1. Konsep Tanah
2. Konsep Lahan
3. Manfaat Penggunaan Tanah dari Masa Ke Masa
4. Tanah Sebagai Komponen Lingkungan
1. Konsep Tanah (Soil)
Pada tahun 1870, konsep tentang tanah dikembangkan
dan diperkenalkan oleh suatu kelompok ahli Rusia yang
dipimpin oleh Dokuchaiev
Menurut konsep Dokuchaiev, tanah (soil) adalah suatu
benda alami berdimensi tiga (lebar, panjang dan dalam)
yang terletak dibagian atas kulit bumi dan mempunyai
sifat-sifat yang berbeda dari bahan dibawahnya
sebagai hasil kerja interaksi antara iklim, kegiatan
organisme (jasad hidup), bahan induk dan relief selama
kurun waktu tertentu (Arsyad, 2006).
Defenisi tanah secara umum adalah Tubuh alam yang
tersusun dari padatan (bahan mineral dan organik),
cairan dan gas, yang terjadi dipermukaan bumi,
menempati ruang dan dicirikan oleh 2 hal:
1. Memiliki Horison atau lapisan yang dapat
dibedakan dari bahan asalnya sebagai hasil dari
proses-proses penambahan, penghilangan,
translokasi, dan transformasi energi dan bahan.
2. Memiliki kemampuan menyongkong atau
menompang pertumbuhan tumbuh-tumbuhan.
Berdasarkan defenisi tanah tersebut, telah
berkembang adanya 2 cara pendekatan
pengembangan keilmuan tanah, yaitu:
1. Pedologi
2. Edapologi
1. Kajian Pedologi
Melalui pendekatan pedologi, ilmu tanah dikembangkan dengan memandang tanah
sebagai tubuh alam yang teratur yang dibentuk secara biokimia oleh evolusi berbagai
faktor pembentukan tanah.
Menurut Darmawijaya (1990) Kajian pedologi lebih menitik beratkan ilmu tanah sebagai
ilmu pengetahuan murni dalam:
1. Asal mula dan pembentukan tanah yang tercakup dalam bidang kajian genesis tanah.
2. Nama-nama, sistematis, sifat, kemampuan, dan penyebaran berbagai jenis tanah yang
tercakup dalam bidang kajian klasifikasi tanah.
Kajian tanah secara pedologis ini dapat dimanfaatkan sebagai acuan dasar dalam pemanfaatan
masing-masing jenis tanah secara efisien dan rasional. Kajian pedologi antara lain meliputi:
1. Agrogeologi
2. Fisika, Kimia, dan Biologi tanah
3. Morfologi dan klasifikasi tanah
4. Survei dan pemetaan tanah
5. Ilmu ukur tanah
6. Perencanaan dan pengembangan wilayah
2. Kajian Edapologi
Secara edapologi, maka ilmu tanah
dikembangkan dengan memandang tanah
sebagai media pertumbuhan tumbuh-
tumbuhan.
• Dr. H. L. Jones dari Cornell University dari Inggris adalah orang yang pertama kali
mengemukakan pemahaman tanah sebagai media tumbuh tanaman. Kajian dari
aspek ini disebut edaphologi.
OPSI 1 OPSI 2
• Apakah Tanah ≠ Lahan??? Apakah Tanah = Lahan???
Ada 3 makna dari istilah tanah :
1. Makna tradisonal
2. Tanah dipandang sebagai regolith atau bahan
hancuran iklim yang berasal dari batuan atau
bahan organik.
3. Tanah diperlakukan sebagai ruangan atau
tempat di permukaan bumi yang digunakan
oleh manusia untuk melakukan segala
macam kegiatan.
1. Makna tradisional
Tanah sebagai media alami bagi pertumbuhan tumbuh-
tumbuhan
Pada tahun 1870, konsep tentang tanah dikembangkan dan
diperkenalkan oleh suatu kelompok ahli Rusia yang dipimpin
oleh Dokuchaiev
Menurut konsep Dokuchaiev, tanah (a soil) adalah suatu benda
alami berdimensi tiga (lebar, panjang dan dalam) yang terletak
dibagian atas kulit bumi dan mempunyai sifat-sifat yang
berbeda dari bahan dibawahnya sebagai hasil kerja interaksi
antara iklim, kegiatan organisme (jasad hidup), bahan induk
dan relief selama kurun waktu tertentu.
2. Tanah dipandang sebagai regolith
Tanah dipandang sebagai regolith atau
bahan hancuran iklim yang berasal dari
batuan atau bahan organik.
Tanah yang diperlakukan sebagai bahan
galian atau tambang dan bahan bangunan.
Tanah dinyatakan dalam berat (ton, kg,
pikul) atau volume (m3)
3. Tanah diperlakukan sebagai ruangan atau
tempat di permukaan bumi yang digunakan
oleh manusia untuk melakukan segala
macam kegiatan.
OPSI 1 OPSI 2
Apakah Tanah ≠ Lahan??? Apakah Tanah = Lahan???