Obesitas dapat diderita oleh semua jenis kelamin dari berbagai usia. Baik perempuan
dan laki-laki, baik di usia lanjut, di usia produktif, di usia remaja, bahkan saat di usia balita.
Namun, penyebab masing-masing golongan usia dapat berbeda-beda. Pada usia produktif,
obesitas dapat terjadi akibat faktor gaya hidup yang tidak sehat. Obesitas di usia produktif
terkait beberapa faktor yang saling berkaitan. Dimulai dari faktor kemampuan ekonomi yang
memungkinan mampu membeli aneka makanan dan minuman, faktor lingkungan yang
didukung sepenuhnya oleh tekhnologi yang pada akhirnya menyebabkan gaya hidup
sedentari yang kurang aktifitas fisik. Sedangkan penderita obesitas di usia remaja dan di usia
balita bisa disebabkan oleh faktor lingkungan keluarga atau pola pengasuhan keluarga. Pola
makan yang buruk dan kurangnya aktifitas fisik pada anak menyebabkan mereka mengalami
obesitas di usia dini.
Obesitas membuat insulin yang dihasilkan oleh pankreasnya tidak bekerja normal,
komplikasi-komplikasi obesitas menyebabkan insulin-insulin tersebut tidak dapat membantu
sel tubuh dalam menyerap glukosa. Karena insulin tidak dapat bekerja efektif dalam
membantu penyerapan glukosa, pankreas akan berusaha menghasilkan lebih banyak lagi
insulin. Jika berlangsung lama kinerja pankreas dalam menghasilkan insulin akan menurun,
pada saat inilah penderita rentan terkena diabetes melitus tipe II. Untuk menghindarinya,
maka harus menjaga pola makan dan jangan olahraga secara rutin.
Kelebihan lemak di dalam tubuh akan memberikan dampak yang buruk yaitu dengan
memproduksi hormon dan faktor pertumbuhan yang mempengaruhi sel dalam bekerja.
Beberapa mekanisme dari hormon sehingga dapat meningkatkan risiko kanker yaitu:
1. Jaringan lemak memproduksi estrogen dalam jumlah yang banyak, tingginya estrogen
ini berhubungan dengan risiko kanker payudara, kanker endometrium, dan beberapa
kanker lainnya.
2. Pada orang obesitas sering memiliki insulin dan Insulin-like growth factor-1 (IGF-1)
di dalam darah dalam jumlah yang tinggi, dimana hal ini akan memicu tumor.
3. Sel lemak akan memproduksi hormon, yang disebut adipokine, yang akan
menstimulasi atau menghambat pertumbuhan sel. Contohnya leptin, yang jumlahnya
meningkat pada orang obesitas, dan memiliki fungsi untuk memicu pertumbuhan sel.
Sedangkan adiponektin yang memiliki efek anti pertumbuhan sel, jumlahnya menurun
pada obesitas
4. Orang obesitas sering memiliki inflamasi yang kronis, yang berhubungan dengan
peningkatan risiko kanker.
Menurut cancer research UK, sejumlah kanker yang dapat disebabkan oleh obesitas yaitu
meningioma (salah satu tipe kanker otak), kanker tiroid, kanker esophagus, kanker
payudara, kanker hati, kanker lambung bagian atas, kanker kantong empedu, kanker
pankeas, kanker ginjal, kanker usus, kanker ovarium, kanker rahim, dan myeloma (salah
satu tipe kanker darah)
Aterosklerosis merupakan suatu proses penyakit degeneratif pada semua manusia yang
dimulai sejak masa anak namun perjalanan hingga timbul manifestasi klinis terjadi dalam
rentang beberapa tahun. Manifestasi awal dari aterosklerosis berupa fatty streak yang berupa
akumulasi lipid dan makrofag pada tunika intima arteri. Akumulasi lipid yang terjadi terus
menerus menyebabkan proliferasi makrofag dan otot polos serta perkembangan plak fibrous.
Plak akan berkembang dalam beberapa tahun dan menyebabkan nekrosis, perdarahan atau
terjadi rupture plak. Perkembangan plak menyebabkan penyempitan lumen yang progresif
dan mengakibatkan terjadinya oklusi pada pembuluh darah distal akibat embolisasi plak.