BIOLOGI SEL
Disusun Oleh:
Kelompok 4:
Reihanazila (11180161000044)
JAKARTA
2019
MITOSIS AKAR BAWANG
A. Tujuan Praktikum
Adapun tujuan praktikum kali ini diantaranya:
1. Membuat bagan tahapan penyediaann squash ujung akar dengan acetocarmine
untuk memperlihatkan proses mitosis
2. Menjelaskan setiap fase yang terjadi pada proses mitosis
3. Menjelaskan fase yang umum ditemukan pada pengamatan mitosis akar
bawang
4. Menjelaskan alasan terjadinya proses mitosis
5. Mengidentifikasi bagian tumbuhan yang aktif mengalami pembelahan mitosis
B. Landasan Teori
Organisme bersel tunggal (uniseluler) maupun bersel banyak (multiseluler)
melakukan pembelahan sel untuk bertumbuh dan berkembang. Menurut Campbell
(2002), pembelahan sel memungkinkan suatu organisme multiseluler dapat tumbuh
dan berkembang dari satu sel tunggal. Bahkan setelah organisme tumbuh dewasa,
pembelahan sel terus berlangsungdan berfungsi dalam pembaharuan dan perbaikan,
penggantian sel yang mati akibat pemakaian normal dan sel yang rusak akibat
kecelakaan.
Siklus pembelahan sel secara tradisional dibagi dalam beberapa fase yang
jelas, yaitu mitosis yang mencakup proses pembelahan inti yang diikuti oleh
pembelahan sel itu sendiri. Pada fase mitosis terlihat perubahan penampilan inti dan
perubahan butir-butir kromatin menjadi barang-barang kromosom (subowo, biologi
sel). Menurut Fried (2006), mitosis adalah proses terjadinya distribusi kromosom-
kromosom secara sama rata pada dua sel baru yang terbentuk dari sel induk yang
mengalami pembelahan. Sedangkan menurut Yunus (2006), mitosis adalah proses
pembelahan inti di mana gen-gen, kromosom, nukleus serta sentromer memperbanyak
diri.
Tahapan pembelahan mitosis terdiri dari interfase, profase, metafase,
anaphase, dan telofase. Karakteristik tahap interfase yaitu selaput nukleus membatasi
nukleus, nukleus mengandung satu atau lebih nukleolus, dan dua sentrosom telah
terbentuk melalui replikasi sentrosom tunggal. Profase memiliki ciri-ciri yaitu serat-
serat kromatin menjadi terkumpar lebih rapat, nukleolus lenyap, setiap kromosom
terduplikasi tampak sebagai dua kromatid saudara identik, dan sentrosom-sentrosom
bergerak saling menjauhi. Pada tahap metafase, sentrosom berada pada kutub-kutub
sel yang saling berseberangan, kromosom berjejer pada pertengahan jarak antara
kedua kutub gelendong, dan kinetokor kromatid bersaudara melekat ke mikrotubulus
kinetokor yang berasal dari kutub yang berseberangan. Anafase merupakan tahap
mitosis yang paling pendek hanya beberapa menit, kedua kromosom anakan yang
terbebas mulai bergerak menuju ujung-ujung sel yang berlawanan, dan kedua ujung
sel memiliki koleksi kromosom yang sama dan lengkap. Ciri telofase yaitu dua
nukleus anakan terbentuk dalam sel induk dan bagian-bagian lain dari sistem
endomembrane, selanjutnya terjadi sitokinesis. (Campbell, 2010)
Tabel 1 Alat
NO Gambar Nama Alat
1.
Mikroskop
2.
Kaca objek
3.
Kaca penutup
4.
Silet
5.
Pembakar spiritus
6.
Korek
7.
Pinset
8.
Pipet tetes
9.
Kaca arloji
10.
11.
Jarum pentul
12.
Penggaris
Tabel 2 bahan
2.
Asam asetat 1 M
3.
Larutan acetocarmine
D. Langkah Kerja
NO Gambar Keterangan
1. Kira-kira 3-4 hari sebelum praktikum
dilaksanakan, simpan umbi bawang Bombay di
atas gelas plastik yang berisi air.
2. Ujung akar yang panjangnya 3-4 cm dipotong
dengan menggunakan silet.
E. Hasil Pengamatan
Perbesaran 10x40/0,65
Sumber: Hasil Pengamatan
2. Metafase 1. Kromatid berjejer di bidang
equator.
2. Dinding sel
Perbesaran 10x40/0,65
Sumber: Kelompok 5
3. Anafase 1. Kromatid ditarik oleh benang-
benang spindle menuju kutub
pembelahan.
2. Dinding sel
Perbesaran 10x40/0,65
Sumber: Kelompok 5
4. Telofase 1. Nukleus yang identik hasil
pembelahan
2. Sekat pembatas
3. Dinding sel
Perbesaran 10x40/0,65
Sumber: Hasil Pengamatan
F. Pembahasan
Bawang Bombay memiliki sel-sel dengan ukuran yang relatif besar, dan
jumlah kromosom yang tidak terlalu banyak (2n = 16) sehingga sering digunakan
dalam penelitian yang berkaitan dengan masalah kromosom. .(univ lampung, 2008)
Hal inilah yang menyebabkan digunakannya akar bawang Bombay dalam praktikum
ini.
Metode yang digunakan dalam praktikum ini yaitu metode squash. Hal ini
dikarenakan menurut Suntoro (1983:14), metode squash berfungsi untuk
mendapatkan suatu preparat yang tipis yang dapat diamati di bawah mikroskop.
(bioedu, 2014)