Anda di halaman 1dari 5

SISTEM AGRIBISNIS

DOSEN PENGAMPU:
YENI KUSUMAWATI, STP ,.MM,.Ph.D

OLEH:
ABIDZUL SAFPUTRA
NIM. 2206113452
AGROTEKNOLOGI-B

JURUSAN AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS RIAU
PEKANBARU
2023

PEMBAHASAN

Sistem Agribisnis dan subsistem

Menurut Bayu Krisnamurthi (2020) Agribisnis adalah sistem rangkaian usaha-


usaha (bisnis-bisnis) mulai dari usaha pengadaan sarana produksi pertanian,
usahatani, usaha pascapanen, usaha sortasi, penyimpanan dan pengemasan produk
pertanian; usaha industri pengolahan produk pertanian, dan berbagai usaha
menghantarkan produk (berbasis) pertanian sampai ke konsumen; serta sejumlah
kegiatan penunjang yang melayani sistem rangkaian usaha itu, seperti lembaga
pelayanan pembiayaan, lembaga pelayanan informasi, dan lembaga pemerintah yang
mengeluarkan kebijakan dan peraturan yang terkait.

Secara konseptual, sistem agribisnis dapat diartikan sebagai semua kegiatan


mulai dari perolehan dan distribusi input hingga pemasaran hasil pertanian dan
agroindustri yang saling terkait satu sama lain. Oleh karena itu sistem pertanian
merupakan suatu sistem yang tersusun dari beberapa subsistem, yaitu:

1. Subsistem Agribisnis/Agroindustri Hulu

Meliputi pengadaan sarana produksi pertanian antara lain benih, bibit, pakan
ternak, pupuk, pestisida dan obat-obatan pengendali penyakit, fasilitas kredit, bahan
bakar, peralatan, mesin dan aset produksi pertanian. Perorangan, perusahaan swasta,
negara dan koperasi terlibat dalam akuisisi dan distribusi fasilitas produksi.
Pentingnya subsistem ini mempertimbangkan kebutuhan untuk mengintegrasikan
elemen yang berbeda untuk berhasil di sektor pertanian. Industri yang menyediakan
sarana produksi pertanian disebut juga dengan agroindustri hilir. Menurut (Saragih:
1998) Subsistem agribisnis hulu disebut juga subsistem faktor input (input factor
subsystem ), yaitu subsistem pengadaan sarana produksi pertanian. Kegiatan
subsistem ini berhubungan dengan pengadaan sarana produksi pertanian, yaitu
memproduksi dan mendistribusikan bahan, alat, dan mesin yang dibutuhkan usahatani
atau budidaya pertanian (on-farm agribusiness).

2. Subsistem Budidaya/Usahatani

Pertanian menghasilkan hasil pertanian berupa makanan, hasil tanaman, buah-


buahan, bunga dan tanaman hias, hasil hewani, hewan dan ikan. Pelaku subsistem ini
adalah petani, peternak, operator tambak, operator tanaman hias dan produsen
lainnya.

3. Subsistem Agribisnis/agroindustri Hilir meliputi Pengolahan dan Pemasaran (Tata


niaga) produk pertanian dan olahannya

Subsistem ini memiliki beberapa fungsi, mulai dari pengumpulan,


pengolahan, penyimpanan dan distribusi hasil pertanian. Sebagian besar hasil
pertanian dijual langsung ke konsumen di dalam maupun di luar negeri. Lainnya
diolah dulu baru kemudian didistribusikan ke konsumen. Pelaksana kegiatan
subsistem ini adalah pengumpul hasil, pengolah, pedagang, penyalur ke konsumen,
pabrik timah dan lain-lain. Industri yang mengolah hasil pertanian disebut sebagai
industri manufaktur. Peranannya sangat penting bila berada di pedesaan karena dapat
menjadi penggerak ekonomi pedesaan karena menyerap/menciptakan lapangan kerja
untuk meningkatkan pendapatan dan kekayaan masyarakat pedesaan.

4. Subsistem Jasa Penunjang Pertanian (Lembaga)

Subsistem jasa penunjang pertanian (lembaga) atau badan penunjang adalah


semua jenis kegiatan yang mendukung, melayani dan mengembangkan lebih jauh
berjalannya subsistem hilir, subsistem pertanian dan subsistem hilir. Instansi yang
terlibat dalam kegiatan ini adalah konsultan, konsultan, keuangan dan penelitian.
Badan penasehat dan penasehat menyediakan layanan informasi yang dibutuhkan
oleh petani, serta nasihat tentang teknik produksi, budidaya pertanian dan manajemen
pertanian. Untuk lembaga keuangan seperti bank, model ekuitas swasta, dan
perusahaan asuransi yang menyediakan layanan keuangan dalam bentuk
pertanggungan risiko kredit dan komersial (khususnya asuransi). Meskipun lembaga
penelitian, baik yang dikelola oleh pusat penelitian maupun perguruan tinggi,
menawarkan layanan informasi teknologi produksi, budidaya atau teknik pengelolaan
terkini hasil penelitian dan pengembangan.  
Masing-masing subsistem terdiri atas kegiatan-kegiatan usaha, termasuk
kegiatan usaha bertani para petani yang mendominasi subsistem on-farm. Usaha-
usaha tersebut dapat berdiri sendiri maupun bergabung dalam kelompok atau
koperasi. Dapat pula berbentuk perusahaan besar yang memiliki kegiatan usaha di
beberapa subsistem.

Pandangan sistem tersebut menyatakan bahwa kinerja masing-masing


kegiatan dalam sistem agribisnis tersebut- termasuk kinerja pertanian (on-farm)-akan
sangat ditentukan oleh keterkaitannya dengan subsistem lain. Dengan demikian,
penanganan pembangunan pertanian tidak dapat lagi hanya dilakukan terhadap aspek-
aspek yang berada dalam subsistem "on-farm" tetapi juga harus melalui penanganan
aspek-aspek "off- farm" secara integratif.

Berdasarkan pandangan tersebut, agribisnis menjadi suatu konsep yang


menempatkan kegiatan pertanian sebagai suatu kegiatan yang utuh dan komprehensif,
sekaligus sebagai suatu konsep untuk dapat menelaah dan menjawab berbagai
masalah, tantangan, dan kendala yang dihadapi pembangunan pertanian sekaligus
juga untuk menilai keberhasilan pembangunan pertanian serta pengaruhnya terhadap
pembangunan nasional secara lebih tepat.

Kegiatan pertanian yang "dipandang sebagai suatu kegiatan agribisnis dinilai


merupakan cara yang tepat dalam menghadapi berbagai perkembangan yang terjadi
saat ini dan masa yang akan datang, baik dalam lingkup nasional maupun
internasional.

Jadi, agribisnis merupakan cara baru memandang pertanian (agribusiness as a


new way to look agriculture), atau dapat pula disebut bahwa agribisnis merupakan
cara yang lebih utuh memandang pertanian secara keseluruhan.
DAFTAR PUSTAKA

Krisnamurthi, B. 2020. Pengertian Agribisnis. Puspa Swara. Depok

Saragih, B. (1998). Agribisnis, Paradigma Baru Pembangunan Ekonomi Berbasis


Pertanian (Kumpulan Pemikiran). Bogor: Yayasan Persada Mulia Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai