PENDAHULUAN
1
pemasarannyapun menjadi semakin lebih mudah (storable and transportable) sehingga
dapat diekspor. Pada tahap ini pembagian kerja didalam kegiatan pertanian menjadi
semakin jelas, yaitu : kegiatan budidaya (farming) sebagai kegiatan pertanian dalam ari
sempit, kegiatan produksi sarana pertanian (farm supplies) sebagai industri hulu dan
kegiatan pengolahan komoditi pertanian sebagai industri hilir. Spesialisasi fungsional
dalam kegiatan pertanian seperti yang telah dikemukakan diatas meliputi seluruh
kegiatan usaha yang berhubungan langsung maupun tidak langsung dengan pertanian
dan keseluruhannya disebut sistem “Agribisnis”.
Dewasa ini manajer keuangan memegang peranan yang sangat penting. Seiring
dengan perkembangannya tugas manajer keuangan tidak hanya mencatat, membuat
laporan, mengendalikan posisi kas, membayar tagihan-tagihan, dan mencari dana. Akan
tetapi, manajer keuangan juga harus mampu menginvestasikan dana, mengatur
kombinasi sumber dana yang optimal serta pendistribusian keuntungan (pembagian
deviden) dalam rangka meningkatkan nilai perusahaan.
2
Istilah “agribusiness” untuk pertama kali dikenal oleh masyarakat Amerika
Serikat pada tahun 1955, ketika John H. Davis menggunakan istilah tersebut dalam
makalahnya yang disampaikan pada ”Boston Conference on Distribution”. Kemudian
john H. Davis dan Ray Goldberg kembali lebih memasyarakatkan agribisnis melalui
buku merekan yang berjudul “A Conception of Agribusiness” yang terbit pada tahun
1957 di Harvard University. Ketika itu penulis bekerja sebagai guru besar pada
Universitas tersebut. Tahun 1957 itulah dianggap oleh para pakar sebagai tahun
kelahiran dari konsep agribisnis. Dalam buku tersebut, Davis dan Goldberg
mendefinisikan agribisnis sebagai berikut : “The sum total of all operation involved in
the manufacture and distribution of farm supplies: Production operatiron on far : and
the storage, processing and distribution of farm commodities and items made from
them”. Berikut pengertian agribisnis sebagai suatu sistem menurut beberapa ahli :
E. Paul Roy memandang agribisnis sebagai suatu proses koordinasi berbagai sub-
sistem. Koordinasi merupakan fungsi manajemen untuk mengintegrasikan
berbagai sub-sistem menjadi sebuah sistem.
4
Subsistem Produksi/Usaha tani/Budidaya, Subsistem Agribisnis Hilir) dan satu
subsistem tambahan lembaga penunjang.
5
BAB II
SUBSISTEM DAN RUANG LINGKUP AGRIBISNIS
a. Pertanian
7
Merupakan pertanian yang tidak membutuhkan pengairan. Komoditas
ladang biasanya berupa palawija, umbi-umbian dan hortikultura.
b. Perkebunan
c. Peternakan
d. Perikanan
8
e. Kehutanan
9
BAB III
MODAL DAN PEMBIAYAAN AGRIBISNIS
Dalam usaha agribisnis, pembiayaan dikelompokkan menjadi 2, yaitu biaya tetap (fixed
cost) dan biaya tidak tetap (variable cost).
1. Biaya tetap (fixed cost), yaitu biaya yang besarnya tidak berubah walaupun terjadi
penambahan pada volume produksi. Termasuk dalam kelompok ini adalah: gaji
dan tunjangan, biaya penyusutan (depreciation), biaya perawatan mesin dan
gedung, bunga kredit, asuransi, pajak perusahaan, biaya tak terduga, dan lain-lain.
2. Biaya tidak tetap (variable cost), yaitu biaya yang besarnya berubah sesuai
dengan penambahan dari volume produksi. Termasuk dalarn kelompok ini
adalah: bahan baku, bahan penolong, pengepakan, bahan untuk laboratorium,
bahan bakar dan pelumas, pajak penjualan, sales promotion dan biaya lembur.
· Modal Sendiri, yakni uang yang dikumpulkan dari tabungan (bila bekerja) atau
warisan yang diwariskan orang tua atau hibah pemberian dari orang lain.
· Dari barang yang digadaikan, yakni barang milik sendiri yang digadaikan baik ke
lembaga formal (seperti Perum Pegadaian) atau informal.
· Melakukan peminjaman kepada Bank dan Lembaga Keuangan sejenis Bank, dengan
rnembayar angsuran sesuai tingkat bunga yang ada.
· Mendapat modal dengan bermitra dengan pihak lain yang sering disebut sebagai
kemitraan.
· Mendapat pinjaman dari lembaga non formal seperti LSM kemanusiaan dan
lembaga pemberdayaan ekonomi lainnya.
11
· Mendapatkan modal dengan melakukan Go Public ke pasar modal, tetapi memliki
persyaratan bisnis yang ketat.
12
MODAL SENDIRI MODAL PINJAMAN
a. Jumlah pajak yang harus a. Terdapat beban bunga
dibayarkan lebih besar
karena tidak ada
pengurangan beban bunga
13
3.3 Sumber-sumber Pembiayaan dalam Agribisnis
Sektor pertanian merupakan salah satu sektor yang cukup strategis dalam
pengembangan dan pemulihan ekonomi selama berlangsung krisis ekonomi, terutama
dalam produksi pangan. Dalam pembangunan sektor pertanian antara lain dilaksanakan
melalui pendekatan sistem dan usaha agribisnis berdaya saing, berkerakyatan,
berkelanjutan dan tersdesentralistis serta mencakup baik aspek hulu, budidaya dan
aspek hilir, maupun komponen pendukungnya.
Skim Kredit Agribisnis (SKA) tidak saja mencakup usaha on-farm, tetapi juga
mencakup usaha agribisnis hulu dan hilir. Komoditas yang akan dibiayai meliputi
komoditas tanaman pangan, hortikultura, perkebunan, dan peternakan yang merupakan
komoditas unggulan (high value commodities). SKA disusun untuk mendukung
pengmbangan agribisnis disektor hulu, on-farm, dan hilir. Prinsip SKA adalah :
14
a. Dapat merubah image petani untuk tidak mengandalkan sumber pembiayaan
dengan suku bungan murah.
d. Fleksibel baik dalam besarnya kredit, pola kredit, jangka pengembalian dan
pelayanan,
15
3.3.2 Sumber Pembiayaan Lainnya Untuk Usaha Agribisnis
Realisasi penyaluran KKP masih dirasakan belum optimal, hal ini antara lain
disebabkan:
Upaya tindak lanjut agar dana KKP dapat dimanfaatkan secara optimal
adalah dilakukan melalui Pola Kerjasama Kemitraan antara Perbankan,
Konsorsium Sarana Produksi/Sarana Peternakan, Perusahaan Swasta lainnya dan
Pemerintah Daerah seperti dilakukan pada komoditi padi, jagung dan peternakan
yang telah dikembangkan di beberapa daerah.
16
B. Kredit Taskin Agribisnis
Kredit Taskin Agribisnis merupakan kredit berbunga murah yang ditujukan
untuk meningkatkan investasi agribisnis skala kecil/rumah tangga sekaligus untuk
mengentaskan kemiskinan di daerah. Kredit ini bersumber dari Yayasan Dakap dan
Yayasan Mandiri. Beberapa ketentuan Kredit Taskin Agribisnis adalah sebagai
berikut:
• Penerima Kredit : Kelompok tani Taskin (keluarga pra sejahtera dan sejahtera ).
• Plafon Kredit : Untuk kelompok maksimum Rp 50.000.000 dan untuk anggota
kelompok sebesar Rp 2.000.000
• Suku Bunga : 12% per tahun
• Jangka waktu : 1 sampai dengan 3 tahun.
• Jaminan : Kelayakan usaha
• Bank Pelaksana : Bank BPD
C. Modal Ventura
Modal ventura merupakan salah satu sumber pembiayaan non perbankan yang
dipergunakan untuk semua sektor usaha produktif melalui kerjasama antara
Perusahaan Modal Ventura dengan Pengusaha Kecil/Menengah. Beberapa
ketentuan tentang Modal Ventura adalah sebagai berikut :
E. Pegadaian
Perum Pegadaian telah melaksanakan uji coba gadai gabah di Kabupaten
Indramayu bekerjasama dengan Ditjen Bina Sarana Pertanian dengan hasil cukup
baik. Perum Pegadaian merencanakan pengembangan sistem tunda jual di beberapa
propinsi sentra produksi padi, seperti Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur,
Sulawesi Selatan dan sebagainya. Prinsipnya petani dapat memperoleh kredit dari
pegadaian dengan jaminan gabah, terutama pada saat panen raya pada saat harga
gabah turun. Dengan demikian Perum Pegadaian juga merupakan salah satu
alternatif sumber pembiayaan untuk pengembangan alsintan. Namun suku bunga
gadai cukup tinggi, yaitu 1,75% per 15 hari maksimum 4 bulan, karena sumber
dana yang digunakan berasal dari kredit komersial.
18
SWAMITRA dari Bank Bukopin
• Penerima kredit : Pengusaha/perorangan anggota dan non anggota
• Sektor usaha : Semua usaha produktif
• Plafon : Rp 1.000.000 s/d Rp 50.000.000
• Suku bunga : 30% per tahun (berubah sesuai kondisi pasar)
• Jangka waktu : 1 s/d 3 tahun
• Jaminan : Agunan barang bergerak dan tidak bergerak
Kredit BCA
• Penerima kredit : Pengusaha produktif
• Syarat : Telah menjadi nasabah BCA Selama 3 Bulan, Prudential Banking
(5C)
• Plafond kredit : Sesuai kebutuhan debitur
• Suku bunga : Komersial sesuai ketentuan BCA
• Jangka Waktu : Maksimum 1 tahun dapat diperpanjang
19
• Jaminan : Agunan barang bergerak atau tidak bergerak
20
Lembaga Keuangan Mikro (LKM)
(1) LKM umumnya berada di lokasi yang mudah diakses oleh petani,
(2) Kultur petani kecil, cenderung akan lebih menyukai proses yang singkat,
tanpa banyak prosedur dan memerlukan kredit yang tepat dalam jumlah
yang kecil (sesuai kebutuhan), dan
(3) Dengan menggunakan LKM yang umumnya mempunyai keterikatan socio-
historical dengan daerah, (dengan petani di sekitarnya) maka diasumsikan
akan mengurangi masalah “moral hazard” dalam pengembalian kredit.
21
progam yang dapat dikategorikan embrio LKM pertanian antara lain : Kel.
Delivery, P4K, PKP, UPKD, Koptan dll. Kebijakan untuk mendorong
penumbuhan LKM yang berasal dari embrio LKM merupakan peningkatan
konsep pemberdayaan kelompok sehingga menjadi melembaga melalui
capacity building atau dalam bentuk training pendampingan sampai pada
titik penguatan modal kerja.
3.4 KESIMPULAN
Sektor Agribisnis merupakan salah satu sektor yang cukup penting dalam
menunjang perekonomian. Salah satu hambatan untuk mengembangkan usaha
agribisnis adalah mendapatkan bantuan modal. Salah satu sumber permodalan bagi
usaha agribisnis tanaman adalah kredit pinjaman yang berasal dari Bank.
Hanya saja, Bank tidak dengan mudah mengucurkan kredit, khususnya bagi
usaha pertanaman karena bidang usaha ini dianggap memiliki resiko tinggi. Untuk
mendapat kucuran dana dari Bank, manajer harus menyelaraskan cara berpikir
kita dengan logika perbankkan. Bank bukan lembaga nirlaba yang memberikan
pinjaman curna-cuma. Tujuannya jelas, yaitu mendapatkan keuntungan dari pinjaman
yang diberikan. Tentu saja Bank enggan memberikan pinjaman pada pihak yang
dinilai memiliki kemampuan pengembalian pinjaman yang rendah. Oleh sebab
itu manajer keuangan harus pandai melihat kondisi kesehatan perusahaan dan pandai
memilih sumber permodalan perusahaan, baik dengan modal sendiri ataupun modal
pinjaman.
Jadi dalam menentukan komposisi pendanaan dengan melakukan pinjaman
manajer harus mempertimbangkan biaya bunga dan ROE (Return of Equity) yang
dihasilkan. Suatu unit usaha memutuskan untuk melakukan pinjaman untuk
beberapa kondisi berikut :
- Jika perusahaan benar-benar kekurangan dana untuk menjalankan atau
memperluas usahanya
- Mengambil kesempatan untuk melakukan investasi diusaha lain.
22