilnya.
C. Hasil Pengamatan

Nukleus

Serabut elastis

Mast cell

Sitoplasma

Perbesaran 40 x 10 = 400X
Berdasarkan pengamatan preparat pada mikroskop terlihat cukup jelas atau
dapat dikatakan preparat dapat teramati cukup baik. Bagian-bagian yang teramati
yaitu serabut elastis, mast cell, nucleus, dan sitoplasma. Ciri serabut elastis yaitu
serabut tipis dan menyerupai benang berwarna merah muda. Ciri Mast cell yaitu
selnya berbentuk ovoid dengan butir-butir yang terdapat pada sitoplasma.

D. Pembahasan

Berdasarkan hasil preparat yang telah dibuat yaitu preparat rentang


mesenterium tikus dengan menggunakan metode rentang (Spread) menggunakan
pewarnaan ganda yaitu hematoxilin dan eosin, dapat diketahui bahwa preparat
terlihat cukup jelas. Preparat rentang jaringan tikus dibuat dengan cara
merentangkan mesenterium pada gelas benda sehingga diperoleh gambaran dari
bahan/objek secara lengkap, tidak saling menumpuk dan teramati di bawah
mikroskop. Preparat yang akan dibuat difiksasi terlebih dahulu dengan methanol
dan diwarnai dengan pewarna ganda hematoxylin dan eosin. Hematoxylin
digunakan untuk mewarnai inti, sedang eosin digunakan untuk mewarnai
sitoplasma sehingga bagian dalam dari jaringan tersebut dapat terlihat dan dapat
ditentukan jaringan penyusunnya.
Pada preparat rentang mesenterium setelah diamati dibawah mikroskop yang
teramati yaitu terdapat serabut elastis, nukleus, mast cell, dan sitoplasma. Sel-sel
ovoid berinti tersebut adalah mast cell sesuai cirinya yaitu sel berbentuk ovoid
dengan butir-butir yang terdapat pada sitoplasma. Mast cell dapat terwarna dengan
jelas karena menggunakan pewarnaan ganda yaitu zat warna hematoxylin dan
eosin. Zat warna hematoxylin akan mewarnai butir-butir (granula) dan inti
sedangkan zat warna eosin mewarnai sitoplasma. Struktur jaringan hewan pada
preparat tersebut terlihat dengan utuh karena sediaan diambil langsung sesaat
setelah hewan mati sehingga sel atau jaringan tubuh masih hidup dan belum
berubah bentuk. Dengan fiksasi menggunakan larutan methanol maka struktur
tidak berubah.
Pembuatan preparat rentang mesenterium pada tikus, tidak boleh mengalami
pencucian atau penambahan zat kimia apapun pada mesenterium yang akan dibuat
peraparat, sebab apabila mesenterium mendapat perlakuan dulu sebelum dibuat
rentang maka akan dapat merusak struktur jaringan mesenteriumnya.
Metode rentang menghasilkan preparat berupa lapisan yang tipis sehingga
mesenterium lebih mudah diamati. Dengan pewarnaan ganda, sel-sel pada
mesenterium terlihat dengan lebih jelas karena masing-masing pewarna
mempunyai fungsi spesifik. Mesenterium merupakan suatu alat yang berfungsi
untuk pengikat atau pengantung usus. Pembuluh darah pada mesenterium Rattus
norvegicus nampak bewarna merah lebih gelap dengan bentuk seperti garis tebal.
Selain pembuluh darah dapat terlihat serabut-serabut kecil dan lembut seperti
benang halus yang merupakan serabut elastis. Pada preparat juga ditemukan
adanya Mast Cell yang terlihat berbentuk ovoid dengan warna agak terang
cenderung transparan bila dibandingkan dengan bagian jaringan mesenterium
yang lain.

E. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pembahasan dan analisis preparat rentang mesenterium
tikus ini dapat disimpulkan bahwa :
preparat rentang mesenterium tikus pada mikroskop terlihat cukup jelas, terlihat
bagian-bagiannya dapat teramati yaitu serabut elastis, mast cell, nucleus, dan
sitoplasma.

F. Saran
Agar bagian-bagian mesenterium teramati dengan jelas, maka tekhnik
merentangkan jaringan mesenteriumnya harus setipis mungkin dan melakukan
prosedur pengamatan dengan tepat.

Daftar Pustaka

Handari, S. Suntoro.1983. Metode Pewarnaan. Jakarta: Bhatara Karya Aksara


Rudyatmi, Ely. 2012. Bahan Ajar Mikroteknik. Semarang: Jurusan Biologi
FMIPA UNNES.
Subowo. 1992. Histologi umum. Jakarta: PT.Bumi Aksara.

Anda mungkin juga menyukai