Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH PENGANTAR AGRIBISNIS

RUANG LINGKUP AGRIBISNIS DAN AGROINDUSTRI

DOSEN PENGAMPU
Zakky Fathoni, S.P., M.Sc

DISUSUN OLEH
Artantonie : D1A023091
M Heru AL Farabi : D1A023079
Arief Setiadi : D1A023139
Bima Sakti : D1A023295

PROGRAM STUDI AGROETEKNOLOGI


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS JAMBI
2023
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah Puji syukur kepada Allah SWT. Tuhan yang maha ‘Alim
yang kita tidak mengetahui kecuali apa yang di ajarkan, atas iradahnya hingga
makalah ini dapat dirampungkan. Sholawat dan salam atas Nabi SAW pembawa
risalah pencerah bagi manusia.
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah
Pengantar Agribisnis. dengan judul “Ruang Lingkup Agribisnis Dan
Agroindustri”.
Dengan tulisan ini kami diharapkan mahasiswa mampu untuk
memahami mengenai Ruang Lingkup Agribisnis Dan Agroindustri .Kami sadar
tulisan ini terdapat banyak kekurangan. Oleh karena itu, kami mengharapkan
adanya kritik dan saran yang bersifat membangun dari berbagai pihak, agar bisa
menjadi lebih baik lagi. Kami berharap semoga tulisan ini dapat memberi
informasi yang berguna bagi pembacanya.

Jambi, 27 Februari 2024

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................... i
DAFTAR ISI....................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang Masalah................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah.......................................................................................... 2
1.3 Tujuan Pembahasan....................................................................................... 3
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................... 3
2.1. PENGERTIAN DAN RUANG LINGKUP AGRIBISNIS.......................... 3
2.2. KONSEP AGROINDUSTRI A.................................................................... 6
2.3 PERAN AGRIBISNIS DALAM PEREKONOMIAN.................................. 8
2.4.USAHA DALAM AGRIBISNIS.............................................................................. 9
2.4.1. SISTEM AGRIBISNIS DAN LINGKUNGANNYA....................... 9
2.4.2. ELEMEN DALAM SISTEM AGRIBISNIS.....................................10
2.4.3. LINGKUNGAN DALAM SISTEM AGRIBISNIS..........................12
BAB III PENUTUP............................................................................................16
A. Kesimpulan........................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................16
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Istilah “agribusiness” untuk pertama kali dikenal oleh masyarakat Amerika
Serikat pada tahun 1955, Berikut pengertian agribisnis sebagai suatu system menurut
beberapa ahli : Agribisnis adalah suatu kesatuan kegiatan usaha yang meliputi salah
satu atau keseluruhan dari mata rantai produksi, pengolahan hasil dan pemasaran yang
ada hubungannya dengan pertanian dalam arti luas. Pertanian dalam arti luas adalah
kegitan usaha yang menunjang kegiatan pertanian dan kegiatan usaha yang ditunjang
oleh kegiatn pertanian.
Dalam konsep sistem agribisnis hubungan antara sektor pertanian dan sektor
industri adalah sangat erat dan saling ketergantungan. Agribisnis mencakup seluruh
kegiatan disektor pertanian dan sebagian dari sektor industri yang menghasilkan sarana
produksi pertanian dan mengolah hasil-hasil pertanian (Agroindustri). Agroindustri
dalam Soeharjo (1989) ,adalah salah satu cabang industri yang erat dan langsung
dengan pertanian.

1
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, penulis mengambil rumusan masalah :
1. Apa pengertian dan ruang lingkup agribisnis 2.
Bagaimana konsep agroindustri dan tahapannya.

3. Bagaimana usaha Dalam Agribisnis


1.3. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui Pengertian dan ruang lingkup dari Agribisnis
2. Untuk mengetahui konsep Agroindustri dan tahapanya.
3. Untuk mengetahui usaha dalam Agribisnis

2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. PENGERTIAN DAN RUANG LINGKUP AGRIBISNIS

A. Pengertian Agribisnis
Istilah “agribusiness” untuk pertama kali dikenal oleh masyarakat Amerika
Serikat pada tahun 1955, ketika John H. Davis menggunakan istilah tersebut dalam
makalahnya yang disampakan pada "Boston Conference on Disiribution". Kemudian John
H. Davis dan Ray Goldberg kembali lebih memasyarakatkan agribisnis melalui buku
mereka yang berjudul "A Conception of Agribusiness" yang terbit tahun 1957 di Harvard
University.
Ketika itu kedua penulis bekerja sebagai guru besar pada Universitas tersebut.
Tahun 1957, dianggap oleh para pakar sebagai tahun kelahiran dari konsep agribisnis.
Dalam buku tersebut, Davis dan Golberg mendefinisikan agribisnis sebagai berikut: "The
sum total of all operation involved in the manufacture and distribution of farm supplies:
Production operation on farm: and the storage, processing and distribution of farm
commodities and items made from them". Berikut pengertian agribisnis sebagai suatu
system menurut beberapa ahli :
 Agribisnis adalah suatu kesatuan kegiatan usaha yang meliputi salah satu atau
keseluruhan dari mata rantai produksi, pengolahan hasil dan pemasaran yang ada
hubungannya dengan pertanian dalam arti luas. Pertanian dalam arti luas adalah kegitan
usaha yang menunjang kegiatan pertanian dan kegiatan usaha yang ditunjang oleh
kegiatn pertanian.
 Agribusiness included all operations involved in the manufacture and distribution of
farm supplies, productions on the farm; the storage, processing and distribution of farm
commodities made from them, trading ( wholesaler, retailers), consumers to it, all non
farm firms and instituton serving them.
 Agribisnis sebagai suatu sistem merupakan seperangkat unsur yang secara teratur saling
berkaitan sehingga membentuk suatu totalitas. Disini dapat diartikan bahwa agribisnis
terdiri dari dari berbagai sub sistem yang tergabung dalam rangkaian interaksi dan
interpedensi secara reguler, serta terorganisir sebagai suatu totalitas.
Dengan definisi ini dapat diturunkan ruang lingkup agribisnis yang mencakup
semua kegiatan pertanian yang dimulai dengan pengadaan penyaluran sarana produksi
(the manufacture and distribution of farm supplies), produksi usaha tani (Production on
the farm) dan pemasaran (marketing) produk usaha tani ataupun olahannya. Ketiga
kegiatan ini mempunyai hubungan yang erat, sehingga gangguan pada salah satu
kegiatan akan berpengaruh terhadap kelancaran seluruh kegiatan dalam bisnis.
Karenanya agribisnis digambarkan sebagai satu sistem yang terdiri dari tiga subsistem.
.

3
Gambar 1. Sistem Agribisnis
A. Subsistem pengadaan dan penyaluran sarana produksi
Sarana produksi pertanian antara lain terdiri dari benih, bibit, makanan ternak, pupuk , obat
pemberantas hama dan penyakit, lembaga kredit, bahan bakar. Pelaku-pelaku kegiatan
pengadaan dan penyaluran sarana produksi adalah perorangan, perusahaan swasta,
pemerintah, koperasi. Betapa pentingnya subsistem ini mengingat perlunya keterpaduan dari
berbagai unsur itu guna mewujudkan sukses agribisnis.
B. Subsistem Usaha Tani
Usaha tani menghasilkan produk pertanian berupa bahan pangan, hasil perkebunan,
buah-buahan, bunga dan tanaman hias, hasil ternak, hewan dan ikan. Pelaku kegiatan dalam
subsistem ini adalah produsen yang terdiri dari petani, peternak, pengusaha tambak,
pengusaha tanaman hias dll.
C. SubsistemPengolahan dan Pemasaran (Tata niaga)
Dalam subsistem ini terdapat rangkaian kegiatan mulai dari pengumpulan produk
usaha tani, pengolahan, penyimpanan dan distribusi. Sebagian dari produk yang dihasilkan
dari usaha tani didistribusikan langsung ke konsumen didalam atau di luar negeri. Sebagian
lainnya mengalami proses pengolahan lebih dahulu kemudian didistribusikan ke konsumen.
Pelaku kegiatan dalam subsistem ini ialah pengumpul produk, pengolah, pedagang, penyalur
ke konsumen, pengalengan dll. Agroindustri yang mengolah produk usaha tani disebut
agroindustri hilir. Peranannya amat penting bila ditempatkan di pedesaan karena dapat
mencipakan lapangan kerja.
Secara konsepsional sistem agribisnis dapat diartikan sebagai semua
aktivitas, mulai dari pengadaan dan penyaluran sarana produksi (input) sampai
dengan pemasaran produk-produk yang dihasilkan oleh usaha tani serta agroindustri,
yang saling terkait satu sama lain. Dengan demikian sistem agribisnis merupakan
suatu sistem yang terdiri dari berbagai subsistem yaitu:
1. Subsistem pengadaan dan penyaluran sarana produksi, teknologi dan
pengembangan sumberdaya manusia.

4
2. Subsistem budidaya dan usaha tani.
3. Subsistem pengolahan hasil pertanian atau agroindustri, dan
4. Subsistem pemasaran hasil pertanian.

2.2.KONSEP AGROINDUSTRI A.
Pengertian Angroindustri
Dalam konsep sistem agribisnis hubungan antara sektor pertanian dan
sektor industri adalah sangat erat dan saling ketergantungan. Agribisnis mencakup
seluruh kegiatan disektor pertanian dan sebagian dari sektor industri yang
menghasilkan sarana produksi pertanian dan mengolah hasilhasil pertanian
(Agroindustri). Agroindustri dalam Soeharjo (1989) ,adalah salah satu cabang
industri yang erat dan langsung dengan pertanian. Agroindustri sebagai suatu
sistem dapat dipandang sebagai kegiatan yang memerlukan input dan merubahnya
untuk mencapai tujuan tertentu. Input dalam kegiatan industri terdiri dari bahan
mentah hasil pertanian maupun bahan tambahan, tenaga kerja, modal dan faktor
pendukung lainnya.

Agroindustri juga dapat dikatakan sebagai suatu cabang industri yang


mempunyai keterkaitan erat ke belakang (backward linkage) maupun ke depan
(forward linkage) dengan pertanian. Apabila pertanian digambarkan sebagai
proses menghasilkan produk-produk pertanian di tingkat primer (biji, buah, daun,
telur, susu, produk perikanan, dan lain-lain), maka kaitannya dengan industry
berlangsung ke belakang (backward linkage) dan ke depan (forward linkage).
Keterkaitan erat ke belakang ini dapat diartikan bahwa suatu industri muncul
karena mempergunakan hasil produksi budidaya atau industri sebagai bahan
bakunya. Sedangkan yang dimaksud dengan keterkaitan ke depan adalah suatu
produk agroindustri digunakan untuk bahan baku industri lainnya.

Berdasarkan kaitan-kaitan tersebut, maka agroindustri dapat dibagi dua


yakni agroindustri hulu (upstream) yakni subsektor industri yang menghasilkan
sarana produksi pertanian (bibit dan benih berkualitas, pupuk, pestisida, alat-alat
dan mesin pertanian dan lain-lain); serta agroindustri hilir (downstream) yaitu
subsektor industri yang mengolah hasil-hasil pertanian (minyak goreng, susu
bubuk, nanas dikalengkan, produk olahan limbah hasil pertanian, misalnya pupuk
kandang, kompos serta pakan ternak dan sebagainya). Dari uraian ini maka dapat
disimpulkan bahwa dalam agroindustri sektor pertanian dan sektor industri harus
dilihat sebagai satu kesatuan (Integrated). Gangguan pada salah satu sektor misal,
tidak tersedianya input modern dapat mengganggu kelancaran pada industri
pengolahan dan arah sebaliknya juga bisa terjadi.
Gambar 2. Agroindustri Hulu dan Agroindustri hilir

Agroindustri sebagai kegiatan ekonomi dan bagian dari aktivitas agribisnis


yang mengolah hasil-hasil pertanian, dimana kegiatan agroindustri ini memiliki tiga
prinsip utama yaitu prinsip nilai tambah (setiap kegiatan agroindustri yang akan
dilaksanakan harus mampu menghasilkan atau meningkatkan nilai tambah produk
tersebut), prinsip kaitan input-output (setiap agroindustri yang mengolah hasil
pertanian harus mempunyai kemampuan untuk mendorong berkembangnya
industri-industri lain) serta prinsip mutu dan kontinyuitas (keberhasilan dan
kelangsungan kegiatan agroindustri pada dasarnya ditentukan oleh mutu dan
ketersediaan bahanbaku yang akan diolah dalam kegiatan agroindustri tersebut).

B.Ruang Lingkup Agroindustri dan Tahapannya


Menurut Soeharjo (1989), ruang lingkup agroindustri harus benar-benar jelas,
sampai dimana batas keterkaitannya dengan sektor produksi primer. Kaitan
dengan sektor pertanian umumnya dibatasi pada kaitan langsung. Hal tersebut
sesuai dengan pendekatan yang dipaparkan James E. Austin dalam bukunya, yang
menjelaskan ruang lingkup agroindustri (baca; agroprocessing industry) sebagai
berikut:

“An agroindustry is an enterprise that processes agricultural raw materials,


including ground and tree crops as well as livestock. The degree of processing can
very tremendously, ranging from the cleaning and grading of aplles to the milling of
rice, to the cooking, mixing, and chemical alteration thet create a textured vegetable
food.”
Berdasarkan definisi tersebut, agroindustri dapat digolong-golongkan menurut
tingkat pengolahan bahan bakunya (degree of transformation). Secara teoritis,
kategori agroindustri hilir dapat ditentukan oleh tingkat proses transformasi
produknya (level of transformation process). Tahapan atau tingkatan pemrosesan
agroindustri hilir disajikan dalam Tabel 1. Tabel 1. Kategori Agroindustri Hilir
menurut Tingkat Transformasi dalam

Proses Pengolahan

6
Sumber: Austin J.E. (dalam Soeharjo, 1989).

Pada kegiatan agroindustri hilir, terdapat beberapa tahapan pengolahan,


mulai dari yang paling sederhana, yaitu tanpa mengubah struktur fisik maupun
kimianya, sanpai dengan tahapan yang paling akhir, yaitu input sudah mengalami
perubahan struktur fisik dan kimianya. Agroindustri dalam hal ini akan secara
otomatis meningkatkan nilai tambah produk pertanian atau dengan kata lain,
produk tersebut dijual karena atributnya. Dengan demikian kelancaran kegiatan ini
sangat ditentukan oleh ketersediaan bahan baku (subsistem usahatani), kreatifitas
(yang akan menghasilkan diferensiasi dan diversifikasi produk), dan tingkat
pemanfaatan teknologi proses (manajemen produksi).

Dengan pendekatan sistem tersebut di atas, orientasi pembangunan


pertanian mencakup seluruh aspek di dalam sistem agribisnis yang dilaksanakan
secara terpadu, dengan memperhatikan kelestarian sumberdaya alam dan
lingkungan hidup. Rangkaian kegiatan yang terkait dalam sistem agribisnis tersebut
diatas digerakkan oleh berbagai kelembagaan. Peranan kelembagaan dalam sistem
agribisnis sangat menentukan keberhasilan pembangunan pertanian di masa depan.

2.3 PERAN AGRIBISNIS DALAM PEREKONOMIAN


Besar dan luasnya peranan agribisnis dalam perekonomian nasional tidak terlepas
dari fungsi agribisnis, yaitu:
• Menghasilkan bahan mentah atau komoditas primer baik bahan pangan, serat,
bangunan, atau bahan lainnya;
• Menghasilkan produk antara atau barang jadi baik pangan, bahan pembuat
tekstil, bahan bangunan, obat-obatan, dan sebagainya;
• Menyerap tenaga kerja dari yang unskilled sampai yang skilled;

7
• Menyumbang pada pendapatan nasional dan pertumbuhan ekonomi; dan
• Menghasilkan devisa negara melalui kegiatan ekpor maupun pariwisata.
Dalam perekonomian Indonesia, agribisnis mempunyai peranan yang sangat
penting sehingga mempunyai nilai strategis. Peranan agribisnis adalah sebagai berikut.
• Peranan agribisnis dalam pembentukan PDB (Produk Domestik Bruto) sangat
besar. Peranan agribisnis dalam penyerapan tenaga kerja. Karakteristik teknologi
yang digunakan dalam agribisnis bersifat akomodatif terhadap keragaman
kualitas tenaga kerja sehingga tidak mengherankan agribisnis menjadi penyerap
tenaga kerja nasional yang terbesar.
• Peranan agribisnis dalam perolehan devisa.selama ini selain ekspor migas, hanya
agribisnis yang mampu memberikan net-ekspor secara konsisten. Peranan
agribisnis dalam penyediaan bahan pangan. Ketersediaan berbagai ragam dan
kualitas pangan dalam jumlah pada waktu dan tempat yang terjangkau
masyarakat merupakan prasyarat penting bagi keberhasilan pembangunan di
Indonesia.
• Peranan agribisnis dalam mewujudkan pemerataan hasil pembangunan (equity).
Pemerataan pembangunan sangat ditentukan oleh ‘teknologi’ yang digunakan
dalam menghasilkan output nasional, yaitu apakah bias atau pro terhadap faktor-
faktor produksi yang dimiliki oleh rakyat banyak. Saat ini faktor produksi yang
banyak dimiliki oleh sebagian besar rakyat adalah sumber daya lahan, flora dan
fauna, serta sumber daya manusia. Untukmewujudkan pemerataan di Indonesia
perlu digunakan ‘teknologi’ produksi output nasional yang banyak menggunakan
sumber daya tersebut, yaitu agribisnis.
Peranan agribisnis dalam pelestarian lingkungan. Kegiatan agribisnis yang
berlandaskan pada pendayagunaan keanekaragaman ekosistem di seluruh tanah air
memiliki potensi melestarikan lingkungan hidup.

2.4.USAHA DALAM AGRIBISNIS

2.4.1. SISTEM AGRIBISNIS DAN LINGKUNGANNYA


Dalam memandang agribisnis sebagai sebuah system, ada dua paradigma yang
perlu dipahami, yaitu: agribisnis dalam perspektif mikro (usaha agribisnis); dan
agribisnis dalam perspektif makro (sebagai salah satu unsur perekonomian
nasional). Sebagai sebuah organisasi ekonomi, agribisnis merupakan sebuah
system yang terdiri dari beberapa elemen dasar, dan juga dilingkupi oleh
lingkungan yang saling mempengaruhi, baik secara langsung maupun tidak. Pada
gambar 3, dapat dilihat bahwa system agribisnis merupakan kumpulan dari
elemen-elemen internal, yang dilingkupi oleh lingkungannya. Dengan mengetahui
kondisi ini, diharapkan usaha agribisnis dapat dikelola dengan efektif dan efisien.
Disamping itu produk yang dihasilkan dapat mempunyai nilai tambah yang tinggi.

8
Gambar 2. Sistem Agribisnis dan Lingkungannya

2.4.2. ELEMEN DALAM SISTEM AGRIBISNIS


Agribisnis dalam perspektif mikro terdiri dari beberapa elemen dasar.
Elemen-elemen dalam sistem agribisnis merupakan unsur terkecil pembentuk
sistem agribisnis. Di antara elemen saling berinteraksi, bekerja sama membentuk
kesatuan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan oleh organisasi /
perusahaan. Elemen sistem agribisnis adalah:

1. Sumber Daya Alam & Lingkungan


2. Daya Sumber Manusia
3. Ilmu Pengetahuan & Teknologi
4. Pasar
5. Finansial/Modal Kerja
6. Organisasi (kelembagaan)
1. Sumber Daya Alam dan Lingkungan
Sumber daya alam dan lingkungan bagi agribisnis merupakan modal dasar
pertama untuk dimanfaatkan atau diolah. Sumber daya alam dan lingkungan
terkait erat dengan syarat tumbuh bagi tanaman untuk melakukan proses
fotosintesis, faktor tersebut ialah: lahan, energi sinar dalam bentuk cahaya dan
panas, iklim atau suhu udara. Sumber daya alam merupakan faktor primer dalam
agribisnis.

2. Sumber Daya Manusia


Sumber daya manusia merupakan modal dasar kedua yaitu sebagai
penggerak agribisnis baik aktif maupun pasif. Penyiapan sumber daya manusia
merupakan salah satu kunci utama keberhasilan pengembangan agribisnis.
Setidaknya ada dua alasan mengapa SDM memegang peran vital dalam
agribisnis, pertama SDM mempengaruhi efisien dan efektifitas usaha, kedua
agribisnis lahir, tumbuh berkembang untuk memenuhi kebutuhan manusia.
9
Alasan diatas menimbulkan kesadaran bahwa sumber daya manusia perlu
dikelola dengan baik, dengan sistem rancangan formal untuk mencapai tujuan
organisasi secara efisien dan efektif atau dengan kata lain perlu adanya
Manajemen SDM.

3. IPTEK
Ilmu pengetahuan dan teknologi merupakan modal dasar ketiga yaitu
sebagai pengetahuan dan teknologi yang digunakan sumber daya manusia dalam
mengelola sumber daya alam. Penggunaan ilmu pengetahuan dan teknologi akan
terkait dengan ketersediaan, kesesuaian dan keberlanjutan penerapannya.
Pengetahuan dan teknologi tidak berarti harus teknologi mutakhir dan canggih,
tetapi yang cocok, yang dapat diterapkan dan dikembangkan sendiri oleh
masyarakat agribisnis. Alih teknologi harus dipelajari, diadopsi atau dimodifikasi,
dikembangkan, dan diterapkan. Masalah mendasar yang perlu diperhatikan
dalam pengembangan pengetahuan dan teknologi adalah dukungan prasarana
pertanian, sehingga masih ada hambatan introduksi mesin-mesin pertanian.
Pengelolaan SDA, pengaturan dan manejemen pengairan, serta jalan-jalan
transportasi pertanian perlu dikelola secara sungguh-sungguh dan profesional.

4. Pasar
Pasar merupakan muara dari agribisnis sehingga diperlukan pemahaman
mengenai pasar, pemasaran terutama manajemen pemasaran untuk mendirikan,
mengembangkan, mempertahankan dan meregenerasikan sistem agribisnis.
Pasar dalam ilmu ekonomi diartikan sebagai pertemuan permintaan dan
penawaran, pasar dalam arti sederhana adalah tempat terjadinya transaksi jual
beli (penjualan dan pembelian) antara penjual dan pembeli pada waktu dan
tempat tertentu. Pasar terbentuk karena ada konsumen yang membutuhkan
produk dan ada produsen yang menawarkan produk sesuai kebutuhan konsumen
sehingga terjadi pasokan pertukaran produk dengan aliran finansial atau
transaksi. Pada umumnya suatu transaksi jual beli melibatkan produk/barang
atau jasa dengan uang sebagai alat transaksi pembayaran yang sah dan disetujui
oleh kedua belah pihak yang bertransaksi.

5. Finansial / Modal Kerja


Aspek finansial merupakan salah satu tujuan sistem agribisnis selain
melestarikan lingkungan, membuka lapangan kerja, mengembangkan iptek,
membuka pasar dan mengembangkan organisasi. Dapat dikatakan

ketahanan finansial merupakan faktor pendukung untuk memulai agribisnis,


untuk mengembangkan agribisnis, untuk mempertahankan agribisnis, untuk
regenerasi agribisnis. Finansial secara internal berfungsi untuk modal kerja,
investasi dan piutang sedangkan secara eksternal finansial berfungsi untuk
membangun ketahanan finansial. Kedua performa ini akan meningkatkan
kepercayaan pihak-pihak terkait (agribusiness stakeholder) sekaligus penguasaan
sistem agribisnis untuk meningkatkan keunggulan posisi dalam persaingan.

10
6. Organisasi / Kelembagaan
Organisasi merupakan wadah bagi sekelompok SDM yang melakukan
kegiatan dan memiliki hubungan kerja untuk mencapai tujuan bersama. Peran
organisasi dalam agribisnis dapat dikategorikan sebagai pelaku dan penunjang
agribisnis. Pelaku adalah yang terlibat langsung pada kegiatan agribisnis
sedangkan penunjang adalah yang tidak terlibat langsung pada kegiatan
agribisnis. Bentuk organisasi badan usaha agribisnis ada beberapa macam, pada
umumnya berbentuk: Usaha perorangan; Firma; Persekutuan Komanditer (CV);
Perseroan Terbatas; Badan Usaha Milik Negara; Perusahaan Daerah; Koperasi;
dan Yayasan.

2.4.3.LINGKUNGAN DALAM SISTEM AGRIBISNIS


Adanya batasan sistem membuat pemisahan antara sistem dengan
lingkungan. Segala sesuatu yang ada diluar batas sistem tersebut dan
mempengaruhi operasi sitem itulah yang disebut lingkungan. Tujuan dari
mengenali sistem agribisnis adalah untuk identifikasi pengaruh lingkungan yang
menguntungkan dan yang merugikan, kemudian mengelola faktor yang
menguntungkan atau mendukung sistem dan mengendalikan faktor yang
merugikan agar tidak mengganggu kelangsungan hidup sistem.

Lingkungan dan hal-hal yang mempengaruhi sistem agribisnis adalah :

1. Undang Undang dan Legalitas.


2. Lingkungan Bisnis dan Strategi Bisnis
3. Kebijakan Ekonomi Mikro Pemerintah.
4. Kebijakan Ekonomi Makro Pemerintah.
5. Situasi Ekonomi Internasional.
6. Faktor Lingkungan Lainnya.

1. Undang Undang dan Legallitas


Sebagai suatu bisnis yang terkait dengan pengelolaan sumberdaya alam,
sumberdaya manusia, penggunaan ilmu pengetahuan dan teknologi, terlibat
dalam hal penawaran dan permintaan, distribusi produk, rantai aliran finansial,
kebutuhan investasi atau modal kerja, bentuk dan struktur usaha maka undang-
undang dan legalitas usaha merupakan faktor yang mempengaruhi sistem
agribisnis.

Ada beberapa manfaat dengan mengikuti peraturan yang ada:


memudahkan penetrasi pasar, meningkatkan image usaha sehingga memperbaiki
kepercayaan konsumen dan para pemangku kepentingan, melindungi dan
memperkuat posisi produsen bila terjadi konflik, dapat menggunakan fasilitas-
fasilitas tertentu yang diberikan oleh pemerintah atau kalangan swasta.

11
2. Lingkungan Bisnis & Strategi Bisnis

Kondisi bisnis dipengaruhi oleh kehidupan masyarakat dan sebaliknya


sehingga sistem agribisnis perlu mempelajari pengaruhpengaruhlingkungan
bisnis dari sisi politik, ekonomi, sosial, budaya, ilmu pengetahuan, teknologi,
pertahanan, keamanan. Faktor Lingkungan ada 3, yaitu:

1. Faktor Lingkungan Operasional (opertaional environment): Pesaing;


Kreditur; Tenaga Kerja; Pemasok; dan Pelanggan.
2. Faktor Lingkungan Industri (industrial environment): Hambatan Masuk;
Daya Tawar Pemasok; Daya Tawar Pembeli; Barang
Subtitusi; dan Tingkat Kompetensi.

3. Faktor Lingkungan Jauh (remote environment): Politik; Ekonomi; Sosial;


Budaya; Ilmu Pengetahuan; Teknologi; Pertahanan dan Keamanan.
Selain faktor-faktor lingkungan, strategi bisnis juga mempengaruhi
sistem agribisnis. Strategi dibagi menjadi strategi umum (generic
strategi) dan strategi menyeluruh (grand strategi). Strategi umum
adalah strategi untuk memperoleh keunggulan bersaing sedangkan
stretegi menyeluruh adalah pendekatan menyeluruh melalui tindakan
utama yang didesain untuk mencapai tujuan jangka panjang.

3. Kebijakan Ekonomi Mikro Pemerintah


Ekonomi mikro membahas bagaimana alokasi sumberdaya secara efisien
untuk konsumen pada tingkat rumah tangga, perusahaan dan industri untuk
menjelaskan pertanyaan-pertanyaan seperti apa yang diproduksi dan bagaimana,
apa yang dikonsumsi, untuk oleh dan dari siapa. Berdasarkan pengertian pasar
dan mekanisme pasar, aspek-aspek yang sering dianalisis dalam ekonomi mikro
adalah interaksi di pasar barang, interaksi pasar faktor produksi serta tingkah
laku pembeli dan penjual.

4. Kebijakan Ekonomi Makro Pemerintah


Bila ekonomi mikro hanya memperhatikan alokasi sumberdaya secara
efisien untuk konsumen pada tingkat rumah tangga, perusahaan dan industri
maka ekonomi makro memperhatikan alokasi sumberdaya pada tingkat
kumpulan rumah tangga, perusahaan dan industri atau dengan kata lain pada
tingkat negara.

Ada dua kebijakan yang dilakukan pemerintah untuk mengarahkan


perekonomian makro ke kondisi yang lebih baik seperti yang diharapkan,
kebijakan tersebut berupa:

 Kebijakan Fiskal 
Kebijakan Moneter

a. Kebijakan Fiskal
Kebijakan pemerintah yang mengendalikan penerimaan dan
pengeluarannya (di Indonesia disebut kebijakan APBN). Dalam sirkulasi aliran
12
pendapatan, penerimaan pemerintah didapat melalui pajak (T) sedangkan
pengeluaran pemerintah merupakan konsumsi pemerintah (G).

Ada dua kebijakan fiskal, kebijakan fiskal ekspansif dan kebijakan fiskal
kontraktif. Kebijakan fiskal ekspansif bila menurunkan pajak dan menaikkan
pengeluaran pemerintah dengan tujuan:

 Mendorong pertumbuhan produksi


 Menaikkan pendapatan masyarakat
 Mendorong impor

Kebijakan fiskal kontraktif bila menaikkan pajak dan menurunkan


pengeluaran pemerintah dengan tujuan:

 Mengurangi produksi dalam negeri


 Menurunkan pendapatan masyarakat
 Menurunkan impor

b.Kebijakan Moneter
Kebijakan pemerintah dalam mengendalikan jumlah uang yang beredar
dan mengubah tingkat bunga. Ada dua kebijakan moneter ekspansif dan
kebijakan moneter koontraktif.

Kebijakan moneter ekspansif (easy money policy) bila : menambah jumlah


uang yang beredar dan menurunkan tingkat bunga (interest rate) dengan tujuan:

 Mendorong kenaikan investasi


 Menaikkan penerimaan masyarakat
 Mendorong kenaikan impor
 Mendorong arus keluar (outflow) modal jangka pendek akibat
penurunan suku bunga
 Menurunkan arus masuk (inflow) modal jangka pendek akibat
penurunan suku bunga

Kebijakan moneter kontraktif (tight money policy) bila : mengurangi


jumlah uang yang beredar dan menaikkan tingkat bunga (interest
rate) dengan tujuan:

 Menurunkan investasi
 Menurunkan penerimaan masyarakat
 Menurunkan impor
 Menurunkan arus keluar (outflow) modal jangka pendek akibat
kenaikan suku bunga
 Menaikkan arus masuk (inflow) modal jangka pendek akibat kenaikan
suku bunga

13
5. Ekonomi Internasional
Pengaruh globalisasi ekonomi dunia membuat ekonomi nasional menjadi
bagian dari ekonomi internasional, dan tidak ada lagi negara yang hidup terisolasi
tanpa hubungan ekonomi, hubungan keuangan, maupun hubungan perdagangan
internasional (ekspor dan impor).

Kebijakan perdagangan internasional yang mempengaruhi sistem agribisnis


adalah:

 Kebijakan ekspor di dalam negeri


 Kebijakan ekspor di luar negeri
 Kebijakan impor
 Kebijakan lain
 Kebijakan kurs
 Kebijakan pengawasan langsung

6. Faktor Lingkungan Lainnya


Merupakan faktor yang secara tidak langsung mempengaruhi sistem
agribisnis, seperti kestabilan politik, kondisi sosial budaya dan kondisi keamanan.

14
BAB III

PENUTUP
3.1 Kesimpulan

Ruang lingkup agribisnis mencakup semua kegiatan pertanian yang dimulai dengan
pengadaan penyaluran sarana produksi (the manufacture and distribution of farm supplies),
produksi usaha tani (Production on the farm) dan pemasaran (marketing) produk usaha tani
ataupun olahannya. Ketiga kegiatan ini mempunyai hubungan yang erat, sehingga gangguan
pada salah satu kegiatan akan berpengaruh terhadap kelancaran seluruh kegiatan dalam bisnis.
Karenanya agribisnis digambarkan sebagai satu sistem yang terdiri dari tiga subsistem. Secara
konsepsional sistem agribisnis dapat diartikan sebagai semua aktivitas, mulai dari pengadaan dan
penyaluran sarana produksi (input) sampai dengan pemasaran produk-produk yang dihasilkan
oleh usaha tani serta agroindustri, yang saling terkait satu sama lain

Daftar Pustaka

Renville Siagian. 2003. Pengantar Manajemen Agribisnis. Gajah Mada University Press.

Seperich, George J., etc. 1994. Introduction to Agribusiness Marketing. Prentice Hall Career and
Technology. New Jersey.

Silvana Maulidah, 2010. Manajemen Agribisnis. Jurusan Sosek Pertanian UB. Malang.

W. David Downey & Steven P. Erickson. 1992. Manajemen Agribisnis. Edisi kedua. Penerbit
Erlangga

15

Anda mungkin juga menyukai