Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI UMUM

MITOSIS (REPRODUKSI SEL)

Disusun Oleh:

Muhammad Hadi Al-Aziz (11200163000021)

Kelompok 6

Fauzi Ramadhan (11200163000046)

Rahmadita Aulia Ismi (11200163000061)

Siti Muthmainnah (11200163000040)

Fenti Algiantoro (11200163000047)

PROGRAM STUDY PENDIDIKAN FISIKA

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENDIDIKAN ALAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2021
MITOSIS (REPRODUKSI SEL)
A. Tujuan
1. Mengamati sel akar yang mengalami pembelahan
2. Mencari tahapan-tahapan mitosis pada sel akar bawang
3. Menjelaskan fase-fase mitosis
4. Mengidentifikasi kromosom yang terurai menjadi bentuk yang sederhana
B. Teori
Teori sel menyatakan bahwa setiap sel penyusun makhluk hidup berasal dari sel
sebelumnya. Proses terjadinya sel baru dari sel induknya disebut dengan pembelahan sel yang
berdasarkan beberapa perbedaan pokoknya dikelompokkan menjadi mitosis dan meiosis.
Mitosis adalah peristiwa pembelahan sel yang terjadi pada sel-sel somatis (sangat aktif pada
jaringan meristem) yang menghasilkan dua sel anak dengan komponen yang sama dan identik
dengan komponen induknya. Pada saat sel aktif membelah, kromosom akan relatif mudah
diamati dengan hanya memperlakukan sel-sel tersebut dengan metode fiksasi dan pewarnaan
yang sederhana (Andre, 2008).
Proses pertumbuhan dan perkembangan jaringan atau organ tubuh organisme terjadi
melalui proses pembelahan sel secara mitosis. Pembelahan mitosis adalah pembelahan sel yang
menghasilkan sel anakan dengan jumlah kromosom sama dengan jumlah kromosom induknya.
Proses pembelahan mitosis terjadi pada semua sel tubuh makhluk hidup, kecuali pada jaringan
yang menghasilkan gamet (sel kelamin). Pembelahan meiosis disebut juga pembelahan reduksi,
yaitu pengurangan jumlah kromosom pada sel-sel kelamin (sel gamet jantan dan sel gamet
betina). Sel gamet jantan pada hewan (mammalia) dibentuk di dalam testis dan gamet betinanya
dibentuk di dalam ovarium (Sugeng, 2013).
Mitosis terdiri dari empat fase berurutan, profase, metafase, anafase, dan telofase. Selama
profase, tiap kromosom akan memendek dan menebal melalui supercoiling secara berulang-
ulang. Membran nukleus menghilang dan terbentuk gelendong mikrotubulus dari satu kutub
sel ke kutub lainnya. Selama metafase, kromosom akan berjajar di bagian tengah gelendong
miktotubulus. Saat anafase, dau kromatid dari masing-masing kromosom yang telah direplikasi
akan ditarik kutub-kutub sel yang berbeda akibat adanya depolimerisasi mikrotubulus pada
apparatus gelendong yang menempel di sentromer. Kromatid-kromatid saudara ini, akan
menjadi kromosom-kromosom baru (William, 2007).
Pada makhluk hidup tingkat tinggi, sel somatik (sel tubuh), kecuali sel kelamin
mengandung satu sel kromosom yang berasal dari induk betina bentuknya serupa dengan yang
berasal dari induk betina. Maka sepasang kromosom tersebut disebut dengan kromosom
homolog. Oleh karena itu jumlah kromosom dalam sel tubuh dinamakan diploid (2n). Sel
kelamin (gamet) hanya mengandung separuh dari jumlah kromosom yang terdapat dalam sel
somatik, karena itu jumlah kromosom dalam gamet dinamakan haploid (n). Satu sel kromosom
haploid dari satu spesies dinamakan genom. Setiap makhluk hidup terjadi mulai dari sebuah sel
tunggal yang disebut zigot, akan tetapi perbesaran dan perbanyakan dari sel tunggal itu sangat
diperlukan agar makhluk itu mencapai ukuran yang semestinya. Pembelahan sel lengkap
dibedakan atas dua proses yaitu: pembelahan inti sel (karyokinesis) dan pembelahan sitoplasma
(sitokinesis). Makhluk yang membiak secara seksual mengenal dua macam pembelahan inti,
yaitu pembelahan biasa (mitosis) dan pembelahan reduksi (meiosis) (Suryo, 2008).
Mitosis adalah proses pembagian genom yang telah digandakan oleh sel ke dua sel identik
yang dihasilkan oleh pembelahan sel. Mitosis umumnya diikuti oleh sitokinesis yang membagi
sitoplasma dan membran sel. Proses ini menghasilkan dua sel anak yang identik, yang memiliki
distribusi organel dan komponen sel yang sama, serta bertujuan untuk mempertahankan
pasangan kromosom yang sama melalui pembelahan inti secara berturut-turut. Proses mitosis
terjadi di dalam sel somatik yang bersifat meristematik, yaitu sel-sel yang hidup terutama sel-
sel yang sedang tumbuh (ujung akar dan ujung batang) (Muhlisyah dkk, 2014).
Mitosis berlaku pada pembelahan inti sedangkan pembelahan sitoplasma disebut
sitokinesis. Pembelahan inti terdapat pada embrio seluruh jaringan. Semua sel somatik dalam
suatu organisme multiselular berasal dari satu sel, yaitu zigot, melalui proses pembelahan yang
disebut mitosis. Fungsi mitosis mula-mula membentuk salinan yang sama dari tiap kromosom
dan kemudian melalui pembelahan sel induk (asal), mendistribusikan suatu set kromosom yang
identik kepada kedua sel anak. Kemampuan organisme untuk memproduksi jenisnya
merupakan salah satu karakteristik yang paling bisa membedakan antara makhluk hidup dan
makhluk mati. Kemampuan yang unik untuk menghasilkan keturunan ini, seperti semua fungsi
biologis memiliki dasar seluler (Campbell et al., 2008).
Dalam tahapan pembelahan sel, mitosis adalah proses pembelahan sel berupa duplikasi
akurat sejumlah besar asam deoksi ribonukleat (DNA) di dalam kromosom, dan kemudian hasil
duplikasi tersebut dipisah hingga terjadi dua sel baru yang identik. Beberapa tahapan dalam
fase mitosis adalah tahap profase, metafase, anafase dan telofase. Tahap profase adalah tahap
visualisasi selubung inti atau dinding sel inti sudah mulai menghilang dan tampak benang
benang kromatin yang bergerombol padat. Tahap metafase yaitu tahapan kromosom dalam
keadaan tersebar dalam sel berukuran panjang dan pendek tanpa disertai dinding nukleus.
Tahap anafase adalah tahapan saat kromosom tersebar dengan masing-masing membelah
menjadi dua. Tahap telofase adalah tahapan saat inti sel membelah menjadi dua sel anak dan
masing-masing mempunyai pasangan identik sebagai kromosom diploid (Lusiyanti & Lubis,
2013).
Siklus sel adalah periode dari permulaan satu pembelahan menuju ke permulaan yang
lainnya, sedangkan reproduksi seluler adalah proses perputaran dari pertumbuhan mitosis dan
pembelahan sel. Siklus sel terdiri dari interfase dan mitosis. Interfase itu sendiri terdiri dari tiga
fase (G1, S, dan G2), sedangkan mitosis terdiri dari 5 fase yaitu profase, prometafase, metafase,
anafase dan telofase (Muhlisyah dkk, 2014).

C. Rumusan Masalah
1. Pembelahan apa yang dialami sel akar?
2. Bagaimana tahapan dalam pembelahan sel akar bawang?
3. Apa saja fase-fase pembelahan mitosis?
4. Apa yang terjadi pada kromosom saat pembelahan mitosis berlangsung?
D. Hipotesis
1. Sel akar bawang akan mengalami pembelahan mitosis
2. Sel akar bawang mengalami pembelahan sehingga menghasilkan dua sel anakan
3. Tahapan mitosis terdiri atas profase, metafase, anafase, dan talofase
4. Saat mitosis berlangsung kromosom akan diduplikasi menjadi dua

E. Alat-alat dan Bahan


No Nama Gambar Jumlah
1. Mikroskop Satu Buah

2. Kaca Objek Satu Buah

3. Kaca penutup Satu Buah

4 Kaca alroji Satu Buah


5. Jarum preparat Satu Buah

6. Pisau / silet Satu Buah

7. Lampu spirtus Satu Buah

8. Akar bawang Satu Buah


bombay

9. Botol bermulut Satu Buah


besar

10. Alkohol Secukupnya


11. Asam asetat 1M Secukupnya
/HCl 1 M

12. Larutan Secukupnya


acetocarmine

F. Cara Kerja
No Gambar Langkah Kerja
1. Untuk membuat bawang menjadi berakar,
terlebih dahulu bawang dikupas kulit bagian
luarnya.

2. Botol yang telah dilubangi bagian


sampingnya disiapkan untuk tempat
pertumbuhan akar

3. Bawang ditusuk dengan tusuk sate secara


diagonal lalu dan diletakan didalam gelas
plastic yang telah dilubangi.

4 Gelas tersebut lalu diberi air dan disimpan


sampai pada bawang tumbuh akar.
5. Kira-kira 2-4 hari sebelum praktikum
dilaksanakan, umbi bawang Bombay yang
disimpan di atas botol bermulut lebar yang
berisi air akan tumbuh akar.

6. Ujung akar yang panjangnya 3-4cm dipotong


dan diletakkan segera pada kaca alroji yang
berisikan asam asetat 1M selama 30 menit.

7. Setelah itu dipindahkan potongan ujung akar


tersebut ke atas kaca obyek yang telah
ditetesi asam asetat.

8. Kemudian diganti asam asetat dengan larutan


acetocarmine dan panaskan diatas spirtus
sampai suhu kira – kira 60oC ( jaga jangan
sampai mendidih)

9. Objek ditaruh pada kaca objek (preparate)


lalu ditutup objek dengan kaca penutup

10. Objek dibalikkan dan dipegang dengan


diantara ibu jari dan telunjuk, kemudian
ditekan sambil sedikit didorong (aquash)

11. Objek tersebut diamati dengan mikroskop


dengan pembesaran lemah (10x10)
12. Lanjutkan pengamatan dengan pembesaran
kuat (10x45 atau 10x63). Lalu hasil
pengamatan dicatat.

G. Hasil Pengamatan
No. Gambar Keterangan
1 Profase Kromatin memadat
membentuk kromosom,
inisiasi pembentukan benang-
benang spindel diawali
dengan sentriol menuju
kekutub yang berlawanan,
membran nukleus mulai
menghilang.

2 Metafase Kromatid berjejer dibidang


ekuator sel, sentriol
menjulurkan benang-benang
spindel yang berikatan
dengan kinetokor tiap
kromatid.
3 Anafase Tiap pasangan kromosom
memisah dan bergerak ke
arah yang berlawanan akibat
tarikan benang-benang
spindel.

4 Telofase Pembentukan kembali


membran nukleus, terjadi
proses sitokenesis untuk
menghasilkan 2 sel anakan
(2n). Telofase awal terlihat
mulai ada sekat yang
memisahkan antara sel-sel
anak. Sedangkan pada
telofase akhir terlihat sel-sel
anak sudah benar-benar
terpisah

H. Pembahasan
Praktikum kali ini menggunakan akar bawang merah karena mudah didapatkan, ukuran sel-
selnya cukup besar, dan susunan sel-selnya sederhana sehingga memudahkan pengamatan di
bawah mikroskop. Imaniar & Pharmawati (2014) mengatakan bahwa jumlah kromosom yang
tidak terlalu banyak yaitu 2n=16 serta fase mitosis yang jelas terlihat menjadikan bawang
merah ideal digunakan dalam mempelajari kerusakan kromosom pada tanaman, selain itu
kromosom bawang merah memiliki ukuran yang besar dan cukup mudah untuk dibuat
preparatnya.
Hasil yang didapat pada sel akar bawang merah adalah ditemukannya fase profase,
metafase, anafase, telofase awal dan telofase akhir dari semua kelompok. Fase profase
menunjukkan kromatin memadat membentuk kromosom, inisiasi pembentukan benang-benang
spindel diawali dengan sentriol menuju ke kutub yang berlawanan, membran nukleus mulai
menghilang. Pada tahap prometase terlihat selaput nukleus akan terframentasi, dimana
mikrotubulus yang menjulur dari masing-masing sentrosom akan memasuki wilayah nukleus
sehingga kromosom akan menjadi terkondensasi. Pada metafase terlihat kromatid berjejer
dibidang ekuator sel, sentriol menjulurkan benang-benang spindel yang berikatan dengan
kinetokor tiap kromatid. Pada tahap anafase tiap pasangan kromosom memisah dan bergerak
ke arah yang berlawanan akibat tarikan benang-benang spindle kemudian terjadi pembentukan
kembali membran nukleus, terjadi proses sitokenesis untuk menghasilkan 2 sel anakan (2n).
Telofase awal terlihat mulai ada sekat yang memisahkan antara sel-sel anak. Sedangkan pada
telofase akhir terlihat sel-sel anak sudah benar-benar terpisah.
Fungsi dari pencucian dan pengeringan akar bawang untuk menjaga atau mengatasi agar
larutan yang dicelupkan sebelumnya tidak tersisa di akar bawang dan tidak terbawa pada akar
bawang yang akan dilanjutkan ke larutan yang selanjutnya. Proses fiksasi pada sampel, yaitu
dengan menggunakan larutan asam asetat 45 % tujuannya untuk menghentikan proses
metabolisme atau kegiatan pada sel-sel tetapi bentuk sel dapat dipertahankan atau tetap,
sedangkan alkohol digunakan untuk membersihkan dan melunakkan jaringan agar mudah
dipencet sehingga memudahkan untuk menyebarkan sel-selnya, agar pada saat pengamatan di
bawah mikroskop tidak terlihat bertumpuk. Penggunaan HCl 1 M pada praktikum ini berfungsi
untuk proses lisis. Penggunaan acetokarmin berfungsi untuk memberikan warna pada
kromosom-kromosom di dalam sel agar lebih jelas terlihat fase-fase pembelahannya.
Keuntungan fiksatif dengan menggunakan asam asetat 45 %, HCl 1 M dan asetokarmin adalah
merendamnya dapat secepat mungkin karena jaringan atau sel akan segera mengeras, penetrasi
dalam jaringan sangat cepat, kalau dimasukkan dalam jaringan mempertahankan afinitasnya.
Fungsi dari gliserin adalah untuk mengawetkan sel sedangkan fungsi kutek untuk merekatkan
kaca penutup.
Abidin (2014) mengatakan bahwa metode yang umum digunakan dalam membuat preparat
mitosis yaitu dengan squash. Metode squash yaitu suatu metode untuk mendapatkan suatu
preparat dengan cara meremas suatu potongan jaringan atau suatu organisme secara
keseluruhan, sehingga didapatkan suatu sediaan yang tipis yang dapat diamati di bawah
mikroskop. Secara umum tahapan dalam pembuatan preparat mitosis dengan metode squash
yaitu diawali dengan pemilihan bahan, kemudian memfiksasi, hidrolisis, pemulasan, dan yang
terakhir pembuatan preparat dengan meremas (squash).
Fase profase merupakan fase dimana pada gambar terlihat fase pemadatan untuk melakukan
pembelahan. Sedangkan fase telofase merupakan fase dimana terjadi pembelahan kromosom
menjadi dua bagian yang sama. Telophase awal merupakan tahapan pembelahan inti dari sel
tersebut atau kariokinesis dan telophase akhir merupakan tahapan pembelahan diding sel yang
siap menjadi sel yang baru atau sering kali disebut tahap sitokinesis.
Keterlatihan dalam membuat preparat merupakan salah satu penentu dalam kemudahan
untuk menentukan fase yang dilihat. Pada praktikum ini fase yang dilihat begitu jelas karena
preparat yang dilihat warnanya tipis, perlu teknik khusus untuk membuat pewarnaan yang baik
pada preparat. Jika praktikan tidak dapat membuat preparat setipis mungkin maka fase yang
dicari tidak dapat ditemukan karena selnya masih belum terlihat jelas dan masih bertumpuk.

I. Kesimpulan
Mitosis merupakan pembelahan yang terjadi di dalam sel somatik yang bersifat
meristematik, yaitu sel-sel yang hidup terutama sel-sel yang sedang tumbuh (ujung akar dan
ujung batang). Sedangkan meiosis merupakan pembelahan sel yang terjadi pada sel-sel
reproduksi.Akar merupakan salah satu jaringan yang sel-sel penyusunnya adalah sel-sel
somatik, khusus pada ujung akar bersifat meristematik, inilah yang melatar belakangi
digunakannya akar dalam praktikum mitosis. Fase yang terlihat dalam setiap kelompok yaitu
fase profase, prometafase, metafase, anafase, telofase awal serta telofase akhir.

J. Daftar Pustaka
Abidin, A. Z. 2014. Studi Indeks Mitosis Bawang Untuk Pembuatan Media Pembelajaran
Preparat Mitosis. Jurnal BioEdu. 3(3): 571-579.
Andre, M. B. 2008. Bengkel Genetika. Jakarta, Erlangga.
Campbell, N. A. 2008. Biologi Edisi Kelima Jilid I. Jakarta, Erlangga.
Imaniar, E.F. & M. Pharmawati. 2014. Kerusakan Kromosom Bawang Merah (Allium cepa)
Akibat Perendaman dengan Etidium Bromida. Jurnal Simbiosis. 2(2): 173−183.
Kimball. 2009. Biologi. Jakarta, Erlangga.
Lusiyanti, Y & M. Lubis. 2013. Deteksi Aberasi Kromosom Pada Pembelahan Pertama (M1)
Dan Kedua (M2) Pada Sel Limfosit Perifer Pasca Irradiasi Sinar X. Prosiding Seminar
Nasional Sains dan Teknologi Nuklir. MIPA, Bandung.
Muhlisyah, N., C. Muthiadin., B. F. Wahidah & I. R. Aziz. 2014. Preparasi Kromosom Fase
Mitosis Markisa Ungu (Passiflora edulis) Varietas Edulis Sulawesi Selatan. Jurnal Ilmiah
Biogenesis. 2(1): 48-55.
Sugeng. 2013. Pembelahan Sel Mitosis dan Meiosis. Erlangga, Jakarta.
Suryo. 2008. Genetika Manusia. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.
Vas, A. C. J & D. J. Clarke. 2008. Aurora B Kinases Restrict Chromosome Decondensation
to Telophase of Mitosis. Cell cycle. 7(3): 1-4.
William. 2006. Biologi Molekuler dan Sel. Jakarta, Erlangga.
Wulandari, A. S & T. R. Wijaya. 2015. Analisis Kromosom Tanaman Jati (Tectona gandis Lf)
dengan Metode Pewarnaan. Jurnal Silvikultur Tropika. 6(1): 49-54.

Anda mungkin juga menyukai