Anda di halaman 1dari 10

TUGAS MAKALAH BIOLOGI

PERSILANGAN DAN PEWARISAN SIFAT

OLEH
KELOMPOK IV

1. MUFTIH ANGGARA H.PAMMU


2. RENALDHI SALUDUNG
3. RISDAWATI
4. MUZDALIFA MUCHTAR

PRODI ILMU KELAUTAN


FAKULTAS ILMU KELAUTAN DAN PERIKANAN
2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan kita
hidayah dan rahmat-Nya sehingga kita masih diberi kesehatan dan mampu menjalankan
aktivitas sehari-hari. Sholawat serta salam semoga senantiasa tercurahkan kepada
bimbingan Rasulullah SAW yang telah membimbing umatnya dari kehidupan jahiliyah
hingga jalan yang terang-benderang ini.

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Meskipun orang biasanya menetapkan genetika dimulai dengan
ditemukannya kembali naskah artikel yang ditulis Gregor Mendel pada tahun 1900,
sebetulnya genetika sebagai "ilmu pewarisan" atau hereditas sudah dikenal sejak
masa prasejarah, seperti domestikasi dan pengembangan berbagai ras ternak dan
kultivar tanaman. Orang juga sudah mengenal efek persilangan dan perkawinan
sekerabat serta membuat sejumlah prosedur dan peraturan mengenai hal tersebut
sejak sebelum genetika berdiri sebagai ilmu yang mandiri.
Pewarisan atau yang lebih dikenal dengan Hereditas merupakan suatu
pewarisan dari induk pada keturunannya. Ilmu yang mempelajari tentang pewarisan
sifat disebut dengan Genetika. Pewarisan itu dapat ditentukan oleh Kromosom
danGen. Pewarisan sifat itu dapat ditentukan oleh Kromosom dan Gen.
Kromosom adalah struktur benang dalam inti sel yang bertanggung jawab dalam hal
sifat keturunan (Hereditas). Sedangkan gen adalah unit terkecil yang terletak pada
bagian kromosom yang disebut Loku. Fungsi Gen adalah menyampaikan informasi
genetik kepada keturunannya dan mengendalikan perkembangan dan metabolisme
sel
Pewarisan sifat dan kombinasi antargen, tak jarang menghasilkan gen
yang kurang diinginkan, seperti gen hemofilia dan albinisme. Gen yang kurang
diinginkan tersebut dapat dihindari dengan mempelajari pohon keluarga yang
merepresentasikan pewarisan sifat antar generasi. Penurunan sifat dapat terjadi
melalui perkawinan antara dua individu sejenis. Perkawinan antara dua individu
sejenis yang mempunyai sifat beda disebut persilangan. Sifat beda ditentukan oleh
gen di dalam kromosom yang di turunkan dari generasi ke generasi berikutnya.

Persilangan 2 individu yang hanya memfokuskan sifat dikenaldengan


persilangan sederhana atau persilangan monohibrid. Dimana mendel melanjutkan
persilangan dengan persilangan tanaman dua sifat berbeda. Persilangan ini sangat
berkaitan dengan hukum Mendel atau yang kenal istilah the law of segregation yaitu
proses pembentukan gamet yang membawa karakter dansifat secara bebas.
Persilangan memiliki 2 macam yaitu persilangan monohibrid dan persilangan
dihibrid.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apakah pengertian dari pewarisan sifat ?
2. Apa sajakah komponen utama pewarisan sifat?
3. Apa sajakah istilah-istilah dalam hereditas?
4. Bagaimanakah hukum pewarisan sifat (hukum mendel)?
5. Apa saja faktor yang mempengaruhi fenotipe pada pewarisan sifat?
6. Apakah pengertian dari persilangan?
7. Apa saja jenis-jenis dari persilangan?
8. Bagaimana contoh soal dari persilangan dan pewarisan sifat?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dari pewarisan sifat.
2. Untuk mengetahui komponen utama pewarisan sifat.
3. Untuk mengetahui istilah-istilah dalam hereditas.
4. Untuk mengetahui hukum pewarisan sifat (hukum mendel).
5. Untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi fenotipe pada
pewarisan sifat.
6. Untuk mengetahui pengertian dari persilangan
7. Untuk mengetahui jenis-jenis dari persilangan
8. Untuk mengetahui contoh soal dan pembahasan dari persilangan dan
pewarisan sifat.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Pewarisan Sifat


Pewarisan sifat merupakan proses penurunan sifat dari induk (parental) ke
anak (filial). Pewarisan sifat juga dapat disebut sebagai hereditas. Penurunan sifat
dari induk ke anak ini tidak terjadi secara acak maupun takberaturan, tetapi
ditentukan oleh sifat-sifat orang tua yang dikodekan oleh materi genetik.
Tiap spesies memiliki ciri-ciri tertentu yang spesifik yang hampir sama
dari generasi ke generasi, bahkan ciri ini ada sejak dulu kala. Misalnya hewan gajah
mempunyai telinga yang lebar, mempunyai gading, tubuhnya besar, dan mempunyai
belalai. Ciri gajah tersebut sudah ada sejak gajah purba. Jadi ada ciri-ciri atau sifat-
sifat makhluk hidup yang diturunkan dari generasi ke generasi atau diturunkan dari
induk kepada anaknya.
Makhluk hidup yang ada di muka bumi ini sangat beragam. Setiap jenis
makhluk hidup mempunyai sifat dan ciri tersendiri sehingga dapat membedakannya
antara yang satu dengan yang lainnya. Sifat atau ciri yang dimiliki oleh setiap
makhluk hidup ada yang dapat diturunkan dan ada pula yang tidak dapat diturunkan.
Dalam pewarisan sifat dari generasi ke generasi berikutnya mengikuti pola tertentu
yang khas bagi setiap makhluk hidup.
Cabang biologi yang khusus mempelajari tentang hereditas adalah
genetika. Tokoh yang sangat berjasa dalam menemukan hukum-hukum genetika
adalah Gregor Johann Mendel (1822-1884) dari Austria. Beliau lahir tanggal 22 Juli
1822. Karena jasanya itu beliau dijuluki sebagai Bapak Genetika.

2.2 Komponen Utama Pewarisan Sifat


2.2.1 Kromosom
Kromosom merupakan komponen utama dalam proses pewarisan
sifat. Kromosom memiliki fungsi membawa informasi genetik yang akan
diturunkan pada keturunannya. Jenis kromosom dalam setiap makhluk hidup
meliputi kromosom tubuh (autosom) dan kromosom kelamin (gonosom).
Kromosom tersusun oleh untai DNA yang sangat panjang dan
terkondensasi sehingga menjadi lebih rapat dan compact. Proses kondensasi
ini dimaksudkan agar DNA organisme bisa muat di dalam inti sel. Autosom
(kromosom tubuh) akan menentukan sifat-sifat tubuh pada makhluk hidup.
Autosom pada manusia terdiri atas 22 pasang atau dengan kata lain berjumlah
44 buah.
Gonosom (kromosom kelamin) berperan dalam menentukan jenis
kelamin suatu makhluk hidup. Kromosom kelamin hanya berjumlah sepasang
atau 2 buah. Pada manusia, kromosom XY menunjukkan jenis kelamin laki-
laki, sedangkan kromosom XX menunjukkan jenis kelamin
perempuan.Autosom dan gonosom memiliki pasangannya masing-masing.
Setiap pasangan dapat disebut sebagai kromosom homolog. Satu
pasang berasal dari induk jantan dan satu pasang berasal dari induk betina.
Oleh karena itu, organisme dengan kromosom seperti ini disebut sebagai
organisme diploid (2n).
2.2.2 Gen
Gen merupakan unit paling kecil dari materi genetik yang berperan
dalam mengendalikan pewarisan sifat. Dalam kromosom, gen atau keluarga
gen terletak dalam lokasi tertentu. Lokasi ini disebut sebagai lokus. Karena
manusia memiliki dua pasang kromosom, maka manusia juga memiliki dua
pasang lokus untuk satu jenis gen tertentu.

Tiap jenis gen yang menempati suatu lokus disebut sebagai alel.
Dalam genetika Mendelian, alel disimbolkan sebagai genotipe. Karena
genotipe adalah sifat yang ada di dalam kromosom, genotipe bersifat
tersembunyi atau tidak nampak secara langsung. Meskipun genotipe ini
bersifat tidak nampak, namun genotipe ini nantinya akan menentukan sifat
luar yang nampak dari tubuh organisme, atau diesbut sebagai fenotipe.
Gen adalah bagian dari untai DNA (deoxyribonucleic acid) yang
mengkodekan suatu protein atau RNA (ribonucleic acid). Protein atau RNA
inilah yang nantinya dapat mempengaruhi sifat-sifat makhluk hidup. Proses ini
disebut sebagai ekspresi gen. Bagaimana bisa gen dapat mempengaruhi sifat
makhluk hidup?
Misalkan ada gen yang mengkodekan sifat mata berwarna biru.
Ketika proses ekspresi gen berlangsung, DNA akan ditranksripsi menjad
RNA, dan RNA akan ditranslasi menjadi protein. Protein ini pada akhirnya
akan terlibat dalam metabolisme yang menjadikan mata berwarna biru.
2.3 Istilah-istilah dalam Hereditas
1. Parental (P) adalah induk yang dapat disilangkan, misalnya P1 merupakan
induk dalam penyilangan pertama dan P2 merupakan induk dalam
penyilangan kedua.
2. Gamet (G) adalah sel kelamin jantan atau betina, yang dalam skema
persilangan jumlahnya separuh dari genotipnya. Filial (F) adalah hasil
keturunan atau anak. Misalnya F1 merupakan keturunan pertama dan F2
merupakan keturunan kedua.
3. Gen adalah faktor pembawa sifat yang akan diwariskan. Gen dibagi menjadi
dua yaitu Gen Dominan dan Gen Resesif.
a. Gen Dominan (kuat) dituliskan dengan huruf besar, yang merupakan
faktor gen yang unggul dan menutupi sifat pasangan gennya.

b. Sedangkan Gen Resesif (lemah) dituliskan dengan huruf kecil, yang


merupakan faktor gen yang lemah dan ditutupi oleh faktor gen
unggul.

Misalnya adalah sifat Manis (M) dan Asam (m) pada buah. Maka interaksi
kedua gen tersebut adalah pada pasangan gen Mm (baca: Em besar Em
kecil) akan memunculkan Fenotip (sifat yang tampak) rasa manis, karena M
adalah gen dominan.

4. Alel adalah pasangan gen yang terdapat pada kromosom dalam satu homolog
(dari kedua induknya) yang menunjukkan sifat alternatif sesamanya.
Misalnya pasangan panjang - pendek, kasar - halus, manis
- asam, dan lain sebagainya. Sedangkan cara penulisan pasangan gen satu
Alel menggunakan huruf yang sejenis dengan pembeda berupa huruf besar
atau kecil. Contoh dari pasangan alel adalah AA, Aa, aa, Bb, bb, dan
seterusnya.
5. Genotip (tipe gen) adalah keadaan genetik dari suatu individu atau populasi
yang merupakan faktor pembawa sifat dari kedua induknya. Penulisan
pasangan genotip jika terdiri atas 1 gen dominan dan 1 gen resesif adalah
dengan menempatkan gen dominan di depan gen resesif. Misalnya pada
contoh genotip heterozigot. Genotip dibedakan menjadi tiga macam, yaitu:
a. Genotip dominan homozigot, misalnya HH membawa sifat Halus.
b. Genotip heterozigot, misalnya Hh membawa sifat Halus
c. Genotip resesif, membawa sifat Kasar.
6. Fenotip adalah sifat yang muncul (tampak luar tubuh, atau secara morfologi)
yang dapat diamati dari suatu organisme. Fenotip meliputi struktural,
biokimiawi, fisiologis maupun perilaku. Sebagai contoh dari fenotip adalah
warna bunga yang beragam, bentuk rambut kriting ikal lurus, warna kulit
manusia, dan lain sebagainya.

7. Karakter adalah sebuah istilah dari para ahli genetika yang digunakan untuk
menjelaskan sifat yang dapat diturunkan. Setiap varian dari suatu karakter
ini disebut sifat (trait), misalnya adalah pada bentuk rambut manusia ada
yang kriting, ikal dan lurus.
2.4 Hukum Pewarisan Sifat (Hukum Mendel)
Gregor Mendel, merupakan seorang pendeta yang pertama kali
merumuskan hukum pewarisan sifat. Mendel menjawab pertanyaan bagaimana sifat-
sifat pada makhluk hidup diturunkan secara matematis. Pada tahun 1856, Mendel
mulai melakukan penelitian menggunakan kacang ercis atau kapri (Pisum sativum).
Mendel memilih menggunakan kacang ercis atau kapri sebagai objek penelitian
karena beberapa alasan.
Pertama, kacang ercis memiliki daur hidup yang relatif singkat, sehingga
tidak membutuhkan waktu penelitian yang lama. Selain itu, kacang ercis memiliki
pasangan dengan sifat kontras. Dan tidak kalah penting pula kacang ercis bisa
melakukan penyerbukan sendiri, mudah dilakukan kawin silang, dan dapat mampu
menghasilkan keturunan dalam jumlah banyak.
Mendel akhirnya menyimpulkan hasil penelitiannya dalam suatu hukum
yang dinamai sebagai Hukum Mendel. Ada dua Hukum Mendel. Hukum Mendel I
berbunyi, “Setiap gen di dalam alel akan berpisah atau bersegregasi secara bebas
pada saat pembentukan gamet”. Hukum Mendel II berbunyi, “Setiap gen di dalam
gamet akan bergabung (berasortasi) secara bebas pada saat pembentukan zigot.”
2.5 Faktor yang Mempengaruhi Fenotipe pada Pewarisan Sifat
1. Karakteristik Kromosom
Kromosom merupakan komponen utama dalam proses pewarisan
sifat. Sudah barang tentu jika dilakukan persilangan, kromosom akan
menentukan informasi genetik apa yang diturunkan pada keturunannya.
Kromosom tubuh (autosom) akan mewariskan sifat-sifat fenotipe dari
indukan. Sementara kromosom kelamin akan menentukan jenis kelamin.

2. Karakteristik Gen
Seperti telah dijelaskan pada bagian atas, bahwa gen ada yang
bersifat dominan dan resesif. Karakteristik gen tersebut akan menentukan
hasil persilangan dan pewarisan sifat keturunan.
3. Nutrisi
Proses pewarisan sifat juga dipengaruhi oleh nutrisi yang masuk ke
dalam tubuh makhluk hidup. Jika unsur-unsur tubuh terpenuhi dengan baik
terutama protein, proses pewarisan sifat juga akan berjalan dengan baik.
Misalnya pada suatu tanaman yang tumbuh mendapatkan nutrisi yang baik
tentu akan menghasilkan keturunan yang baik seperti indukannya. Demikian
pula sebaliknya.
4. Kondisi Lingkungan
Kondisi lingkungan sangat mempengaruhi proses fisiologis yang
terjadi dalam tubuh, salah satunya ialah pewarisan sifat melalui persilangan.
Maka dari itu, kondisi lingkungan yang baik akan berpengaruh baik pula
pada proses persilangan. Misalnya pada persilangan tanaman jagung yang
tumbuh pada kondisi ladang yang banyak hama, tentu saja keberhasilan
persilangan akan tidak maksimal.
2.6 Pengertian Persilangan
Persilangan (bahasa inggris: hybridization atau crossing) dalam biologi
adalah perkawinan antar individu ataupun populasi yang berbeda secara genetik
untuk menghasilkan gabungan sifat dari tetua ataupun rekombinasi gen-gen pada
keturunannya.
2.7 Jenis-jenis Persilangan
a. Persilangan Monohibrid
Persilangan monohibrid merupakan persilangan dengan satu sifat pembeda.
Pada persilangan ini berlaku Hukum I Mendel, sebab saat pembentukan
gamet pada generasi kedua, gen alam alel mengalami pemisahan secara
bebas dalam dua sel gamet. Pemisahan kedua gen tersebut tidak dipengaruhi
satu sama lainnya (independent).

Persilangan monohibrid dengan satu sifat pembeda dapat


menunjukkan sifat dominansi yang muncul secara penuh atau tidak penuh
(intermediet). Jika terdapat salah satu alel yang bersifat lebih kuat
dibandingkan sifat alel yang lainnya maka hasilnya akan menunjukkan
dominasi penuh. Sedangkan pada hasil persilangan intermediet kedua sifat
gen memiliki kedudukan sama kuat.
b. Persilangan Dihibrid
KESIMPULAN
● Persilangan dihibrid berasal dari persilangan yang memiliki dua sifat pembeda. Pada
persilangan dihibrid ini berlaku Hukum II Mendel. Terjadi pemisahan (segregasi) dan
penggabungan (asortasi) secara bebas pada saat pembentukan generasi kedua.
Persilangan dihibrid ini akan banyak memunculkan sifat dominan, resesif, dan
intermediet. Pewarisan sifat (hereditas) adalah proses penurunan sifat dari induk ke
anaknya. Pewarisan sifat dipelajari, diamati, diteliti, dan disimpulkan untuk pertama
kalinya oleh seorang pendeta sekaligus scientist bernama Gregor Johann Mendel. Beliau
meneliti kacang ercis untuk mengetahui bagaimana sifat-sifat pada makhluk hidup
diturunkan, hasil dari penelitiannya tersebutlah yang menghasilkan hokum-hukum
pewarisan sifat, Hukum Mendel I dan Hukum Mendel II.
● Komponen utama berlangsungnya pewarisan sifat ialah kromosom dan gen. Hasil kerja
dari kromosom dan gen dapat dilihat pada fenotip, yaitu sifat yang tampak secara kasat
mata pada tubuh makhluk hidup, misalnya warna kulit manusia dan warna sebuah
bunga. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi fenotip ini, di antaranya: karakteristik
kromosom dan gen, nutrisi, dan kondisi lingkungan.
● Persilangan (hybridization) merupakan perkawinan yang terjadi antar individu/populasi
yang berbeda secara genetik untuk menghasilkan gabungan sifat dari tetua ataupun
rekombinasi gen-gen pada keturunannya. Persilangan terbagi menjadi dua, yaitu:
persilangan monohibrid yang merupakan persilangan dengan satu sifat pembeda dan
persilangan dihibrid yang merupakan persilangan dengan dua sifat pembeda.
SARAN
Saran yang dapat kami sampaikan yaitu sebaiknya materi mengenai pewarisan sifat dan
persilangan ini dipahami dengan baik karena banyak manfaat yang dapat diambil setelah
memahaminya, misalnya pada era modern ini rekayasa genetika merupakan salah satu
teknik yang banyak digunakan untuk mengubah gen makhluk hidup menjadi memiliki sifat
unggul, kita dapat menerapkan ilmu pewarisan sifat dan persilangan dalam teknik tersebut.

Anda mungkin juga menyukai