Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

PENGANTAR ILMU PERTANIAN


“AGRIBISNIS YANG MENDUKUNG KEBERHASILAN AGROINDUSTRI ”

Disusun Untuk Melengkapi Tugas Mata Kuliah


PENGANTAR ILMU PERTANIAN

NAMA : TAUFIQURROHMAN
NIM : 042210845
UPBJJ : JEMBER

UNIVERSITAS TERBUKA

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah


memberikan nikmatnyakepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas
makalah yang berjudul “Agribisnis Yang Mendukung Keberhasilan Agroindustri”.
Makalah ini disusun dalam rangka memperdalam pemahaman tentang Agribisnis untuk
mendukung Agroindustri dan sekaligus dalam rangka memenuhi salah satu syarat
penilaian mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan di Universitas Terbuka.
Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada kita
semua khususnya tentang pengertian Agribisnis, makalah ini memiliki banyak
kekurangan sehingga kami mohon untuk saran dan kritik yang sifatnya membangun
agar makalah ini dapat menjadi lebih baik. Terima Kasih.

Bondowoso, 3 Mei 2020

Penulis

2
DAFTAR ISI

Judul
Halaman…………………………………………........................................……………1
Kata
Pengantar……………………………………………………….......................................2
Daftar
Isi……………………………………………………… ................................................3
BAB I
1.1 Pengertian Agribisnis dan Subsistem-Subsistem yang Mendukungnya…..…………4
1.2. Masalah- Masalah yang Sering Dihadapi dalam Kegiatan Agribisnis.......................6
BAB II
2.1 Hubungan antara Agribisnis dengan Agroindustri...........……………………...……8
BAB III
3.1. Ha-Hal yang dapat Menyebabkan Ketidakberhasilan dalam Kegiatan Agribisnis..10
BAB IV
4.1. Upaya-Upaya yang harus Dilakukan agar Kegiatan Agribisnis Mendukung
Kegiatan Agroindustri...…………………....…………………………………………..12
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………13

3
Bab I
1.1 Pengertian agribisnis dan Subsistem-Subsistem yang Mendukungnya
Pengertian agribisnis menurut asal muasalnya kata agribisnis berasal dari kata
agribussiness, dimana agri=agriculture artinya pertanian dan bussiness berarti usaha
atau kegiatan yang berorientasi profit. Sehingga secara sederhana agribisnis adalah
usaha atau kegiatan pertanian serta apapun yang tekait dengan pertanian berorientasi
profit. (Maulidah,2012)
Agribisnis dari sudut pandang ekonomi ialah usaha penyediaan pangan.
Pendeketan analisis makro memandang agribisnis sebagai unit sistem industri dan suatu
komoditas tertentu yang membentuk sektor ekonomi secara regional atau nasional.
Sedangkan pendekatan analisis mikro memandang agribisnis sebagai suatu unit
perusahaan yang bergerak, baik dalam salah satu sistem subsistem agribisnis, atau lebih
subsistem dalam satu lini komuditas atau lebih dari satu lini komuditas.
Menurut Downy dan Steven (1987) agribisnis meliputi sektor masukan (input),
produksi (farm), dan sektor keluaran (output) dimana sektor bahan masukan, usaha tani,
produk yang memasok bahan masukan usaha tani terlibat dalam produksi dan pada
akhirnya menangani pemrosesan, penyebaran, penjualan secara borongan dan penjualan
eceran produk kepada konsumen akhir.
Menurut Pangaribuan et all (2006), istilah agribisnis dapat dilihat dari dua
sudut pandang yaitu ekonomi dan sosiologi. Agribisnis yang dikembangkan dari ilmu
ekonomi merupakan gabungan dari kata agriculture dan bussiness yang artinya kegiatan
pertanian yang dikelola secara bisnis agar memberikan keuntungan. Sedangkan dari
sudut pandang sosiologi agribisnis dipahami sebagai proses interaksi sosial dan proses
kerja sekaligus.
Agribisnis merupakan bisnis berbasis usaha pertanian atau bidang lain yang
mendukungnya, baik di sektor hulu maupun hilir. Penyebutan "hulu" dan "hilir"
mengacu pada pandangan pokok bahwa agribisnis bekerja pada rantai sektor pangan
(food supply chain). Dengan kata lain, agribisnis adalah cara pandang ekonomi bagi
usaha penyediaan pangan. Sebagai subjek akademik, agribisnis mempelajari strategi
untuk memperoleh keuntungan dengan mengelola aspek budidaya, penyediaan bahan
baku, pascapanen, proses pengolahan, hingga tahap pemasaran.

4
Agribisnis mempelajari strategi memperoleh keuntungan dengan mengolah
aspek budidaya, penyediaan bahan baku, pasca panen, proses pengolahan, hingga tahap
pemasaran. Sehingga secara konsepsional sistem agribisnis dapat di artikan sebagai
semua aktifitas mulai dari pengadaan dan penyaluran sarana produksi sampai dengan
pemasaran produk-produk yang dihasilkan oleh usaha tani serta agroindustri yang saling
terkait satu sama lain. (Maulidah 2012)
Sistem agribisnis merupakan sustu sistem yang terdiri dari berbagai subsistem, yaitu:
a. Sub-sistem pengolahan hulu atau sarana produksi (up-stream
agribusiness)
Sub sistem pengolahan hulu adalah pengadaan sarana dan penyaluran sarana
produksi pertanian antara lain terdiri dari benih, bibit, makanan
ternak/tumbuhan, pupuk,obat-obatan hama dan penyakit serta peralatan
pertanian yang dihasilkan oleh industry sebgai modal kegiatan pertanian (bisnis
tani, 2015). Sedangkan menurut sakinah (2016) Sub sistem penyediaan sarana
produksi menyangkut kegiatan pengadaan dan penyaluran. Kegiatan ini
mencakup Perencanaan, pengelolaan dari sarana produksi,teknologi dan
sumberdaya agar penyediaan sarana produksi atau input usaha tani memenuhi
krteria tepat waktu, tepat jumlah, tepat jenis, tepat mutu dan tepat produk. Sub
sistem hulu biasanya berupa persiapan sarana produksi pertanian (Pangaribuan
et all, 2006)
b. Sub-sistem Usaha tani (on-farm agribusiness) atau sub sistem budidaya
Sub sistem usaha tani berupa kegiatan budidaya untuk menghasilkan produk
pertanian (Pangaribuan et all, 2006). Sedangkan menurut bisnis tani blog sub
system usaha tani atau sub sistem budidaya adalah kegiatan penggunaan barang
– barang modal dan sumberdaya alam untuk menghasilkan komoditas pertanian
primer, seperti perkebunan, pertanian, peternakan, perikanan dan usaha tanaman
hias / obat – obatan. Pelaku dari subsistem ini adalah produsen terdiri dari
peternak, petani, pengusaha tanaman hias dll (bisnis tani, 2015).

5
c. Sub-sistem pengolahan hilir (down-stream agribusiness).
Proses setelah panen agar produk pertanian bernilai tambah (Pangaribuan et all,
2006). Sedangkan menurut sakinah (2016) sub sistem pengolahan merupakan
pengolahan sederhana di tingkat petani, tetapi menyangkut keseluruhan kegiatan
mulai dari penanganan pasca panen produk pertanian sampai pada tingkat
pengolahan lanjutan.
d. Sub-sistem pemasaran.
Kegiatan ini memasarkan produk pertanian kepada konsumen (Pangaribuan et
all, 2006). Sedangkan menurut sakinah (2016) sub sitem pemasaran mencakup
pemasaran hasil – hasil usaha tani dan agroindustry baik untuk pasar domestik
maupun ekspor yang melakukan pemantauan dan pengembangan informasi
pasar.
e. Sub-sistem kelembagaan dan penunjang.
Lembaga yang menunjang kegiatan pertanian : sumber keuangan, informasi,
penyuluhan kebikan pemerintah dll (Pangaribuan et all, 2006). Sedangkan
menurut sakinah (2016) sub system penunjang merupakan penunjang kegiatan
pra panen dan pasca panen yang meliputi sarana tataniaga, perbankan,
penyuluhan agribisnis, kelompok tani, kebijakan pemerintah dll.

1.2 Masalah-Masalah yang Sering Dihadapai dalam Kegiatan Agribisnis


Menurut Gumbira Sa’id (2000) berbagai permasalahan Agribisnis di Indonesia
diantaranya sebagai berikut;
1. Telah terjadi konversi lahan pertanian yang subur menjadi areal non pertanian
dalam jumlah yang sangat besar.
2. Terjadinya fragmentasi kepemilikan dan penguasaan lahan yang terus menerus
sehingga luas lahan yang dimiliki atau yang dikelola petani sangat sempit.
3. Sistem distribusi input pertanian terutama untuk komoditas pangan dan hortikultura
tidak berjalan secara efektif, seperti bibit, pupuk, pestisida dan alat-alat pertanian
yang diukur dari tepat waktu, tepat jumlah, tepat jenis, tepat sasaran dan tepat nilai.
4. Pembinaan kelompok tani yang diharapkan mampu membantu petani dalam
memperoleh informasi, input, dan membantu pemasaran produk, tidak berjalan
secara efektif.

6
5. Sistem penyaluran kredit pembiayaan pertanian juga tidak berjalan dengan efektif,
yang juga diukur dari tepat waktu, tepat jumlah, tepat sasaran, dan besarnya biaya
kredit sangat kecil sehingga pertumbuhan investasi di bidang agribisnis sangat
lamban dan penyaluran modal kerja tidak mampu mendukung proses produksi yang
berkelanjutan.
6. Sistem penyuluhan dan komunikasi pertanian yang ada tidak berjalan secara efektif
dalam memberikan bimbingan teknis kepada petani sehingga para petani tidak
dapat secara konsisten menerapkan teknik budidaya yang baik dalam pengelolaan
usaha taninya.
7. Koperasi, khususnya KUD, tidak berjalan secara efektif
8. Sistem pengawasan pelaksanaan program pengembangan agribisnis juga tidak
efektif sehingga sering kali timbul pelaporan fiktif
9. Perencanaan pembangunan agribisnis nasional terpusat di Jakarta sehingga tidak
mampu mengakomodasi karakteristik dan kebutuhan daerah yang spesifik atau
berbeda satu sama lainnya.
10. Perencanaan dan pelaksanaan program pembangunan di bidang agribisnis
dilakukan secara tidak terintegrasi sehingga menyebabkan ketidakselarasan di
antara subsistem dalam sistem agribisnis.
11. Sebagian besar pelaku agribisnis tidak mempunyai kemampuan manajerial yang
tinggi dan jiwa kewirausahaan yang besar untuk mengantarkan usaha yang
dikelolanya menjadi usaha yang berhasil dan mampu tumbuh secara cepat.
12. Kemampuan pasokan modal sendiri dari pelaku agribisnis Indonesia sangat kecil
sehingga tidak mampu bertumbuh atas kemampuan sendiri sehingga dibutuhkan
modal dari luar.
13. Kemampuan dalam memilih dan menerapkan teknologi bagi para pelaku agribisnis
masih sangat rendah sehingga petani pada dasarnya selalu membutuhkan
bimbingan dan pendamping yang kompeten dan selalu berada di tempat.
14. Aksesibilitas para pelaku agribisnis terhadap informasi pemasaran sangat kecil
sehingga membutuhkan mitra yang memiliki pengalaman dan akses pasar yang luas.

7
Bab II

2.1 Hubungan antara Agribisnis dengan Agroindustri


Agroindustri adalah suatu usaha yang mengolah bahan baku pertanian
termasuk didalamnya lahan dan perkebunan sebagaimana halnya peternakan. Menurut
Gumbira dan Intan (2004) yang dimaksut Agroindustri adalah usaha yang mengolah
bahan baku hasil pertanian menjadi berbagai produk yang dibutuhkan konsumen.
Unsur-unsur pendukung Agribisnis dirinci menjadi klaster-klaster Agribisnis
yang saling terkait. Agribisnis berawal dan berakhir dalam bentuk Agroindustri yaitu
Agroindustri prapanen dan pascapanen. Simatupang (1989) menyebut keterkaitan
dengan agroindustri prapanen sebagai backward linkages, dan dengan Agroindustri
pascapanen sebagai forward linkages. Forward linkages adalah kegiatan dimana sektor
unggulan tersebut mampu mendorong sektor lain supaya lebih berkembang. Sedangkan
backward longkage adalah kegiatan sektor unggulan yang membutuhkan sektor lain
untuk kelancaran kegiatannya. Jika industri sarana produksi pertanian mampu
menyediakan input (saprotan) yang diperlukkan dalam memproduksi seperti pupuk,
benih atau bibit, pestisida dan sebagainya. Sebagai bahan baku agroindustri mampu
memenuhi kebutuhan industri maka forward linkages berfungsi.
Menurut Maulidah (2012) hubungan Agribisnis dan Agroindustri meliputi
pengolahan dan pemasaran (tata niaga) produk pertanian dan olahannya. Kegiatannya
mulai dari pengumpulan produk usaha tani, pengolahan, penyimpanan dan distribusi.
Sebagian dari produk yang dihasilkan dari usaha tani didistribusikan langsung ke
konsumen didalam atau diluar negeri. Sebagian lainnya mengalami proses pengolahan
lebih dahulu kemudian didistribusikan ke konsumen. Pelaku kegiatan dalam Agribisnis
dan Agroindustri ialah pengepul prodak, pengolah, pedagang, penyalur ke konsumen,
pengalengan dll. Industri yang mengolah produksi usaha tani disebut Agroindustri hilir
(downstream). Peranannya amat penting bila dipedesaan karena dapat menjadi motor
penggerak roda perekonomian di pedesaan dengan cara menciptakan lapangan kerja
sehingga dapat meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat pedesaan.

8
Penerapan sistem Agribisnis dan Agroindustri diharapkan mampu memotivasi
komunitas petani dan pelaku Agroindustri guna dapat berpartisipasi aktif sebagai subjek
pembangunan dalam menerapkan ilmu pengetahuan dan teknologi secara dinamis,
sehingga diharapkan terjadi kelancaran produksi serta nilai tambah produk yang
dihasilkan pada gilirannya akan meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan
masyarakat (Soejono, 2011).

9
Bab III
3.1 Hal-Hal yang dapat Menyebabkan Ketidakberhasilan dalam Kegiatan
Agribisnis
Penyebab ketidakberhasilan dalam kegiatan agribisnis sebagai berikut yaitu;
1. Tidak ada perencanaan
Untuk menghindari kebangkrutan, selalu dampingi semangat menggebu tersebut
dengan perencanaan matang. Tentukan dulu visi, misi, dan tujuan bisnis yang akan
Anda geluti. Termasuk menggali informasi lebih banyak tentang seluk beluk bisnis
tersebut, bagaimana dan di mana membeli bahan bakunya, siapa saja yang akan
menjadi konsumen, serta di mana dan bagaimana memasarkannya.
2. Tidak melakukan riset pasar
Mencari tahu kondisi pasar atau melakukan riset pasar adalah salah satu persiapan
yang wajib dilakukan oleh pengusaha. Dengan melakukan riset pasar kita akan tahu
tentang bagaimana keberterimaan produk di pasaran atau bagaimana respon
masyarakat tentang produk anda.
3. Pemasaran yang lemah
Harus mengetahui cara memasarkan produk dan manfaatkan setiap kesempatan
untuk mempromosikan produk Anda. Tidak perlu bernafsu memasang iklan di
media massa bila modal Anda tak mencukupi. Ada banyak cara yang bisa
digunakan untuk mempromosikan produk pada calon konsumen, seperti melalui
media sosial atau mailing list.
4. Manajemen yang buruk
Kita bisa belajar membuat arsip dan catatan yang baik setiap transaksi yang terjadi.
Tak ada salahnya juga bila Anda membuat catatan rinci seputar tahapan apa saja
yang sudah dilakukan.
5. Rendahnya pengetahuan tentang pengelolaan keuangan
mengelola keuangan perusahaan agar roda bisnis dapat terus berjalan. Pencatatan
dan pembukuan setiap transaksi yang dilakukan oleh perusahaan hingga melahirkan
laporan keuangan perusahaan adalah usaha pengelolaan keuangan. Dengan
mengetahui laporan seorang pengusaha dapat mengambil keputusan yang tepat
untuk mengelola keuangan dan menjalankan roda bisnisnya.

10
6. Pegawai tak terkendali
Pastikan juga bahwa orang yang direkrut memenuhi kriteria.
7. Tidak dapat merspon feedback dengan baik
Ketika anda sukses menjual sebuah produk, bukan berarti anda sudah berhasil
melakukan kegiatan bisnis. Justru setelah produk kita terjual lah tantangan besar
dimulai. Ketika masyarakat sudah mulai menggunakan produk tentunya ada
feedback yang didapatkan. Feedback tersebut bisa berupa komentar, saran dan
bahkan kritik yang bisa saja membangun atau malah menjatuhkan produk tersebut.
Dari feedback ini harusnya anda dapat mengambil pelajaran tentang pengembangan
produk seperti apa yang diinginkan masyarakat. Sehingga ke depannya produk anda
semakin diterima masyarakat. Namun jika anda tidak dapat merespon feedback ini
dengan baik, maka siap-siap saja produk anda ditinggalkan oleh pembeli.
(Akuntansi)

11
Bab IV
4.1 Upaya-Upaya yang harus Dilakukan agar Kegiatan Agribisnis Mendukung
Kegiatan Agroindustri.
Upaya yang dilakukan dalam kegiatan Agribisnis dilakukan rangkaian kegiatan
mulai dari pengumpulan produk usaha tani, pengolahan, penyimpanan dan distribusi.
Sebagian dari produk yang dihasilkan dari usaha tani didistribusikan langsung ke
konsumen didalam atau di luar negeri. Sebagian lainnya mengalami proses pengolahan
lebih dahulu kemudian didistribusikan ke konsumen. Pelaku kegiatan dalam subsistem
ini ialah pengumpul produk, pengolah, pedagang, penyalur ke konsumen, pengalengan
dan lain-lain. Industri yang mengolah produk usahatani disebut agroindustri hilir
(downstream). Peranannya amat penting bila ditempatkan di pedesaan karena dapat
menjadi motor penggerak roda perekonomian di pedesaan, dengan cara
menyerap/mencipakan lapangan kerja sehingga dapat meningkatkan pendapatan dan
kesejahteraan masyarakat pedesaan.
Berikut upaya yang dilakukan agar kegiatan agribisnis mendukung kegiatan
agroindustri;
1. Pengembangan Agribisnis vertical untuk mendukung pembangunan
industri pengelolaan
2. Mengembangkan sub system hulu dan melakukan pengembangan sistem
agribisnis yang digerakkan oleh kekuatan inovasi.
3. Membangun Sistem Agribisnis melalui Industri Perbenihan
4. Dukungan Industri Pupuk dalam pengembangan sistem agribisnis.
5. Pengembangan Sistem Agribisnis melalui Reposisi Koperasi Agribisnis.
6. Pengembangan Sistem Agribisnis melalui pengembangan sistem informasi
agribisnis.
7. Dukungan perbankan dalam pengembangan sistem agribisnis di daerah.
8. Pengembangan strategi pemasaran
9. Pengembangan sumberdaya agribisnis.
10. Pengembangan Pusat Pertumbuhan Sektor Agribisnis
11. Pembinaan Sumberdaya Manusia untuk mendukung pengembangan
agribisnis dan ekonomi (Berlian,2016)

12
DAFTAR PUSTAKA
Akuntansi. 8 Penyebab Utama Kegagalan Agribisnis. [Diakses 4 Mei 2020 Pukul 20.00]
https://www.akuntansionline.id/8penyebab-utama-kegagalan-berbisnis/
Berlian, Mery. 2016. Strategi Pengembangan Agribisnis Pertanian. [Diakses 4 Mei
2020 Pukul 20.00] http://agrimedia.mb.ipb.ac.id/output/poupPrint/id/ 538d8cd
6f1b0ffa4b9418fc48597cf87/tipe/entri/category/2.html
Bisnis, Tani. 2015. Sub Sistem Agribisnis. [Diakses 4 Mei 2020 Pukul 09.00] https://
bisnistaniblog.wordpress.com/2015/12/07/subsistem-agribisnis/
Downey, W. David, Steven P. Erickson. 1987. Manajemen Agribisnis. Jakarta; Penerbit
Erlangga
Gumbira-Sa’id E. 2000. Penerapan Manajemen Teknologi dalam Meningkatkan
Daya Saing Global Produk Agribisnis/Agroindustri Berorientasi Produksi
Berkelanjutan. Orasi Ilmiah Guru Besar Teknologi Industri Pertanian,
Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Maulida, siliana. 2012. Pengantar Manajemen Agribisnis. Malang ; Elektronik Pertama
dan Terbesar di Indonesia
Pangaribuan, Nurmala et all. 2006. Pengantar Ilmu Pertanian. Jakarta ; Universitas
Terbuka
Sakinah. 2016. Definisi Pertanian dan 5 Subsistem Agribisnis. [Diakses 4 Mei 2020
Pukul 09.00] http://adekfitisakinah.blogspot.com/2016/11/defenisi-pertanian-
dan-5-subsistem.html
Simatupang, Maurits D.S.1989. Pengentar Teori Terjemahan. Jakarta; Departemen
Pendidikan Nasional
Soejono, Djoko.2011. Jurnal Strategi Pengembangan Agribisnis dan Agroindustri Sub
Sektor Tanaman Pangan di Kabupaten Situbondo Vol.5 No. 3. Jurusan
Ekonomi Pertanian/ Agribisnis ; Universitas Jember

13

Anda mungkin juga menyukai