Disusun oleh
P177440223026
2022
Kata Pengantar
Alhamdulilah puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT, karena atas
berkat rahmat dan petunjuknya penulis dapat menyelesaikan makalah Mitosis Sel
Darah Merah. Penulis mengucapkan terima kasih yang sebanyak-banyaknya
kepada dosen mata kuliah Biologi Sel dan Genetika yang telah membantu dalam
menyelesaikan makalah ini.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu dalam pembuatan Makalah ini, penulis juga mengharapkan kritikan
dan saran yang sifatnya membangun untuk kesempurnaan kearah yang lebih baik.
penulis berharap agar makalah ini dapat memberikan manfaat kepada penulis dan
juga para pembacanya.
ii
Daftar Isi
Kata Pengantar.........................................................................................................ii
Daftar Isi.................................................................................................................iii
BAB I.......................................................................................................................3
PENDAHULUAN...................................................................................................3
1.3. Tujuan........................................................................................................4
BAB II......................................................................................................................5
2.1. Interfase.....................................................................................................5
BAB III..................................................................................................................12
KESIMPULAN......................................................................................................12
3.1. Kesimpulan..............................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................14
iii
BAB I
PENDAHULUAN
3
I.3. Tujuan
4
BAB II
PEMBAHASAN DAN ISI
II.1. Interfase
Pada interfase, terjadi proses persiapan dan penimbunan energi oleh sel
untuk melakukan pembelahan. Proses ini memerlukan waktu yang sangat
lama dibanding fase lainnya, selama interfase, inti sel (nukleus) dan anak
inti sel (nukleolus) tampak terlihat jelas. Namun, kromosom pada sel tidak
terlihat karena masih dalam bentuk kromatin, yaitu benang-benang halus
yang tersusun atas molekul DNA, RNA, dan protein. Di bagian luar inti
sel terdapat sentrosom, yaitu organel sel yang berfungsi untuk
mempertahankan jumlah kromosom antara sel induk dan sel anak agar
tetap sama selama pembelahan sel. kalau pada sel hewan, setiap sentrosom
akan mengandung sepasang sentriol yang berbentuk seperti badan silindris
kecil.
Tahap interfase terbagi menjadi tiga, yaitu fase G1 (gap pertama), fase
S (sintesis), dan fase G2 (gap kedua).
5
sitoplasma (cairan sel), organel sel, serta sintesis bahan-
bahan yang akan digunakan untuk fase berikutnya, yaitu fase
S.
Mitosis adalah proses pembagian genom yang telah digandakan oleh sel ke
dua sel identik yang dihasilkan oleh pembelahan sel. Mitosis umumnya
diikuti sitokinesis yang membagi sitoplasma dan membrane sel. Proses ini
menghasilkan dua sel anak yang identik, yang memiliki distribusi organel
dan komponen sel yang nyaris sama. Mitosis dan sitokinesis merupakan
fase mitosis (fase M) pada siklus sel, di mana sel awal terbagi menjadi dua
sel anakan yang memiliki genetik yang sama dengan sel awal.
Profase
Pada tahap profase, terjadi perubahan pada nukleus dan sitoplasma. Di
dalam nukleus, benang-benang kromatin menebal dan memendek
6
membentuk kromosom. Tiap lengan kromosom, berduplikasi
membentuk dua kromatid (kromatid kembar) yang terikat pada
sentromer. Selama profase, nukleolus dan membrane nukleus
menghilang. Mendekati akhir profase, terbentuklah spindle (gelendong
pembelahan yang terdiri atas mikrotubula dan protein). Dengan
berakhirnya profase, kromosom-kromosom yang dobel dan memanjang
itu menempatkan diri di bidang ekuator dari sel.
Metafase
Pada metafase, kromosom menyusun diri secara acak pada satu bidang
ekuator (bidang pembelahan) atau tengah-tengah sel. Pada awal fase
ini, membran nukleus dan nukleolus lenyap. Sentromer, suatu daerah
vital bagi pergerakan kromosom, melekat pada spindel yang
bertanggung jawab terhadap arah pembelahan kromosom selama
pembelahan. Metafase dicirikan oleh barisan kromosom yang amat
rapi sepanjang bidang equatorial. Pada tahapan ini sedikit terlihat
adanya gambaran benang-benang spindelnya dan kromosom atau
kromatid mudah diamati atau dipelajari.
7
Anafase
Pada fase ini, sentromer membelah dan kedua buah kromatid
memisahkan diri dan bergerak menuju ke kutub sel dari spindel yang
berlawanan. Tiap kromatid hasil pada akhir anafase sekat sel mulai
terbentuk dekat bidang equator. Sentromer dari setiap kromosom
membelah menjadi dua dengan masing-masing satu kromatida.
Kemudian setiap kromatida berpisah dengan pasangannya dan
menuju ke kutub yang berlawanan. Pada akhir nanfase, semua
kromatida sampai pada kutub masing-masing.
8
Telofase
Datangnya kromosom anakan yang tunggal di kutub spindel
merupakan tanda dimulainya telofase. Terbentuklah membran
nukleus baru, spindle menghilang dan nukleolus dibentuk oleh
nucleolar organizer dari sebuah kromosom. Dengan terbentuknya dua
buah nuklei baru, maka di tengah sel terjadi dinding baru.
Berlangsunglah sitokinesis (pembelahan sel).
1. Satu sell induk (diploid) menjadi dua sel anak yang masing-masing diploid
2. Jumlah kromosom sel anak sama setelah pembelahan tadi, sama dengan
jumlah kromosom sel induknya.
9
II.5. Pembentukan Sel Darah Merah
Ketika menjadi tua atau rusak, sebagian besar sel darah merah dikeluarkan
dari sirkulasi oleh limpa, hati, dan kelenjar getah bening. Organ dan jaringan
ini mengandung sel darah putih yang disebut makrofag yang menelan dan
mencerna sel darah yang rusak atau sekarat. Degradasi sel darah merah dan
eritropoiesis biasanya terjadi pada kecepatan yang sama untuk memastikan
homeostasis dalam sirkulasi sel darah merah.
10
2.6 pembentukan sel darah putih
Hal ini dikarenakan granulosit dengan cepat menuju jaringan yang terinfeksi,
melakukan fungsinya, dan masuk dalam proses dimana sel-sel itu sendiri
harus dimusnahkan. Monosit memiliki masa edar yang singkat, yaitu 10-20
jam, berada di dalam darah sebelum berada dalam jaringan.Begitu masuk ke
dalam jaringan, sel-sel ini membengkak sampai ukurannya yang sangat besar
untuk menjadi makrofag jaringan.Dalam bentuk ini, sel-sel tersebut dapat
hidup hingga berbulan-bulan atau bahkan bertahun-tahun. Makrofag jaringan
ini akan menjadi dasar bagi sistem makrofag jaringan yang merupakan system
pertahanan lanjutan dalam jaringan untuk melawan infeksi.
11
BAB III
KESIMPULAN
III.1. Kesimpulan
Misalnya sel somatik pada manusia (semua sel tubuh kecuali sel
reproduktif atau gamet) mengandung 46 kromosom. Sel sperma dan
sel telur manusia memiliki jumlah kromosom setengah kromosom sel
somatik, yaitu 23 kromosom. Siklus sel pada sel-sel organisme
multiseluler yang eukariotik terjadi dua macam reproduksi sel.
12
banyak, mitosis merupakan mekanisme memperbanyak sel atau
pertumbuhan. Sedangkan organisme bersel satu, mitosis merupakan
cara bereproduksi. Eritrosit tidak dapat mengalami pembelahan sel
dikarenakan eritrosit tidak memiliki inti sel (nukleus). Sel yang dapat
mengalami pembelahan hanya sel yang memiliki inti sel karena terjadi
penggandaan kromosom. Selain itu, leukosit tidak bisa membelah
diri atau bereproduksi dengan cara mereka sendiri, melainkan mereka
adalah produk dari sel punca hematopoietic pluripotent yang ada
pada sumsum tulang.
13
DAFTAR PUSTAKA
https://ilmubiologiqu.blogspot.com/2012/09/pembelahan-mitosis-dan-
meiosis.html diakses pada 19 Agustus 2022
https://www.utakatikotak.com/Fase-Fase-Pembelahan-Sel-Secara-
Mitosis-dan-Meiosis-Lengkap/kongkow/detail/14937 diakses pada 19
Agustus 2022
https://akupintar.id/info-pintar/-/blogs/pembelahan-sel-secara-mitosis
diakses pada 19 Agustus 2022
https://www.dictio.id/t/bagaimana-proses-hematopoiesis/6151/2
diakses pada 26 Agustus
14