Disusun Oleh
Aima Safrina
Farhan
Putri Fathia
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
pada organisme yang dijabarkan oleh Gregor Johann Mendel dalam karyanya
pada organisme, yang kita kenal dengan hukum segregasi dan hukum asortasi
mengatakan bahwa pada pembentukan gamet (sel kelamin), kedua gen induk
gamet menerima satu gen dari induknya sebagaimana bunyi hukum mendel I,
dan bunyi hukum mendel II, menyatakan bahwa bila dua individu
mempunyai dua pasang atau lebih sifat, maka diturunkannya sepasang sifat
B. Rumusan Masalah
berikut :
2
3. Apa bunyi hukum mendel II?
C. Tujuan
a. Tujuan umum
b. Tujuan Khusus
3
BAB II
PEMBAHASAN
adalah :
4
Dari hasil percobaan yang diperolehnya, Mendel menyusun beberapa
hipotesis, yaitu :
sesamanya, misalnya tinggi atau rendah, bulat atau keriput, kuning atau
e. Individu murni mempunyai alel sama, yaitu dominan saja atau resesif
saja.
B. Hukum Mendel
1) Hukum Mendel I
pasangan akan dipisahkan dalam dua sel anak’. Hukum ini berlaku untuk
karakter turunannya. Ini adalah konsep mengenai dua macam alel; alel
resisif (tidak selalu nampak dari luar, dinyatakan dengan huruf kecil,
5
misalnya w dalam gambar), dan alel dominan (nampak dari luar,
c. Jika sepasang gen ini merupakan dua alel yang berbeda, alel dominan
2) Hukum Mendel II
lain dalam dua pasang sifat atau lebih, maka diturunkannya sifat yang
sepasang itu tidak bergantung pada sifat pasangan lainnya’. Hukum ini
gamet R dan w pada sisi kiri (induk jantan tingkat 2) dan gamet R dan w
6
pada baris atas (induk betina tingkat 2). Kombinasi gamet-gamet ini akan
pada tingkat 3 dengan genotipe: RR, Rw, Rw, dan ww. Jadi pada tingkat
buntut dan warna kulit. Persilangan dari induk dengan satu sifat dominan
dengan genotipe SS dan panjang dengan genotipe ss) serta warna kulit
(putih dengan genotipe bb dan coklat dengan genotipe BB). Gamet induk
jantan yang terbentuk adalah Sb dan Sb, sementara gamet induk betinanya
F1nya nampak pada sisi kiri dan baris atas pada papan catur. Hasil
7
Ss) dan panjang (jika genotipenya ss); dan 2 macam warna kulit: coklat
Pewarisan sifat itu dapat ditentukan oleh kromosom dan gen. Teori-
1. Teori Embryo
mengenal bersatunya sel sperma dengan sel telur yang akan membentuk
2. Teori Preformasi
8
3. Teori Epigenesis Embriologi
perkembangan sebelumnya.
generasi berikutnya.
5. Teori Pengenesis
disebut gemuia.
6. Teori Telegani
spermatozoa sebagian besar tersusun atas inti dan inti bertanggung jawab
D. Percobaan Mendel
9
Perhatikan contoh persilangan berikut. Contoh: Tanaman
berikut :
Gamet
T t
Gamet
T TT (Tinggi) .1 Tt (Tinggi) .2
T Tt (Tinggi) .3 Tt (pendek) .4
adalah : TT : Tt : tt = 1 : 2 : 1
10
b. Persilangan Monohibrid Intermediet
Tanaman
P1 >< Tanaman berbunga putih
berbunga merah
Genotipe MM >< Mm
Gamet M dan M m dan m
Fenotipe : berbunga merah
F1 Mm
muda
Mm (merah
P2 >< Mm (merah muda)
muda)
Gamet M dan m >< M dan m
Gamet
M M
Gamet
MM Mm (merah
M
(Merah) 1 muda) 2
Mm (merah Mm
m
muda) 3 (putih) 4
intermediet adalah :
Genotipenya : MM : Mm : mm = 1 : 2 : 1
11
2. Persilangan Dua Individu dengan Dua Sifat Beda (Dihibrid)
murni yang mempunyai biji bulat warna kuning dengan galur murni
yang mempunyai biji keriput warna hijau. Karena bulat dan kuning
ercis berbiji bulat dan warna biji kuning. Biji-biji F1 ini kemudian
dengan dua sifat beda yaitu bentuk biji dan warna biji.
F Game
BK Bk bK Bk
2 : t Gamet
BBK BBK BbK BbK
BK 1 2 3 4
K k K k
Bk BBKk 5 BBkk 6 BbKk 7 Bbkk 8
1 1 1
bK BbKK 9 BbKk bbKK bbKk
0 1 2
12
1 1 1 1
Bk BbKk Bbkk bbKk Bbkk
3 4 5 6
adalah :
=9:3:3:1
Kemungkinan Kotak
Genotipe Fenotipe
ke- nomor
1 1 BBKK Bulat kuning
2 2, 5 BBKk Bulat kuning
3 3, 9 BbKK Bulat kuning
4 4,7, 10, 13 BbKk Bulat kuning
5 6 BBkk Bulat hijau
6 8, 14 Bbkk Bulat hijau
7 11 bbKK Keriput kuning
8 12, 15 bbKk Keriput kuning
9 16 bbkk Keriput hijau
1 : 2 : 2 : 4 : 1 : 2 : 1 : 2 :1
13
3. Persilangan dua Individu dengan Tiga Sifat Beda (Trihibrid)
yaitu :Batang tinggi, biji bulat dan biji warna kuning, dengan batang
pada F2
E. Hereditas Mamire
1. DNA
14
DNA ( Deoksiribose Nuclei Acid ), wujud sebagai untaian yang
- Gula pentose
- Fosfat
Basa Nitrogen :
Struktur DNA :
dan C=G.
Replikasi DNA
15
1. Semikonservatif
2. RNA
Fungsi RNA :
16
membawa asam amino yang diikat itu keribosom.Disinilah
urutan basa dari mRNA ke urutan asam amino dalam protein yang
adalah polipeptida.
No
Perbedaan DNA RNA
1 Tempat Inti sel (kromosom), Sitoplasma
mitokondria, plastid, sentriol (terutama di
ribosom) dan inti
sel
2 Struktur Rantai panjang dan ganda Rantai pendek dan
tunggal
3 Jenis gula Deoksiribosa Ribosa
4 Basa Purin: adenine dan guamin Purin : adenine dan
Nitrogen Pirimidin : sitosin dan timin guanine
Pirimidin : sitosin
dan urasil
5 Kadar Dipengaruhi sintesis protein Tidak dipengaruhi
sintesis protein
6 Fungsi Mengontrol sifat yang menurun Sintesis protein
3. Sintesis Protein
Tahap-tahapan sintesis protein. Sintesis protein merupakan dasar
17
Sintesis protein memiliki sumber informasi di DNA dalam bentuk
akan digunakan untuk merangkai asam amino yang didapatkan dari luar
suatu rantai tunggal basa nitrogen dengan backbone yang sama dengan
berikut.
sintesis protein. tRNA disintesis di salah satu bagian inti sel secara
18
memerlukan energi yang berasal dari pemecahan molekul ATP
penting dalam setiap tahapan reaksi. Salah satu yang penting adalah
proses pembuatan mRNA dari DNA dalam inti sel. mRNA tersebut
19
meliputi penerjemahan dan perangkaian asam amino, berlangsung
di ribosom.
20
penempelan nukleotida triposfat sehingga terbentuk rantai.
energi.
protein di ribosom.
21
Setelah mRNA matang (fungsional) terbentuk, proses
a. Inisiasi
pada subunit kecil ribosom (30 S) lewat ujung 5′. Pada saat
22
digabungkan dengan asam amino yang sudah ada
F. Rangkai Kelamin
gen berangkai yang dibicarakan pada Bab V adalah gen-gen yang terletak
23
pada kromosom selain kromosom kelamin, yaitu kromosom yang pada
individu jantan dan betina sama strukturnya sehingga tidak dapat digunakan
autosom.
menyimpang dari hukum Mendel. Selain itu, jika pada percobaan Mendel
gen rangkai kelamin dapat menjadi gen rangkai X (X-linked genes) dan gen
rangkai Y (Y-linked genes). Di samping itu, ada pula beberapa gen yang
semacam ini dinamakan gen rangkai kelamin tak sempurna (incompletely sex-
linked genes). Pada bab ini akan dijelaskan cara pewarisan macam-macam
gen rangkai kelamin tersebut serta beberapa sistem penentuan jenis kelamin
Pewarisan Rangkai X
24
Percobaan yang pertama kali mengungkapkan adanya peristiwa
rangkai kelamin dilakukan oleh T.H Morgan pada tahun 1910. Dia
bermata merah. Lalat bermata merah lazim dianggap sebagai lalat normal
atau tipe alami (wild type), sedang gen pengatur tipe alami, misalnya
Biasanya, meskipun tidak selalu, gen tipe alami bersifat dominan terhadap
alel mutannya.
ternyata berbeda jika tetua jantan yang digunakan adalah tipe alami
jenis kelamin, dan ternyata kemudian memang diketahui bahwa gen yang
dalam hal ini kromosom X. Oleh karena itu, gen pengatur warna mata ini
inheritance.
25
Pada Drosophila, dan juga beberapa spesies organisme lainnya,
susunan gen yang sama. Oleh karena itu, individu betina ini dikatakan
untuk gen rangkai X hanya dapat dijumpai pada individu betina, maka
kucing berbulu tortoise shell hanya terdapat pada jenis kelamin betina.
kuning.
26
Salah satu contoh gen rangkai X pada manusia adalah gen
heterozigot. Dari kedua putri yang heterozigot ini lahir tiga cucu laki-
penyakit hemofilia.
27
Contoh gen rangkai Z yang lazim dikemukakan adalah gen
burik. Jadi, pada kasus ini alel resesif justru dianggap sebagai tipe
Pewarisan Rangkai Y
gen yang aktif. Jumlah yang sangat sedikit ini mungkin disebabkan oleh
betina/wanita sehingga gen ini disebut juga gen holandrik. Contoh gen
28
bagian atau segmen tertentu pada kedua kromosom tersebut yang
homolog satu sama lain. Dengan perkataan lain, ada beberapa gen pada
yang diatur oleh gen semacam ini dapat dikatakan tidak dipengaruhi
yang homolog ini disebut juga gen rangkai kelamin tak sempurna.
antaranya.
Sistem XO
29
kromosom X. Jadi, hal ini mirip dengan sistem XY. Bedanya, pada
kromosom.
Partenogenesis
melalui telur yang tidak dibuahi. Oleh karena itu, individu jantan ini
30
kelamin yang tidak ada sangkut pautnya sama sekali dengan
(perangkat kromosom).
perangkat kromosom.
jantan. Oleh karena itu, jagung dengan fenotipe Sk_tsts adalah betina
pengaruh sk, atau dengan perkataan lain, bunga betina tetap terbentuk
Pengaruh lingkungan
31
Sistem penentuan jenis kelamin bahkan ada pula yang bersifat
parasitik.
Kromatin Kelamin
Seorang ahli genetika dari Kanada, M.L. Barr, pada tahun 1949
semacam ini ternyata tidak dijumpai pada sel-sel kucing jantan. Pada
manusia dilaporkan pula bahwa sel-sel somatis pria, misalnya sel epitel
selaput lendir mulut, dapat dibedakan dengan sel somatis wanita atas
32
pria normal tidak mempunyai kromatin kelamin karena kromosom X-
normal.
atas ekspresi gen rangkai X yang mengatur warna bulu pada mencit.
dominan sementara pada sel yang lain mungkin justru membawa gen
resesif.
33
Hipotesis Lyon juga menjelaskan adanya
akan mempunyai dosis efektif yang sama pada kedua jenis kelamin.
hemizigot.
34
dominan pada individu jantan tetapi resesif pada individu betina.
resesif pada domba jantan. Oleh karena itu, untuk dapat bertanduk
keadaan homozigot.
salah satu jenis kelamin. Gen yang hanya dapat diekspresikan pada
salah satu jenis kelamin dinamakan gen terbatasi kelamin (sex limited
35
genes). Contoh gen semacam ini adalah gen yang mengatur produksi
tersebut.
36
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Hukum pewarisan Mendel adalah hukum mengenai pewarisan sifat
pada organisme yang dijabarkan oleh Gregor Johann Mendel dalam karyanya
bagian:
B. Saran
37
DAFTAR PUSTAKA
http://biologimediacentre.com/genetika-hukum-mendel/#sthash.C7PN7wAX.dpuf
http://www.scribd.com/doc/84672312/Pewarisan-Sifat-Sifat-Keturunan
http://endick.wordpress.com/2008/01/30/percobaan-mendel-2/
http://smointi.blogspot.com/2010/12/makalah-hukum-mendel.html
38