Anda di halaman 1dari 13

Kelainan Genetik (achondroplasia) pada Bayi dengan Orangtua Normal

Indra Palisungan
102017013
Mahasiswa Fakultas KedokteranUniversitas Kristen Krida Wacana
Alamat Korespondesi Jl. Arjuna Utara No.6Jakarta Barat 11510
Email: indra_palisungan@yahoo.co.id

Abstrak
Achondoplasia adalah kelainan yang terjadi pada kromosom akibat terjadinya mutasi secara
spontan, yang diakibatkan oleh bahan-bahan mutagen sehingga timbul suatu kromosom yang
lain dan mengakibatkan suatu individu mengalami perubahan fisk menjadi kerdil. Kelainan
kromosom karena adanya kelainan untaian material genetik yang terdapat didalam setiap sel
mahkluk hidup yang terjadi pada janin, bisa diturunkan dari salah satu orang tua yang
membawa kelainan kromosom, bisa juga terjadi secara spontan (dengan sendirinya) pada saat
proses reproduksi. Dari banyak penyakit kelainan genetika didapati berbagai kasus, ada yang
hasil pewarisan dari orang tuanya, ataupun ada yang mutasi. Sedangkan, penyakit kelainan
genetik karena mutasi dapat terjadi pada orang tua yang normal juga.
Kata kunci: akondoplasia, mutasi, tidak normal

Abstract
acondoplasia is a disorder that occurs in the chromosome as a result of spontaneous mutation,
caused by materials causing a chromosome mutagen other and cause an individual to change
fisk become stunted. Chromosome abnormalities, are abnormalities strands of genetic
material contained in every cell of living things that occur in the fetus can be derived from
one parent who carries chromosomal abnormalities, can also occur spontaneously (by itself)
during the process of reproduction. Of the many diseases of genetic disorders found various
cases, there is the result of inheritance from their parents, or there were mutations.
Meanwhile, a genetic disorder due to a mutation can occur in normal parents
Keyword: achondroplasia, mutation, adnormallities.
Pendahuluan

Kelainan genetik merupakan penyimpangan dari sifat umum atau sifat rata-rata
manusia.Oleh karena terjadi penyimpangan rata-rata fenotip, orang yang mengalami kelainan
genetik biasanya jarang atau tidak umum dijumpai dalam masyarakat.Contohnya
achondroplasia penyakit ini terpaut pada gen dominan, namun jika terjadi homosikot
dominan maka akan bersifat letal. Namun penyakit ini sebenarnya terjadi akibat mutasi
genetik. Penyakit genetik merupakan penyakit yang muncul karena tidak berfungsinya faktor-
faktor genetik yang mengatur struktur dan fungsi fisiologi tubuh manusia.Penyakit genetik
menyebabkan masalah medis yang bervariasi.
Penyakit genetis atau turunan merupakan kelainan yang disebabkan oleh gen atau
kelompok gen. Penyakit ini dapat diturunkan,bersifat tetap dan tidak menular. Penyakit
turunan umumnya bersifat resesif dan individu dengan sifat heterozigot (carrier) sering tidak
menyadari bahwa mereka pembawa sifat abnormal.Akhirnya mereka menghasilkan
keturunan yang berbeda

Gen Letal Dominan

Gen letal adalah gen yang dalam keadaan homozigot menimbulkan kematian.
Kematian tersebut terjadi pada saat individu masih embrio atau setelah lahir. Gen letal terbagi
menjadi dua yaitu gen letal dominan dan gen letal resesif. Gen letal dominan menyebabkan
kematian pada keadaan homozigot dominan. Sedangkan pada keadaan heterozigot, individu
akan mengalami kelainan. Gen letal resesif menyebabkan kematian pada keadaan gen letal
homozigot resesif. Pada keadaan heterozigot, individu normal tetapi membawa sifat gen letal
(carier).1

Hukum Mendel

Istilah Hukum Mendel diadaptasi langsung dari penemunya yaitu Gregor Johan
Mendel dan dikenal sebagi peletak pertama ilmu genetika. Gregor Johan Mendel melakukan
percobaan dengan pembudidayaan pada kacang ercis/kapri (Pisum sativum). Mendell
memilih kacang ercis dikarenakan memiliki sifat yang menguntungkan terhadap percobaan
yang akan dilakukannya.1 Adapun sifat yang dimiliki preparat tersebut, meliputi:

 Kacang ercis mudah disilangkan;


 Kacang ercis dapat melakukan penyerbukan sendiri;

2
 Segera dapat menghasilkan keturunan yang banyak dengan onset hidup yang relatif
pendek;
 Memiliki pasangan yang sifatnya menyolok.1,2

Hukum Mendel II menjelaskan tentang hukum pengelompokan secara bebas. Artinya


adalah pasangan gen berbeda yang sedang segregasi akan memisah dan mengelompok secara
bebas. Jadi hukum mendel menjelaskan bahwa setiap spesies hanya dapat menurunkan
keturunannya dari hasil perkawinan dari jenis spesies yang sama dan tidak bisa mengalami
perkawinan dari spesies yang berbeda.3

Genetika
            Adalah bagian kromosom atau salah satu kesatuan kimia (DNA) dalam kromosom,
yaitu dalam lokus yang mengendalikan ciri genetis suatu makhluk hidup(Gambar 2). Gen
diwariskan oleh satu individu kepada keturunannya melalui suatu proses reproduksi. Dengan
demikian, informasi yang menjaga keutuhan bentuk dan fungsi kehidupan suatu organisme
dapat terjaga. Gen terdapat berpasangan dalam satu lokus pada kromosom homolog. Masing-
masing gen dalam pasangan itu disebut alel. Kedua alel dapat membawa ciri sifat yang sama
atau berbeda, misalnya sifat tangkai panjang dan tangkai pendek. Pengertian Gen (gene) itu
sendiri adalah unit dasar dari hereditas, yang terletak pada kromosom (chromosome), yaitu
suatu struktur yang bentuknya seperti tongkat dan terletak ditengah-tengah (nucleus) setiap
sel tubuh. Gen merupakan “substansi hereditas” yang terletak di dalam kromosom, yang
memilik sifat-sifat: sebagai materi tersendiri yang terdapat dalam kromosom, mengandung
informasi genetika dan dapat menduplikasikan diri pada peristiwa pembelahan sel.4,5

Gambar 2. Gen
Sumber: https://www.google.com/

3
Kromosom
Kromosom adalah suatu struktur makromolekul yang berisi DNA di mana informasi
genetik dalam sel disimpan. Kata kromosom berasal dari kata khroma yang berarti warna dan
soma yang berarti badan Kromosom terdiri atas dua bagian, yaitu sentromer/kinektor yang
merupakan pusat kromosom berbentuk bulat dan lengan kromosom yang mengandung
kromonema dan gen berjumlah dua buah (sepasang). Kromosom adalah pembawa gen yang
terdapat di dalam inti sel (nukleus). Kromosom terdiri dari DNA, RNA (asam ribo nukleat)
dan protein. Kromosom homolog (2n) adalah kromosom yang terdapat berpasangan dan
memiliki struktur dan komposisi yang sama. sel yang memiliki 2n kromosom (kromosom
homolog) disebut sel diploid. Bila tidak berpasangan kromosom diberi simbol n kromosom.
Sel dengan n kromosom adalah sel haploid, misalnya sel kelamin jantan saja atau sel kelamin
betina saja.6

DNA
DNA merupakan sejenis asam nukleat yang tergolong biomolekul utama penyusun
berat kering setiap organisme. Ada 3 komponen DNA yaitu gugus fosfat, gula deoksiribosa
dan basa nitrogen.Di dalam sel, DNA umumnya terletak di dalam inti sel. Fungsi DNA, yaitu:
1. Sebagai sumber informasi untuk sintesis semua molekul protein dalam sel/organisme.
2. Molekul DNA berperan sebagai tempat cetakan untuk proses transkripsi informasi ke
RNA.
3. Menyediakan informasi yang diturunkan ke sel generasi selanjutnya dengan melakukan
replikasi.

Bentuk untaian DNA adalah untaian ganda, yang membuat ikatan ini stabil dan kuat
adalah ikatan hidrogen yang ada dalam DNA.Untaian ganda ini mampu mengalami
denaturasi. Untaian ganda memiliki faktor antara lain:pH yang berlebihan, pemanasan, kadar
garam rendah, senyawa yang merusak ikatan H (urea dan formamida), dan senyawa yang
dapat menyisip diantara 2 basa.DNA merupakan polimer yang terdiri dari tiga komponen
utama: Gugus Fosfat, Gula Deoksiribosa, dan Basa Nitrogen, yang terdiri dari: adenin (A),
guanin (G), sitosin (C), timin(T). 6
Rangka utama untai DNA terdiri dari gugus fosfat dan gula yang berselang-seling.
Gula pada DNA adalah gula pentosa (berkarbon lima), yaitu 2-deoksiribosa. Dua gugus gula
terhubung dengan fosfat melalui ikatan fosfodiester antara atom karbon ketiga pada cincin
satu gula dan atom karbon kelima pada gula lainnya.5-7

4
Gambar 3. Replikasi DNA
Sumber:https://www.google.com/

Mutasi
Mutasi adalah perubahan materi genetik yang dapat diwariskan dan memunculkan bentuk-
bentuk alternatif gen.7 Mutasi merupakan perubahan pada DNA. Gen atau kromosom dapat
mengalami mutasi. Pada sel- sel somatis, mutasi gen terjadi pada saat pembelahan mitosis. Bila
perubahan terjadi pada suatu bagian, maka bagian tersebut akan memberikan kenampakan yang
berlainan. Mutasi gen tersebut akan memberi kenampakan yang berlainan. Mutasi gen merupakan
perubahan pada deretan nukleotida di dalam gen pada lokasi tetentu. Mutasi akibat kerusakan
nukleotida DNA atau dari kesalahan yang tidak di perbaiki selama replikasi dapat ditranskip ke
mRNA menyebabkan translasi susunan abnormal dari asam amino. 16

Ada beberapa jenis mutasi, yaitu:


A. Mutasi pada tingkat kromosom
1. Mutasi jumlah
Mutasi jumlah adalah perubahan pada jumlah suatu macam kromosom. Mutasi jumlah
pada umumnya adalah memiliki 3n: triploidi, 2n – 1: monosomi, ,2n + 1: trisomi, dan
2n + 2: tetrasomi.
Penderita sindrom Down umumnya trisomi kromosom ke 21, maka karyotipe nya 47,
XX / XY, +21 dan Penderita sindrom Turner mengalami monosomi, 45, XO.
2. Mutasi struktur
 Defisiensi atau delesi, hilangnya sebagian kromosom karena patah (defisiensi
tempat dan defisiensi interkalar). (Lihat gambar 6)

5
Gambar 6. Delesi
Sumber: https://www.google.com/
 Duplikasi, penambahan patahan kromosom pada kromosom normal (Lihat gambar
7).

Gambar 7. Duplikasi
Sumber: https://www.google.com/
 Inversi, membalikkan beberapa urutan basa nitrogen dalam suatu kromosom
(inversi parasentrik dan inversi perisentrik). (Lihat gambar 8)

Gambar 8. Inversi
Sumber: https://www.google.com/
 Translokasi (Gambar 9), pindahnya potongan satu kromosom ke potongan
kromosom lain yang bukan homolognya (translokasi tunggal, translokasi
perpindahan dan translokasi resiprok)

6
Gambar 9. Translokasi
Sumber: https://www.google.com/
 Isokromosom, ialah mutasi kromosom yang terjadi pada waktu menduplikasikan
diri, pembelahan sentromernya mengalami perubahan arah pembelahan sehingga
terbentuklah dua kromosom yang masing – masing berlengan identik (sama).
Apabila dilihat dari pembelahan sentromernya maka isokromosom disebut juga
fision, jadi peristiwanya berlawanan dengan translokasi Robertson (fusion) yang
mengalami penggabungan.
 Katenasi, ialah mutasi kromosom yang terjadi pada dua kromosom nonhomolog
yangpada waktu membelah menjadi empat kromosom, saling bertemu dan
melekat ujung-ujungnya sehingga membentuk lingkaran.16

B. Mutasi pada jenjang gen :


1. Silent mutation
Mutasi yang tidak mempengaruhi susunan asam amino. contoh: perubahan CUA →
CUG, keduanya kodon untuk leucine
2. Missense mutation

7
Mutasi jenis ini juga merupakan mutasi titik tetapi berakibat pada perubahan asam
amino yang dikode. Banyak organism yang dapat mentoleransi beberapa perubahan
pada urutan asam aminonya, terjadinya mutasi fenotip
Contoh: CGA di mutasi menjadi CCA → arginin diganti menjadi prolin.
- Acceptable. Hasil mutasi tidak mengubah fungsi protein
- Partially acceptable. Hasil mutasi mengakibatkan segabian fungsi protein
terganggu
- Unacceptable. Hasil mutasi mngakibatkan protein tidak berfungs
3. Nonsense mutation
Mutasi yang mengubah kodon asam amino tertentu menjadi kodon STOP contoh:
CGA→UGA (kodon stop) maka terjadi permberhentian sintesis protein sebelum
waktunya.
4. Frame shift mutation
Konsekuensi dari insersi atau delesi suatu basa.
5. Knockout mutation
Suatu alel yang kehilangan fungsinya, dalam arti tidak menghasilkan produk gen
dinamakan null alele. Bila gen tidak berfungsi dinamakan gene knockout.
Oleh karena itu bila terjadi perubahan susunan nukleotida pada DNA, maka asam
amino penyusunnya akan mengalami perubahan, sehingga protein yang bersangkutan
menjadi abnormal. Protein yang abnormal akan memiliki fungsi yang abnormal
juga.14,15

Pewarisan Sifat
Pewarisan dilakukan karena adanya proses replikasi DNA. Pewarisan sifat pada
manusia dapat dilakukan melalui pewarisan sifat autosomal dan pewarisan sifat genosom.
Sifat autosom adalah sifat keturunan yang ditentukan oleh gen pada autosom. Sifat autosomal
dapat dibagi menjadi sifat dominan dan sifat resesif. Laki-laki dan perempuan mempunyai
autosom yang sama maka sifat keturunan yang ditentukan oleh gen autosomal dapat dijumpai
pada laki-laki maupun perempuan.8,9

Penurunan Autosom Dominan

8
Sifat muncul pada setiap generasi tanpa selang generasi. Sifat diwariskan oleh
penderita ke setengah jumlah anak. Gen yang normal tidak mewariskan sifat ke gen
generasinya. Pewarisan ini tidak dipengaruhi oleh jenis kelamin.Contohnya seperti PTC,
Dentinogenesis Imperfekta, Achondroplasia, Polidaktili.9 (Gambar 4)

Gambar 4. Penurunan tanpa selang generasi


Sumber: https://www.google.com/

Penurunan Autosom Resesif


Kemungkinan kedua orangtua mungkin mempunyai hubungan darah. Sifat ini hanya
berekspresi dalam genotipe homozigot resesif.Contohnya seperti Albinisme, Phenylketonuria,
Bisu tuli, Alkaptonuria.10 (Lihat gambar 5)

Gambar 5. Penurunan autosom resesif


Sumber: https://www.google.com/

Gen tertaut kelamin, gen ini terletak pada kromosom kelamin dan sifat yang
ditimbulkan gen pada kromosom ini diturunkan bersama dengan jenis kelamin.Gen tertaut
kromosom Y hanya diturunkan pada laki-laki. Kelainan ini sangat langka, dan biasanya
disebut gen holandrik (diturunkan hanya kepada anak laki-laki).Contohnya kelainan
padaHairy Pinae, Ichthyosis, Webbed Toes,Antigen HY. Sedangkan gen tertaut kromosom
Xhanya terdapat dalam kromosom X. Merupakan gen tertaut kelamin yang diturunkan lebih
banyak kepada anak laki-lakinya sedangkan anak perempuannya sebagai

9
pembawa.Contohnya kelainan pada buta warna, hemofilia. Dan contoh X resesif : hemofilia,
DMD.10,11

Achondroplasia
Achondroplasia berasal dari bahasa Yunani; achondros yaitu tidak memiliki kartilago
dan plasia yaitu pertumbuhan. Istilah yang pertama kali digunakan oleh Parrot (1878) ini
secara harfiah berarti pembentukan kartilago menjadi tulang – tulang (terutama tulang
panjang) yang terganggu. Achondroplasia ini merupakan suatu penyakit genetika yang
diturunkan secara autosom dominan, namun sebagian besar kasus juga terjadi karena adanya
mutasi dalam gen secara spontan.

Dari seluruh kasus achondroplasia, 80 persen di antaranya tidak terjadi akibat


keturunan, melainkan mutasi genetik secara spontan. Sedangkan 20 persen di antaranya
diwariskan dari orang tua yang juga mengalami kondisi ini. 12 Cirri-ciri dari achondroplasia
adalah:

a. Penderita achondroplasia dewasa jarang yang mencapai tinggi 152 cm. Rata-rata
tinggi mereka adalah sekitar 124-132 cm.
b. perawakan tubuh, kaki, lengan, dan jari-jari yang tampak pendek
c. Kepala mereka juga terlihat lebih besar dibandingkan badan
d. tulang punggung dan kaki penderita tampak melengkung
e. kesulitan untuk menekuk siku sepenuhnya.12,13

Diagram Silsilah (Pedigree)


Prediksi kemungkinan penurunan suatu gen dapat dilakukan dengan diagram silsilah
yang memperlihatkan hubungan genetik antargenerasi. Diagram silsilah dapat membantu

10
mengidentifikasi apakah gen tersebut dibawa dalam kromosom seks (X atau Y) atau autosom
(kromosom non-seks). Diagram ini juga dapat menunjukkan apakah gen tersebut bersifat
dominan atau resesif dan apakah seseorang dapat menjadi pembawa gen (karier) resesif yang
dapat diturunkan ke generasi berikutnya.
Diagram silsilah, atau pohon keluarga merupakan diagram sederhana mengenai
struktur keluarga.Diagram ini dibuat jika seseorang meminta informasi elbih.Seseorang
disebut propositus jika pria atau proposita jika wanita, dan ditandai dengan tanda panah
dalam diagram. Terdapat aturan dan simbol khusus dalam menggambar diagram ini karena
dapat menjadi sangat rumit dan sulit diinterpretasi jika simbol yang sama tidak digunakan.
Generasi yang sama ditulis dalam baris yang sama, anak yang pertama lahir ditulis paling
kiri.13 (Lihat gambar 1)

Gambar 1. Simbol dalam membuat diagram silsilah (pedigree)


Sumber: https://www.google.com/

Genotipe dan Fenotipe

Genotipe adalah istilah yang dipakai untuk menyatakan keadaan genetik dari suatu
individu maupun sekumpulan individu (populasi) atau keadaan genetik suatu lokus maupun
keseluruhan bahan genetik yang dibawa oleh kromosom (genom). Genotipe dari individu
bergantung pada gen yang dibawanya, atau pada unsur pokok genetik individu tersebut.
Dalam genetika Mendel, genotipe sering dilambangkan dengan huruf yang berpasangan,

11
misalnya AA, Aa atau B1B1.Untuk satu lokus autosom dengan sepasang alel, ada tiga
kemungkinan genotipe yaitu AA, Aa dan aa.17

Genotipe dapat berupa homozigot dan heterozigot. Pasangan huruf yang sama
menunjukkan bahwa individu yang dilambangkan adalah homozigot, yaitu memiliki dua alel
yang sama dari suatu gen (AA, aa dan B1B1). Adapun pasangan huruf yang berbeda
melambangkan individu heterozigot, yaitu individu yang memiliki alel suatu gen yang
berbeda, misalkan Aa dan Bb. Sepasang huruf menunjukkan bahwa individu yang
dilambangkan ini adalah diploid (2n).18

Fenotipe adalah penampakan fisik atau lambang gen pada individu. Fenotipe adalah
suatu karakteristik (baik struktural, biokimiawi, fisiologis, dan perilaku) yang dapat diamati
dari suatu organisme yang diatur oleh genotipe dan lingkungan serta interaksi keduanya. Pada
tingkat organisme, fenotipe adalah sesuatu yang dapat dilihat, diamati dan diukur, dalam hal
ini adalah sifat atau karakter suatu organisme. Dalam tingkatan ini, contoh fenotipe
diantaranya adalah warna mata, tinggi badan atau ketahanan terhadap suatu penyakit tertentu.
Fenotipe sebagian ditentukan oleh genotipe individu, sebagian oleh lingkungan tempat
individu tersebut hidup atau dengan kata lain beberapa fenotipe ditentukan melalui interaksi
gen dengan faktor-faktor lingkungan. Misalnya tinggi tubuh manusia secara genetik diatu
oleh gen, tetapi pertumbuhan yang sebenarnya dipengaruhi oleh nutrisi yang mencukupi.17,18

Kesimpulan
Achondoplasia adalah kelainan yang terjadi pada kromosom akibat ternyadinya
mutasi secara spontan, yang diakibtkan oleh bahan-bahan mutagen sehingga timbul suatu
kromosom yang lain dan mengakibatkan suatu individu mengalami perubahan fisk menjadi
kerdil. Kelainan kromosom adalah adanya kelainan untaian material genetik yang terdapat
didalam setiap sel mahkluk hidup yang terjadi pada janin bisa diturunkan dari salah satu
orang tua yang membawa kelainan kromosom, bisa juga terjadi secara spontan (dengan
sendirinya) pada saat proses reproduksi. Dari banyak penyakit kelainan genetika didapati
berbagai kasus, ada yang hasil pewarisan dari orang tuanya, ataupun ada yang mutasi.
Sedangkan, penyakit kelainan genetik karena mutasi dapat terjadi pada orang tua yang
normal juga.Mutasi ini disebabkan oleh bahan mutagen seperti, limbah pada air, udara,
maupun makanan, dan juga bahan-bahan radiasi.

12
Daftar Pustaka
1. Hamilton PM.Dasar-dasar keperawatan maternitas.Jakarta:EGC;2006:h.45-6.
2. Putri A. Hukum segregasi mendel. Diunduh dari http://www.sridianti.com/hukum-
segregasi-mendel.html, 24 januari 2017.
3. Calilhan LA, editors.CLEP Biology.New Jersey:REA;2009:h.88.
4. James J, Baker C, Swain H.Prinsip-prinsip sains untuk keperawatan.Jakarta: Erlangga
Medical Series;2005:h.88.
5. Sumardjo D.Pengantar kimia buku panduan kuliah mahasiswa kedokteran.Jakarta: EGC;
2010:h.326.
6. Suryo. Genetika manusia. Yogyakarta: Gajah Mada University Press; 2009.
7. Priastini R, Hartono B. Biologi sel dan molekuler. Edisi ke-4. Jakarta: FK Ukrida; 2014.
8. Bherman, Kliegman, Arvin. Diterjehakan oleh. Wahab S. ilmu kesehatan anak. Edisi ke-
15. Jakarta: EGC; 2010. h. 132-39. https://books.google.com/books?isbn=9794484644
9. Meadow R, Newel S. Pediatrika. Jakarta: Erlangga; 2008. h. 57-61.
https://books.google.com/books?isbn=979781033X
10. Hartini K, Rachmawati A. Pediatrika. Diterjemahkan dari Meadow R, Newell S. Dalam
Lecture Note on Paeditrics. Jakarta:Erlangga; 2011.
11. Sudjadi. Bioteknologi kesehatan. Yogyakarta: Penerbit Kanisius; 2008:h.229.
12. Ester M. Bahaya bahan kimia pada kesehatan manusia. Diterjemahkan dari Widyastuti P.
Dalam Hazardous chemicals in human and environmental health.Jakarta:EGC;2012.
13. Ferdinand F.Praktis Belajar Biologi.Jakarta:Visindo Media Persada;2007:h.110-13.
14. Sudiana K. Patologi monokuler biologi. Ed ke-1. Jakarta: Salemba Medika; 2008.
15. Elrod S, Stansfield W. Genetika edisi ke-4. Jakarta: Gelora Aksara Pratama; 2009. h. 20.
https://books.google.com/books?isbn=9790153015
16. Arvin BK. Genetika manusia. Dalam: Ilmu kesehatan anak. Jakarta: EGC; 2006: h. 374.
17. Karmana O. Biologi. Bandung: Grafindo Media Pratama; 2008. h.67-9, 105-10.
18. Abdurahman D. Biologi kelompok pertanian dan kesehatan. Bandung: Grafindo Media
Pratama; 2008. h.5-8

13

Anda mungkin juga menyukai