Anda di halaman 1dari 9

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga penulis
dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentunya
penulis tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat serta
salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita Nabi Muhammad SAW yang
kita nanti-nantikan syafa’atnya di akhirat nanti.

Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya, baik itu
berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu untuk menyelesaikan
pembuatan makalah sebagai tugas akhir dari mata kuliah Genetika dengan judul
“Pembelahan Mitosis dan Meiosis”.

Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih banyak
terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik
serta saran dari pembaca untu k makalah ini, agar makalah ini nantinya dapat menjadi
makalah yang lebih baik lagi.

Kendari, 01 Oktober 2019

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................... ........... i

DAFTAR ISI .............................................................................................. ........... ii

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................... 1


A. Latar Belakang ........................................................................ ........... 1
B. Rumusan masalah .................................................................... ........... 1
C. Tujuan Penulisan ..................................................................... ........... 1

BAB II PEMBAHASAN .......................................................................... ........... 2


A. Pembelahan Mitosis ................................................................ ........... 2

B. Pembelahan Meiosis ................................................................ ........... 3


BAB V PENUTUP ..................................................................................... ........... 6
A. Kesimpulan .............................................................................. ........... 6
B. Saran ........................................................................................ ........... 6
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ ........... 7
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Setiap sel dapat mengembangkan atau memperbanyak diri membentuk sel-sel
yang baru dengan proses pembelahan. Pada makhluk hidup bersel tunggal, pembelahan
sel tersebut merupakan cara untuk berkembang biak. Contohnya pada bakteri maupun
pada protozoa, terjadi proses pembelahan sel dari satu sel menjadi dua, empat, delapan,
dan seterusnya.
Sedangkan pada makhluk hidup bersel banyak, reproduksi sel mengakibatkan
bertambah banyaknya sel-sel pada tubuh, dengan demikian terjadilah pertumbuhan
makhluk hidup. Contoh, sel-sel pada tubuh anak kambing yang terus menerus membelah
diri yang mengakibatkan tubuh anak kambing tersebut bertambah besar. Selain itu,
reproduksi sel juga menyebabkan dihasilkannya sel-sel gamet (sel kelamin); kambing
jantan menghasilkan sperma, dan kambing betina menghasilkan ovum.
Pembelahan sel dibagi menjadi 2, yaitu pembelahan sel secara langsung dan
pembelahan sel secara tidak langsung. Di dalam pembahasan ini hanya akan
menjelaskan tentang pembelahan sel secara tidak langsung. Pembelahan sel secara tidak
langsung adalah pembelahan yang melalui tahapan-tahapan tertentu. Setiap tahapan
pembelahan ditandai dengan penampakan kromosom yang berbeda-beda. Ketika sel
akan membelah, benang-benang kromatin menebal dan memendek, yang kemudian
disebut kromosom. Kromosom dapat berikatan dengan warna tertentu, sehingga dapat
diamati dengan mikroskop. Hasil penelitian para ahli menunjukan bahwa kromosom
merupakan benang pembawa sifat. Dan di dalam kromosom terdapat gen sebagai faktor
pembawa sifat.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa itu pembelahan Meiosis?
2. Apa itu pembelahan Mitosis?

1.3 Tujuan Penulisan


1. Untuk mengetahui dan memahami pembelahan Mitosis
2. Untuk mengetahui dan memahami pembelahan Meiosis
BAB II
PEMBAHASAN

A. Mitosis
Mitosis adalah proses pembagian genom yang telah digandakan oleh sel ke dua
sel identik yang dihasilkan oleh pembelahan sel. Mitosis umumnya diikuti sitokinesis
yang membagi sitoplasma dan membran sel. Proses ini menghasilkan dua sel anak yang
identik, yang memiliki distribusi organel dan komponen sel yang nyaris sama. Mitosis
dan sitokenesis merupakan fasa mitosis (fase M) pada siklus sel, dimana sel awal terbagi
menjadi dua sel anakan yang memiliki genetik yang sama dengan sel awal.
Mitosis terjadi hanya pada sel eukariot. Pada organisme multisel, sel somatik
mengalami mitosis, sedangkan sel kelamin (yang akan menjadi sperma pada jantan atau
sel telur pada betina) membelah diri melalui proses yang berbeda yang disebut meiosis.
Sel prokariot yang tidak memiliki nukleus menjalani pembelahan yang disebut
pembelahan biner.
Mitosis adalah cara reproduksi sel dimana sel membelah melalui tahap-tahap
yang teratur, yaitu Profase-Metafase-Anafase-Telofase. Antara tahap telofase ke tahap
profase berikutnya terdapat masa istirahat sel yang dinarnakan Interfase (tahap ini tidak
termasuk tahap pembelahan sel). Pada tahap interfase inti sel melakukan sintesis bahan-
bahan inti. Secara garis besar ciri dari setiap tahap pembelahan pada mitosis adalah
sebagai berikut:

1. Interfase
Tahap interfase merupakan tahap persiapan yang esensial untuk pembelahan sel,
karena pada tahap ini kromosom direplikasi. Saat pembelahan sel, kromatin dikemas
sangat padat/kompak sehingga tampak sebagai kromosom. Selama interfase,
kromatin tidak terlalu terkondensasi untuk ekspresi informasi genetik.
2. Profase
 Nukleolus melebur dan kromatin (gabungan hasil replikasi DNA dengan protein)
terkondensasi menjadi kromosom
 Masing-masing kromosom hasil replikasi mengandung 2 kromatid yang
mengandung informasi genetik yang sama
 Mikrotubulus sitoskeleton berubah fungsi dari mempertahankan bentuk sel
menjadi fungsi membangun spindel mitotik dari bagian sentrosom.
3. Metafase
 Dinding inti benar-benar melebur, benang gelendong meluas
 Terdapat bidang pembelahan (ekuator)
 Kromatid menuju bidang pembelahan berkumpul/berderet pada bidang
pembelahan
 Terbentuk benang antar kromatid / benang interkromosom (interzonal)
 Tegangan serat spindel membuat kromosom berada satu bidang pada pusat sel.
4. Anafase
 Dimulai dengan pemisahan kromatid pada sentromernya
 Sentromer dari masing-masing kromatid membelah menjadi dua
 Kromatid memisah dari bidang pembelahan kromoson
 Kromosom bergerak ke kutub yang berlawanan (pergerakan ini dibantu oleh
kontraksi benang kromosom dan dorongan benang interkromosomal).
5. Telofase
 Kromosom yang telah sampai di kutubnya mulai memanjang kembali kromatid
 Anak inti dibentuk kembali
 Dinding inti dibentuk kembali
 Benang-benang gelendong hilang.

B. Meiosis
Meiosis adalah bentuk pembelahan inti yang sangat penting diantara reproduksi
seksual organisme. Meiosis terjadi pada organisme eukariot, yang selnya mengandung
jumlah kromosom diploid. Dioploid berarti rangkap, dalam artian bahwa informasi
genetik pada salah satu kromosom dapat dijumpai pada bentuk yang sama
(termodifikasi) pada kromosom kedua di dalam inti. Kedua kromosom membentuk
pasangan sedemikian yang dinamakan homolog. Sel diploid manusia mengandung 46
kromosom, atau 23 pasang homolog ke 46 kromosom dari zigote terbentuk dari
fertilisasi, yang berasal dari sel sperma dan sel telur yang masing-masing gamet
memberikan satu anggotanya dari setiap pasangan homolognya.
Ciri pembelahan secara meiosis adalah:
Terjadi di sel kelamin. Jumlah sel anaknya 4, jumlah kromoson 1/2 induknya.
Pembelahan terjadi 2 kali. Meiosis hanya terjadi pada fase reproduksi seksual atau pada
jaringan nuftah. Pada meiosis, terjadi perpasangan dari kromosom homolog serta terjadi
pengurangan jumlah kromosom induk terhadap sel anak. Disamping itu, pada meiosis
terjadi dua kali periode pembelahan sel, yaitu pembelahan I (meiosis I) dan pembelahan
II (meiosis II).
Meiosis I, fase-fasenya meliputi:
1. Profase I
Profase I terbagi lagi menjadi fase-fase sebagai berikut:
a. Leptonema: Benang-benang kromatin menjadi kromosom.
b. Zigonema: Kromosom yang sama bentuknya atau kromosom homolog
berdekatan dan bergandengan. Setiap pasang kromosom homolog disebut
bivalen.
c. Pakinema: Tiap bagian kromosom homolog mengganda, tetapi masih dalam
satu ikatan sentromer, sehingga terbentuk tetrad.
d. Diplonema: kromatid dari tiap-tiap belahan kromosom memendek dan
membesar.
e. Diakinesis: Sentrosom membentuk dua sentriol yang masing-masing
membentuk benang gelendong pembelah (benang spindel). Satu sentriol
tetap, sedangkan sentriol yang lain bergerak ke arah kutub yang berlawanan.
Membran inti dan nukleolus menghilang. Empat kromatid bivalen tadi
disebut tetrad dan terjerat oleh benang spindel yang dibentuk oleh sentriol-
sentriol.
2. Metafase I
Tetrad berkumpul di bidang ekuator,
3. Anafase I
Benang gelendong pembelah dari masing-masing kutub menarik kromosom
homolog, sehingga setiap pasangan kromosom homolog berpisah bergerak ke
arah kutub yang berlawanan. Sentromer belum membelah, setiap kutub
menerima campuran acak kromosom dari ibu dan bapak.
4. Telofase I
Kromatid memadat, selubung inti terbentuk, dan nukleolus muncul lagi,
kemudian sitokinesis berlangsung. Pada manusia terjadi duplikasi 2 kromosom
dari jumlah 4 kromatid, sehingga terbentuk 23 kromosom yang diduplikasi di
setiap kutub. Benang gelendong lenyap, kromatid muncul kembali; setriol
berperan sebagai sentrosom kembali.
Meiosis II, fase-fasenya meliputi:
1. Profase II
Sentrosom membentuk dua sentriol yang letaknya pada kutub yang berlawanan
dan digabungkan oleh benang gelendong. Membran inti dan nukleolus lenyap,
kromatid berubah menjadi kromosom yang terjerat oleh benang gelendong.
2. Metafase II
Kromosom berada di bidang ekuator, kromatid berkelompok dua-dua. Belum
terjadi pembelahan sentromer.
3. Anafase II
Kromosom melekat pada kinetokor benang gelendon, lalu ditarik oleh benang
gelendong ke arah kutub yang berlawanan yang menyebabkan sentromer terelah.
Sebagai akibatnya, masing-masing kromatidnya bergerak ke arah yang
berlawanan.
4. Telofase II
Kromatid berkumpul pada kutub pembelahan, lalu berubah menjadi kromatid
kembali. Bersama dengan itu membran inti dan anak inti terbentuk lagi, dan sekat
pemisah semakin jelas, sehingga akhirnya terjadilah dua sel anakan.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Pada pembelahan sel secara tidak langsung mitosis, pembelahan terjadi di sel-sel
somatis (sel tubuh). Sebagai contoh pembelahan mitosis yaitu pada saat penyalinan
DNA sebelum pembelahan sel terjadi. Penyalinan DNA ini diharuskan agar setiap sel
anak memiliki ganom yang lengkap. Replikasi dan distribusi DNA dalam jumlah
banyak itu terkelola dengan baik, karena molekul-molekul DNA dikemas menjadi
kromosom. Setiap spesies sel eukariotik memiliki jumlah kromosom yang khas di dalam
setiap nukleus sel. Misalnya sel somatik pada manusia (semua sel tubuh kecuali sel
reproduktif atau gamet) mengandung 46 kromosom. Sel sperma dan sel telur manusia
memiliki jumlah kromosom setengah kromosom sel somatik, yaitu 23 kromosom.
Sedangkan pada pembelahan sel secara meiosis, pembelahan terjadi pada alat
kelamin. Oogenesis dan Spermatogenesis merupakan contoh dari pembelahan meiosis,
dimana jumlah kromosom yang dihasilkan yaitu setengah jumlah kromosom sel
induknya (haplaoid).

B. Saran
Penyusun menyadari masih jauh dari sempurna dan tentunya banyak sekali
kekurangan dalam pembuatan makalah ini. Hal ini disebabkan karena masih terbatasnya
kemampuan kami. Oleh karena itu, kami selaku pembuat makalah ini sangat
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun. Kami juga mengharapkan
makalah ini sangat bermanfaat untuk kami khususnya dan pembaca pada umumnya.
DAFTAR PUSTAKA

Bandiati, Sri. 2007. Buku Ajar Genetika Ternak. Sri Lestari Network. Bandung.
http://ilmubiologiqu.blogspot.com/2012/09/pembelahan-mitosis-dan meiosis.html diakses
pada 26 Agustus 2014.
http://marwanard.blogspot.com/2011/10/paper-mitosis-dan-meiosis.html diakses pada 26
Agustus 2014.
Pratiwi, D.A, dkk. 2006. Biologi. Erlangga. Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai