Anda di halaman 1dari 8

MITOSIS

Pengertian Pembelahan Sel


Seperti namanya, pembelahan sel dapat diartikan sebagai suatu proses membelahnya
sel induk menjadi dua atau lebih sel anak. Pembelahan sel biasanya merupakan siklus sel kecil
yang akan menyebabkan siklus besar selanjutnya.
Dalam siklus sel, terdapat dua tahap, yaitu interfase dan M-Phase. Interfase adalah
tahap dimana sel tidak membelah. Tahap ini berlangsung selama 15 jam dan terdapat 3 tahap,
yaitu G1 Phase (fase organel sel berduplikat), S-Phase (fase replikasi DNA), dan G2 Phase
(fase pertumbuhan sel dan sintesis protein). Pada tahap M-Phase barulah sel mulai membelah.
Tahap ini hanya berlangsung 2 jam dan terdiri dari proses kariokinesis dan sitokinesis.
Kariokinesis adalah tahap di mana proses pembelahan nukleus sel melalui tahap ProMAT,
sedangkan sitokinesis adalah tahap pembelahan sitoplasma. Pembelahan sel dibagi menjadi 2
jenis menurut jenis sel yang membelah, yaitu pembelahan pada sel prokariotik dan pada sel
eukariotik.

Pembelahan pada sel eukariotik dibagi menjadi 2 yaitu mitosis dan meiosis. Praktikum
kali ini bertujuan untuk mengenalkan secara lebih detail pembelahan mitosis pada praktikan
mata kuliah botani.

Definisi Mitosis
Mitosis merupakan periode pembelahan sel yang berlangsung pada jaringan titik
tumbuh (meristem), seperti pada ujung akar atau pucuk tanaman. Proses mitosis terjadi dalam
empat fase, yaitu profase, metafase, anafase, dan telofase.
Proses dimana sebuah sel tunggal membelah menghasilkan dua sel yang identik,
masing-masing berisi jumlah kromosom dan isi genetik yang sama seperti sel induk (2n).
Mitosis terjadi di sel tubuh (sel somatis).

Tujuan Mitosis
Salah satu tujuan utama dari mitosis adalah pertumbuhan alami dari organisme induk.
Ini juga dilakukan untuk mengganti sel-sel yang rusak.
Tahapan Mitosis

- Tahap Profase
Profase merupakan fase pertama pembelahan. Pada fase ini kromosom mulai terjadi
pemendekan, menebal, dan masing-masing saling berpasangan (2n) yang terdiri dari
dua benang.
 benang kromatin menjadi kromosom, lalu kromosom mengganda menjadi dua
kromatid tetapi masih melekat dalam satu sentromer
 membran inti dan nukleolus lenyap

- Tahap Metafase

Pada tahap ini kromosom terletak berjajar pada bidang ekuator. Bagian sentromer
kromosom berikatan dengan kinetokor yang berhubungan dengan benang spindel.

Pada fase ini kromosom tampak paling jelas terlihat


sehingga jumlahnya mudah diidentifikasi. Metafase
adalah tahap yang memerlukan energi terkecil dan
waktu yang paling singkat.

- Tahap Anafase

Saat anafase sentromer membelah, lalu benang spindel menarik kromosom menuju
kutub sel yang berlawanan. Pergerakan kromosom tersebut dipengaruhi oleh enzim
dynein.

- Tahap Telofase
Pada tahap ini terjadi peristiwa sebagai berikut:

 Kromosom berubah menjadi benang kromatin


 Membran inti dan nukleolus terbentuk kembali
 Terjadi sitokinesis (pembagian sitoplasma) sehingga dihasilkan dua sel yang identik
dengan sel semula

Meiosis
Meiosis is a special type of cell division through which haploid cells are generated from a
diploid cell and therefore, a key event in the life of sexually reproducing organisms “miosis
adalah tipe khusus dari pembelahan sel dimana sel-sel haploid dihasilkan dari sel diploid dan
oleh karena itu, peristiwa penting dalam kehidupan organisme yang berproduksi secara
seksual”.

1. Meiosis I
a. Profase I
Profase terdiri dari beberapa fase, yaitu: leptoten, zigoten, pakiten, diploten, dan
diakinesis
1. Leptoten atau Leptonema
Kromosom mengadakan orientasi yang spesifik yaitu berpasangan dengan
kromosom homolog.
2. Zigoten atau Zygonema
Kromosom yang homolog berpasangan, dilanjutkan dengan pembentukan
ikatan yang saling melilit. Peristiwa ini dinamakan sinapsis.
3. Pakiten atau Pakinema
Setiap kromosom homolog yang berada dalam keadaan sinapsis mengadakan
duplikasi. Tetapi sentromer masing-masing masih tetap bersatu. Pada saat duplikasi
(penggandaan), kadang-kadang terjadi pindah silang.
4. Diploten atau diplonema
Setiap kromosom yang mengadakan sinapsis dan masing-masing melepaskan
diri untuk berpisah.
5. Diakinesis
Kromosom bivalen (kromosom yang rangkap tetapi sentromernya masih
bersatu) tampak lebih memadat dan terdistribusi memenuhi inti sel.

b. Metafase I
Inti tidak tampak lagi. Mikrotubul membentuk spindel diantara dua sentriol yang
berada diantara dua kutub sel yang berlawanan.
c. Anafase I
Kromosom homolog yang terpisah akan tertarik manuju kutub kutub yang
berlawanan tanpa ada pemisahan dari sentromer. Pada fase ini terjadi reduksi
(pengurangan) jumlah kromosom.
d. Telofase I
Pada telofase, retikulum endoplasma membentuk membran inti di sekitar
kromosom yang sudah sampai di kutub pembelahan.

2. Meiosis II
a. Profase II
Profase II diawali dengan pembelahan dua buah sentriol baru. Setiap pasang
sentriol bermigrasi menuju sisi sel yang berlawanan.
b. Metafase II
Selama metafase II, spindel menghubungkan sentromer dengan kutub pembelahan.
Kromatid berada di bidang ekuator.
c. Anafase II
Sentromer berpisah dan kromatid menuju kutub yang berlawanan.
d. Telofase II
Kromatid mencapai kutub pembelahan, kemudian mikrotubul membentuk
membran inti baru. Selanjutnya, nukleolus muncul dan membentuk membran inti baru.
Selanjutnya, nukleolus muncul dan membentuk tRNA dan DNA sehingga terjadi
akumulasi protein ribosom. Selain itu, terjadi sitokinesis dan terbentuk empat sel yang
haploid.

Perbedaan Mitosis dan Meiosis

Dari perbedaan mitosis dan meiosis, ada beberapa yang dapat digaris bawahi yaitu:
1. Tujuan Proses
Mitosis memiliki tujuan untuk memperbanyak sel, pertumbuhan, regenerasi atau
perbaikan, dan reproduksi aseksual. Sedangkan meiosis berfungsi untuk membentuk
sel kelamin.
2. Jumlah Pembelahan Sel
Hanya terdapat satu tahap pembelahan dalam satu siklus pembelahan sel secara mitosis,
sedangkan pada pembelahan secara meiosis terdapat dua tahappembelahan yaitu tahap
meiosis I dan meiosis II.
3. Tempat Terjadinya Proses
Pembelahan meiosis hanya terjadi pada sel gonad saat pembentukan gamet, sedangkan
mitosis terjadi pada semua sel tubuh (autosom) yang sedang memperbanyak diri.
4. Sifat Sel Anak
Sel baru yang dihasilkan sari suatu mitosis akan mempunyai struktur genetik yang sama
dengan sel awal. Hasil akhir dari pembelahan satu sel adalah dua sel baru yang sama.
Sedangkan sel yang dihasilkan melalui proses meiosis akan mempunyai jumlah
kromosom separuh dari sel semula dan hasil akhir dari pembelahan satu sel adalah
empat sel baru yang mempunyai jumlah kromosom separuh dari sel induk.
METODOLOGI PRAKTIKUM

1. Alat dan Bahan (beserta fungsi)


a. Alat dan Fungsi
1. Mikroskop, berfungsi untuk memperbesar objek
2. Kaca preparat, berfungsi untuk meletakkan objek pengamatan
3. Cutter, berfungsi untuk memotong bahan
4. Korek api, berfungsi untuk memanaskan preparat

b. Bahan Dan fungsi


1. Akar bawang merah, berfungsi sebagai objek pengamatan
2. Asetokarmin, berfungsi sebagai zat pemberi warna
3. HCl, berfungsi untuk melunakkan akar bawang merah

2. Cara Kerja
2.1 Penyemaian Akar Bawang Merah
Menyiapkan alat dan bahan

Mengiris bagian pangkal umbi bawang merah

Meletakkan umbi bawang merah di atas gelas yang telah diisi air dengan bagian
pangkal menyentuh air

2.2 Pembuatan Asetokarmin


Menyiapkan alat dan bahan

Bubuk carmin (1 gr) + 45 cc glicol acetic acid + 55 cc aquades

Aduk rata, panaskan sampai mendidih

Dinginkan, saring, dan tempatkan di botol


2.3 Pengamatan Akar Bawang Merah
Menyiapkan alat dan bahan

Memotong ujung akar bawang merah 2-3 cm

Memasukkan ujung akar bawang merah ke dalam HCl selama 1 menit

Memasukkan ujung akar bawang merah di kaca preparat

Meneteskan asetokarmin di atas kaca preparat

Menutup kaca preparat

Squash 180˚

Memanaskan preparat di atas api

Mengamati dengan pembesaran mikroskop 40-100 kali

Menggambarkan dan mendokumentasikan hasil pengamatan


Format Laporan Praktikum
“MITOSIS DAN MEIOSIS”

BAB I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Tujuan
1.3 Manfaat
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi Mitosis (1 Bahasa Indonesia 2 Bahasa Inggris + terjemahan)
2.2 Definisi Meiosis(1 Bahasa Indonesia 2 Bahasa Inggris + terjemahan)
2.3 Tahapan Mitosis (+gambar literatur)
2.4 Tahapan Meiosis (+gambar literatur)
2.5 Perbedaan Mitosis dan Meiosis
BAB III. METODOLOGI
3.1 Alat dan Bahan
3.1.1 Alat
3.1.2 Bahan
3.2 Cara Kerja
3.2.1 Penyemaian Akar Bawang Merah
3.2.2 Pembuatan Acetocarmin
3.3.3 Pengamatan Pembelahan Sel Akar Bawang Merah
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Klasifikasi Bawang Merah
4.2 Gambar Tangan dan Penjelasan Proses Mitosis Sel Akar Bawang Merah
4.3 Dokumentasi Pengamatan Proses Mitosis Sel Akar Bawang Merah
4.4 Pembahasan Hasil Praktikum
BAB V. KESIMPULAN
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
No anonymous, no blog

Anda mungkin juga menyukai