NIM : 05071381320013
Sel merupakan kumpulan materi paling sederhana yang dapat hidup dan merupakan
unit penyusun semua makhluk hidup. Sel mampu melakukan semua aktivitas kehidupan dan
sebagian besar reaksi kimia untuk mempertahankan kehidupan berlangsung di dalam sel.
Kebanyakan makhluk hidup tersusun atas sel tunggal atau disebut organisme uniseluler,
misalnya bakteri dan ameba. Makhluk hidup lainnya, termasuk tumbuhan, hewan, dan
manusia, merupakan organisme multiseluler yang terdiri dari banyak tipe sel terspesialisasi
dengan fungsinya masing-masing. Tubuh manusia, misalnya, tersusun atas lebih dari 10 sel.
Namun, seluruh tubuh semua organisme berasal dari hasil pembelahan satu sel. Contohnya,
tubuh bakteri berasal dari pembelahan sel bakteri induknya, sementara tubuh tikus berasal
Pada penemuan sel : Orang yang pertama kali mengemukakan adanya sel adalah
Robert Hooke pada tahun 1665. Ia melakukan pengamatan terhadap sayatan gabus dengan
menggunakan mikroskop. Hook melihat adanya ruangan-ruangan kecil yang menyusun gabus
chromosome : suatu badan pembawa sifat keturunan yang dapat menyerap zat warna
dan jumlahnya konstan pada setiap jenis organisme. Dalam tiap sel tubuh mengandung 2n
kromosom, sedangkan tiap sel kelamin (gamet) hanya mengandung n kromosom (separuh
dari jumlah kromosom pada sel badan). benang-benang halus yang berfungsi sebagai
menjadi dua atau lebih sel anak. Pembelahan sel biasanya merupakan bagian kecil dari suatu
genetika sebagai ilmu pengetahuan dimulai menjelang abad ke-19 ketika seorang biarawan
Austria bernama Gregor Johann Mendel berhasil melakukan analisis yang cermat dengan
interpretasi yang tepat atas hasil-hasil percobaan persilangannya pada tanaman kacang ercis
bertahun-tahun atas kacang ercis/kapri (Pisum sativum). Untuk mempelajari sifat menurun
Gen : unit pewarisan sifat bagi organisme hidup. Bentuk fisiknya adalah urutan DNA
yang menyandi suatu protein, polipeptida, atau seuntai RNA yang memiliki fungsi bagi
alel : merupakan bentuk-bentuk alternatif dari gen pada suatu lokus. Alel terbentuk
karena adanya variasi pada urutan basa nitrogen akibat peristiwa mutasi.
locus : merupakan letak suatu gen pada suatu berkas kromosom. Karena kromosom
berbentuk berkas panjang, ia dapat dianalogikan sebagai suatu kalung. Lokus dapat dianggap
sebagai satu posisi manik-manik pada kalung itu. Dalam genetika molekular, posisi ini biasa
dinyatakan dalam satuan base (basa; maksudnya basa nitrogen) karena DNA merupakan
Resesif : adalah gen yang lemah yang tidak dapat menunjukan sifat yang dibawahnya
jika berpasangan dengan alela yang bersifat dominan ataupun normal. Gen resesif hanya bisa
menunjukan sifat yang di bawanya jika berpasangan dengan gen resesif yang lain. Gen resesif
disimbolkan dengan huruf kecil. Gen normal yang berpasangan dengan gen resesif di sebut
Karier.
Intermediate : adalah sifat yang sama kuat, jadi tidak ada yang dominan ataupun
resesif.
Genotip : adalah istilah yang dipakai untuk menyatakan keadaan genetik dari suatu
individu atau sekumpulan individu populasi. Genotipe dapat merujuk pada keadaan genetik
suatu lokus maupun keseluruhan bahan genetik yang dibawa oleh kromosom (genom).
Genotipe dapat berupa homozigot atau heterozigot. Setelah orang dapat melakukan transfer
perilaku) yang dapat diamati dari suatu organisme yang diatur oleh genotipe dan lingkungan
serta interaksi keduanya. Pengertian fenotipe mencakup berbagai tingkat dalam ekspresi gen
dari suatu organisme. Pada tingkat organisme, fenotipe adalah sesuatu yang dapat
dilihat/diamati/diukur, sesuatu sifat atau karakter. Dalam tingkatan ini, contoh fenotipe
misalnya warna mata, berat badan, atau ketahanan terhadap suatu penyakit tertentu. Pada
tingkat biokimiawi, fenotipe dapat berupa kandungan substansi kimiawi tertentu di dalam
tubuh. Sebagai misal, kadar gula darah atau kandungan protein dalam beras. Pada taraf
molekular, fenotipe dapat berupa jumlah RNA yang diproduksi atau terdeteksinya pita DNA
individu itu hidup, waktu, dan, pada sejumlah sifat, interaksi antara genotipe dan lingkungan.
kromosom dengan alel yang sama pada setiap lokus gen-gennya. Lokus dengan genotipe
Heterozigot adalah satu dari bentuk genotipe yang mungkin terjadi pada individu.
Pada keadaan heterozigot, alel-alel yang menempati suatu lokus berbeda-beda untuk setiap
kromosom. Pada individu diploid misalnya, keadaan ini dilambangkan sebagai Aa atau B1B2
(pilihan huruf terserah, bisa juga singkatan baku untuk gen). Kondisi heterozigot dalam
gejala heterosis.
Monohibrid adalah persilangan antara dua individu dari spesies yang sama dengan
satu sifat beda. Persilangan monohibrid ini sangat berkaitan dengan hukum Mendel I atau
yang disebut dengan hukum segregasi. Hukum ini berbunyi “Pada pembentukan gamet, gen-
gen yang berpasangan akan dipisahkan (disegregasikan) ke dalam dua gamet (sel kelamin)
yang terbentuk".
Dihibrid adalah persilangan dua varietas yang mempunyai sifat beda lebih daripada
satu, kecuali mengenai warna, dan bunga dapat berbeda dalam bentuknya, demikian pula
Trihibrid adalah Persilangan antara dua individu dengan tiga (3) sifat beda (tiga
pasang gen). Pada invidu trihybrid ini akan menghasilkan 8 macam gamet dan 64 buah
pembentukan gamet kedua gen yang merupakan pasangan akan dipisahkan dalam dua sel
anak’. Hukum ini berlaku untuk persilangan monohibrid (persilangan dengan satu sifat beda).
Persilangan dengan dominansi adalah persilangan suatu sifat beda dimana satu sifat lebih
kuat daripada sifat yang lain. Sifat yang kuat disebut sifat dominan dan bersifat menutupi,
dua individu berbeda satu dengan yang lain dalam dua pasang sifat atau lebih, maka
diturunkannya sifat yang sepasang itu tidak bergantung pada sifat pasangan lainnya’. Hukum
ini berlaku untuk persilangan dihibrid (dua sifat beda) atau lebih.
Contoh: disilangkan ercis berbiji bulat warna kuning (dominan) dengan ercis berbiji kisut
Mitosis adalah proses pembagian genom yang telah digandakan oleh sel ke dua sel
identik yang dihasilkan oleh pembelahan sel. Mitosis umumnya diikuti sitokinesis yang
membagi sitoplasma dan membran sel. Proses ini menghasilkan dua sel anak yang identik,
yang memiliki distribusi organel dan komponen sel yang nyaris sama. Mitosis dan sitokenesis
merupakan fase mitosis (fase M) pada siklus sel, di mana sel awal terbagi menjadi dua sel
anakan yang memiliki genetik yang sama dengan sel awal. Mitosis terjadi hanya pada sel
eukariot. Pada organisme multisel, sel somatik mengalami mitosis, sedangkan sel kelamin
(yang akan menjadi sperma pada jantan atau sel telur pada betina) membelah diri melalui
proses yang berbeda yang disebut meiosis. Sel prokariot yang tidak memiliki nukleus
meiosis adalah:
Meiosis hanya terjadi pada fase reproduksi seksual atau pada jaringan nuftah. Pada
meiosis, terjadi perpasangan dari kromosom homolog serta terjadi pengurangan jumlah
Di samping itu, pada meiosis terjadi dua kali periode pembelahan sel, yaitu:
Pada proses Meiosis I pada tahap Pofase I DNA dikemas dalam kromosom.
Pada akhir Profase I terbentuk kromosom homolog yang berpasangan membentuk tetrad.
2. Zigonema : Sentromer membelah menjadi dua dan bergerak kearah kutub yang
5. Diakenesis : Terbentuk benang-benang spindel, dua sentriol sampai pada kutub yang
TAHAP Metafase I : Pasangan kromosom homolog berderet di daerah ekuator. Sentromer
TAHAP Anafase I : Kromosom homolog berpisah dan bergerak ke kutub yang berlawanan.
sebagaimya umumnya digunakan untuk menyatakan peristiwa yang belum dapat dipastikan.
Dapat juga digunakan untuk menyatakan suatu pernyataan yang tidak diketahui akan
kebenarannya, diduga berdasarkan prinsip teori peluang yang ada. Sehubungan dengan itu
teori kemungkinan sangat penting dalam mempelajari genetika. Kemungkinan atas terjadinya
sesuatu yang diinginkan ialah sama dengan perbandingan antara sesuatu yang diinginkan itu
peristiwa yang diharapkan itu dengan segala peristiwa yang mungkin terjadi terhadap sesuatu
Metode chi square adalah cara yang dipakai untuk membandingkan data percobaan
yang diperoleh dari persilangan. Persilangan dengan hasil yang diharapkan berdasarkan
hipotesis secara teoritis. Teori kemungkinan merupakan dasar untuk menetukan nisbah yang
diharapka dari tipe-tipe persilangan genotip yang berbeda. Suatu persilangan antara sesama
individu dihibrid (AaBb) menghasilkan keturunan yang terdiri atas empat macam fenotipe,
yaitu A-B-, A-bb, aaB-, dan aabb masing-masing sebanyak 315, 108, 101, dan 32. Untuk
menentukan bahwa hasil persilangan ini masih memenuhi nisbah teoretis ( 9 : 3 : 3 : 1 ) atau
menyimpang dari nisbah tersebut perlu dilakukan suatu pengujian secara statistika. Uji yang
lazim digunakan adalah uji X2 (Chi-square test) atau ada yang menamakannya uji kecocokan
(goodness of fit).
bentuk urutan basa pada DNA atau RNA) menjadi protein, dan lebih jauh lagi: fenotipe.
Informasi yang dibawa bahan genetik tidak bermakna apa pun bagi suatu organisme apabila
Interaksi gen adalah penyimpangan semu terhadap hukum Mendel yang tidak
merupakan hasil kerja sama atau interaksi dua pasang gen nonalelik, Interaksi gen dapat
terjadi bila dua tau lebih gen mengepresikan protein enzim yang mengkatalis setiap step-step
yang sama. Interaksi gen berhubungan dengan tingkat kepekaan suatu genotipe terhadap
Pautan genetik (genetic linkage dalam bahasa Inggris) dalam genetika adalah
kecenderungan alel-alel pada dua atau lebih lokus pada satu berkas kromosom yang sama
(kromatid) untuk bersegregasi bersama-sama. Pada meiosis, dua berkas kromatid homolog
(sister chromatids) akan berpisah sewaktu anafase I. Alel-alel yang terletak pada berkas
kromatid yang sama akan sama-sama bersegregasi. Segregasi bersama-sama ini terjadi karena
adanya pautan genetik pada alel-alel tersebut. Pautan genetik pertama kali dikenali dan
dijelaskan oleh ahli genetika Inggris William Bateson dan Reginald Punnett, segera setelah
penemuan kembali karya-karya Mendel. Pautan genetik dapat dideteksi secara statistik
dengan korelasi atau analisis asosiasi antara dua atau lebih sifat yang menjadi ekspresi gen
(biasanya DNA, namun juga bisa RNA) yang kemudian diikuti oleh penggabungan dengan
molekul DNA lainnya. Pada eukariota rekombinasi biasanya terjadi selama meiosis sebagai
pindah silang kromosom antara kromosom yang berpasangan. Proses ini menyebabkan
keturunan suatu makhluk hidup memiliki kombinasi gen yang berbeda dari orang tuanya, dan
dapat menghasilkan alel kimerik yang baru. Pada biologi evolusioner, perombakan gen ini
Mutasi adalah perubahan yang terjadi pada bahan genetik (DNA maupun RNA), baik
pada taraf urutan gen (disebut mutasi titik) maupun pada taraf kromosom. Mutasi pada
tingkat kromosomal biasanya disebut aberasi. Mutasi pada gen dapat mengarah pada
munculnya alel baru dan menjadi dasar munculnya variasi-variasi baru pada spesies.
Mutasi terjadi pada frekuensi rendah di alam, biasanya lebih rendah daripada 1:10.000
individu. Mutasi di alam dapat terjadi akibat zat pembangkit mutasi (mutagen, termasuk
karsinogen), radiasi surya, radioaktif, sinar ultraviolet, sinar X, serta loncatan energi listrik
seperti petir.
DNA adalah suatu asam nukleat yang menyimpan segala informasi biologis yang unik
Asam ribonukleat (bahasa Inggris:ribonucleic acid, RNA) adalah satu dari tiga
makromolekul utama (bersama dengan DNA dan protein) yang berperan penting dalam
segala bentuk kehidupan. Asam ribonukleat berperan sebagai pembawa bahan genetik dan
memainkan peran utama dalam ekspresi genetik. Dalam genetika molekular, RNA menjadi
perantara antara informasi yang dibawa DNA dan ekspresi fenotipik yang diwujudkan dalam
bentuk protein.
Replikasi DNA adalah proses penggandaan rantai ganda DNA. Pada sel, replikasi
DNA terjadi sebelum pembelahan sel. Prokariota terus-menerus melakukan replikasi DNA.
Pada eukariota, waktu terjadinya replikasi DNA sangatlah diatur, yaitu pada fase S siklus sel,
sebelum mitosis atau meiosis I. Penggandaan tersebut memanfaatkan enzim DNA polimerase
Proses replikasi DNA dapat pula dilakukan in vitro dalam proses yang disebut reaksi berantai
polimerase (PCR).
Cell Division is the process by which a parent cell divides into two or more daughter
cells. Cell division usually occurs as part of a larger cell cycle. In eukaryotes, there are two
distinct types of cell division: a vegetative division, whereby each daughter cell is genetically
identical to the parent cell (mitosis),[2] and a reductive cell division, whereby the number of
chromosomes in the daughter cells is reduced by half, to produce haploid gametes (meiosis).
Meiosis results in four haploid daughter cells by undergoing one round of DNA replication
followed by two divisions: homologous chromosomes are separated in the first division, and
sister chromatids are separated in the second division.[3] Both of these cell division cycles are
in sexually reproducing organisms at some point in their life cycle, and both are believed to
be present in the last eukaryotic common ancestor [4] Prokaryotes also undergo a vegetative
cell division known as binary fission, where their genetic material is segregated equally into
two daughter cells. All cell divisions, regardless of organism, are preceded by a single round
of DNA replication.
Chromosome mapping is the assignment of genes to specific locations on a
chromosome
Kodon (kode genetik) adalah deret nukleotida pada mRNA yang terdiri atas
kombinasi tiga nukleotida berurutan yang menyandi suatu asam amino tertentu sehingga
Sintesis protein yang disebut juga biosintesis protein adalah proses pembentukan
partikel protein dalam bahasan biologi molekuler yang didalamnya melibatkan sistesis RNA
yang dipengaruhi oleh DNA. Dalam proses sintesis protein, molekul DNA adalah sumber
pengkodean asam nukleat untuk menjadi asam amino yang menyusun protein tetapi tidak
terlibat secara langsung dalam prosesnya. Molekul DNA pada suatu sel ditranskripsi menjadi
molekul RNA. Molekul RNA inilah yang ditranslasi menjadi asam amino sebagai penyusun
protein. Dengan demikian molekul RNA lah yang terlibat secara langsung dalam proses
sintesis protein. Hubungan antara molekul DNA, RNA, dan asam amino dalam proses
pembentukan protein dikenal dengan istilah "Dogma sentral biologi” yang dijabarkan dengan
rangkaian proses DNA membuat DNA dan RNA, RNA membuat protein, yang dinyatakan
dalam persamaan DNA >> RNA >> Protein. Seperti kebanyakan dogma, terdapat
that can be used to identify individuals or species. It can be described as a variation (which
may arise due to mutation or alteration in the genomic loci) that can be observed. A genetic
marker may be a short DNA sequence, such as a sequence surrounding a single base-pair
sama (populasi) yang identik secara genetik. Kloning merupakan proses reproduksi aseksual
yang biasa terjadi di alam dan dialami oleh banyak bakteria, serangga, atau tumbuhan. Dalam
bioteknologi, kloning merujuk pada berbagai usaha-usaha yang dilakukan manusia untuk
menghasilkan salinan berkas DNA atau gen, sel, atau organisme. Arti lain kloning digunakan
Transfer gen adalah suatu proses penyisipan gen asing pada suatu spesies tumbuhan
baik gen dari spesies tumbuhan yang berbeda maupun dari makhluk hidup lainnya (gen yang
berasal dari hewan, bakteri, virus dll). Penggabungan gen ini umumnya bertujuan untuk
mendapatkan tanaman dengan sifat-sifat yang diiiginkan, misalnya pembuatan tanaman yang
tahan suhu tinggi, suhu rendah, kekeringan, resisten terhadap organism penggangu tanaman,
serta kuantitas dan kualitas yang lebih tinggi dari tanaman alaminya. Tumbuhan yang
dihasilkan melalui proses transfer gen ini umumnya dikenal secara luas sebagai tanaman
transgenik.
Sel punca, sel induk, sel batang (bahasa Inggris: stem cell) merupakan sel yang belum
berdiferensiasi dan mempunyai potensi yang sangat tinggi untuk berkembang menjadi banyak
jenis sel yang berbeda di dalam tubuh. Sel punca juga berfungsi sebagai sistem perbaikan
untuk mengganti sel-sel tubuh yang telah rusak demi kelangsungan hidup organisme.
Lokus sifat kuantitatif, lebih dikenal luas sebagai QTL dari singkatan bahasa
Inggrisnya: Quantitative Trait Locus, dalam genetika mengacu pada suatu bagian kromosom
atau peta genetik yang terkait secara statistik dengan suatu variasi yang ditunjukkan oleh
only by the environment it experiences and its genotype, but also by the environment and
genotype of its mother. In genetics, maternal effects occur when an organism shows the
phenotype expected from the genotype of the mother, irrespective of its own genotype, often
due to the mother supplying mRNA or proteins to the egg. Maternal effects can also be
caused by the maternal environment independent of genotype, sometimes controlling the size,
sex, or behaviour of the offspring. These adaptive maternal effects lead to phenotypes of
offspring that increase their fitness. Further, it introduces the concept of phenotypic plasticity,
an important evolutionary concept. It has been proposed that maternal effects are important
used when referring to chemical weapons, biological weapons, or their chemical components.
The use of this term denotes the ability of these weapons to kill, but also the possibility that
they may not kill. Reasons for the lethality of a weapon to be inconsistent, or expressed by
percentage, can be as varied as minimized exposure to the weapon, previous exposure to the
weapon minimizing susceptibility, degradation of the weapon over time and/or distance, and
than just the typical two alleles that usually code for a certain characteristic in a species. With
multiple alleles, that means there is more than two phenotypes available depending on the
dominant or recessive alleles that are available in the trait and the dominance pattern the