Anda di halaman 1dari 6

HUKUM MENDEL I DAN II

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah

Botani

Dosen Pengampu

Rachmad Saputra, S.P, M.Sc.

Oleh :

Abidzul Safputra 2206113452


Adji Fatur Rahman 2206111906
Feby Maharani 2206124306
Martogi Sinaga 2206111804
Prasashi Amoriza 2206110644
Shelly Shilfiani 2206135666

KELAS AGROTEKNOLOGI-B

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS RIAU

TAHUN 2022
BAB I

ISI

Hukum Mendel 1 (Hukum Pemisahan Gen yang Sealel/Segregasi) mengemukakan bahwa


dua gen akan berpisah pada saat pembentukan gamet. Hukum Mendel 2 (Hukum
Pengelompokan Gen secara Bebas/Asortasi) dijelaskan bahwa gen yang telah terpisah pada
pembentukan gamet akan bergabung dengan gen-gen dari induk lainnya pada saat perkawinan,
penggabungan gen tersebut terjadi secara acak dan bebas.

A.Hukum Mendel I
Hukum Mendel I dikenal juga dengan Hukum Segregasi menyatakan: ‘pada pembentukan
gamet kedua gen yang merupakan pasangan akan dipisahkan dalam dua sel anak’. Hukum ini
berlaku untuk persilangan monohibrid (persilangan dengan satu sifat beda).

Secara garis besar, hukum ini mencakup tiga pokok:


a. Gen memiliki bentuk-bentuk alternatif yang mengatur variasi pada karakter turunannya. Ini
adalah konsep mengenai dua macam alel; alel resisif (tidak selalu nampak dari luar, dinyatakan
dengan huruf kecil, misalnya w dalam gambar di sebelah), dan alel dominan (nampak dari luar,
dinyatakan dengan huruf besar, misalnya R).
b. Setiap individu membawa sepasang gen, satu dari tetua jantan (misalnya ww dalam gambar
di sebelah) dan satu dari tetua betina (misalnya RR dalam gambar di bawah ini).
c. Jika sepasang gen ini merupakan dua alel yang berbeda, alel dominan akan selalu
terekspresikan (nampak secara visual dari luar). Alel resesif yang tidak selalu terekspresikan,
tetap akan diwariskan pada gamet yang dibentuk pada turunannya
Hukum Mendel 2 ini dapat dijelaskan melalui persilangan dihibrida, yaitu persilangan dengan
dua sifat beda, dengan dua alel berbeda. Misalnya, bentuk biji (bulat+keriput) dan warna biji
(kuning+hijau).Pada persilangan antara tanaman biji bulat warna kuning dengan biji keriput
warna hijau diperoleh keturunan biji bulat warna kuning. Karena setiap gen dapat berpasangan
secara bebas maka hasil persilangan antara F1 diperoleh tanaman bulat kuning, keriput kuning,
bulat hijau dan keriput hijau.

B.Hukum Mendel 2
Hukum Mendel 2 ini hanya berlaku untuk gen yang letaknya berjauhan. Jika kedua gen itu
letaknya berdekatan hukum ini tidak berlaku. Hukum Mendel 2 ini juga tidak berlaku untuk
persilangan monohibrid.
Perhatikan analisis papan catur di bawah ini tentang persilangan buncis dengan dua sifat beda
(dihibrida).
Buncis biji bulat warna kuning disilangkan dengan biji keriput warna hijau.Keturunan
pertama semuanya berbiji bulat warna kuning.
Artinya, sifat bulat dominan terhadap sifat keriput dan kuning dominan terhadap warna hijau.
Persilangan antar F1 mengasilkan keturunan kedua (F2) sebagai berikut: 315 tanaman bulat
kuning, 101 tanaman keriput kuning, 108 tanaman bulat hijau dan 32 keriput hijau. Jika
diperhatikan, perbandingan antara tanaman bulat kuning : keriput kuning : bulat hijau : keriput
hijau adalah mendekati 9:3:3:1.
Pewarisan sifat atau yang dikenal dengan Hereditas merupakan suatu pewarisan sifat dari
induk kepada keturunannya.Ilmu yang mempelajari tentang pewarisan sifat disebut dengan
genetika.Pewarisan sifat itu dapat ditentukan oleh kromosom dan gen. Teori-teori tentang
pewarisan sifat adalah sebagai berikut :

1.Teori Embryo
Teori ini dikemukanan oleh William Harvey, 1578-1657 yang menyatakan, bahwa semua
hewan berasal dari telur. Pernyataan ini diperkuat oleh Reiner de Graaf (1641-1673) peneliti
pertama yang mengenal bersatunya sel sperma dengan sel telur yang akan membentuk embrio.
Reiner de Graaf menyatakan bahwa ovarium pada burung sama dengan ovarium pada kelinci.

2.Teori Preformasi
Teori ini dikemukakan oleh Jan Swammerdan, 1637-1689 yang menyatakan bahwa telur
mengandung semua generasi yang akan dating sebagai miniature yang telah terbentuk
sebelumnnya.

3.Teori Epigenesis Embriologi


Teori ini dikemukakan oleh C.F. Wolf, 1738-1794, yang menyatakan bahwa ada kekuatan vital
dalam benih organiseme dengan kekuatan ini menyebabkan pertumbuhan embrio menurut pola
perkembangan sebelumnya.

4.Teori Plasma Nutfah


Teori ini dikemukakan oleh J. B. Lamarck, 1744-1829 yang menyatakan bahwa sifat yang
terjadi karena rangsangan dari luar (lingkungan) terhadap struktur fungsi organ yang diturunkan
pada generasi berikutnya.

5.Teori Pengenesis
Teori ini dikemukakan oleh C. R. Darwin, yang menyatakan bahwa setiap bagian tubuh
dewasa menghasilkan benih-benih kecil yang disebut gemuia.

6.Teori Telegani
Teori ini dikemukakan oleh Ernest Haeckel, menyatakan bahwa spermatozoa sebagian besar
tersusun atas inti dan inti bertanggung jawab sebagai penurunan sifat
PENUTUP

Hukum pewarisan Mendel adalah hukum mengenai pewarisan sifat pada organisme yang
dijabarkan oleh Gregor Johann Mendel dalam karyanya “Percobaan mengenai Persilangan
Tanaman". Hukum ini terdiri dari dua bagian, yaitu Hukum Pemisahan (Segregation) dari
Mendel, juga dikenal sebagai Hukum Pertama Mendel, dan Hukum Berpasangan secara bebas
(independent assortment) dari Mendel, juga dikenal sebagai Hukum Kedua Mendel.
DAFTAR PUSTAKA

Usman, Uzer M. 2002. Menjadi Guru Profesional. Edisi Kedua. Cetakkan ke empat belas.
Bandung : PT Remaja Rosdakarya.
Wahidmurni dan Ali, Nur 2008. Penelitian Tindakan Kelas Pendidikan Agama dan umum: Dari
Teori Menuju Praktik Disertai ContohHasil Penelitian. Malang: UM Press.
DOKUMENTASI

Anda mungkin juga menyukai