Anda di halaman 1dari 24

Kata Pengantar

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
atas limpahan rahmat, taufik, dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah ini tepat waktu.
Makalah yang membahas tentang Pembelahan Sel dan Pewarisan Sifat
disusun untuk melengkapi tugas mata kulah umum biologi dasar semester kedua du
universitas hasanuddin.
Dalam penulisan makalah ini kami mengucapkan terima kasih kepada pihakpihak yang membantu dalam menyelesaikan karya tulis ini, khususnya kepada orang
tua yang selalu memberikan kami semangat, dosen pembimbing yang telah
memeberikan kami arahan serta teman-teman yang sudah membantu dalam
menyelesaikan makalah ini.
Akhirnya penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih
terdapat kekurangan baik pada teknik penulisan maupun materi. Untuk itu kritik dan
saran dari semua pihak sangat penulis harapkan dan penyempurnaan makalah ini.

Makassar, 20 Februari 2015

Tim Penulis

Pembelahan Sel dan Pewarisan Sifat


1

DAFTAR ISI
Kata Pengantar..............................................................................................................1
Daftar Isi.......................................................................................................................2
Bab 1 Pendahuluan.......................................................................................................3
I.
II.
III.

Latar Belakang..................................................................................................3
Tujuan Penulisan...............................................................................................4
Manfaat Penulisan.............................................................................................4

Bab 2 Pembahasan........................................................................................................5
I.
II.

III.

Pembelahan Sel.................................................................................................5
a. Pembelahan Mitosis....................................................................................5
b. Pembelahan Meiosis...................................................................................7
Pewarisan Sifat................................................................................................11
1. Hukum Mendell.........................................................................................12
2. Penyimpangan Semu Hukum Mendell......................................................14
3. Determinan Seks........................................................................................19
4. Hereditas Pada Manusia............................................................................19
Hubungan Antara Pembelahan Sel dan Pewarisan Sifat.................................20
1. Pembentukan Gamet Pada Hewan Tingkat Tinggi dan Manusia
( Gametogenesis )......................................................................................20
2. Pembentukan Gamet Pada Tumbuhan Tingkat Tinggi..............................22

Bab 3 Penutup.............................................................................................................24
I.
II.

Kesimpulan......................................................................................................24
Saran................................................................................................................24

Daftar Pustaka.............................................................................................................25

Pembelahan Sel dan Pewarisan Sifat


2

Bab 1
Pendahuluan

I.

Latar Belakang
Amatilah foto keluarga anda, adakah persamaan ciri antara anda dan
anggota keluarga yang lain ? Apakah itu bentu mata, warna kulit, bentuk
rambut atau pun bentuk hidung. Darimanakah asal semua asal perbedaan
tersebut ?
Setiap anak individu atau anak memiliki ciri-ciri atau sifat yang sama
atau hamper sama dengan kedua orang tuanya. Hal itu disebabkan sifat-sifat
yang dimiliki kedua orang tuanya pasti diwariskan atau diturunkan kepada
keturunananya. Pewarisan sifat kepada anak dari orang tua dikenal juga
dengan hereditas.
Hereditas dimulai dari proses pembelahan sel. Oleh karena itu,
pembelahan sel merupakan faktor penting dalam hidup kita. Sel merupakan
bagian terkecil yang menyusun tubuh kita. Setiap sel dapat memperbanyak
diri dengan membentuk sel-sel baru melalui proses yang disebut pembelahan
sel atau reproduksi sel . Pada organisme bersel satu ( uniseluler ), seperti
bakteri dan protozoa, proses pem-belahan sel merupakan salah satu cara untuk
berkembang biak. Proto-zoa melakukan pembelahan sel dari satu sel menjadi
dua, dari dua sel menjadi empat, dan dari empat sel menjadi delapan, dan
seterusnya.
Pada makhluk hidup bersel banyak (multiseluler), pembelahan sel
mengakibatkan bertambahnya sel-sel tubuh. Oleh karena itu, terjadilah proses
pertumbuhan pada makhluk hidup. Pembelahan sel juga berlangsung pada sel
kelamin atau sel gamet yang bertanggung jawab dalam proses perkawinan

Pembelahan Sel dan Pewarisan Sifat


3

antar individu. Setelah dewasa, sel kelenjar kelamin pada tubuh manusia
membelah membentuk sel-sel kelamin.
Seorang laki-laki menghasilkan sperma di dalam testis, sedangkan
wanita menghasilkan sel telur atau ovum di dalam ovarium.
Pada dasarnya, pembelahan sel dibedakan menjadi dua, yaitu pembelahan
secara langsung (amitosis) dan pembelahan secara tidak langsung (mitosis dan
meiosis).
II.

Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas
biologi serta mengetahui proses pembelahan sel, pewarisan sifat serta
hubungan diantara keduanya.

III.

Manfaat Penulisan
Penulisan makalah ini diharapkan dapat memberi manfaat bagi
pembaca khususnya mahasiswa yang terlibat dalam pembuatan makalahnya.
Dari penulisan makalah ini pula diharapkan mahasiswa mengambil manfaat
seperti:
a. Dapat memahami proses pembelahan mitosis dan meiosis.
b. Dapat memahami prinsip hereditas dalam mekanisme pewarisan sifat.
c. Dapat menjelaskan keterkaitan antara pembelahan sifat dengan pewarisan
sifat.

Pembelahan Sel dan Pewarisan Sifat


4

Bab 2
Pembahasan
I.

Pembelahan Sel
Pembelahan sel merupakan suatu proses reproduksi sel guna
memperbanyak jumlah sel dan mempermudah fungsi dari sel itu
sendiri. Dilihat dari prosesnya pembelahan sel dibagi atas dua yaitu :
a. Pembelahan Mitosis

Pembelahan mitosis terjadi pada sel tubuh ( sel somatic ). Pada


pembelahan sel yang menghasilkan sifat krmosom berpasangan
( 2n ) ini terjadi proses pembelahan nucleus dan tiap-tiap anakan
menerima 1 set kromosom. Satu set kromoso tersebut berbentuk
benang-benang halus yang jumlahnya sama dengan jumlah
kromosom sel induknya.
Mitosis berfungsi mempertahankan factor genetic dari
generasi ke generasi berikutnya tetap normal dan menjaga sel

Pembelahan Sel dan Pewarisan Sifat


5

anakan yang terbentuk tetap memiliki sifat induknya. Ciri-ciri


pembelahan mitosis antara lain :
a. Pembelahan berlangsung satu kali;
b. Jumlah sel anak yang dihasilkan adalah 2 buah;
c. Jumlah kromosom sel anak sama dengan jumlah kromosom sel
induk, yaitu 2n (diploid);
d. Sifat sel anak sama dengan sel induk;
e. Terjadi pada sel tubuh ( sel somatic) misalnya pada jaringan
embrional antara lain ujung akar, ujung batang, lingkaran
kambiun.
f. Tujuan pembelahan mitosis adalah untuk memperbanyak selsel seperti pertumbuhan dan perbaikan sel yang rusak;
g. Melewati tahapan pembelahan yaitu interfase, profase,
metaphase, anaphase, dan telofase, namun secara umum tahaptahap pembelahan sel akan kembali ke tahap semul sehingga
membentuk siklus sel.

Ada empat fase dalam pembelahan mitosis yaitu profase,


metaphase dan telofase. Masa di antara pembelahan sel disebut
Interfase.
1. Profase
Pada awal profase, sentrosom mengalami replikasi
sehingga dihasilkan du sentrosom. Selanjutnya, setiap
sentrosom bermigrasi ke kutub-kutub inti sel yang
berlawanan. Pada saat bersamaan, mikrotubulus mulai
terlihat di antaradua sentrosom dan membetuk benangbenang geledong. Pada sel hewan, tiap sentrosom
memiliki sepasang badan silindris yang disebut sentriol, sel
tumbhan tidak memilki sentriol.
2. Metafase.
Pada tahap ini, kromatid-kromatid bersaudara bergerak
ke bidang equator dan membentuk lempeng metaphase.
Setiap sentromer memiliki dua kinetekor, yang masing-

Pembelahan Sel dan Pewarisan Sifat


6

masing dihubungkan ke satu sentrosom oleh serabut


kinetokor yang melekat pada sentromer.
3. Anaphase.
Pada tahap ini setiap kromatid memisakan diri dari
sentromer
dan
setiap
kromosom
membentuk
sentromer.setiap kromosom ditarik oleh serabut kinetokor
sehingga terpisah dan bergerak menuju kutub-kutub yang
berlawanan.
Sitokinesis mulai terjadi pada akhir
anaphase.
4. Telofase.
Tahap ini dimulai ketika masing-masing kromosom
telah sampai pada kutub-kutub yang berlawanan. Pada
tahap ini, benang-benang gelendong tidak terlihat lagi
dan kromosom menjadi panjang, tipis, serta tidak dapat
dilihat dengan jelas. Kromosom telah berubah menjadi
kromatin. Membran inti telah terbentuk dan sitokinesis
telah lengkap. Pada akhir telofase dihasillkan dua sel
anak yang identic denegan sel induknya.
Setelah tahap telofase maka sel akan memasuki tahap interfse.
Inerfase adalah ahap istirraht di antara dua pembelahan sel .
interfase merupakan tahap terlama dalam siklus sel. Selama
interfase, sel-sel melaksanakan fungsinya seperti biasa,
b. Pembelahan Meiosis.
Pembelahan ini terjad pada sel-sel kelamain, yaitu sperma dan
ovum. Tujuannya untuk menjaga agar keturunan hasil reproduksi
seksual tetap memiliki jumlah kromsom yang sama dengan
induknya.
Oleh sebab itu, pada pembelahan ini terjadi
pengurangan jumlah kromosom induk sehingga di sebut juga
pembelahan reduksi. Pembelahan meiosis ini memiliki sifat-sifat
berikut:
a. Pembelahan berlangsung dua kali.
b. Jmlah sel anak yang dihasilkan adalah 4 buah
c. Jumlah kromosom sel anak adalah setengah dari jumlah
kromosom induk, yaitu n ( haploid)
d. Sifat sel anak berbeda dengan sifat sel induknya
Pembelahan Sel dan Pewarisan Sifat
7

e. Terjadi pada sel kelamin ( sel Gamet)


1. Fase-fase pembelahan meiosis
Terjadi 2 kali pembelahan, dimana meiosis I dengan meiosis II tanpa
interfase.

a. Profase I
1) Leptoten, benang-benang kromatin memendek dan menebal serta
mudah menyerap zat warna ( pembentukan kromosom)
2) Zigoten, sentrosom membelah menjadi dua. Tiap-tiap belahan
bergerak kearah kutub yang berlawanan. Sementara itu kromosom
yang homolog saling berpasangan. Peristiwa yang terakhir disebut
sinapsis.
3) Pakiten, tiap kromosom membelah diri menjadi dua kromatid.
Peristiwa ini disebut duplikasi kromosom. Sehingga, pada setiap
kelompok sinapsis terdapat 4 kromatida tetapi masih dalam satu
ikatan sentromer sehingga terbentuk tetrad.
4) Diploten, dua kromosom homolog yang saling berpasangan
memisahkan diri dan terjadi pindah silang (crossing over).
5) Diakinesis, dua sentriol jasil pembelahan sentroso telah sampai
pada kutub yang berlawanan. Dari sentriol ini terbentuk gelendong
pembelahan. Sementara itu, membrane inti nucleus mulai lenyap.
b. Metafase I

Pembelahan Sel dan Pewarisan Sifat


8

1) Kromosom ke bidang ekuator dan menggantung pada serat


geledong melalui sentromernya.
2) Kromosom homolog terus bergandengan.
c. Anafase I
1) Kromosom homolog berpisah dan menuju kutub-kutub yang
berlawanan.
2) Kromatida belum berpisah karena sentromer masih satu untuk
satu kromosom
d. Telofase I
1) Kromosom berubah menjadi benang kromatin kembali.
2) Dinding inti dan nucleus terbentuk kembali.
3) Nucleolus dan dinding inti menghilang.
4) Sentriol berpisah menuju kutub yang berlawan.
5) Serat-serat gelendong terbentuk diantara 2 kutub pembelahan.

e. Profase II
1) Benang-benang kromatin berubah menjadi kromatid.
2) Kromosom yang terdiri dari 2 kromatid tidak mengalami
duplikasi lagi.
3) Nukleolus dan dinding inti menghilang.
4) Sentriol berpisah menuju kutub yang berlawanan.
5) Serat-serat gelendong terbentuk diantara 2 kutub pembelahan.
6)
f. Metafase II
Pembelahan Sel dan Pewarisan Sifat
9

Kromosom ke bidang ekuator menggantung pada serat gelendong


melalui sentromernya.
g. Anafase II
Kromatida berpisah dari homolognya dan bergerak menuju kutub
yang berlawanan.
h. Telofase II
1) Kromosom berubah menjadi benang-benang kromatin kembali.
2) Nucleolus dan dinding inti terbentuk kembali.
3) Serat-serat gelendong menghilang dan terbentuk sentrosom
kembali.
Dari penjelasan tentang pembelahan sel secra mitosis dan meiosis maka
dapat dubuat table perbandingan antara keduanya yang dapat di lihat di bawah
ini.
N
o
1

Mitosis

Meiosis

Pembelahan yang memisahkan


sister kromatid

Tahap pertama adalah pembelahan


kromosom reduksi yang memisahkan
kromosom homolog pada anafase I, sister
kromatid memisah pada anafase II
Dua kali pembelahan tiad daur yaitu dua
pembelahan sitoplasma, satu pembelahan
setelah pembelahan reduksi dan satu
mengikuti pembelahan kromosom yang
sama.
Kromosom berpasangan dan membentuk
kias mata, pertukaran genetic terjadi
kromosom homolog.

Satu pembelahan tiap daur, yaitu


satu pembelahan kromosom yang
sama.

Kromosom tidak berpasangan


biasanya tidak terbentuk kias mata,
tidak terjadi pertukaran genetic
antara kromosom homolog.
Dari satu sel dihasilkan 2 sel anak.

4
5

Kandungan genetic dari hasil


mitosis identik.

Pembelahan Sel dan Pewarisan Sifat


10

Ari satu sel dihasilkan 4 sel anak tiap


daur.
Kandungan genetic dari proses meiosis
berbeda, kromosom dapat merupakan
turunan dari kromosom induk atau
bapaknya dengan kombinasi yang
bermacam-macam karena adanya
pengelompokkan secara rambang dan

derajat pindah silang.

II.

Pewarisan Sifat
Pewarisan sifat dipelajari dalam cabang ilmu biologi yang
disebut genetika. Sebelum lebih jauh membahas mengenai pewarisan
sifat maka perlu diketahui istilah- istilah yang berkaitan dengan
genetika sebagai berikut:
1. Parental ( Induk) P : parental berarti induk atau orang tua.
2. Filial ( Turunan) F : keturuna yang diperoleh sebagai hasil dari
perkawinan parental.
3. Dominan : sifat-sifat yang muncul pada keturunannya, yang artinya
dalam suatu perkawinan sifat ini dapat mengalahkan sifat
pasangannya.
4. Resesif : sifat yang tidak muncul pada keturunannya, yang artinya
dalam suatu perkawinan sifat ini dikalahkan atau ditutupi oleh sifat
pasangannya.
5. Genotype : bentuk atau susunan genetic suatu sifat yang dikandung
suatu individu yang menyebabkan munculnya sifat-sifat pada fenotipe
6. Fenotipe : sifat lahiriah yang tampak atau merupakan bentuk luar yang
dapat dilihat atau diamati.
7. Alel : anggota pasangan gen yang mempunyai sifat alternative
sesamanya. Gen-gen tersebut terletak pada lokus yang bersesuain dari
suatu kromosom homolog.
8. Homozigot : pasangan kedua alel atau gen yang sama.
9. Heterozigot : pasangan kedua alel atau gen-gen yang tidak sama.
10. Pembastaran : perkawinan antara dua individu yang mempunyai sifat
beda.
Dalam proses pewarisan sifat dikenal beberapa hokum sebagai
dasar pengembangan genetika modern oleh bapak genetika bernama
Gregor Johann Mendel (1822-1884). Seorang biarawan dan ahli botani
dari Austria. Hukum tersebut disebut sebagai :
1. Hukum Mendell
Pola-pola hereditas mencakup pewarisan sifat induk pada
keturunannya melalui gamet dengan aliran tertentu. Prinsip-prinsip
pewarisan sifat telah dikemukakan oleh Mendell. Hukum Mendell
dibagi menjadi 2 yaitu :

Pembelahan Sel dan Pewarisan Sifat


11

a) Hukum Mendell I
Hukum Mendell I ( hokum segregasi bebas atau pemisahan gen sel
alel) yaitu pada pembentukan sel gamet, 2 gen yang berpasangan akan
dipisahkan ke dalam dua sel anak secara bebas. Contoh percobaan
Mendell I:
1) Mendel menyilangkan 2 individu kacang kapri yang memiliki satu
sifat beda (monohibrida) yaitu antara kab\pri berbiji bulat dengan
berbiji keriput. Sifat bulat dominan terhadap keriput.
Komposisi Gen
B
: gen untuk sifat bulat, dominan terhadap b
b
: gen untuk sifat keriput
P1
: BB ( Bulat) x bb (Keriput)
F1
: F1
x
F1
Bb x
Bb
Gamet-gamet yang dibentuk : B dan b, B dan b
B
BB ( bulat )
Bb ( bulat )
= bulat : keriput; 3 : 1
= BB : Bb :bb : 1 : 2 : 1

B
B
Rasio Fenotipe
Rasio genotype

b
Bb ( bulat )
bb ( Keriput )

2) Backcross, yaitu menyilangkan atau mengawinkan individu hasol


hybrid ( F1) dengan salah satu induknya
Sifat biji pada kacang kapri
P
: BB ( tinggi ) X bb ( Rendah )
F1
: Bb ( Tinggi )
Backcross
a) Bb ( bulat ) X BB ( Bulat sebagai induk )
B
B
BB ( bulat )
Hasil backcross maka : 100% bulat

b
Bb ( bulat )

b) Bb ( Bulat ) x bb ( keriput sebagai induk )


B
B
Bb ( bulat )
Hasil rasio fenotype backcross
Pembelahan Sel dan Pewarisan Sifat
12

b
bb ( keriput )

Bulat : keriput = 1 : 1
3) Sifat intermediate (semidominan atau kodominan )
4) Intermediate adalah penyilangan dengan satu sifat beda, yang mana
sifat dominan tidak mampu menutupi sifat diantara keduanya. Hal ini
disebabkan beberapa gen tidak dominan dan juga tidak resesif
a) Hukum Mendell II
Hokum pengelompokkan gen secara bebas yaitu bila dua individu
berbeda satu dengan yang lain dalam dua macam sifat atau lebih, maka
penurunan sifat yang satu tidak tergantung dengan yang lain.
Contoh percobaan hokum mendell II :
Mendell melakukan percobaan penyilangan pada kacang kapri dengan dua
sifat beda, yaitu warna dan bentuk biji.
B : bulat, dominan terhadap keriput
b : keriput
K : kuning, dominan terhadap hijau
k : hijau
penyelesaian :
P
: BBKK ( Bulat kuning ) X bbkk ( keriput hijau )
Gamet
: BK
x bk
F1
: BbKk ( bulat kuning )
P2
: F1 X F1
P2
: BbKk x BbKk
Gamet
: BK, Bk
BK, Bk
bK, bk
bK, bk
F2:
BK
Bk
bK
BK
BBKK
BBKk
BbKK
Bk
BBKk
BBkk
BbKk
bK
BbKK
BbKk
bbKK
Bk
BBKk
BBkk
BbKk
Kemungkinan genotype dan fenotype pada F2 adalah :
Kotak Nomor

Genotipe

Fenotipe

1
2,5
3, 9
4, 7, 10, 13
6
8,14

BBKK
BBKk
BbKK
BbKk
BBkk
Bbkk

Bulat Kuning
Bulat Kuning
Bulat kuning
Bulat kuning
Bulat Hijau
Bulat hijau

Pembelahan Sel dan Pewarisan Sifat


13

bk
BbKk
Bbkk
bbKk
Bbkk

11
12, 15
16

bbKK
bbKK
Bbkk

Keriput kuning
Keriput kuning
Keriput hijau

Maka rasio fenotipe adalah bulat kuning : bulat hijau : keriput kuning :
keriput hijau = 9:3:1. Hubungan antara sifat beda dan jumlah
kemungkinan kombinasi serta pemisahan pada F2 untuk fenotipe dan
genotype.
2. Penyimpanan Semu Hukum Mendell
Perbandingan rasio fenotipe F2 pada persilangan dihibrid menurut
mendell adalah 9:3:3:1. Hal ini terjadi bila setiap gen mengendalikan sifat
sendiri-sendiri.
Namun, kenyataannya ada kalanya gen-gen saling berinteraksi atau
dipengaruhi oleh gen-gen lain. Gen-gen itu mungkn terdapat pada
kromosom yang sama atau kromosom yang berbeda. Dengan demikian
maka perbandingan fenotipe F2 dapat berubah-ubah walupun sebenarnya
masih mengikuti hokum mendell. Macam penyimpangan semu hokum
mendell:
a. Interaksi beberapa Pasangan Gen ( Atavisme )

Sebagai contoh adalah terlihat pada bentuk pial ( jengger ) ayam. Sifat
jengger ini menurun dan dikenal ada 4 macam bentuk jengger pada
ayam yaitu :
a. Pial Ros ( Mawar atau gerigi) = R pp
b. Pial biji (pea atau kacang) = rrPc. Pial bilah ( tunggal ) = rrpp
d. Pial Walnut ( sumpel ) = R-P- pial walnut disebabkan interaksi gen
R dan Gen P.
Pial bilah tidak mengandung gen R dan P
Pembelahan Sel dan Pewarisan Sifat
14

Peyimpangan mini memiliki perbandingan fenotipe = 9:3:3:1


b. Polimeri
Polimeri adalah pembastaran heterozigot dengan banyak sifat beda
yang berdiri sendiri-sendiri tetapi memengaruhi bagian yang sama dari
suatu organisme. Sebagai contoh adalah pembastaran 2 varitas gandum
yang berbiji merah dan berbiji putih.
P1
: M1M1M2M2 (merah) x m1m1m2m2 (putih)
Gamet : M1M2
m1m2
F1
M
m
M
m
(merah
muda)
:
1 1
2 2
Gamet : M1M2, M1m2, m1M2, m1m2
Dari hasil persilangan, semua gandum yang mengandung factor M
berwarna merah, tetapi dengan derajat kemerahan bervariasi tergantung
dari banyaknya factor M yang du kandung, sedangkan yang tidak
mengandung factor M berwarna putih. Gandum dengan 4 faktor M
berwarna merah sekali; 3 faktor M berwarna merah gelap; 2 faktor M
berwarna merah muda; 1 faktor M berwarna merah terang. maka rasio
fenotipe = merah : putih = 15 : 1. Peristiwa polimeri pada manusia dapat
terjadi pada warna kulit.
c. Kriptomeri

a) Kriptomeri adalah suatu peristiwa dimana suatu factor dominana


( gen domina ) seolah-olah tersembunyi bila berada bersama-sama
Pembelahan Sel dan Pewarisan Sifat
15

factor dominan (gen dominan) lainya dan baru tampak bila tidak
berada bersama factor penutup tersebut.
b) Sebagai contoh adalah pembastaran antara bunga Linaria
maroccana merah dengan yang berbunga putih. Warna bunga
disebabkan oleh adanya zat warna antosianin dalam air sel. Bila pH
rendah ( lingkungan asam) akan berwarna merah dan bila pH tinggi
(lingkungan basa) akan berwarna ungu. Bila tidak terdapat zat
antosianin, walaupun lingkungan asam atau basa bunga akan
berwarna putih. Kriptomeri memiliki perbandingan fenotipe = 9:3:4.
d. Epistasis dan Hipostasis
Epistasis dan hipostasis adalah peristiwa dimana dua factor yang
bukan pasangannya dapat memengaruhi bagian yang sma dari suatu
organisme. Factor pembawa sifat yang menutup disebut epistasis,
sedang sifat yangditutupi disebut hipostasis
Sebagai contoh adalah pembastarangandum berkulit hitam dengan
gandum berkulit kuning.
P1
: HHkk (hitam) X hhKK (kuning)
Gamet : Hk
hK
F1
: HhKk ( hitam)
: HhKk
x
HhKk
Gamet : HK, Hk,
HK, Hk
hK, hk
hK, hk
F2
: H-K- = 9 (Hitam) hhK- = 3 (kuning)
: H-kk = 3 (hitam) hhkk = 1 (Putih)
Keterangan :
- Factor H ( hitam) dominan terhadap h ( pulih )
- Factor K ( Kuning) dominan terhadap k ( putih )
- Factor H menutup factor K sehingga factor H disebut epistasis dan
factor K disebut hipostastis.
Maka
rasio
fenotipe
dalam
hitam:kuning:putih= 12:3:1.

epistasis

hipostatis

antara

e. Gen Komplementer
Gen komplementer adalah gen-gen yang berinteraksi dan saling
melengkapi. Bila salah satu gentak tak ada maka pemunculan suatu sifat
tidak sempurna atau tertutupi. Peristiwa ini memiliki fenotipe = 9 : 7.
f. Pautan Gen ( Gen Lingkage )

Pembelahan Sel dan Pewarisan Sifat


16

Pautan adalah peristiwa dimana gen-gen yang terletak pada kromosom


yang sama tak dapat memisah diri secara bebas pada peristiwa
pembelahan meiosis. Hal ini disebabkan letak gen-gen dalam kromosom
(lokus) yang berdekatan berkecendrungan untuk memisah bersamasama. Adanya peristiwa pautan (lingkage) merupakan salah satu sebab
penyimpangan perbandingan pada keturunan menurut mendell. Vontoh
peristiwa pautn yaitu pada drosophila melanogaster memiliki 4 pasang
kromosm dalam inti selnya dan memiliki gen yang semua berada pada
kromosom sehingga tiap kromosom mengandung banyak gen. individu
dengan genotype BbVv (tubuh kelabu sayap panjang) jika mengalami
pembelahan meiosis pada saat pembentukan gamet akan dihasilkan 4
macam gamet, yaitu : BV, Bv, bV, dan bv. Tetapi jika individu tebeut
mengalami pautan antar B dan V maka hanya akan menghasilkan 2
macam gamet yaitu BV dan bv saja.
g. Pindah Silang ( Crossing Over )
Pindah silang adalah peristiwa berukarnya ge atau gen-gen suatu
kromatida gen-gen kromatida homolognya karena saling melilit satu
dengan yang lainnya. Pindah silang ini terjadi pada saat meiosis 1 pada
akhir profase. Makin jauh jarak antara 2 gen dalam kromosom makin
besar kemungkinan terjadinya pindah silang. Akibat pindah silang ,
jumlah macam fenotip hasil uji silang (test cross) tidak 1:1. Macam
gamet yang dihasilkan F1 tidak dua macam, tetapi 4 macam. Dua gamet
memiliki gen-gen seperti pada induknya dan merupakan hasil pindah
silang disebut gamet tipe parental. Dua gamt lainnya berbeda dengan
induknya dan merupakan hasil pindah silang disebut gamet tipe
rekombinasi. Dengan terbentuknya keturunan tipe parental dan
rekombinasi, besarnya nilai pindah silang ( NPS ) dapt dihitung. NPS
adlah angka yang menunjukkan besarnya persentase kombinasi baru
yang dihasilkan akibat terjadinya pindah silang.
Fakor-faktor yang mempengaruhi pindah silang, antra lain :
a. Suhu , semakin tinggi atau semakin rendah suhu semakin besar
persentase pindah silang.
b. Usia, semakin tua semakin sedikit pindah silang.
c. Zat kimia, zat-zat kimia tertentu dalam makanan, dapt memperbesar
pindah silang.
d. Sinar x, dapt memperbear terjadinya pindah silang.

Pembelahan Sel dan Pewarisan Sifat


17

e. Jenis kelamin, kadang-kadang memengaruhi berlangsung pindah


silang.
h. Pautan Seks
Pautan seks adalah peristiwa tergabungnya beberapa sifat pada
kromosom seks ( kromosom X ). Pada manusia peristiwa pautan seks
misalnya terjadi pada penyakit hemophilia dan buta warna.
i. Gagal Berpisah (Nondisjunction)
Gagal berpisah adalah peristiwa dimana kromosom tidak mengadakan
pemisahan karena ke kutub-kutub yang berlawanan pada waktu
pembelahan meiosis (saat pembentukan gamet), sehingga kedua
kromosom tetap berpasangan membentuk gamet sedangkan gamet
blahannya tidak mempunyai kromosom.
3. Determinal Seks
Determinasi seks adlah penentuan jenis kelamin. Sebenarnya jeis
kelamin suatu individu ditentukan oleh factor geneik dan lingkungan.
Dalam genetika jenis kelamin ditentukan kromosom. Menurut susunanya
seks kromosom mahluk hidup dikelompokkn menjadi 3, yaitu:
a. Mahluk dengan system XX-XY : manusia, lalat, XX=betina, XY= jantan
b. Mahluk denfan system ZZ-ZW : burung, kupu-kupu, ikan, ZZ=jatan,
ZW= Betina
c. Mahluk dengan system XX-XO : serangga, XX=betina, XO=jantan
Haploid.
4. Hereditas pada manusia
Walaupun manfaat genetika sangat besar, namun manusia sendiri sangat
sukar untuk digunakan sebgai objek penelitian genetika, hal ini disebabkan
oleh:
a. Jarang orang yang mau diketahui karakter pada tubuh atu keluarganya.
b. Sukar untuk menyuruh kawin pada seseorang seuai dengan kemauan
penyidik.
c. Manusia termasuk kelompok mahluk beranak sehingga data yang didapat
dari perbandingan-perbandingan karakter tertentu terlalu sedikit dan ini
tidak memenuhi syarat dalam statistic.
d. Sukar mengamati pertumbuhan karakter dengan menjurus kepada
kemauan atau harapan penyelidik.

Pembelahan Sel dan Pewarisan Sifat


18

e. Umur manusia panjang dan siklus hidupnya panjang. Disbanding dengar


umur objek maka umur si penyidik lebih pendek.
f. Suasana lingkungan manusia tidak dapat dikontrol sesuai yang
diharapkan penyidik.
Berdasarkan 6 hal diatas maka dalam penyelidikan genetika manusia dapat
dilakukan dengan cara :
1. Mengunakan peta silsilah keluarga.
2. Membandingkan dengan sifat keturunan yang ditemui pada hewan.
III.

Hubungan Antara Pembelahan Sel dan Pewarisan Sifat


Pewarisan sifat dari induk ke anak dapat terjadi melalui
mitosis, misalnya pada mahluk hidup yang melakukan
perkembangbiakan secara vegetative. Sementara mahluk hidup yang
melakukan perkembangbiakan secara generative melalui pembelahan
meiosis.

1. Pembentuk Gamet pada hewan tingkat tinggi dan manusia


( gametogenesis)
Pembentukan gamet (gametogenesi) adalah proses meiosis dan
diferensiasi menbentuk sel-sel reproduksi spesifik. Pembentukan gamet
(gametogenesis) pada hewan tingkat tinggi ada dua macam yaitu
spermatogenesis yang terjadi pada hewan jantan (dalam testis) dan
Oogenesis yang terjadi pada hewan betina (dalam ovarium).
a. Spermatogenesis

Pembelahan Sel dan Pewarisan Sifat


19

Spermatogenesis adalah proses pembentukan sel spermatozoa atau sel


kimia jantan yang terjadi didalam testis, tepatnya pada tubulus
seminiferus. Proses spermatogenesis berlangsung sebagai berikut.
Sel primordial sperma yang bersifat diploid (2n) didalam testis
membelah secara mitosis berkali-kali dan akhirnya membentuk atau
menghasilkan empat sel spermatogonium diploid (2n) sel
spermatogonium, mengalami perkembangan dan membelah secara
mitosis membentuk spermatoit primer. (2n) kemudian spermatosit primer
mengalami pembelahan secara meiosis I dan menghasilkan dua buah
spermatosit sekunder yang haploid (n) setiap spermatosit sekunder akan
melanjutkan pembelahan secara meiosis II dan masing-masing
menhasilkan dua spermatosit sehingga pada akhir meiosis dua dihasilkan
empat spermatosit. Selanjutnya ke empat spermatid akan mengalami
pematangan empat buah spermatozoa yang haploid (n). setiap
spermatozoa mempunyai ekor untuk membantu pergerakan, mengandung
akrosom yang dapat menghasilkan enzim proteinase dan hiakironidase.
Untuk menembus lapisan pelindung sel telur, selama pertumbuhan dari
spermatogonium sampai menjadi spermatozoa dan sel leydig dalam
mnghasilkan hormone jantan yaitu hormone testeron. Proses
pembentukan spermatozoa ini berlangsung mulai menginjak dewasa dan
berjalan terus menerus.
b. Oogenesis
Pembelahan Sel dan Pewarisan Sifat
20

Oogenesis adalah proses pembentukan ovum atau sel telur yang terjadi
didalam ovarium oleh sel folikel. Proses yang terjadi pada oogenesis
adalah sebagai berikut.
Sel primordial ovum atau oogenesis yang bersigfat haploid (2n)
membelah secar mitosis berkali-kali dan menjadi oosit primer (2n). oosit
primer akan melakukan pembelahan meiosis 1 dan akan menjadi oosit
sekunder dan haploid (n) kemudian menjadi badan polar atau sel polosit
sekunder (n). sedangkan sel polosit primer membelah menjadi 2 buah sel
polosit sekunder (n).pada akhir oogenesis, ootid akan mengalami
pertumbuhan dan perkembangan menjadi sebuah ovum haploid (n) yang
fungsional dan 3 sel polosit sekunder akan mengalami degenarasi.
Bagian ovum luar diselubungi oleh membrane carona radiate dan zona
pelucida. Selama perumbuhan dan perkembangannya, ovum diatur oleh
hormone wanita(estrogen dan progesterone). Oogenesis pada manusia
berlangsung sejak awal hingga dewasa dan berjalan sampia berumur 40
atau 50 tahun saja. Pada waktu seorang bayi perempuan dilahirkan,
kedua ovariumnya mengandung 400.000 ovum primer dalam tahap
profase pembelahan meiosis I. oosit primer ini tetap berada dalam tahap
profase sampai mencapai kematangan seksual.
2. Pembentukan gamet pada tumbuhan tingkat tinggi
a. Mikrosporogenesis

Pembelahan Sel dan Pewarisan Sifat


21

Mikrosporogenesis terjadi pada antenna: kepala sari .


Mikrospora mengalami kariokinesis menjadi inti generative dan inti
vegetative. Selanjutnya inti generative membelah secara mitosis
menjadi dua yaitu inti generative I dan II. Dihasilkan 4 sel dengan
masing-masing memiliki dua inti generative dan satu inti vegetative
b. Makrosporogenesis
Makrosporogenesis terjadi pada ovarium : bakal buah.
Terbentuk mega gamet dengan 8 inti; 2 inti menyatu (sinergid) yang
terletak dekat mikrofil, 3 inti menyatu ( antipoda) yang terletak dekat
kalaza, 2 inti menyatu di tengah ( inti kandung Lembaga sekunder
disingkat IKLS) dan 1 sel telur. Terjadi 3 kali kariokinesis atau
pembelahan hanya pada intinya saja ari 1 menjadi 2 kemudian
menjadi 4 dan selanjutnya menjadi 8. Hasil pembuahan ovum dan
inti generative I akan menjadi embrio (2n) sedangkan inti generative
II yang membuahi IKLS akan menjadi endosperm (3n).

Pembelahan Sel dan Pewarisan Sifat


22

Bab 3
Penutup
I.

Kesimpulan.
Pembelahan sel terbagi atas dua, yaitu: pembelahan mitosis dan
pembelahan meiosis. Pembelahan mitosis ditandai dengan satu sel induk
yang diploid (2n) menjadi 2 sel anak yang masing-masing diploid serta
jumlah kromosom sel anak sama dengan jumlah kromosm sel induknya.
Pembelahan meiosis dapat ditandai dengan satu sel induk yang diploid
(2n) menjadi 4 sel anak yang masing-masing haploid (n) jumlah
kromosom sel anak setengah dari jumlah kromosom sel induknya.
Melalui studi pewarisan sifat dapat diketahui sifat-sifat yang akan timbul
setelah persilangan.
Pembelahan sel dan pewarisan sifat berkaitan erat karena pewarisan
sifat dari induk ke anak dapat terjadi melalui mitosis untuk mahluk hidup
yang berkembang biak secara vegetative dan melalui pembelahan meiosis
untuk mahluk hidup yang berkembiang biak secara generative.

II.

Saran
sebagai mahasiswa kehutanan kami menyarankan agar studi mengenai
pewarisan sifat untuk semakin ditingkatkan agar kita dapat mencari
dan membudidayakan varietas-varietas unggul yang dapat kita
manfaatkan agar dapat mengurangi dampak pemanasan global yang
sekarang semakin memarah, dan juga agar kita dapat menciptakan
ekosistem yang lebih baik lagi.

Pembelahan Sel dan Pewarisan Sifat


23

Daftar Pustaka
Pujiyanto. Sri. 2012. Menjelajah Dunia Biologi Untuk Kelas XII SMA
Dan MA. Solo: PT Tiga Serangkai Pustaka Mandiri.
Sukoco. Teo. Dkk. 2013. Detik-Detik Ujian Nasional Biologi.
Yogyakarta : PT Macanan Jaya Cemerlang
http://budisma.web.id/pembelahan-sel-dan-pewarisan-sifat.
Diakses
pada 20 Februari 2015 pukul 23.48
http://www.slideshare.net/hanifahkeropi/biologi-xii-sma-semu-mendel.
Diakses pada 20 Februari 01.30
http://legacy.owensboro.kctcs.edu/gcaplan/anat2/notes/APIINotes2%20me
iosis.htm. Diakses pada 20 februari 02.00

Pembelahan Sel dan Pewarisan Sifat


24

Anda mungkin juga menyukai