(MENYERBUK SILANG)
DISUSUN OLEH :
KELAS B AGROTEKNOLOGI
SEMESTER 3
Di era yang semakin maju ini, kebutuhan akan pangan sangat mendesak. Akan tetapi
jumlah manusia semakin banyak sedangkan lahan pertanian semakin sempit. Sehingga diperlukan
suatu metode yang mampu mengatasi permasalahan ini, yaitu dengan cara pemuliaan tanaman.
Salah satu upaya yang perlu kita lakukan untuk meningkatkan hasil pertanian adalah dengan
penggunaan bibit unggul. Sifat bibit unggul pada tanaman dapat timbul secara alami karena
adanya seleksi alam dan dapat juga timbul karena adanya campur tangan manusia. Persilangan
merupakan salah satu cara untuk menghasilkan rekombinasi gen. Pemuliaan tanaman merupakan
cara untuk mengubah susunan genetik tanaman, sehingga memiliki sifat sesuai dengan tujuan
yang diinginkan. Pelaku kegiatan pemuliaan tanaman ini disebut pemulia tanaman. Dalam
pemuliaan tanaman, kita harus mengetahui tentang perilaku biologi tanaman dan pengalaman
dalam budidaya karena dalam pemuliaan tanaman kedua hal tersebut digabungkan.
Strategi dalam pemuliaan tanaman masa kini adalah dengan melakukan peningkatan
variasi genetik yang diikuti kemudian dengan seleksi pada keturunannya. Pemuliaan tanaman
biasanya mengarah pada domestikasi meskipun tidak selalu demikian. Peningkatan variasi
genetik dapat dilakukan melalui berbagai cara, yaitu : introduksi, persilangan, manipulasi genom,
manipulasi gen atau bagian kromosom, transfer gen.Persilangan pada tanaman dapat dibagi
menjadi dua, yaitu menyerbuk sendiri dan menyerbuk silang. Contoh tanaman yang menyerbuk
sendiri yaitu cabe, padi, tomat, dan lain-lain. Sedangkan contoh tanaman yang menyerbuk silang
yaitu tebu, alpukat, jagung, pepaya, dan lain-lain.
Menyerbuk silang merupakan salah satu metode pada persilangan tanaman. Menyerbuk
silang adalah proses menempelnya serbuk sari pada kepala putik pada tanaman yang berbeda
tetapi masih dalamsatu varietas. Pada dasarnya tanaman penyerbuk silang adalah heterozigot dan
heterogenus. Satu individu dan individu lainnya genetis berbeda. Karena keragaman genetis yang
umumnya cukup besar dibanding dengan tanaman penyerbuk sendiri dalam menentukan kriteria
seleksi diutamakan pada sifat ekonomis yang terpenting dulu, tanpa dicampur aduk dengan sifat
– sifat lain yang kurang urgensinya. Pengertian yang bertalian dengan keseimbangan Hardy-
Weinberg pengertian mengenai silang dalam, macam – macam gen dan sebagainya sangat
membantu memahami sifat – sifat tanaman penyerbuk silang dan metode – metode seleksinya.
Metode pemuliaan tanaman menyerbuk silang sedikit berbeda dengan tanaman
menyerbuk sendiri karena pada tanaman menyerbuk silang, dalam populasi alami terdapat
individu-individu yang secara genetik heterozigot untuk kebanyakan lokus. Secara genotipe juga
berbeda dari satu individu ke individu lainnya, sehingga keragaman genetik dalam populasi sangat
besar. Fenomena lain yang dimanfaatkan dalam tanaman menyerbuk silang adalah ketegaran
hibrida atau heterosis. Heterosis didefinisikan sebagai meningkatnya ketegaran (vigor) dan
besaran F1 melebihi kedua tetuanya. Sebaliknya bila diserbuk sendiri akan terjadi tekanan
inbreeding. Beberapa metode yang populer pada tanaman menyerbuk silang misalnya
pembentukan varietas hibrida, seleksi massa, seleksi daur ulang, dan dilanjutkan dengan
pembentukan varietas bersari bebas atau varietas sintetik.
1.2 TUJUAN
Tujuan dari penyusunan makalah ini adalah untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah
Dasar Pemuliaan Tanaman serta memberikan informasi kepada pembaca tentang Penyerbukan
Silang pada Tanaman
BAB II
GENETIKA
Sifat keturunan (hereditas) serta segala seluk beluknya secara ilmiah. Orang yang
dianggap sebagai "Bapak Genetika" adalah JOHAN GREGOR MENDEL.Orang yang
pertama mempelajari sifat-sifat menurun yang diwariskan dari sel sperma adalah HAECKEL
(1868). Mendel mempelajari hereditas pada tanaman kacang ercis (Pisum sativum) dengan
alasan:
Dari hasil penelitiannya tersebut Mendell menemukan prinsip dasar genetika yang lebih
dikenal dengan Hukum Mendell.
Hukum Mendell I dikenal juga dengan Hukum Segregasi menyatakan: ‘pada pembentukan
gamet kedua gen yang merupakan pasangan akan dipisahkan dalam dua sel anak’. Hukum
ini berlaku untuk persilangan monohibrid (persilangan dengan satu sifat beda).
Contoh dari terapan Hukum Mendell I adalah persilangan monohibrid dengan dominansi.
Persilangan dengan dominansi adalah persilangan suatu sifat beda dimana satu sifat lebih
kuat daripada sifat yang lain. Sifat yang kuat disebut sifat dominan dan bersifat menutupi,
sedangkan yang lemah/tertutup disebut sifat resesif.
Hukum Mendell II/Hukum Berpasangan Bebas
Hukum Mendell II dikenal dengan Hukum Independent Assortment, menyatakan: ‘bila dua
individu berbeda satu dengan yang lain dalam dua pasang sifat atau lebih, maka
diturunkannya sifat yang sepasang itu tidak bergantung pada sifat pasangan lainnya’. Hukum
ini berlaku untuk persilangan dihibrid (dua sifat beda) atau lebih.
Hipotesis Mendel :
Tiap sifat organisma hidup dikendalikan oleh sepasang "faktor keturunan". Pada
waktu itu Mendel belummenggunakan istilah "gen".• Tiap pasangan faktor keturunan
menunjukkan bentuk alternatif sesamanya, kedua bentuk alternatif disebut pasangan
ALELA.
Satu dari pasangam alela itu dominan dan menutup alela yang resesif bila keduanya
ada bersama-sama.
Pada pembentukan "gamet" alela akan memisah, setiap gamet menerima satu faktor
alela tersebut c dikenal sebagai HUKUM PEMISAHAN MENDEL atau PRINSIP
SEGREGASI SECARA BEBAS.
individu murni mempunyai dua alela yang sama (homozigot), alel dominan diberi
simbol huruf besar sedang alel resesif huruf kecil.
Genotip adalah komposisi faktor keturunan (tidak tampak secara fisik). Fenotip adalah sifat
yang tampak pada keturunan.Pada hibrida atau polihibrida berlaku prinsip berpasangan
secara bebas.
KROMOSOM adalah struktur benang dalam inti sel yang bertanggung jawab dalam hal sifat
keturunan (hereditas). Kromosom adalah khas bagi makhluk hidup. Gen adalah "substansi
hereditas" yang terletak di dalam kromosom.
1. Autosom, disebut juga kromosom biasa atau kromosom tubuh. Autosom tidak
menentukan jenis kelamin organisme. Pada manusia dengan jumlah kromosom sel
somatis 46 buah, memiliki 44 autosom. Selebihnya, 2 kromosom, adalah kromosom
kelamin. Penulisan autosom dilambangkan dengan huruf A sehingga penulisan autosom
sel somatis manusia adalah 44A atau 22AA.
2. Gonosom, disebut juga kromosom kelamin atau kromosom seks. Gonosom dapat
menentukan jenis kelamin makhluk hidup. Jumlahnya sepasang pada sel somatis. Pada
manusia dengan jumlah kromosom sel somatis 46 buah, terdapat 44 autosom dan 2
gonosom. Terdapat 2 jenis gonosom, yaitu X dan Y. Umumnya pada makhluk hidup,
gonosom X menentukan jenis kelamin betina dan gonosom Y menentukan jenis kelamin
jantan. Susunan gonosom wanita XX dan gonosom pria XY. Oleh karena itu, penulisan
kromosom sel somatis (2n) adalah 44A + XY (pria) atau 44A + XX (wanita). Adapun
untuk sel gamet (n) adalah 22A + X atau 22A + Y.
Ahli genetika dari Amerika Serikat yang menemukan bahwa faktor-faktor keturunan (gen)
tersimpan dalam lokus yang khas dalam kromosom adalah Thomas Hunt Morgan
Percobaan untuk hal ini dilakukan pada lalat buah (Drosophila melanogaster) dengan alasan
sebagai berikut:
PEMBENTUKAN POPULASI
Ruang lingkup pemuliaan tanaman dibagi menjadi empat kegiatan besar, yaitu
pembentukan keragaman genetic (sebagai populasi dasar/bahan dasar proses pemuliaan tanaman),
seleksi (pemilihan yang didasarkan pada penilaian genetik dari populasi yang diseleksi),
pengujian (menguji individu-individu yang terseleksi untuk dipastikan kualitas dan kuantitasnya
sebelum akhirnya dilepas) dan pelepasan varietas.
Tersedianya populasi dasar merupakan langkah awal dalam program pemuliaan tanaman
menyerbuk silang. Populasi dasar dapat berasal dari genotype local atau yang dibentuk oleh
pemulia. Populasi dasar yang sudah ada, perlu diperbaharuhi oleh pemulia melalui sistem
persilangan tertentu agar menjadi lebih efektif. Pembentukan populasi dasar mempunyai tujuan
untuk meningkatkan keragaman karakter yang mempunyai nilai ekonomis dan mempertahankan
keseragaman karakter lain. Misalnya, apabila ada pemuliaan tanaman yang diharapkan adanya
peningkatan produksi maka karakter produksi tersebut diusahakan beragam pada populasi dasar.
Sementara, karakter lain seperti kemasakan, tinggi tanaman, dan kualitas agak seragam.
Pemabentukan populasi dasar tergantung pada macam tanaman dan meodel seleksi yang
digunakan. Setelah melakukan persilangan, hanya dibutuhkan satu generasi kawin acak untuk
kombinasi-kombinasi baru. Jika lebih dari satu generasi kawin acak sebelum dimulai seleksi
keragaman akan tetap sama.
Penyediaan materi pemuliaan (populasi dasar) yang memiliki keragaman genetik yang
tinggi sangat penting untuk menunjuang proses pemuliaan tanaman. Karena suatu tanaman dapat
ditingkatkan potensi genetiknya jika terdapat keragaman genetik dalam populasinya. Peningkatan
keragaman (variabilitas) genetic apabila aksesi tidak ada satu pun yang memiliki suatu sifat yang
diinginkan, pemulia tanaman melakukan beberapa cara untuk merakit individu yang memilikim
sifat ini. Beberapa cara yang dapat dilakukan adalah introduksi bahan koleksi, persilangan,
manipulasi kromosom, mutasi dengan paparan radioaktif atau bahan kimia tertentu,
penggabungan (fusi) protoplas/inti sel, manipulasi urutan gen, transfer gen, dan manipulasi
regulasi gen.
Populasi dasar merupakan campuran varietas unggul, hibrida dan galur (untuk galur boleh
ada boleh tidak) Setiap dicampur terjadi persilangan terbuka kemudian diseleksi melalui seleksi
massa. Contohnya adalah :
Hibrida
Masalah : persilangan dan saat mencari galur penghasil benihnya. Benih yang
dihasilkan sedikit, usaha – usaha persilangan galur dengan varietas.
B. Macam Persilangan
Keragaman genetik pada populasi dasar dapat ditentukan melalui genotipe penyusun dan
karakter perkawinan setiap individu anggotan populasi dasar. Berikut adalah lima sistem
persilangan yang dikenal pada tanaman menyerbuk silang.
Suatu populasi terdiri atas 100 individu tanaman dengan struktur genotipe: 50 AA + 40
Aa + 10 aa. Berapakah frekuensi masing-2 genotipe dan masing-2 gen?
Frekuensi Genotipe:
Frekuensi Gen/Alel:
Sistem perkawinan ini lebih dikenal dengan istilah tangkar dalam (inbreeding).
Dengan perkawinan ini akan meningkatkan peluang diturunkannya gamet sama dari kedua
tetuanya, yang cenderung menurunkan persentasi heterozigotas dalam populasi yang
berakibat pada penurunan karakter tanaman. Menurut percobaan East tahun 1908 dan Shull
tahun 1909 pada tanaman jagung, baru mendapatkan hasil yang dapat menjelaskan akibat
inbreeding.
Tangkar dalam tanpa seleksi terarah akan meningkatkan keragaman genetik. Selain
itu, juga berpengaruh terhadap peningkatan keragaman genetik antar kerabat dekat. Namun,
tangkar dalam diikuti seleksi akan dapat memperkecil keragaman genetik. Sistem ini cocok
untuk menghasilkan galur homozigot.
Sistem perkawinan ini terjadi pada tanaman yang fenotipenya sejenis atau serupa,
maka pengaruh yang terjadi bergantung ada tidaknya peristiwa dominan. Apabila tidak
ada peristiwa dominan maka perkawinan hanya terjadi pada tipe ekstrim, misalnya AA x
AA dan aa x aa. Perkawinan ini sebagai akibat terjadinya konsentrasi dari tipe ekstrim ini
dan tipe homozigot akan dapat dipertahankan. Sistem ini cocok apabila tujuan pemuliaan
yaitu mengembangkan tipe ekstrim.
4. Kawin antar tanaman secara genetik tidak sejenis (genetic disassortative mating)
Sistem perkawinan antar tanaman secara genetik tidak sejenis, dimana sistem ini
berkaitan dengan persilangan antarspesies. Perkawinan ini disebut juga silang luar
(outbreeding). Tujuan utama bukanlah untuk membentuk populasi dasar, tetapi untuk
meningkatkan keragaman genetik yang berkaitan dengan sumber bahan pemuliaan
tanaman. Selain itu, juga untuk memperoleh populasi dengan stabilitas maksimum.
5. Kawin antar tanaman secara fenotipe tidak sejenis (phenotypic disassortative mating)
SELEKSI
A. Seleksi Massa
Seleksi massa, pemilihan tetap berdasarkan pada individu tanaman dan penilaian
fenotipe. Sebagai bahan seleksi adalah populasi kawin acak yang tidak memperhatikan
asal gamet jantan.
Kelebihan seleksi ini yaitu mudah dilaksanakan, murah, dapat dilakukan pada
populasi besar dan dapat menekan terjadinya tangkar dalam. Kelemahannya adalah
memerlukan tempat penanaman yang terpisah dari populasi lain dan kemajuan seleksi
tergolong rendah.
Seleksi berulang fenotip adalah seleksi dari generasi ke generasi dengan diselingi
oleh persilangan antara tanaman-tanaman terseleksi agar terjadi rekombinasi.
Tujuan : Mencari individu–individu yang baik pada setiap siklus seleksi dan
dengan perkawinan acak di dalam individu–individu baik tersebut.
Persyaratan :
Kelebihan :
a. Metode ini bermanfaat untuk sifat dengan heritabilitas tinggi, seperti : kadar
minyak dan protein
b. Bisa merakit varietas hibrida
Prosedur
a. Masing – masing tanaman terseleksi dilakukan kawin sendiri (selfing)
b. Tanaman terseleksi ditanam dalam baris, kemudia dilakukan saling-silang
(intercross)
c. Memasuki siklus kedua, keturunan dari siklus pertama dilakukan seleksi dan
kawin sendiri kembali
d. Demikian seterusnya
1. Pada generasi pertama (G1) menanam populasi dasar dan membuat sejumlah
penyerbukan sendiri sehingga dihasilkan sejumlah populasi S1
2. Pada generasi ke dua (G2), sebagian biji dari galur-galur S1 ditanam terpisah
dalam baris-baris dan sisa bijinya disimpan. Di samping itu juga ditanam populasi
tetua penguji
3. Diadakan sejumlah persilangan antara galur- galur S1 tersebut dengan tetua
penguji
4. Biji hasil persilangan pada generasi ke dua ditanam dengan ulangan secukupnya
(untuk uji keturunan)
5. Pada generasi ke tiga (G 3) diadakan pemilihan galur S1 berdasarkan uji
keturunannya. Galur S1 yang menghasilkan keturunan yang baik dipilih untuk
diteruskan pada generasi berikutnya
6. Pada generasi ke empat (G 4), sisa biji galur S1 terpilih dicampur dan ditanam.
Populasi ini dibiarkan kawin acak, sehingga terjadi rekombinasi.
7. Biji hasil kawin acak ini dicampur untuk digunakan pada siklus berikutnya
F. Seleksi Berulang Untuk Daya Gabung Khusus
Prosedur seleksi ini sama dengan seleksi untuk Daya Gabung umum.
Perbedaannya terletak pada tanaman pengujinya (Tester). Pada seleksi untuk DGK
dipergunakan galur murni atau keturunan persilangan dua galur murni (hibrida). Tujuan
dari DGK ini adalah mencari kombinasi yang khas dan memperlihatkan perbaikan terbesar
dari suatu populasi. Galur murni-galur murni yang lebih baik dapat diturunkan dari
populasi tersebut.
Ciri program ini adalah terjadinya peningkatan produksi tanaman keturunan dari
populasi dengan penguji Program ini bermaksud untuk meningkatkan keturunan melalui
uji DGK atau untuk memperoleh suatu populasi yang lebih baik sebagai bahan dalam
seleksi galur-galur murni dengan daya gabung khusus tinggi. Program ini diharapkan lebih
efektif dibanding seleksi berulang untuk DGU dalam memperoleh tanggap seleksi untuk
karakter produksi. Namun pada beberapa penelitian tanaman jagung menunjukkan bahwa
apabila ragam aditif dua kali lipat dari ragam dominan maka seleksi untuk daya gabung
umum lebih efektif.
Varietas penguji-memiliki variabilitas genetik yang sempit galur murni, hibrida silang
tunggal
Seleksi ini berdasarkan uji keturunan untuk mengevaluasi galur, berdasarkan DGU
(Daya Gabung Umum) dan DGK (Daya Gabung Khusus).
Seleksi berulang untuk DGU memanfaatkan adanya ragam aditif, sedang seleksi
berulang untuk DGK memanfaatkan ragam dominan.
Oleh karena itu, seleksi berulang resiprok menyeleksi sekaligus untuk DGU dan
DGK, guna meminimalkan kelemah dua metode seleksi tersebut di atas.
Program seleksi berulang resiprok menggunakan dua populasi heterogen dan
heterozigot, yang masing-masing digunakan baik sebagai populasi bahan seleksi maupun
penguji.
Pada umumnya kemajuan seleksi adalah linier, terutama kalau ditinjau dari kemajuan jangka
pendek. Kemajuan yang cepat pada generasi permulaan (seperti seleksi terhadap tinggi tanaman)
menunjukkan suatu perubahan yang besar dari frekuensi mayor gen. jadi pada populasi dasar
dengan frekuensi alel yang agak rendah, telah memberikan kemajuan seleksi yang cukup besar
oleh seleksi. Pada saat-saa frekuensi gen mendekati fiksasi, jauh lebih sulit untuk mendapatkan
kemajuan yang cukup besar. Apalagi bila dibandingkan dengan keadaan dimana frekuensi alel
berkenan masih sekitar pertengahan, mungkin memperlihatkan penurunan kemajuan seleksi.
Saran yang perlu diperhatikan dengan kaitannya dengan seleksi dan kemajuan seleksi
adalah sebagai berikut.
VARIETAS HIBRIDA
HETEROSIS
Heterosis merupakan perubahan bentuk turunan hasil persilangan namun,
bentuknya berbeda sama sekali dengan leluhurnya. Heterosis merupakan
penyimpangan dari dua sifat baik dari sifat orang tuanya. Penyimpangan yang terjadi
justru mengarah pada sifat yang buruk. Hal tersebut sangat berbeda dengan sistem
kultur anter maupun hibrida yang digunakan untuk mendapatkan hasil benih tanaman
yang baik.
Karakter positif dapat terlihat dari perkembangan vigor tanaman yang besar. Ketika
heterosis menunjukkan karakter positif, dapat dikatakan sebagai hybrid vigor. Hasil
persilangan heterosis mempunyai beberapa keunggulan yaitu tahan penyakit, cepat
tumbuh, dan mempunyai fertilitas tinggi. Sehingga wajar apabila heterosis bisa
dikatakan sebagai kebaikan atau keunggulan dari inbreeding depression.
= 9,33 %
= 9,68 %
Heterosis terhadap ( low parent ) = x 100%
= 10,04 %
Kesimpulan : tinggi tanaman hasil persilangan F1 lebih tinggi dari hight parent,mid parent dan
low parent masing-masing sebesar 9,33% 9,68% dan 10,04%
= 15,32 %
= 3,11%
= 31,81%
Kesimpulan : jumlah anakan hasil persilangan F1 lebih tinggi dari hight parent,mid parent dan
low parent masing-masing sebesar 15,32% 3,11% dan 31,81%
= 6,34 %
Heterosis terhadap ( mid parent ) = x 100%
= 3,41 %
= 11,53%
Kesimpulan : tinggi tanaman hasil persilangan F1 lebih tinggi dari hight parent,mid parent dan
low parent masing-masing sebesar 6,34% 3,41% dan 11,53%
= 6,16 %
= 32,47%
= 76,13%
Kesimpulan : jumlah anakan hasil persilangan F1 lebih tinggi dari hight parent,mid parent dan
low parent masing-masing sebesar 6,16% 32,47% dan 76,13%.
KESIMPULAN
Genetika adalah sifat keturunan (hereditas) serta segala seluk beluknya secara ilmiah.
Dalam ilmu genetika terdapat hukum yang d sebut hukum mendel yaitu Hukum Mendell I/Hukum
Pemisahan Bebas yang berlaku untuk persilangan monohibrid dan Hukum Mendell II/Hukum
Berpasangan Bebas berlaku untuk persilangan dihibrid. Pada hukum mendel terdapat hipotesisi-
hipotesis yang mengarah pada hukum mendel misalanya Tiap sifat organisma hidup dikendalikan
oleh sepasang "faktor keturunan", Tiap pasangan faktor keturunan menunjukkan bentuk alternatif
sesamanya, kedua bentuk alternatif disebut pasangan alela. Sifat keturunan pada persilangan ini
tergantung oleh sifat kromosom gen. Ada dua macam kromososm yang masing-masing akan
berpasangan satu sama lain yaitu autosom (kromosom tubuh) dan gonosom (kromososm kelamin).
Jika pada kromosom gen terjadi peristiwa memisah bersama-sama peristiwa ini disebut LINKAGE
(PAUTAN).Ada kalanya kromosom yang memisah tidak membawa seluruh gen yang dimiliki
tetapi hanya sebagian saja yang terbawa sedangkan sisanya dipenuhi oleh kromosom pasangannya.
Peristiwa ini disebut CROSSING-OVER(PINDAH SILANG).
Populasi dasar merupakan campuran varietas unggul, hibrida dan galur (untuk galur boleh
ada boleh tidak) Setiap dicampur terjadi persilangan terbuka kemudian diseleksi melalui seleksi
massa. Contohnya adalah :
Hibrida
Masalah : persilangan dan saat mencari galur penghasil benihnya. Benih yang
dihasilkan sedikit, usaha – usaha persilangan galur dengan varietas.
Tanggap terhadap seleksi jangka pendek yaitu pada masing-masing generasi setelah
generasi pertama, diseleksi sekelompok tanaman dengan proporsi sama yang berarti nilai
diferensial (S) kurang lebih sama pula. Akibatnya adalah nilai kemajuan (R) diharapkan sama pada
beberapa generasi berurutan. Dengan demikian rata-rata populasi hasil seleksi akan meningkat
secara linier.
Tanggap terhadap seleksi jangka panjang sebagai berikut.