Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PRAKTIKUM II

GENETIKA
(ABKC 2407)

“MITOSIS PADA SEL AKAR BAWANG PUTIH”

Disusun Oleh:
Eka Wati
(1810119120016)
Kelompok IV B

Asisten Dosen:
Maulida
Siti Fathiya Annida

Dosen Pengasuh:
Drs. Bunda Halang, M.T
Dr. H. M. Zaini, M.Pd
Riya Irianti, S.Pd., M.Pd

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN IPA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARMASIN
MARET
2020
PRAKTIKUM II

Topik : Mitosis pada sel akar bawang putih


Tujuan : Untuk membuktikan Hukum Mendel I (rasio fenotif, genotif yang
dihasilkan)
Hari / tanggal : Senin /02 Maret 2020
Tempat : Laboratorium Biologi PMIPA FKIP ULM Banjarmasin

I. ALAT DAN BAHAN


A. Alat :
1. Mikroskop cahaya
2. Alat tulis
3. Alat dokumentasi
4. Kaca benda
5. Kaca penutup
6. Kaca arloji
7. Paku berkarat
8. Baki
9. Silet
10. Pembakar spiritus
11. Pemantik
12. Penjepit kayu
13. Pinset
14. Pipet tetes
B. Bahan :
1. Akar bawang putih
2. Larutan Eosin
3. Larutan Acetokarmin

II. CARA KERJA


1. Menumbuhkan akar bawang putih dengan cara merendam bagian ujungnya
di air selama satu minggu..
2. Memotong akar bawang putih ukuran 1 cm dan 0,5 cm.
3. Meletakkan potongan akar bawang putih di atas kaca arloji.
4. Meneteskan 2-3 tetes larutan eosin pada kaca arloji yang berisi akar
bawang putih ukuran 1 cm. Kemudian melakukan perlakuan yang sama
dengan meneteskan 2-3 tetes larutan acetokarmin pada akar bawang putih
yang lainnya. Perlakuan ini juga dilakukan pada akar bawang putih ukuran
0,5 cm, dengan tahap yang sama.
5. Memanaskan kaca arloji yang sudah berisi larutan eosin dan akar bawang
putih .di atas pembakar spiritus sambil di aduk menggunakan paku
berkarat.
6. Menunggu larutan tersebut meresap dan mengering.
7. Meletakkan akar bawang putih di atas kaca benda dan tutup dengan kaca
penutup.
8. Menggerus preparat menggunakan pensil bulat sampai preparat menjadi
halus.
9. Meletakkan preparat pada mikroskop cahaya.
10. Mengamati dan mendokumentasikan pengamatan fase yang ada pada akar
bawang putih.

III. TEORI DASAR


Gamet betina setelah dibuahi oleh gamet jantan membentuk sel zigot dan
kemudian oleh pertumbuhan dan perkembangan melalui pembelahan sel,
menjadi individu dewasa. Proses pembelahan ini dinamakan mitosis. Pada
suatu jenis makhluk hidup, hal itu tidak terlalu sama bentuknya, di dalam inti
sel terdapat kromosom yaitu benda-benda yang halus dan membawa sifat
menurun. Sel-sel membelah diri secara kontinu, selain untuk menambah
jumlah sel untuk pertumbuhan juga untuk mengganti sel-sel tubuh yang rusak,
kecuali sel-sel saraf. Dalam sel yang membelah, kromosom biasanya dapat
dilihat dengan menggunakan mikroskop biasa, akan tetapi untuk mempelajari
strukturnya yang halus baru dapat digunakan sebuah mikroskop elektron,
karena dapat membatasi perbesaran yang jauh lebih kuat. Salah satu bagian
yang ada pada kromosom gigi disebut central merry itu bagian yang membagi
kromosom menjadi dua lengan.
Sel-sel anak dihasilkan oleh pembelahan sel mitosis mempunyai susunan
dan fungsi yang sama dengan sel induk atau dengan kata lain mempunyai
susunan gan dan kromosom yang sama dengan sel induknya, sehingga jumlah
sel induknya tidak mengalami kerusakan. Pembelahan mitosis ini bisa
dikatakan menghasilkan sel anak dengan jumlah kromosom tetap yaitu 2n.
Mitosis berlangsung dalam 5 tahap atau fase yang berkesinambungan
sehingga tahap yang satu tidak terpisahkan dengan tahap berikutnya.
pembagian tahap ini dimaksudkan untuk memudahkan menerangkan peristiwa-
peristiwa yang terjadi. Fase-fase tersebut adalah :
a. Interfase
Sel siap untuk membelah, tetapi belum memperlihatkan kegiatan
membelah. Inti sel tampak keruh, lambat laun kelihatan benang-benang
kromatin yang halus.
b. Profase
benang-benang kromatin makin menjadi pendek sehingga menjadi tebal.
Terbentuklah kromosom-kromosom. Tapi kromosom lalu membelah
memanjang, dan membrane inti mulai menghilang. Sentriol (bentuk
seperti bintang dalam sitoplasma) juga membelah.
c. Metafase
Kromosom-kromosom menempatkan diri di bidang ekuatorial (tengah)
dari sel.
d. Anafase
Kedua buah kromatid memisahkan diri dan ditarik benang gelendong
yang dibentuk di tiap kutub sel yang berlawanan. Tiap kromatid itu
memiliki sifat keturunan yang sama. Mulai saat ini kromatid-kromatid
berlaku sebagai kromosom baru.
e. Telofase
Di setiap kutub sel terbentuk sel kromosom yang serupa. Benang-
benang gelendong lenyap dan membrane inti terbentuk lagi. Kemudian
plasma sel terbagi menjadi dua bagian. Pada sel tumbuhan proses ini
ditandai dengan terbentuknya dinding pemisah di tengah-tengah sel.
Jelaslah bahwa pada mitosis, tiap sel induk yang diploid (2N)
menghasilkan dua buah sel anakan yang masing-masing tetap diploid
serta memiliki keturunan yang sama dengan induknya (Halang, 2019).
HASIL PENGAMATAN

A. TABEL HASIL PENGAMATAN

1. Tabel panjang akar 1 cm


No. Kelompok Fase Gambar Foto pengamatan Keterangan

1. 7 Interfase

Acetocarmin (Perbesaran
10 x 40)

2. 2,3,4,5 Profase

Eosin (Perbesaran 10x40)

Acetocarmin (Perbesaran
(10x40)

3. 3, 6, 7, 8 Anafase
Eosin (Perbesaran 10x40)

4. 1,6, Telofase

Eosin (Pebesaran 10x40)

2. Tabel panjang akar 0,5 cm


No. Kelompok Fase Gambar Foto pengamatan Keterangan

1. 1 Telofase

Eosin (Perbesaran 10x40)

IV. ANALISIS DATA

Pada praktikum kali ini dilakukan pengamatan mitosis pada akar


bawang putih yang bertujuan untuk membuktikan Hukum Mendel I (rasio
Fenotif dan genotif yang dihasilkan). Alasan penggunaan bahan praktikum
berupa bawang putih (Allium sativum) karena sel-sel pada akar bawang putih
cepat membelah, lebih mudah mengamati proses pembelahan sel, akar
bawang putih yang cepat tumbuh, serta mudah didapat. Pengamatan yang
dilakukan pada ujung akar bawang putih ini melalui dua perlakuan, pertama
yaitu ujung akar bawang dipotong sepanjang 1 cm dan kedua yaitu ujung akar
bawang dipotong sepanjang 0,5 cm. Hal ini dilakukan agar terlihat ada atau
tidaknya perbedaan hasil pengamatan pada kedua perlakuan tersebut.
Terdapat 2 perlakuan larutan yang digunakan untuk memperjelas sel
atau jaringan pada fase mitosis yaitu larutan eosin dan larutan acetokarmin.
Eosin merupakan larutan yang bersifat asam. Ia akan memulas komponen
asidofilik jaringan seperti mitokondria, granula sekretoris dan kolagen. Tidak
seperti hematoksilin, eosin mewarnai sitoplasma dan kolagen menjadi warna
merah muda. Sedangkan acetokarmin merupakan salah satu larutan yang
terbuat dari bubuk karmin dan asetat 45%. Fungsi dari larutan ini adalah
sebagai pewarna jaringan menjadi warna merah terang sehingga
mempermudah dalam mengamati jaringan. Pada praktikum kali ini juga
digunakan paku berkarat untuk mengaduk akar bawang putih yang
dipanaskan dalam larutan, penggunaan paku berkarat ini bertujuan agar warna
yang dihasilkan dengan jelas karena terdapat kandungan zat besi yang dapat
mengikat warna.
Pada topik praktikum ini kami menggunakan data kelas sebagai acuan
utama untuk menentukan fase yang didapat. Karena pada pengamatan yang
telah dilakukan pada jaringan meristematik ujung akar bawang putih tidak
semua kelompok dapat menemukan semua fase mitosis. Oleh karena itu data
kelas menjadi alternatif paling baik agar praktikan lebih memahami setiap
fase mitosis yang ada. Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan oleh
semua kelompok menggunakan mikroskop cahaya dan mikroskop elektrik,
semua fase mitosis dapat terlihat terkecuali pada fase metafase. Fase-fase
tersebut yaitu fase interfase, profase, anafase, dan telofase. Hal ini juga
dilakukan untuk melihat hasil yang berbeda dari setiap pengamatan
kelompok.
Menurut Suryo (2013) dalam bukunya yang berjudul Genetika
menyatakan bahwa pembelahan mitosis merupakan proses pembelahan
somatik (sel tubuh) yang akan menghasilkan 2 sel anakan bersifat diploid
(2n), masing-masing memiliki sifat dan jumlah kromosom sama dengan
induknya. Sedangkan pembelahan meiosis merupakan reproduksi seksual
mencakup pembentukan gamet-gamet (gametogenesis) dan pembuahannya
(fertilisasi). Gametogenesisi berlangsung di dalam alat reproduksi
(gametogonium). Gamet yang dihasilkan pada pembelahan meiosis bersifat
haploid (n) tetapi berasal dari sel induk diploid (2n). Berhubung dengan itu
pembentukan gamet harus didahului dengan pembelahan reduksi dari jumlah
kromosom. Pada pembelahan mitosis hanya melalui satu tingkatan fase,
sedangkan pada meiosis melalui dua tingkatan fase (Susanto HA, 2011).
Kemudian pembelahan meiosis lebih kompleks dibandingkan
pembelahan mitosis, karena terjadi dua kali siklus pembelahan. Pada meiosis
terjadi perpasangan kromosom homolog dan segregasi kromosom secara
bebas. Pembelahan pertama dari meiosis disebut pembelahan reduksi.
Meiosis pertama mengubah inti dari suatu meiosit yang mengandung
kromosom diploid menjadi inti haploid yang mengandung kromosom n.
Jumlah kromosom direduksi saat pasangan kromosom homolog terpisah.
Pembelahan kedua disebut equation devision atau meiosis kedua. Miosis
kedua mengubah dua hasil dari pembelahan meiosis pertama menjadi 4 inti
haploid (Ritonga, Arya Widura & Wulansari, Aida. 2011).
Berikut penjelasan tentang fase-fase mitosis yang terdapat pada ujung
akar bawang putih :
1. Fase Interfase
Fase interfase merupakan tahap persiapan untuk mitosis. Interfase
merupakan fase terpanjang dari siklus hidup sel. Pada fase ini sel sudah
siap untuk mulai membelah. Satu putaran reproduksi sel akan diikuti
interfase. Dalam interfase sel mengadakan pertumbuhan, aktivitas
metabolisme, dan pembelahan kromosom. Interfase membutuhkan waktu
sekitar 90% dari seluruh waktu reproduksi sel. Interfase masih dibagi lagi
dalam tahap G1, S, dan G2. Panjang G1 bervariasi, sedangkan waktu
untuk tahap S dan G2 biasanya seragam (Falahudin, 2014).
Berdasarkan hasil pengamatan kelompok yang telah dilakukan
dengan menggunakan mikroskop pada perbesaran 40 x 10. Pengamatan
yang kami lakukan yaitu melalui dua perlakuan. Pertama pengamatan
dilakukan dengan akar bawang putih yang dipotong sepanjang 1 cm dan
yang kedua dipotong sepanjang 0,5 cm. Selain itu terdapat 2 perlakuan
yang dilakukan pada pewarnaan akar bawang putih yaitu larutan eosin
dan larutan acetokarmin. Hal ini dilakukan untuk melihat perbedaan dari
hasil pengamatan yang didapatkan pada keduanya. Pada fase ini biasanya
dapat terlihat benang spindel sudah ada, hanya saja belum
memperlihatkan fase pembelahannya, karena benang-benang masih
berkumpul menjadi satu dalam inti sel.
2. Fase Profase
Pada fase profase, benang-benang kromatin menjadi lebih pendek
dan terkumpar lebih rapat sehingga menyebabkannya menebal. Hal
tersebutlah yang menjadikan terbentuknya kromosom-kromosom. Setiap
kromosom kemudian membelah memanjang dan sel anakan kromosom
akan dinamakan kromatid. Dinding inti (nukleus) mulai menghilang.
Sentriol (bentuk seperti bintang dalam sitoplasma) juga membelah.
Sentrosom-sentrosom bergerak saling menjauhi dengan dorongan dari
mikrotubulus yang memanjang diantaranya (Campbell, 2008).
Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan dengan
menggunakan mikroskop pada perbesaran 40 x 10. Pengamatan yang
kami lakukan yaitu melalui dua perlakuan. Pertama pengamatan
dilakukan dengan akar bawang putih yang dipotong sepanjang 1 cm dan
yang kedua dipotong sepanjang 0,5 cm. Selain itu terdapat 2 perlakuan
yang dilakukan pada pewarnaan akar bawang putih yaitu larutan eosin
dan larutan acetokarmin. Pada fase ini dapat terlihat kromatin menjadi
pendek dan akan menebal serta terbentuknya kromosom-kromosom
baru.
3. Fase Metafase
Metafase merupakan tahap mitosis yang paling lama, seringkali
berlangsung sekitar 20 menit. Sentrosom kini berada pada pada kutub-
kutub sel yang berseberangan. Kromosom berjejer pada lempeng
metafase, bidang khayal yang berada di pertengahan jarak antara kedua
kutub gelendong. Sentromer-sentromer kromosom berada di lempeng
metafase. Untuk setiap kromosom, kinetokor krromatid melekat ke
mikrotubulus kinetokor yang berasal dari kutub yang berseberangan
(Campbell, 2008).
Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan dengan
menggunakan mikroskop pada perbesaran 40 x 10. Pengamatan yang
kami lakukan yaitu melalui dua perlakuan. Pertama pengamatan
dilakukan dengan akar bawang putih yang dipotong sepanjang 1 cm dan
yang kedua dipotong sepanjang 0,5 cm. Selain itu terdapat 2 perlakuan
yang dilakukan pada pewarnaan akar bawang putih yaitu larutan eosin
dan larutan acetokarmin. Pada fase ini biasanya benang spindel
kromosom sudah tampak terlihat semakin jelas. Kromosom berada pada
daerah ekuator. Tetapi dari hasil pengamatan, kami tidak menemukan
fase ini dan foto yang telah didoumentasikan tidak begitu jelas
bagiannya sehingga sulit untuk menentukannya.
4. Fase Anafase
Anafase merupakan tahap mitosis yang paling pendek, seringkali
berlangsung hanya beberapa menit. Pada fase ini sentromer membelah
dan kedua buah kromatid memisahkan diri dan bergerak menuju ke
kutub sel yang berlawanan. Setiap kromatid dari hasil pembelahan itu
memiliki sifat keturunan yang sama. Mulai saat ini kromatid-kromatid
itu berlaku sebagai kromosom baru. Pada akhir fase anafase, kedua
ujung sel memiliki koleksi kromosom yang sama dan lengkap (Suryo,
2013).
Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan dengan
menggunakan mikroskop pada perbesaran 40 x 10. Pengamatan yang
kami lakukan yaitu melalui dua perlakuan. Pertama pengamatan
dilakukan dengan akar bawang putih yang dipotong sepanjang 1 cm dan
yang kedua dipotong sepanjang 0,5 cm. Selain itu terdapat 2 perlakuan
yang dilakukan pada pewarnaan akar bawang putih yaitu larutan eosin
dan larutan acetokarmin. Pada fase ini biasanya setiap kromatid
memisahkan diri dan akan bergerak menuju ke kutub yang saling
berlawanan serta kromatid akan menjadi kromosom baru. Pada hasil
foto dokumentasi, fase anafase yang terlihat pada sel akar bawang,
adalah kromatid akan terpisah dan menuju ke kutub yang berlawanan.
5. Fase Telofase
Pada fase telofase ini kromatid telah sampai di kutub-kutub yang
belawanan, kromatid menipis dan memanjang menjadi kromatin. Pada
setiap kutub sel terbentuk sel kromosom yang indentik. Serabut
gelendong inti lenyap dan dinding inti terbentuk lagi. Kemudian plasma
sel terbagi menjadi dua bagian, prosesnya disebut sitokinese. Pada sel
hewan sitokinese ditandai dengan melekuknya sel ke dalam, sedangkan
pada tumbuh-tumbuhan karena selnya berdinding, maka sitokinese
ditandai dengan terbentuknya dinding pemisah di tengah-tengah sel
(Suryo, 2013).
Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan dengan
menggunakan mikroskop pada perbesaran 40 x 10. Pengamatan yang
kami lakukan yaitu melalui dua perlakuan. Pertama pengamatan
dilakukan dengan akar bawang putih yang dipotong sepanjang 1 cm dan
yang kedua dipotong sepanjang 0,5 cm. Selain itu terdapat 2 perlakuan
yang dilakukan pada pewarnaan akar bawang putih yaitu larutan eosin
dan larutan acetokarmin. Berdasarkan hasil pengamatan, fase telofase
pada sel akar bawang putih terlihat dengan cukup jelas bahwa kromatid
telah sampai di kutub-kutub yang berlawanan dan kromatid juga
memanjang.
Secara keseluruhan pada praktikum kali ini hanya ada beberapa
fase dan perlakuan yang berhasil. Pada akar bawang putih ukuran 1 cm
fase yang terdapat yaitu fase profase dengan perlakuan larutan eosin dan
acetokarmin, fase anafase dan telofase dengan perlakuan larutan eosin.
Sedangkan pada bawang putih ukuran 0,5 cm hanya terdapat 1 fase yang
terlihat, yaitu fase telofase dengan perlakuan larutan eosin. Hal ini
menunjukkan bahwa pada akar bawang putih ukuran 1 cm lebih mudah
dalam menemukan fase-fase pada mitosis dan perlakuan dengan larutan
eosin lebih memudahkan dalam membedakan fase yang terjadi dalam
pembelahan mitosis.

V. KESIMPULAN
1. Pembelahan mitosis merupakan proses pembelahan somatik (sel tubuh)
yang akan menghasilkan 2 sel anakan bersifat diploid (2n), masing-masing
memiliki sifat dan jumlah kromosom sama dengan induknya.
2. Pada praktikum tentang pembelahan mitosis dilakukan dua perlakuan pada
akar bawang putih, yaitu dipotong sepanjang 1 cm dan 0,5 cm serta
dilakukan dua perlakuan pada pewarnaan akar bawang putih yaitu dengan
menggunakan larutan eosin dan larutan acetokarmin.
3. Akar bawang putih digunakan sebagai bahan pengamatan untuk
mengamati pembelahan sel secara mitosis dengan alasan karena akar
bawang putih cepat tumbuh dan pada bagian akar terdapat sel – sel yang
hidup dan yang sedang tumbuh atau fase pembelahan pada jaringan
meristem.
4. Berdasarkan hasil pengamatan setiap kelompok, kami menemukan semua
fase pembelahan mitosis, terkecuali fase metafase.
5. Pada fase interfase atau fase persiapan yaitu periode sel aktif mensintesa
ARN dan protein. Inti dan sitoplasma membesar.
6. Pada fase profase yang teramati yaitu kromatin berubah jadi kromosom,
tampak kian pendek dan tebal.
7. Pada fase metafase terdapat kromosom yang menggantung pada serat
gelondong melalui sentromernya, dan semua bergerak ke bidang ekuator.
8. Pada fase anafase, sentromer mengganda sehingga setiap kromatid
memiliki sentromer sendiri – sendiri.
9. Pada fase telofase selaput inti terbentuk mengelilingi kromatid di sekitar
tiap kutub; sentriol yang sepasang menempatkan diri di sebelah luar
selaput inti.

VI. DAFTAR PUSTAKA

Campbell. 2008. Biologi Edisi Kedelapan Jilid I. Jakarta : Erlangga.

Cronquist, A. 1981. An Intergrated System of Classification of Flowering


Plants. New York: Columbia University Press.

Halang, Bunda. 2019. Penuntun Praktikum Genetika. Banjarmasin : CV.


Batang

Junqueira L.C., J.Carneiro, R.O. Kelley. 2007. Histologi Dasar. Edisi ke-5.
Tambayang J., penerjemah. Terjemahan dari Basic Histology.
EGC. Jakarta

Ritonga, Arya Widura & Wulansari, Aida. 2011. Analisis Meiosis. Bogor :
Program Studi Pemuliaan dan Bioteknologi Tanaman,
Departemen AGH, FAPERTA, IPB

Suryo. 1997. Genetika Manusia. Yogyakarta : UGM Press.

Susanto HA. 2011. Genetika. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Anda mungkin juga menyukai