Anda di halaman 1dari 29

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 PENGERTIAN RUANG LINGKUP AGRIBISNIS


Menurut asal muasalnya kata Agribisnis berasal dari kata Agribusiness,
dimana Agri=Agriculture artinya pertanian dan Business berarti usaha atau
kegiatan yang berorientasi profit.Jadi secara sederhana
Agribisnis (agribusiness) adalah usaha atau kegiatan pertanian serta apapun
yang terkait dengan pertanian berorientasi profit.
Istilah “agribusiness” untuk pertama kali dikenal oleh
masyarakat Amerika Serikat pada tahun 1955, ketika John H. Davis
menggunakan istilah tersebut dalam makalahnya yang disampakan
pada "Boston Conference on Disiribution". Kemudian John H. Davis dan
Ray Goldberg kembali lebih memasyarakatkan agribisnis melalui buku
mereka yang berjudul "A Conception of Agribusiness" yang terbit tahun
1957 di Harvard University. Ketika itu kedua penulis bekerja sebagai guru
besar pada Universitas tersebut. Tahun 1957, itulah dianggap oleh para
pakar sebagai tahun kelahiran dari konsep agribisnis. Dalam buku tersebut,
Davis dan Golberg mendefinisikan agribisnis sebagai berikut: "The sum
total of all operation involved in the manufacture and distribution of farm
supplies: Production operation on farm: and the storage, processing and
distribution of farm commodities and items made from them". Berikut
pengertian agribisnis sebagai suatu sistem menurut beberapa ahli :
1. E. Paul Roy memandang agribisnis sebagai suatu proses
koordinasi berbagai sub-sistem. Koordinasi merupakan fungsi manajemen
untuk mengintegrasikan berbagai sub-sistem menjadi sebuah sistem.
2. Wibowo mengartikan agribisnis mengacu kepada semua aktivitas
mulai dari pengadaan, prosesing, penyaluran sampai pada pemasaran
produk yang dihasilkan oleh suatu usaha tani atau agroindustri yang saling
terkait satu sama lain.
3. Downey and Erickson pada tahun 1987 berpendapa bahwa
agribisnis adalah kegiatan yang berhubungan dengan penanganan komoditi
pertanian dalam arti luas, yang meliputi salah satu atau keseluruhan dari
mata rantai produksi, pengolahan masukan dan keluaran produksi
(agroindustri), pemasaran masukan keluaran pertanian dan kelembagaan
penunjang kegiatan. Yang dimaksud dengan berhubungan adalah kegiatan
usaha yang menunjang kegiatan pertanian dan kegiatan usaha yang
ditunjang oleh kegiatan pertanian.
4. Pengertian Agribisnis menurut Cramer and Jensen
Agribisnis adalah suatu kegiatan yang sangat kompleks, meliputi industri
pertanian, industri pemasaran hasi pertanian dan hasil olahan produk
pertanian, industri manufaktur dan distribusi bagi bahan pangan dan serat-
seratan kepada pengguna/konsumen.
5. Pengertian Agribisnis menurut Austin adalah kesatuan kegiatan
usaha yang meliputi kegiatan usahatani, pengolahan bahan makanan, usaha
sarana dan prasarana produksi pertanian, transportasi, perdagangan,
kestabilan pangan dan kegiatan-kegiatan lainnya termasuk distribusi bahan
pangan dan serat-seratan kepada konsumen.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa pengertian agribisnis adalah
kegiatan yang berhubungan dengan penanganan komoditi pertanian dalam
arti luas, yang meliputi salah satu atau keseluruhan dari mata rantai produksi,
pengolahan masukan dan keluaran produksi
(agroindustri), pemasaran masukan keluaran pertanian dan kelembagaan
penunjang kegiatan.Yang memiliki suatu sistem utuh mulai sub-sistem
penyediaan sarana produksi dan peralatan pertanian,sub-sistem usaha
tani,sub-sistem pengolahan atau agroindustri dan sub-sistem pemasaran. Agar
sub-sistem ini bekerja dengan baik maka diperlukan dukungan sub-sistem
kelembagaan sarana dan prasarana serta sub-sistem pembinaan.
BAGAN RUANG LINGKUP AGRIBISNIS

AGRIBISNIS

Penyediaan USAHATANI Penanganan Pasca Distribusi dan


Input & Sarana (Produksi Komoditi Panen dan Pemasaran
Produksi Pertanian) Pengolahan

Secara konsepsional sistem agribisnis dapat diartikan sebagai semua


aktifitas, mulai dari pengadaan dan penyaluran sarana produksi (input)
sampai dengan pemasaran produk-produk yang dihasilkan oleh usaha tani
serta agroindustri, yang saling terkait satu sama lain. Dengan demikian
sistem agribisnis merupakan suatu sistem yang terdiri dari berbagai
subsistem yaitu:
A. Subsistem Agribisnis/Agroindustri Hulu
Meliputi pengadaan sarana produksi pertanian antara lain terdiri
dari benih, bibit, makanan ternak, pupuk , obat pemberantas hama dan
penyakit, lembaga kredit, bahan bakar, alat-alat, mesin, dan peralatan
produksi pertanian. Pelaku-pelaku kegiatan pengadaan dan penyaluran
sarana produksi adalah perorangan, perusahaan swasta, pemerintah,
koperasi. Betapa pentingnya subsistem ini mengingat perlunya
keterpaduan dari berbagai unsur itu guna mewujudkan sukses agribisnis.
Industri yang meyediakan sarana produksi pertanian disebut juga sebagai
agroindustri hulu (upstream).
B. Subsistem budidaya / usahatani
Usaha tani menghasilkan produk pertanian berupa bahan
pangan, hasil perkebunan, buah-buahan, bunga dan tanaman hias, hasil
ternak, hewan dan ikan. Pelaku kegiatan dalam subsistem ini adalah
produsen yang terdiri dari petani, peternak, pengusaha tambak,
pengusaha tanaman hias dan lain-lain.
C. Subsistem Agribisnis/agroindustri Hilir meliputi Pengolahan dan
Pemasaran (Tata niaga) produk pertanian dan olahannya
Dalam subsistem ini terdapat rangkaian kegiatan mulai dari
pengumpulan produk usaha tani, pengolahan, penyimpanan dan
distribusi. Sebagian dari produk yang dihasilkan dari usaha tani
didistribusikan langsung ke konsumen didalam atau di luar negeri.
Sebagian lainnya mengalami proses pengolahan lebih dahulu kemudian
didistribusikan ke konsumen. Pelaku kegiatan dalam subsistem ini ialah
pengumpul produk, pengolah, pedagang, penyalur ke konsumen,
pengalengan dan lain-lain. Industri yang mengolah produk usahatani
disebut agroindustri hilir (downstream). Peranannya amat penting bila
ditempatkan di pedesaan karena dapat menjadi motor penggerak roda
perekonomian di pedesaan, dengan cara menyerap/mencipakan lapangan
kerja sehingga dapat meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan
masyarakat pedesaan.

2.2 ORGANISASI AGRIBISNIS


Organisasi agribisnis adalah sebuah organisasi yang bergerak di
bidang perekonomian dalam sektor pertanian. Pada umumnya berbentuk
sebagai badan usaha. Badan Usaha adalah kesatuan yuridis (hukum) dan
ekonomis yang menggunakan modal dan tenaga kerja untuk mencari
keuntungan. Perusahaan adalah unit ekonomi yang mengkombinasikan
sumber daya manusia, alam, modal, dan pengusaha (wirausaha) untuk
menghasilkan sejumlah barang dan jasa tertentu.
Jenis Badan Usaha-:

Agraris adalah kegiatan mengolah sumber daya alam untuk


menghasilkan suatu barang tertentu. Contoh : perkebunan teh, kelapa
sawit, perkebunan karet, dll.

Ekstraktif adalah kegiatan mengambil apa yang telah dihasilkan


oleh sumber daya alam. Contoh : hasil hutan, hasil laut, dll.
Perdagangan adalah kegiatan membeli dan menjual kembali
suatu barang tanpa mengubah bentuknya. Contoh : perdagangan beras
dilakukan oleh seseorang dengan membeli beras di daerah penghasil
padi.

Industri adalah kegiatan mengolah bahan-bahan baku dan bahan


penolong menjadi barang setengah jadi atau barang siap pakai. Contoh :
sepatu, pakaian, dsb.

Jasa adalah kegiatan yang memberikan pelayanan dan


kemudahan dalam rangka memenuhi kebutuhan. Contoh : jasa
pengangkutan barang, jasa perbankan, dl.

Jenis-Jenis Badan Usaha Menurut Kepemilikan Modal :

1) Badan Usaha Milik Swasta

Badan Usaha Milik Swasta adalah seluruh modal dimiliki


oleh pihak swasta. Badan usaha swasta dapat dibedakan
juga menjadi perusahaan perseorangan, persekutuan firma,
perusahaan komanditer (CV), dan perseroan terbatas.

2) Badan Usaha Milik Negara (BUMN)

Kepemilikan modal yang bersumber dari kekayaan Negara


yang dipisahkan, baik pemerintah pusat maupun
pemerintah daerah.

3) Badan Usaha Koperasi

Kepemilikan modal berada pada anggota-anggotanya, yang


bersumber dari simpanan wajib dan simpanan pokok.

Bentuk Badan Usaha :

1.Perusahaan Perseorangan atau Individu

Perusahaan Perseorangan adalah suatu bentuk badan usaha


di mana pemilik badan usaha itu adalah perseorangan yang
melakukan pekerjaan untuk mendapatkan laba.
· Kelebihan Perusahaan Perseorangan :

a) Organisasi yang mudah

b) Kebebasan bergerak

c) Tidak ada yang mempersoalkan manajemen


perusahaan perseorangan, sebab dia sendiri yang
memegang kekuasaan di dalam perusahaan.

d) Penerimaan seluruh keuntungan

e) Pajak yang rendah.

f) Ketidakmungkinan bocornya rahasia

g) Ongkos organisasi yang murah

h) Undang-undang dan peraturan yang


membatasi gerak perusahaan perseorangan
relatif sedikit jika dibandingkan dengan
peraturan pada bentuk-bentuk badan usaha
lain.

i) Pemilik perusahaan perseorangan


memiliki motivasi kuat untuk
mendapatkan laba.

· Kekurangan Perusahaan Perseorangan :

a. Tanggung jawab perusahaan yang tidak


terbatas

b. Besar perusahaan terbatas

c. Kontinuitas yang tidak terjamin

d. Kesulitan dalam soal pimpinan

2.Persekutuan Firma
Persekutuan Firma adalah usaha untuk menjalankan sebuah
perusahaan dengan memakai nama bersama. Atau
Persekutuan Firma adalah Perjanjian antara dua orang atau
lebih di mana masing-masing pihak secara bersama-sama
menyetor modal untuk menjalankan usaha bersama dengan
tanggung jawab bersama.

· Persekutuan Firma dapat berakhir oleh karena beberapa


hal :

a) Seorang sekutu meninggal atau jatuh pailit


(gulung tikar).

b) Dibubarkan hakim karena alasan-alasan


sah.

c) Jangka waktu yang ditetapkan persekutuan


firma telah habis.

d) Seorang sekutu menarik diri.

· Kelebihan Persekutuan Firma :

a. Kebutuhan akan modal lebih mudah


terpenuhi

b. Pada persekutuan firma ada beberapa


pemilik, jadi setiap
keputusan dapat diambil
berdasarkan pertimbangan berbagai pihak.

c. Perhatian sekutu yang sungguh-sungguh


pada perusahaan.

· Kekurangan Persekutuan Firma :

a) Tanggung jawab yang tidak terbatas


daripada setiap sekutu
b) Pimpinan dipegang oleh lebih dari dari
satu orang

c) Penanaman modal beku

3.Persekutuan Komanditer (CV)

Persekutuan Komanditer adalah suatu persekutuan di mana


satu atau beberapa orang sekutu mempercayakan uang atau
barang kepada satu atau beberapa orang yang menjalankan
perusahaan, yang bertindak sebagai pemimpin.

· Kelebihan Persekutuan Komanditer :

a. Mudah proses pendiriannya

b. Kebutuhan akan modal dapat lebih dipenuhi

c. Persekutuan komanditer cenderung lebih


mudah memperoleh kredit

d. Dari segi kepemimpinan, persekutuan


komanditer relatif lebih baik

e. Sebagai tempat untuk menanamkan modal,


persekutuan komanditer cenderung lebih
baik, karena bagi sekutu diam akan lebih
mudah untuk menginvestasikan maupun
mencairkan kembali modalnya.

· Kekurangan Persekutuan Komanditer :

a) Kelangsungan hidup tidak menentu,


karena banyak tergantung dari sekutu
komplementer yang bertindak sebagai
pemimpin persekutuan.

b) Tanggung jawab para sekutu komanditer


yang terbatas mengendorkan semangat
mereka untuk memajukan perusahaan jika
dibandingkan dengan sekutu-sekutu pada
persekutuan firma.

4.Perseroan Terbatas (PT)

Perseroan Terbatas (PT) adalah suatu persekutuan untuk


menjalankan perusahaan dengan modal usaha terdiri atas
beberapa saham (sero).

· Ciri-ciri Persero adalah:

a. Tujuan utamanya mencari laba (Komersial)

b. Modal sebagian atau seluruhnya berasal


dari kekayaan negara yang dipisahkan
yang berupa saham-saham

c. Dipimpin oleh direksi

d. Pegawainya berstatus sebagai pegawai


swasta

e. Badan usahanya ditulis PT (nama


perusahaan) (Persero)

f. Tidak memperoleh fasilitas negara

· Beberapa Jenis Perseroan Terbatas :

a. Perseroan Terbatas Terbuka

Kebutuhan modal diperoleh dengan menjual


saham di bursa.

b. Perseroan Terbatas Tertutup

Saham-saham pada perseroan tertutup dimiliki


oleh orang-orang tertentu dan seringkali orang-
orang itu memiliki hubungan kekeluargaan dan
sahamnya berbentuk “atas nama”.
c. Perseroan Terbatas Milik Negara (Persero)

Sebagian atau seluruh saham pada perseroan


terbatas ini dimiliki Negara atau disebut Persero.

d. Perseroan Terbatas Kosong

Perseroan Terbatas Kosong adalah sudah bangkrut


dan tidak ada aktifitas, tetapi masih sah sebagai
PT.

· Kelebihan Perseroan Terbatas :

a) Tanggung jawab yang terbatas dari para pemegang


saham.

b) Pemisahan pemilik dari pengurus.

c) Mudah mendapatkan modal.

d) Terdapat efisiensi dalam soal kepemimpinan.

· Kekurangan Perseroan Terbatas :

a. Pemungutan pajak terhadap perseroan terbatas


relatif besar.

b. Mendirikan perseroan terbatas lebih mahal.

c. Tidak terjaminnya rahasia.

d. Kurangnya perhatian para pemegang saham terhadap


perusahaan.

5.Koperasi
Istilah koperasi berasal dari dua suku kata,
co dan operation. Co berarti bersama dan operation berarti
pekerjaan, sehingga kalau digabung menjadi cooperation,
atau dengan kata lain, koperasi berarti pekerjaan bersama
atau bersama-sama bekerja untuk mencapai tujuan
tertentu. Jadi, koperasi merupakan jenis badan usaha yang
beranggotakan orang-orang atau badan hukum. Koperasi
melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip gerakan
ekonomi rakyat yang berdasarkan asas kekeluargaan.
Koperasi menurut UUD 1945 pasal 33 ayat 1 merupakan
usaha kekeluargaan dengan tujuan mensejahterakan
anggotanya.

· Misi Koperasi :

a) Memacu pengembangan usaha

b) Kemandirian

c) Profesionalisme

Susunan Organisasi Koperasi Kewajiban dan Tanggung Jawab


adalah :

a. Landasan-landasan, asas, dan dasar koperasi.

b. Undang-undang, peraturan
pelaksanaannya, anggaran dasar dan
anggaran rumah tangga koperasi.

c. Keputusan-keputusan rapat anggota.

· Kelebihan Koperasi :

a) Prinsip pengelolaan bertujuan memupuk


laba untuk kepentingan anggota, misalnya
koperasi pertanian mendirikan pabrik
penggilingan padi.

b) Anggota koperasi berperan sebagai


konsumen dan produsen.

c) Dasar sukarela, orang terhimpun dalam


koperasi atau masuk menjadi anggota
dengan dasar sukarela.
d) Mengutamakan kepentingan anggota.

· Kekurangan Koperasi :

a. Keterbatasan di bidang permodalan.

b. Daya saing lemah.

c. Rendahnya kesadaran berkoperasi pada


anggota.

d. Kemampuan tenaga professional dalam


pengelolaan koperasi.

6. Perusahaan Negara (BUMN)

Badan Usaha Milik Negara (BUMN), sedikit sulit karena


perusahaan Negara di Indonesia diatur oleh peraturan-
peraturan yang berbeda sejak zaman penjajahan hingga
dewasa ini. Menurut pasal 9 UU No. 19 Tahun 2003
tentang Badan Usaha Milik Negara hanya membagi
BUMN menjadi dua bentuk, Persero dan Perum.

Maksud dan Tujuan dari pendirian BUMN menurut UU No. 19


Tahun 2003 adalah :

a) Memberikan sumbangan bagi


perkembangan perekonomian nasional
pada umumnya dan penerimaan Negara
pada khususnya.

b) Mengejar keuntungan.

c) Menyelenggarakan kemanfaatan umum


berupa penyediaan barang/jasa yang
bermutu tinggi dan memadai bagi
pemenuhan hajat hidup orang banyak.
d) Menjadi perintis kegiatan-kegiatan usaha
yang belum dapat dilaksanakan oleh sektor
swasta dan koperasi.

e) Turut aktif memberikan bimbingan dan


bantuan kepada pengusaha golongan
ekonomi lemah, koperasi, dan masyarakat.

BUMN seluruh atau sebagian modal pada BUMN


itu dimiliki oleh Negara melalui penyertaan secara
langsung yang berasal dari kekayaan Negara yang
dipisahkan. Kekayaan Negara yang dipisahkan adalah
kekayaan Negara yang berasal dari Anggaran Pendapatan
dan Belanja Negara (APBN) untuk dijadikan modal Negara
pada Persero atau Perum serta Perseroan Terbatas lainnya.

Pengurusan BUMN dilakukan oleh Direksi.


Direksi itu bertanggung jawab penuh atas pengurusan
BUMN untuk kepentingan dan tujuan BUMN serta
mewakili BUMN, baik di dalam maupun di luar
pengadilan. Anggota Direksi harus mematuhi anggaran
dasar BUMN dan peraturan perundang-undangan serta
wajib melaksanakan prinsip-prinsip profesionalisme,
efisiensi, transparansi, kemandirian, akuntabilitas,
pertanggungjawaban, serta kewajaran.

Persero adalah BUMN berbentuk Perseroan


Terbatas. Seluruh atau paling sedikit 51 % kepemilikan
saham adalah milik Negara. Maksud dan tujuan pendirian
Persero adalah untuk menyediakan barang atau jasa
bermutu tinggi dan berdaya saing kuat, dan juga untuk
mengejar keuntungan guna meningkatkan nilai perusahaan.
Organ atau perangkat dalamPersero adalah RUPS, Direksi,
dan Komisaris.

· BUMN memiliki kelebihan-kelebihan adalah :

a. Seluruh keuntungan BUMN menjadi


keuntungan Negara.

b. Menyediakan jasa-jasa bagi masyarakat.

c. Merupakan sarana untuk melaksanakan


pembangunan.

· BUMN juga memiliki Kekurangan-kekurangan adalah :

a) Pengelolaan BUMN sangat ditentukan


oleh kemampuan keuangan Negara.

b) Sejumlah besar aturan (birokrasi) dapat


menghambat pengembangan BUMN.

c) Pengelolaan BUMN secara ekonomis


sulit untuk dipertanggungjawabkan.

2.5 Manajemen Pemasaran dalam Agribisnis

Menurut Kotler (2000) manajemen pemasaran adalah suatu usaha untuk


merencanakan, mengimplementasikan (yang terdiri dari kegiatan
mengorganisaikan, mengarahkan, mengkoordinir) serta mengawasi atau
mengendalikan kegiatan pemasaran dalam suatu organisasi agar tercapai
tujuan organisasi secara efesien dan efektif. Dalam manajemen pemasaran
tentunya memiliki beberapa fungsi, diantaranya:
1) Perencanaan pemasaran yaitu penentuan segala sesuatu sebelum
dilakukan kegiatan-kegiatan pemasaran meliputi : tujuan, strategi,
kebijaksanaan serta taktik yang dijalankan.
2) Implementasi pemasaran yaitu pengaplikasian atau proses pelaksanaan
perencanaan pemasaran agar mencapai tujuan yang diinginkan.
Implementasi pemasaran harus dilaksanakan oleh semua orang yang
berkaitan dengan pemasaran agar tidak terjadi kesalahan-kesalahan
yang tidak diinginkan.
3) Pengendalian / evaluasi kegiatan pemasaran yaitu usaha untuk
mengendalikan dan mengevaluasi serta memberikan petunjuk kepada
pihak-pihak yang berkaitan agar selalu mengikuti prosedur sesuai
rencana yang telah ditetapkan.
Di dalam buku Dasar-dasar Pemasaran karangan Kottler (1997),
pemasaran mempunyai konsep yang tidak hanya sekedar bicara menjual,
beriklan, berpromosi, berproduksi namun lebih menghargai sebuah
kepuasan seorang konsumen dalam mengkonsumsi produk atau jasa.

Kebutuhan, keinginan Produk (organisasi Nilai kepuasan


dan permintaan jasa dan ide) pelanggan dan
mutu

Pemasaran dan Hubungan dan Pertukaran dan


calon pembeli Pasar jaringan transaksi

Gambar : Konsep Inti Pemasaran

Dalam manajemen pemasaran tentu saja tidak lepas dengan adanya


perencanaan strategis pemasaran. Perencanaan ini dilakukan untuk
membentuk dan menyempurnakan usaha serta produk perusahaan sehingga
mencapai target yang diharapkan. Menurut Shinta (2011) strategi pemasaran
sendiri dapat dibagi menjadi beberapa poin, yaitu:
1) Analisis SWOT
Analisis SWOT adalah proses menganalisa kekuatan perusahaan
baik internal maupun eksternal. Hal-hal yang dianalisa oleh analisa
SWOT adalah Strenghts (kekuatan), Weakness (kelemahan),
Opportunities (peluang), dan Threats (ancaman).
OPPORTUNITIES
FAKTOR THREATS
EKSTERNAL

FAKTOR
INTERNAL
COMPARATIF
STRENGTHS MOBILIZATION
ADVANTAGE
INVESTMENT DAMAGE
WEAKNESS
DIVESTMENT CONTROL
Gambar : Bagan Analisis SWOT
Ada empat strategi yang tampil dari hasil analisis SWOT tersebut
antara lain :
1. Strategi SO dipakai untuk menarik keuntungan dari peluang yang
tersedia dalam lingkungan eksternal. Para manajer tidak akan
meninggalkan kesempatan untuk memanfaatkan eksternal. Para
manajer tidak akan meninggalkan kesempatan untuk memanfaatkan
kekuatannya mengejar peluang yang dimaksud.
2. Strategi WO bertujuan untuk memperbaiki kelemahan internal
dengan memanfaatkan peluang dari lingkungan luar.
3. Strategi ST akan digunakan organisasi untuk menghindari, paling
tidak memperkecil dampak dari ancaman yang dating dari luar.
4. Strategi WT adalah taktik pertahanan yang diarahkan pada usaha
memperkecil kelemahan internal dan menghindari ancaman
eksternal.

2) Marketing mix
Marketing mix adalah perangkat alat pemasaran tektis yang dapat
dikendalikan, yang dipadukan oleh perusahaan untuk menghasilkan
respon yang diinginkan pasar sasaran. Marketing mix adalah semua
factor yang dapat dikuasai oleh seorang manajer pemasaran dalam
rangka mempengaruhi permintaan konsumen terhadap barang dan jasa.
Promotion

Marketing
Product Mix Place

Price

Gambar : Bagan Marketing Mix


3) STP
a. Segmentasi
Kegiatan segmentasi wajib dilakukan oleh pemasar, karena
adanya heterogenitas demografis, karakteristik, keinginan dan
kebutuhan konsumen. Tanpa tahu dimana konsumen berada, siapa
konsumen, apa yang diinginkan konsumen, apa yang dipikirkan
konsumen, maka apa yang dipasarkan produsen / pemasar tidak
tepat sasaran, seperti terjebak ke dalam kerumunan yang berkilauan
tanpa memahami benar siapa konsumen yang dibidik.
b. Targetting
Targeting atau menetapkan target pasar adalah tahap
selanjutnya dari analisis segmentasi. Target market yaitu satu atau
beberapa segmen pasar yang akan menjadi fokus kegiatan
pemasaran. Kadang-kadang targeting juga disebut penyeleksian
karena manajer harus menyeleksi. Menyeleksi disini berarti
manajer harus memiliki keberaniannya pada beberapa bagian saja
(segmen) dan meninggalkan bagian lainnya.
c. Positioning
Positioning bukan merupakan sesuatu yang manajer lakukan
terhadap produk, tetapi sesuatu yang manajer lakukan terhadap
otak calon pelanggan. Positioning bukanlah strategi produk tetapi
strategi komunikasi, bagaimana menempatkan produk dalam otak
konsumen, sehingga calon konsumen memiliki penilaian tertentu
dan mengidentifikasikan dirinya dengan produk itu. Tentu saja
bukan semua konsumen, tetapi konsumen yang ditargetkan tadi.

2.6 Manajemen Keuangan dalam Agribisnis


Menurut Isaskar (2012) manajemen keuangan dapat diartikan sebagai
semua aktivitas perusahaan yang bersangkutan dengan usaha-usaha
mendapatkan dana perusahaan dengan biaya yang murah serta usaha untuk
menggunakan dan mengalokasikan dana tersebut secara efisien. Tujuan
manajemen keuangan adalah memaksimalkan nilai perusahaan, sehingga
dapat menambah kekayaan perusahaan. Fungsinya adalah untuk mengelola
pendanaan perusahaan baik yang masuk maupun yang keluar.
Menurut Isaskar (2012) manajemen keuangan memiliki konsep biaya,
penerimaan dan keuntungan:
1) Biaya
Biaya merupakan pengorbanan ekonomi yang diukur dalam satuan
uang, yang telah terjadi atau yang kemungkinan akan terjadi untuk
tujuan tertentu. Terdapat 2 macam biaya, yaitu:
a. Biaya tetap
Biaya tetap adalah biaya yang jumlah totalnya tetap dalam
kisar perubahan volume kegiatan tertentu. Besarnya biaya tetap
dipengaruhi oleh kondisi perusahaan jangka panjang, teknologi dan
metode serta strategi manajemen. Namun, biaya tetap dapat
berkurang, maka dari itu manajer juga harus memperhitungkan
biaya penyusutan alat.
n
TFC =  FC
i 1
Keterangan:
TFC = total biaya tetap
FC = biaya tetap untuk biaya input
n = banyaknya input
b. Biaya Variabel
Biaya variabel adalah biaya yang jumlah totalnya berubah
sebanding dengan perubahan volume kegiatan. Biaya variabel per
unit tetap (konstan) dengan adanya perubahan volume kegiatan.
n
TVC = VC
i 1
Keterangan:
TVC = total biaya tidak tetap
VC = biaya variabel dari setiap unit
N = banyaknya input
c. Biaya Total
Biaya Total adalah nilai seluruh yang dikeluarkan baik biaya
tetap maupun variabel.
TC = TFC + TVC
Keterangan:
TC = Biaya total (Rp)
TFC = Biaya tetap (Rp)
TVC = Biaya tidak tetap (variabel) (Rp)
2) Penerimaan dan Keuntungan
Penerimaan adalah semua pendapatan yang diterima pengusaha
dalam kaitannya dengan jumlah yang dilakukannya. Penerimaan
biasanya diperoleh dari jumlah produksi dikalikan harga produk
dipasaran. Makin besar jumlah produksi maka makin besar pula
penerimaan yang akan didapatkan.
TR = P x Q
Keterangan:
TR : Total penerimaan (Rp)
P : Harga produk (Rp/kg)
Q : Jumlah produksi (kg)
Analisis keuntungan merupakan selisih antara total penerimaan
dengan total biaya yang digunakan. Semakin tinggi keuntungan yang
didapat, maka dapat dikatakan bahwa perusahaan tersebut berkembang
dengan baik.
π = TR – TC
Keterangan:
π : Keuntungan (Rp)
TR : Total Penerimaan (Rp)
TC : Total biaya (Rp)
Dalam manajemen keuangan pastinya terdapat kejadian yang tak
terduga. Salah satunya adalah break event point atau biasa disebut
dengan titik impas. Break event point adalah sebuah titik dimana
pengeluaran dan pendapatan bernilai seimbang sehingga tidak terdapat
kerugian maupun keuntungan.
Sasaran analisis break event point tidak lain mengetahui pada
tingkat volume berapa titik impas berada. Dalam kondisi lain, analisis
break event point pun digunakan untuk membantu pemilihan jenis
produk atau proses dengan mengidentifikasi produk atau proses yang
mempunyai total biaya terendah untuk suatu volume harapan.
Sedangkan dalam pemilihan lokasi, analisis break event point dipakai
untuk menentukan lokasi berbiaya total terendah, yang berarti total
pendapatan tertunggi untuk kapasitas produksi yang di tentukan.
Analisis break event point dibedakan antara penggunaan untuk produk
tunggal dan atau untuk beberapa produk sekaligus. Mayoritas
perusahaan memproduksi atau menjual lebih dari satu produk
menggunakan fasilitas yang sama.

2.7 Analisis Nilai Tambah


Analisis nilai tambah merupakan metode perkiraan sejauh mana bahan
baku yang mendapat perlakuan mengalami perubahan nilai (Hardjanto,
1993). Menurut Hayami, Kawagoe, Marooka, Siregar (1987) bahwa nilai
tambah adalah selisih antara nilai output dengan harga bahan baku dan biaya
overhead dinyatakan dalam satuan rupiah per kilogram (Rp/Kg) dan analisis
nilai tambah pengolahan produk pertanian dapat dilakukan dengan cara
sederhana, yaitu melalui perhitungan nilai tambah per kilogram bahan baku
untuk satu kali pengolahan yang menghasilkan produk tertentu.
Faktor-faktor yang mempengaruhi nilai tambah untuk pengolahan dapat
dikelompokan menjadi dua, yaitu faktor teknis dan faktor pasar. Faktor
teknis yang berpengaruh adalah kapasitas produksi, jumlah bahan baku yang
digunakan dan tenaga kerja. Sedangkan faktor pasar yang berpengaruh ialah
harga output, upah kerja, harga bahan baku, dan nilai input lain selain bahan
baku dan tenaga kerja. Nilai input lain adalah nilai dari semua korbanan
selain bahan baku dan tenaga kerja yang digunakan selama proses
pengolahan berlangsung. Nilai ini mencakup biaya modal dan gaji pegawai
tak langsung.
Sudiyono (2004) menyatakan nilai tambah dapat dilihat dari dua sisi
yaitu nilai tambah untuk pengolahan dan nilai tambah untuk pemasaran.
Nilai tambah untuk pengolahan dipengaruhi oleh faktor teknis yang
meliputi kapasitas produksi, jumlah bahan baku, dan tenaga kerja, serta
faktor pasar yang meliputi harga output, harga bahan baku, upah tenaga
kerja dan harga bahan baku lain selain bahan bakar dan tenaga kerja.
Besarnya nilai tambah suatu hasil pertanian karena proses pengolahan
adalah merupakan pengurangan biaya bahan baku dan input lainnya
terhadap nilai produk yang dihasilkan, tidak termasuk tenaga kerja. Bisa
dikatakan bahwa nilai tambah merupakan gambaran imbalan bagi tenaga
kerja, modal dan manajemen ( Sudiyono, 2004 dalam Budhisatyarini, 2008).
Untuk menghitung nilai tambah suatu bahan baku yang diolah menjadi
produk berbentuk lain maka dasar perhitungannya dalah sebagai berikut :
bila kebutuhan bahan baku tiap kali produksi diberi simbol a; dengan harga
per kilogramnya adalah b; output tiap kali produksi adalah c; maka faktor
konversi yang berlaku adalah h = c/a. Harga output per kilogram diberi
simbol d; biaya input total selain bahan baku yang dibutuhkan tiap kilogram
bahan baku yang diolah adalah e; maka nilai produknya adalah f = h x d.
dari ketentuan tersebut bisa dihutung nilai tambah yang diperoleh pengrajin
adalah sebesar Rp.( f – e – b ) per kilogram bahan baku (Budhisatyarini,
2008).

2.8 Strategi Pengembangan dengan Swot


Untuk menganalisis profil suatu perusahaan akan digunakan pendekatan
yaitu analisis SWOT. SWOT singkatan dari Strength(Kekuatan), Weakness
(Kelemahan), Opportunity (Peluang), Threat (Tantangan). Analisis SWOT
berisi 31evaluasi faktor internal perusahaan berupa kekuatan dan
kelemahannya dan faktor eksternal berupa peluang dan tantangan. Strategi
yang dipilih harus sesuai dan cocok dengan kapabilitas internal perusahaan
dengan situasi eksternalnya. Analisis SWOT hanya bermanfaat dilakukan
apabila telah jelas ditentukan dalam bisnis apa perusahaan beroperasi, dan
ke arah mana perusahaan menuju ke masa depan serta ukuran apa saja yang
digunakan untuk menilai keberhasilan organisasi/manajemen dalam
menjalankan misinya dan mewujudkan visinya. Hasil analisis akan
memetakan posisi perusahaan terhadap lingkungannya dan menyediakan
pilihan strategi umum yang sesuai, serta dijadikan dasar dalam menetapkan
sasaran organisasi selama 3-5 tahun ke depan untuk memenuhi kebutuhan
dan harapan para stakeholder (Situmorang dan Dilham, 2007).
Menurut Rangkuti (2009), analisis SWOT adalah identifikasi berbagai
faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi perusahaan. Analisis
SWOT membandngkan antara faktor eksternal peluang (opportunities) dan
ancaman (threats) dengan faktor internal kekuatan (strengths) dan
kelemahan (weakness). Kinerja perusahaan dapat ditentukan oleh kombinasi
faktor internal dan eksternal. Kedua faktor itu harus di pertimbangkan dalam
analisis SWOT. SWOT adalah singkatan dari lingkungan internal Strengths
dan Weaknesses serta lingkungan eksternal opportunities dan theats yang
dihadapi dunia bisnis. Analisis SWOT membandingkan antara faktor
eksternal peluang dan ancaman dengan faktor internal kekuatan dan
kelemahan. Berikut adalah gambar Diagram Analisis SWOT:

Peluang (Eksternal)

III I
Mendukung strategi Mendukung strategi
yang berorientasi yang agresif
pada perubahan
Kekuatan
(Internal)
Kelemahan
(Internal)
IV II
Mendukung strategi Mendukung strategi
yang defensif diversifikasi

Ancaman
(Eksternal)
Gambar : Diagram Analisis SWOT (Pearce dan Robinson, 2008)

Keterangan Kuadran:
1. Kuadran 1
Merupakan situasi sangat menguntungkan. Perusahaan memiliki peluang dan
kekuatan sehingga dapat memanfaatkan peluang yang ada. Strategi yang harus
di tetapkan mendukung kebijakan pertumbuhan dan perkembangan secara
agresif.
2. Kuadran 2
Meskipun ada ancaman perusahaan masih memiliki kekuatan dari segi internal.
Strategi yang harus diterapkan menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan
peluang jangka panjang dengan cara difersivikasi produk dan pasar.
3. Kuadran 3
Perusahaan menghadapi peluang pasar yang sangat besar tetapi memiliki
beberapa kendala atau kelemahan internal. Fokus strategi perusahaan ini adalah
meminimalkan masalah internal sehingga merebut peluang yang lebih baik.
4. Kuadran 4, perusahaan menghadapi berbagai ancaman dan kelemahan internal
sehingga situasinya tidak menguntungkan. Strategi yang diterapkan dengan
cara bertahan yang difokuskan pada perbaikan perusahaan.
Setelah dilakukan analisis SWOT, tahap berikutnya adalah melakukan
perencanaan strategis. Perencanaan strategis dilakukan melalui tiga tahap analisis,
yaitu (a) pengumpulan data, analisis, dan pengambilan keputusan.
1. Pengumpulan data
Tahap ini melakukan kegiatan Pengumpulan data , pengklasifikasian data,
dan pra-analisis. Pada tahap ini data dibedakan menjadi dua, yaitu eksternal dan
internal. Dari data eksternal dapat diperoleh data dari lingkungan luar perusahaan,
seperti: analisis pasar, analisis kompetitor, analisis komunitas, analisis pemasok,
analisis pemerintah, dan analisis kelompok kepentingan tertentu. Data internal
dapat diperoleh melalui data dalam perusahaan sendiri, seperti dalam laporan
keuangan, laporan kegiatan sumber daya manusia, laporan kegiatan operasional,
dan laporan kegiatan pemasaran.
2. Tahap Analisis
Setelah mengumpulkan semua informasi yang berpengaruh terhadap
kelangsungan perusahaan, tahap selanjutnya adalah memanfaatkan semua
informasi tersebut dalam model-model perumusan strategi. Ada beberapa model
yang dapat digunakan, dalam kesempatan ini akan digunakan matriks SWOT
seperti pada tabel sebagai berikut.
Tabel : Matriks SWOT
Faktor Internal KEKUATAN KELEMAHAN
(STRENGTH) (WEAKNESS)
Faktor Eksternal
PELUANG Strategi S-O Strategi W-O
(OPPORTUNITIES) Menggunakan kekuatan Mengatasi kelemahan
untuk memanfaatkan untuk memanfaatkan
peluang peluang

ANCAMAN Strategi S-T Strategi W-T


(THREATS) Menggunakan kekuatan Mengatasi kelemahan
untuk mengatasi untuk menghindari
ancaman ancaman

a. Strategi SO
Strategi ini dibuat berdasarkan jalan pikiran perusahaan, yaitu dengan
memanfaatkan seluruh kekuatan untuk merebut dan memanfaatkan peluang
sebesar-besarnya.
b. Strategi ST
Ini adalah strategi dalam menggunakan kekuatan yang dimiliki perusahaan
untuk mengatasi ancaman.
c. Strategi WO
Strategi ini diterapkan berdasarkan pemanfaatan peluang yang ada dengan
cara meminimalkan kelemahan yang ada.
d. Strategi WT
Strategi ini didasarkan pada kegiatan yang bersifat defensif dan berusaha
meminimalkan kelemahan yang ada serta menghindari ancaman (Rangkuti,2009).

BAB III

PEMBAHASAN

3.1 PROFIL PERUSAHAAN


Agro Tawon Wisata Petik Madu berada di Puri Kencana, Jalan Dr.
Wahidin 8, Desa Bedali, Kecamatan Lawang, Kabupaten Malang.
Lokasinya sangat mudah dijangkau karena terletak tepat di pinggir jalur
provinsi penghubung antara Malang-Surabaya, atau sekitar 1 km di selatan
Pasar Lawang. Sesuai namanya, obyek wisata yang juga diberi nama Rimba
Raya ini merupakan tempat untuk memelihara dan mengembangbiakkan
tawon atau lebah.
Agrowisata Petik Madu dikelola oleh Bapak Hariyono dan telah
melewati dua generasi. Dimulai sejak 1978 oleh Pak Gunawan, orangtua
Pak Hariyono. Awalnya, Pak Gunawan membeli 10 glodok (kayu yang
dilubangi) lebah hasil tangkapan salah seorang bawahannya untuk beternak
lebah madu. Penggunaan kotak sebagai sarang lebah baru dimulai pada
tahun 1985. Pada tahun 2008, Pak Hariono memutuskan untuk
mengembangkan usahanya dengan membuka Wisata Agro di area
perkebunan seluas 6,5 hektar di belakang rumah dan tokonya. Di awal
usahanya, agrowisata ini bertujuan untuk memberikan pembelajaran bagi
para peternak lebah yang ada di sekitar Lawang. Pucuk dicinta ulam tiba,
usaha Pak Hariyono ini ternyata tidak sia-sia. Agrowisatanya dibanjiri
peminat, baik dari sekitar Kota Lawang hingga mancanegara.
Sebagai obyek wisata edukasi, Agro Tawon Wisata Petik Madu
menyediakan sebuah paket presentasi untuk memperkenalkan tentang lebah
kepada para peserta. Tak hanya itu, para pengunjung juga bisa menikmati
sajian alam berupa perbukitan seluas 2,5 hektar yang cukup eksotis. Begitu
memasuki pintu gerbang Puri Kencana, wisatawan langsung berada di jalan
berbatu yang menurun tajam, menghadap ke lembah yang ditumbuhi
beraneka jenis tanaman. Di bagian tengah lembah yang mendatar, terdapat
ratusan kotak berisi lebah. Di sini para pengunjung dapat mendengarkan
penjelasan tentang pola hidup lebah, teknis menternakkan, dan proses
pemanenan madu. Selain itu, di atas lahan tersebut juga terdapat berbagai
jenis tanaman anggrek, kayu putih, jojoba, randu, sengon, dan kelengkeng
yang merupakan konsumsi utama dari lebah untuk menghasilkan madu.

Gambar : Wisata Edukasi


Terdapat tiga jenis lebah penghasil madu yang dibudidayakan yakni
Apis Melilfira, Acerana dan Trigond. Apis Melilfira merupakan lebah dari
Australia, sedangkan Acerana merupakan lebah lokal yang ganas tetapi tidak
berbahaya. Sedangkan Trigond merupakan lebah kecil dan tidak menyengat.
Uniknya, produk yang dihasilkan oleh lebah ternyata bukan hanya madu
saja. Lebah dapat menghasilkan empat macam produk yaitu madu,royal
jelly (air liur lebah yang menjadi makanan ratu),bee pollen (serbuk sari
bunga jantan yang menempel di kaki lebah), dan propolis (getah tanaman
yang dihisap lebah). Selain itu ada pula lilin lebah (hasil pembakaran sarang
lebah) dan larva lebah.
Pengunjung bisa membeli oleh-oleh atau madu yang sudah jadi
di stand yang tersedia di tempat ini. Ada juga sarang lebah yang bisa
langsung dimakan seharga Rp 10.000 per ukuran 4 cm x 4 cm. Wisatawan
juga dapat menikmati es madu, jus jambu-madu, serta membeli berbagai
produk yang dihasilkan lebah. Bahkan Anda bisa melakukan apitherapy atau
pengobatan dengan sengat lebah. Hasil olahan tawon pun bisa dimanfaatkan
sebagai produk makanan yang tidak kalah lezatnya. Misalnya saja botok
tawon (pepes tawon) dan osek (sejenis makanan kare). Kedua jenis makanan
ini terbuat dari larva atau lebah muda

.
Gambar : Produk Madu
Agro Tawon Wisata Petik Madu juga sudah dilengkapi berbagai fasilitas
pendukung seperti outbond, gazebo, tempat bermain, cafetaria, dan areal
parkir yang luas. Untuk memasuki obyek wisata yang buka hari Senin-
Minggu pukul 08.00-15.00 WIB ini pengunjung tidak dipungut tiket masuk
alias gratis. Jumlah pengunjung yang datang ke agro tawon per bulan bisa
mencapai 500-1000 orang dari berbagai daerah di Indonesia. Bahkan ada
pula yang datang dari mancanegara khusus untuk melihat peternakan lebah
dan berbagai jenis tanaman di tempat ini.
3.2 ORGANISASI PERUSAHAAN

Manager (pemilik)

Tenaga ahli Tenaga ahli

Tenagabantu
Tenaga bantu Tenaga bantu Tenaga bantu

Bapak Hariyono adalah pemilik sekaligus manager dari Agro Tawon


Wisata Petik Madu yang berada di Lawang,Malang Jawa Timur.Beliau
mengawasi secara langsung pekerjanya di lapangan dengan sistem bagi hasil
antara karyawan. Struktur organisasi agrotawon wisata petik madu lawang
yang paling menonjol adalah tenaga ahli dan tenaga bantu. Tenaga ahli
adalah tenaga kerja yang lebih berpengalaman dan lebih tahu tentang
permasalahan dari tawon dan madu. Tenaga bantu adalah tenaga kerja yang
mengerjakan pembudidayaan tawon secara langsung namun selalu dalam
pengawasan tenaga ahli.Tidak ada pengorganisasian khusus seperti
bendahara, sekretaris,dll.Semua keuangan dan pembukuan sudah berada di
tangan Bapak Hariyono.Tujuan awal tidak adanya sistem pengorganisasian
yang struktur adalah diharapkan karyawan dapat bekerja dan belajar
sehingga dalam jangka kurang lebih 2 tahun, karyawan yang bekerja di
Agro Tawon Petik Madu ini dapat mendirikan usahanya sendiri dengan
input atau modal dari Bapak Hariyono dan dikembangkan oleh karyawan
nya tersebut.
Isaskar, R. 2012. Manajemen Keuangan. Fakultas Pertanian Universitas
Brawijaya. Malang.

Shinta, A. 2011. Manajemen Pemasaran. Penerbit UB press: Malang.

Kottler, P. 1997. Marketing Management. Prentice-Hall Inc.:New Jersey.

Kotler, Philip. 2000. Manajemen Pemasaran : Edisi Milenium. Prenhallindo,


Jakarta.

Budhisatyarini, T. 2008. Seminar Nasional Dinamika Pembangunan Pertanian


Dan Pedesaan: Tantangan dan Peluang Bagi Peningkatan Kesejahteraan
Petani; Nilai Tambah Diversifikasi Hasil Usaha tani Bawang Merah Menjadi
Bawang Goreng. Pusat Analisis Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian
Departemen Pertanian : Bogor.

Hardjanto, W. 1993. Bahan Kuliah Manajemen Agribisnis. Jurusan Ilmu-ilmu


Sosial Ekonomi Pertanian. Fakultas Pertanian. IPB. Bogor.

Hayami, Kawagoe, Marooka, Siregar.1987, Agricultural Marketing and


Processing in Upland Java. A Perspective From a Sunda Village, CGPRT.
Bogor.

Rangkuti, F. 2009. Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis. PT.


Gramedia Pustaka Utama : Jakarta.

Situmorang, S.H dan Dilham, A. 2007. Studi Kelayakan Bisnis.USU Press :


Medan.

Pearce dan Robinson.2008. Manajemen Strategis: Formulasi, Implementasi dan


pengendalian. Jakarta: Salemba Empat

Anda mungkin juga menyukai