Anda di halaman 1dari 27

Gangguan Mekanisme Sistem Pernafasan

Disusun oleh:

Kelompok E7

Tari Erasti (102013279)

Aaron Angga Kusuma Putra (102013385)

Ayesha Shaironita (102013556)

Agnes Missa (102014090)

Jason Christiadi (102014114)

Herlina Juliani Buarlele (102014145)

Muhammad Nugra Anggono P (102014227)

Nur Hidayah binti Zulkefli (102014231)

Fakultas Kedokteran, Universitas Kristen Krida Wacana

Jln. Arjuna Utara No. 6 Jakarta 11510. Telephone : (021) 5694-2061, fax : (021) 563-
1731

1
Abstract

The respiratory system is an organ system that is used for gas exchange of O 2 and
CO2. The anatomical structure of the respiratory system involves various structures
from the nasal cavity to the smallest part of the alveoli. The respiratory system consists
of two types, namely celluler respiration and external respiration. Celluler respiration
is the metabolic processes that apply refer intracellularly occurring in mitochondria.
This process uses O2 and produce CO2 when taking energy from nutrient molecules.
External respiration also refers to the process of O 2 and CO2 exchange between the
environment outside the body and the body's cells. The respiratory system causes the
inspiration and expiration occur. The volume of air in the lungs during inspiration and
expiration can be measured by a spirometer. If there is any interference on the
structures involved in this system or its mechanism, there might be disorder. For
example is shortness of breath due to disruption of respiratory mechanisms.

Key words:Respiration, metabolism, spirometer

Abstrak

Sistem respirasi merupakan sistem organ yang digunakan untuk pertukaran gas O 2 dan
CO2.Struktur anatomi sistem respirasi melibatkan berbagai struktur sistem repirasi dari
rongga hidung hingga bagian terkecil yaitu alveolus.Sistem respirasi terdiri dari dua
jenis respirasi yaitu respirasi dalam dan respirasi luar.Respirasi dalam merujuk proses
metabolisme yang berlaku secara intraseluler yang terjadi di mitokondria. Proses ini
menggunakan O2 dan menghasilkan CO2 ketika mengambil energi dari molekul
nutrient. Respirasi luar pula merujuk kepada proses terjadinya pertukaran O2 dan CO2
diantara lingkungan luar tubuh dan sel tubuh. Sistem respirasi ini yang menyebabkan
proses inspirasi dan ekspirasi terjadi. Volume udara dalam paru-paru pada saat
inspirasi dan ekspirasi dapat diukur melalui spirometer.Jika terjadi gangguan pada
struktur yang terlibat pada sistem ini maupun mekanismenya maka akan terjadi
kelainan. Salah satu akibatnya adalah sesak nafas karena mekanisme pernafasan
terganggu.

Kata kunci: Respirasi, metabolisme, spirometer

2
Pendahuluan

Sistem respirasi merupakan sistem organ yang digunakan untuk pertukaran gas
O2 yang penting untuk metabolisme dan CO2 yang merupakan hasil metabolisme
tubuh.Ia mencakup organ paru-paru dan sistem saluran yang menghubungkan jaringan
paru dengan udara dari luar tubuh ke jaringan tubuh.Sistem respirasi melibatkan
rongga hidung, nasopharynx, oropharynx dan bagian atas laryngopharynx, pharynx,
larynx, bronchi dan cabang-cabang bronchi tersebut.1

Respirasi (pernapasan) melibatkan keseluruhan proses yang menyebabkan


pergerakan pasif O2 dari atmosfer ke jaringan untuk menunjang metabolisme sel, serta
pergerakan pasif CO2 selanjutnya yang merupakan produk sisa metabolisme dari
jaringan ke atmosfer. Sistem pernapasan turut berperan dalam homeostasis dengan
mempertukarkan O2 dan CO2 antar atmosfer dan darah. Darah mengangkut O2 dan CO2
antara sistem pernapasan dan jaringan. Oleh sebab itu makalah ini dibuat untuk
membahas struktur organ yang terkait dan mekanisme pernafasan.1

Pembahasan

Makroskopis Sistem Pernafasan

Sistem respiratori terbagi kepada tiga bagian.Upper airway atau saluran


pernafasan atas, conducting airway dan alveolar airway.Pernafasan bagian atas adalah
saluran udara masuk. Meliputi hidung, pharynx dan larynx.Conducting airway meliputi
trakea, bronkus primer dan bronkialis terminalis.1Gambar 1 menunjukkan struktur
yang terlibat dalam sistem respiratori.2

Gambar 1: Sistem Respiratori

Sumber https://serc.carleton.edu/

3
Hidung bagian luar (eksternal) merupakan bagian hidung yang terlihat yang
berbentuk piramid.Dibentuk oleh rangka hidung dan tulang rawan.Rangka hidung
terdiri daripada os nasale, processus frontalis maxillaris, dan nasal ossis
frontalis.Tulang rawan pula terdiri daripada cartilago septi nasi, cartilago nasi lateralis,
dan cartilago ala nasi major dan minor. Otot yang terlibat di bagian hidung pula ialah
m.nasalis dan m.depressor septi nasi.3

Sinus paranasalis juga adalah bagian dari upper airway.Sinus paranasalis terdiri
atas sinus frontalis, sinus ethmoidalis, sinus sphenoidalis, dan sinus maxillaris.Sinus
frontalis menuju ke meatus medius melalui ductus frontonasalis lalu menembusi
infundibulum ethmoidale dan ke hiatus semilunaris.Sinus ini diperdarahi oleh
A.Ethmoidalis Anterior dan dipersarafi oleh N.Supraorbitalis yang berasal dari saraf
ophtalmicus.Sinus ethmoidalis terbagi kebada bagian anterior, medius, dan
posterior.Bagian anterior menuju ke infundibulum ethmoidale dan ductus
frontonasalis.Bagian medius menuju ke bulla ethmoidalis atau ke dinding lateral.
Bagian posterior menuju ke dinding lateral dan meatus nasi superior. Sinus ini
diperdarahi oleh A.Ethmoidalis Anterior dan posterior, dan dipersarafi oleh
N.Ethmoidalis Anterior dan Posterior dan N.Maxillaris melalui cabang orbital dari
ganglion pterygopalatinum.3

Sinus sphenoidalis terletak di corpus ossi.Sinus ini diperdarahi oleh cabang


pharyngeal A.maxillaris interna dan dipersarafi oleh N.Ethmoidalis Posterior dan
N.Maxillaris melalui cabang orbital dari ganglion pterygopalatinum.Sinus
maxillarisadalah sinus paranasalis yang terbesar.Sinus ini diperdarahi oleh A.Infra
Orbitalis dan cabang alveolar dari A.axillaris, dan dipersarafi oleh cabang infra
orbitalis dan cabang alveolar N.maxillaris. Keempat sinus paranasalis ini berfungsi
untuk meringankan tengkorak, manambah resonansi suara, dan merubah ukuran dan
bentuk wajah setelah pubertas.3 Gambar 2 menunjukkan kedudukan sinus-sinus
tersebut.4

4
Gambar 2: Gambaran Sinus Paranalis

Sumber http://www.foundhealth.com/

Cavum Nasalis adalah elevasi dinding lateral hidung yang terdiri atas Concha
Nasalis Superior, Medius dan Inferior. Ketiga concha nasalis tersebut diproyeksikan
kedalam rongga nasal pada setiap sisi sehingga memperbesar luas bagian dalam
hidung.Rongga hidung dilapisi oleh membrane mukosa bersilia yang memiliki banyak
pembuluh darah dan udara dihangatkan setelah melewati epithelium yang mengandung
banyak kapiler.Mucus membasahi udara dan menangkap banyak debu dan silia
menggerakan/memindahkan mukus belakang ke dalam pharynx untuk menelan dan
meludah. Ujung-ujung saraf indra penghidu terletak dibagian tertinggi rongga hidung
disekitar lembaran cribriform tulang ethmoidalis.3

Pharynxmenghubungkan rongga mulut dan rongga hidung.Pharynx menuju ke


larynx dan oesofagus.Pada bagian belakang pharynx dipisahkan dari vertebra servikalis
oleh jaringan penghubung, semntara dinding depannya tidak sempurna dan
berhubungan dengan hidung, mulut dan larynx. Pharynx dibagi kepada tiga bagian,
nasopharynx yang terletak dibelakang hidung, oropharynx yang terletak dibelakang
mulut dan laryngopharynx yang terletak dibelakang larynx.3

Nasopharynx adalah bagian pharynx yang terletak di belakang hidung diatas


palatum yang lembut. Nasopharynx dilapisi membrane mukosa bersilia yang
merupakan lanjutan dari membrane yang melapisi bagian hidung.Oropharynx terletak
di belakang mulut, dibawah palatum lembut, dimana dinding lateralnya saling
berhubungan. Diantara lipatan dinding ini, ada yang disebut arkus palate-glosum yang
merupakan kumpulan jaringan limfoid yang disebut tonsil palatum.Ithmus pharyngeum
tidak dapat digunakan untuk menelan dan bernafas secara bersamaan. Saat menelan,
pernafasan berhenti sebentar dan ithmus oropharyngealterbuka dengan terangkatnya
palatum.3

5
Laryngopharynx adalah dari bagian superior epiglotis menuju ke puncak
oesofagus. Pendarahan pharynx terdiri daripada A.Pharyngea Ascendens, A.Palatina
Ascendens, A.Facialis Rms.tonsilaris, A.Palatina Major, A.Maxillaris Interior Rms
Canalis Pterygoidei dan A.Lingualis Rms. Dorsales Linguae. Persarafan pula dari
plexus pharingeus.Saraf motorik utama ialah N.Accessorious Pars Cranialis,
N.Glossopharyngeus, N.Laryngeus Superior Rms Ext, dan N.Reccurrens. Saraf
sensorik ialah N.Glossopharyngeus, N.Vagus, N.Maxillaris, N.palatini minores.3

Larynx merupakan lanjutan bagian bawah oropharynx dan bagian atas


trachea.Otot leher terletak didepan larynx dan dibelakang larynx terletak
laryngopharynx dan vertebra servikalis. Pada sisi lain terdapat lubang kelenjar tiroid.
Larynx disusun oleh beberapa tulang rawan tidak beraturan yang dipersatukan oleh
ligamen dan membran-membran.Tulang rawan thyroidea dibentuk oleh dua tulang
rawan yang digabungkan bersama kebagian depan untuk membentuk tonjolan
laryngeal atau adam’s apple. Disebelah atas tonjolan larynx tersebut terdapat suatu
noktah tiroid. Tulang rawan tiroid pada lelaki lebih besar daripada wanita.3

Tulang rawan krikoidea terletak dibawah tulang rawan tiroid dan berbentuk
seperti suatu cincin bertanda pada bagian belakangnya. Tulang tersebut membentuk
dinding lateral dan posterior larynx. Epiglotis adalah tulang rawan berbentuk daun
yang terikat pada bagian dalam bagain depan dinding tulang rawan tiroid, dibagian
bawah noktah tiroid. Selama proses menelan, larynx bergerak kearah atas dan kearah
depan, sehingga larynx yang terbuka tersebut dapat ditahan oleh epiglotis.3

Tulang rawan aritaenoidea adalah sepasang piramida kecil yang dibentuk oleh
tulang rawan hialin.Tulang rawan ini terletak pada ujung atas sebelah laur tulang rawan
krikoideus dan ligament suara menyatu pada tulang rawan tersebut.Tulang rawan ini
membentuk dinding posterior laring.Tulang hyoid dan tulang rawan laryngeus
digabungkan oleh ligament dan membrane. Salah satunya ialah membrane krikotiroid,
sekelilingnya menyatu dengan sisi atas tulang rawan krikoid dan memiliki batas
sebelah atas yang bebas, yang tidak sirkular seperi batasan sebelah bawah, tetapi
membentuk dua garis paralel yang melintas dari depan kebeakang. Kedua batasan
parallel tersebut adalah ligament suara (vocal ligament). Mereka terikat pada bagian
tengah tulang rawan tiroid disebelah depan dan pada tulang rawan aritenoid pada
bagian belakang dan mengandung banyak jaringan elastic. Ketika otot intrinsik lain

6
menggantikan posisi tulang rawan aritaenoidea, ligamen suara ditarik bersama,
menyempitkan celah diantara mereka. Apabila udara digerakkan melalui celah sempit
yang disebut chink selama ekspirasi, ligamen suara bergetar dan menghasilkan bunyi.
Nada dari bunyi yang dihasilkan tergantung pada panjang dan kekuatan
ligamen.Tekanan yang meningkat menghasilkan not yang lebih tinggi sedangkan
tekanan yang lebih kendur menghasilkan not yang lebih rendah.Suara bergantung
kepada tenaga yang menyebabkan udara terhisap. Perubahan suara menjadi kata-kata
yang berbeda tergantung pada gerakan mulut, lidah, bibir dan otot muka.3

Trakea adalah tuba dengan panjang 10cm-12cm dan diameter 2,5 cm serta terletak
di atas permukaan anterior esophagus. Tuba ini merentang dari laring pada area
vertebra serviks keenam sampai area vertebra toraks kelima tempatnya membelah
menjadi dua bronkus utama. Trachea dapat tetap terbuka karena adanya 16-20 cincin
kartilago berbentuk C. Ujung posterior mulut cincin dihubungkan oleh jaringan ikat
dan otot sehingga memungkinkan ekspansi esophagus.3Gambar 3 menunjukkan saluran
pernafasan dari hidung dan mulut ke trakea.5

Gambar 3: Saluran Pernafasan Atas


Sumber http://www.aspiruslibrary.org/

Bronkus merupakan saluran nafas yang terbentuk dari belahan dua trakea pada
ketinggian kira-kira vertebrata torakalis kelima, mempunyai struktur serupa dengan
trakea dan dilapisi oleh jenis sel yang sama.Bronkus berjalan ke arah bawah dan
samping menuju paru dan bercabang menjadi dua, yaitu bronkus kanan dan bronkus
kiri. Bronkus kanan mempunyai diameter lumen lebih lebar, ukuran lebih pendek dan
posisi lebih vertikal. Letak sedikit lebih tinggi dari arteri pulmonalis serta

7
mengeluarkan sebuah cabang utama yang melintas di bawah arteri, yang disebut
bronkus kanan lobus bawah.3
Sedangkan bronkus kiri memiliki ukuran lebih panjang, diameter lumennya lebih
sempit dibandingkan bronkus kanan dan melintas di bawah arteri pulmonalis sebelum
di belah menjadi beberapa cabang yang berjalan kelobus atas dan bawah.Cabang utama
bronkus kanan dan kiri bercabang lagi menjadi bronkus lobaris, kernudian menjadi
lobus segmentalis. Bronkus lobaris ini bercabang terus menjadi bronkus yang lebih
kecil, dengan ujung cabangnya yang disebut bronkiolus. Setiap bronkiolus memasuki
lobulus paru, dan bercabang-cabang menjadi 5-7 bronkiolus terminalis.3
Bronkiolus terminalis adalah saluran udara terkecil yang tidak mengandung
alveoli (kantong udara).Bronkiolus terminalis memiliki garis tengah kurang lebih 1
mm. Bronkiolus tidak diperkuat oleh cincin tulang rawan.Tetapi dikelilingi oleh otot
polos sehingga ukurannya dapat berubah. Seluruh saluran udara ke bawah sampai
tingkat bronkiolus terminalis disebut saluran penghantar udara karena fungsi utamanya
adalah sebagai penghantar udara ke tempat pertukaran gas paru-
paru.Bronkiolusterminalis berlanjut sebagai duktus alveolaris. Ia merupakan saluran
yang dindingnya terdiri dari alveolus. Saluran ini sangat tipis dan dikelilingi sakus
alveolaris.3
Dari ujung duktus alveolaris, terbuka pintu lebar menuju beberapa sakus
alveolaris.Saluran ini terdiri atas beberapa alveolus yang bermuara bersama
membentuk ruangan serupa rotunda yang disebut atrium.Dari sakus alveolaris, terbuka
menuju ke setiap alveolus. Alveolus paru merupakan kantong yang dibatasi oleh epitel
selapis gepeng yang amat tipis. Pertukaran gas antara udara dan darah berlaku di
sini.Pada dinding alveolus, terdapat lubang kecil berbentuk bulat yang dinamakan
porus alveolaris.Lubang ini penting untuk menghubungkan alveoli yang berdekatan
bagi membolehkan sirkulasi udara kolateral yang mengalirkan udara ke alveolus lain
yang mengalami sumbatan.3 Gambar 4 menunjukkan bronkiolus dan alveolus.6

8
Gambar 4: Bronkiolus Terminalis dan Alveolus

Sumber http://medical-dictionary.thefreedictionary.com/

Pleura merupakan membran serosa yang tersusun dari lapisan sel yang
embriogenik berasal dari jaringan selom intraembrional dan bersifat memungkinkan
organ yang diliputinya mampu berkembang, mengalamiretraksi atau deformasi sesuai
dengan proses perkembangan anatomis dan fisiologis suatu organisme. Pleura viseral
membatasi permukaan luar parenkim paru termasuk fisura interlobaris, sementara
pleura parietal membatasi dinding dada yang tersusun dari otot dada dan tulang iga,
serta diafragma, mediastinum dan struktur servikal.Pleura viseral dan parietal memiliki
perbedaan inervasi dan vaskularisasi.Pleura viseral diinervasi saraf-saraf otonom dan
mendapat aliran darah dari sirkulasi pulmoner, sementara pleura parietal diinervasi
saraf-saraf interkostalis dan nervus frenikus serta mendapat aliran darah sistemik.
Pleura viseral dan pleura parietal terpisah oleh rongga pleura yang mengandung
sejumlah tertentu cairan pleura.1,3

Mikroskopis Sistem Pernapasan

Pada bagian rongga hidung bagian luar terdapat vestibulum nasi dan bagian dalam
fossa nasalis yang memiliki kelenjar sebasea, kelenjar sebasea, dan vibrisae yaitu
sebagai sistem pertahanan tubuh seperti rambut-rambut halus yang menyaring partikel-
partikel yang akan masuk ke sistem pernapasan. Selanjutnya, terdapat faring yang
terdiri dari tiga bagian yaitu nasofaring yang memiliki epitel bertingkat torak bersilia
dan bersel goblet, juga terdapat orofaring pada bagian ini terdapat tonsila palatina, dan
terdapat laringofaring keduanya memiliki epitel yang sama yaitu epitel selapis gepeng
tanpa lapisan tanduk.14

9
Bagian superior atau atap rongga hidung mengandung epitel yang sangat
khusus untuk mendeteksi dan meneruskan bebauan. Epitel ini adalah epitel olfaktoris
yang terdiri atas tiga jenis sel: sel penyokong, sel basal, dan sel olfaktoris. Epitel
olfaktorius terdapat di atap rongga hidung, pada kedua sisi septum, dan di dalam konka
nasal superior.
Sel penyokong atau sel sustentakular adalah sel panjang dengan inti lonjong,
terletak lebih superfisial atau di apex epitel daripada inti sel olfaktoris. Permukaan
apikal sel olfaktorius mengandung mikovili langsing yang terjulur ke dalam lapisan
mukus permukaan di atasnya; sel di bagian basal lebih langsing.
Sel olfaktoris memiliki inti bulat atau lonjong yang menempati daerah di epitel
kira-kira di antara inti-inti sel-sel penyokong dan sel basal. Apex sel olfaktoris langsing
dan mencapai permukaan epitel. Dari dasar sel yang langsing, terjulur akson ke dalam
jaringan ikat di bawahnya atau lamina propria tempat akson-akson tersebut bergabung
menjadi berkas kecil saraf olfaktoris tanpa mielin, yaitu fila olfaktoria. Saraf ini
akhirnya meningalkan rongga hidung dan masuk ke dalam bulbus olfaktorius pada
dasar otak. Sel basal adalah sel pendek, kecil, pada dasar epitel di antara basis sel
penyokong dan sel olfaktorius.14
Transisi dari epitel olfaktorius ke epitel respiratorius terjadi mendadak. Epitel
respiratoris adalah epitel bertingkat silindris dengan silia, permukaannya jelas dan
banyak sel goblet; sel goblet tidak terdapat pada epitel olfaktoris; namun di bagian lain
saluran respiratorius, ketebalan epitel jauh lebih rendah dibandingkan dengan epitel
olfaktoris.14

Gambar 5.Epitel olfaktoris.14

Potongan vertikal melalui laring menampakkan kedua pita suara, tulang rawan
penyokong, dan otot.

10
Pita suara superior, atau pita suara palsu laring dibentuk oleh mukosa dan
diteruskan sebagai permukaan posterior epiglottis. Epitel pelapisnya adalah epitel
bertingkat silindris bersilia dengan sel goblet. Di bawah epitel, yaitu di dalam lamina
propria, terdapat kelenjar campur yang terutama terdiri atas mukosa. Duktus
ekskretorius yang bermuara di permukaan epitel, terlihat antara asini kelenjar.
Limfonoduli terletak di dalam lamina propria pada sisi ventrikular pita suara.14
Ventrikel adalah lekukan atau ceruk dalam yang memisahkan pita suara palsu
dengan pita suara sejati. Mukosa pada dinding lateral ventrikel serupa dengan mukosa
pada pita suara palsu. Di daerah ini terdapat lebih banyak limfonoduli dan kadang-
kadang disebut “tonsila laring”. Lamina propria menyatu dengan perikondrium tulang
rawan tiroid; submukosanya tidak jelas. Dinding bawah ventrikel membuat peralihan
ke pita suara sejati.
Mukosa pita suara sejati terdiri atas epitel berlapis gepeng tanpa lapisan tanduk
dan lamina propria padat dan tipis tan[pa kelenjar, jaringan limfoid, maupun pembuluh
darah. Pada apex pita suara sejati, terdapat lig. vokal yang terdiri atas serat elastin
padat yang menyebar ke dalam lamina propria dan otot rangka vokal di dekatnya. Otot
rangka tiroaritenoid dan tulang rawan tiroid membentuk sisa dindingnya.
Epitel laring bagian bawah berubah menjadi epitel bertingkat silindris bersilia,
dan lamina propria di bawahnya mengandung kelenjar campur. Tulang rawan krikoid
adalah tulang rawan paling bawah laring.14

Gambar 6. Larynx potongan frontal.14

Dinding trakea terdiri atas mukosa, submukosa, tulang rawan hialin, dan
adventisia.Tulang rawan pada trakea adalah sederetan cincin berbentuk C, dan di
antara kedua ujung C itu terdapat m. trakealis (otot polos).Mukosa terdiri atas epitel
bertingkat bertingkat silindris bersilia dengan sel goblet.Lamina propria mengandung

11
serat jaringan ikat halus, jaringan limfatik difus dan kadang-kadang limfonodus
solitarius.Di lamina propria bagian dalam, serat-serat elastin membentuk sebuah
membran elastis memanjang.Di jaringan ikat longgar submukosa terdapat kelenjar
tubuloasinar campur yang duktusnya melalui lamina propria untuk memasuki lumen
trakea.14
Tulang rawan hialin dikelilingi jaringan ikat padat, yaitu perikondrium yang
menyatu dengan submukosa di satu sisi dan dengan adventisia di sisi lain. Di dalam
adventisia, terdapat banyak pembuluh darah dan saraf yang bercabang halus ke lapisan
luar.
Mukosa dinding posterior trakea yang tidak bertulang rawan, berlipat-
lipat.Muskulus trakealis terdapat di bagian dalam membran elastis mukosa dan
terbenam di dalam jaringan fibroelastis yang menempati daerah di antara ujung-ujung
cincin tulang rawan.Kebanyakan serat m. trakealis tertanam di dalam perikondrium
tulang rawan. Di dalam submukosa terdapat kelenjar campur dan meluas sampai
adventisia.14

Gambar 7. Trakea pandangan menyeluruh, potongan melintang.14

Bronkus intrapulmonal biasanya dikenali dari adanya beberapa lempeng tulang


rawan yang letaknya berdekatan. Epitelnya adalah epitel bertingkat silindris bersilia
dengan sel goblet. Sisa dindingnya terdiri atas lamina propria tipis, selapis tipis otot
polos, submukosa dengan kelenjar bronkial, lempeng tulang rawan hialin, dan
adventisia. Duktus dari kelenjar bronkial submukosa melalui lamina propria untuk
bermuara ke dalam lumen bronkus. Submukosa mengandung kelenjar serosa, mukosa
atau asini mukoserosa. Pada kelenjar campur, mungkin terlihat demilun serosa.

12
Lempeng tulang rawan tersebar rapat mengelilingi perifer bronkus; lempeng ini
makin kecil dan lebih berjauhan dengan bercabangnya bronki menjadi lebih kecil. Di
antara lempeng tulang rawan, jaringan ikat submukosa menyatu dengan adventisia
yang tebal.
Cabang arteri pulmonaris yang menyertainya terdapat di daerah bronki yang
berdekatan atau di dalam adventisia bagian luar. Sebuah cabang arteri pulmonalis yang
lebih kecil menyertai bronkus kecil atau bronkiolus pada bidang irisan lain. Pembuluh
bronkial yang tampak pada jaringan ikat bronkus mencakup sebuah arteriol, venul, dan
kapiler.Bronkiolus terminalis memiliki diameter kecil, kira-kira 1 mm atau kurang.
Terdapat banyak lipatan mukosa yang menyolok dan epitelnya silindris bersilia tanpa
sel goblet Lapisan otot polos yang berkembang baik mengelilingi lamina propria tipis,
yang pada gilirannya dikelilingi oleh adventisia. Lempeng tulang rawan, kelenjar, dan
sel goblet tidak terdapat disini.14

Gambar 8. Bronkus intrapulmonal.14

Gambar 9. Bronkus terminalis14

13
Mekanisme pernafasan
Sistem respirasi terdiri dari dua jenis respirasi yaitu respirasi dalam (celluler
respiration) dan respirasi luar (external respiration).Celluler respiration merujuk
proses metabolism yang berlaku secara intraseluler yang terjadi di mitokondria. Proses
ini mengguanakan O2 dan menghasilkan CO2 ketika mengambil energi dari molekul
nutrient. External respiration pula merujuk kepada proses terjadinya pertukaran O2 dan
CO2 diantara lingkungan luar tubuh dan sel tubuh. Terdapat empat langkah di external
respiration.Pertama ialah ventilasi atau pertukaran gas antara udara luar dan alveoli di
paru.Kedua ialah pertukaran O2 dan CO2 antara udara di alveoli dan kapiler paru.
Ketiga ialah transport O2 dan CO2 di darah antara paru dan jaringan. Keempat ialah
pertukaran O2 dan CO2 antara darah dan jaringan.Gambar 5 menunjukkan jaras sistem
repirasi.7

Gambar 10: Sistem Respirasi

Sumber Human Physiology: from cells to systems

Inspirasi dan ekspirasi

Pernafasan merupakan proses otomatis yang terjadi di dalam tubuh manusia.


Pernafasan terdiri dari proses inspirasi dan ekspirasi.Proses inspirasi merupakan proses
aktif di mana terjadinya kontraksi pada otot-otot inspirasi seperti M. interkostales

14
externus dan diafragma. Pada inspirasi tenang setelah mendapat perangsangan dari N.
Frenikus, otot diafragma berkontraksi sehingga diafragma dari berbentuk kubah
menjadi mendatar, akibatnya rongga dada membesar dan tekanan menjadi kecil
sehingga udara luar masuk. Pembesaran dada kira-kira 75% oleh diafragma.Manakala
otot interkostal externus pula berkontraksi akibatnya tekanan dalam rongga dada
menjadi lebih kecil daripada tekanan di luar sehingga udara luar yang kaya oksigen
masuk mengakibatkan volume dada meningkat 25%. Iga-iga terangkat ke atas lateral
manakala sternum bergerak ke anterior atas. Pada inspirasi kuat, otot-otot inspirasi
tambahan seperti M.pectoralis major, M.sternocleidomastoideus dan lain-lain turut
berkontraksi.1,7,8

Ekspirasi merupakan fase relaksasi otot diafragma (kembali ke posisi asal,


mengembang) sehingga rongga dada mengecil dan tekanan menjadi lebih besar,
akibatnya udara keluar dari paru-paru.  otot interkostal internusrelaksasi dan dikuti
turunnya tulang rusuk sehingga rongga dada menjadi kecil. Jadi jaringan paru sudah
kembali berkedudukan asal sesudah teregang (daya recoil).1,7,8Gambar 6 menunjukkan
dengan lebih jelas pergerakan diafragma dan iga-iga.9

Gambar11 : Proses Inspirasi dan Relaksasi

Sumber http://pernafasan-1991.blogspot.com/

Proses ventilasi
Terdapat tiga tekanan penting dalam proses ventilasi yaitu tekanan atmosfer,
tekanan intrapulmo dan intrapleura. Perbedaan tekanan intrapleura dengan tekanan luar
pada dinding dada menyebabkannya tertekan kearah paru. Manakala perbedaan intra
alveol dengan intrapleura menyebabkan paru teregang kearah luar. Jadi jika tekanan

15
subatmosferik hilang tekanan transmural pada dinding dada dan jaringan paru juga
hilang menyebabkan paru dengan dinding dada terpisah. Akibatnya paru kolaps
(atelectasis) dan dinding dada lebih mengembang (Barrel Chest).8

Elastisitas jaringan paru


Elastisitas jaringan paru terjadi karena dayarecoil dan compliance. Daya recoil
ialah kemampuan untuk kembali ke bentuk semula sesudah diregangkan.
Complianceialah kemudahan jaringan paru untuk diregang dan dinyatakan sebagai
hubungan antara volume paru dengan perubahan tekanan intra pulmo. Faktor yang
boleh mempengaruhi complianceialah volume paru saat pengukuran (ukuran besar,
compliance turun), perubahan elastisitas jaringan paru (fibrosis paru,compliance
turun), tahanan jalan nafas (kongesti dan edema menyebabkan compliance turun,
emfisema menyebabkan compliance naik), dan tegangan permukaan alveol (cairan
surfaktan meningkatkan compliance).1,7,8

Volume dan kapasitas paru


Volume udara dalam paru-paru dan kecepatan pertukaran saat inspirasi dan
ekspirasi dapat diukur melalui spirometer.Pada dasarnya spirometer terdiri dari
drum/tong terisi udara yang mengapung dalam ruang berisi air. Sewaktu seseorang
menghirup dan menghembuskan udara dari dan ke dalam drum melalui suatu selang
yang menghubungkan mulut dengan wadah udara, spiromiter naik turun dalam air.
Naik-turunnya drum ini dapat direkam sebagai spirogram, yang dikalibrasikan
terhadap perubahan volume. Pena merekam inspirasi sebagai defleksi ke atas dam
ekspirasi sebagai defleksi kebawah. Volume dan kapasitas paru berikut dapat
diukur.1,7,8
Tidal volume ialah volume alun nafas, udara yang keluar masuk paru pada
pernafasan tenang. IRV (Volume cadangan inspirasi) ialah volume udara maksimal
sesudah inspirasi biasa. ERV (Volume cadangan ekspirasi) ialah jumlah udara
maksimal yang dapat dikeluarkan dari paru sesudah ekspirasi biasa. IC (Kapasitas
inspirasi) ialah volume udara maksimal yang dapat dihirup pada akhir ekspirasi tenang
normal (IC = IRV + TV). RV (Volume residual) ialah volume udara maksimal yang
tertinggal di paru bahkan setelah ekspirasi maksimal. FRC (Kapasitas residual
fungsional) ialah volume udara di paru pada akhir ekspirasi pasif normal (FRC = ERV
+ RV).1,7,8

16
VC (kapasitas vital) ialah volume udara maksimal yang dapat dikeluarkan
dalam satu kali bernapas setelah inspirasi maksimal dan menggambarkan kemampuan
pengembangan paru. (VC = IRV + TV + ERV). TLC (Kapasitas paru total) ialah
volume udara maksimal yang dapat ditampung paru (TLC = VC + RV). FEV1 (Volume
ekspirasi paksa dalam satu detik) ialah volume udara yang dapat dihembuskan selama
detik pertama ekspirasi dalam suatu penentuan VC.1,7,8 Gambar 7 menunjukkan
spirogram yang telah dilabel cengan jenis-jenis kapasiti yang tertentu.10

Gambar 12: Spirogram Volume dan Kapasitas Paru

Sumber https://www.boundless.com/

Ruang rugi

Ruang rugi adalah ruangan dari hidung ataupun mulut sampai ke bronchiole
terminalis. Ruang ini tidak terlibat dalam proses pertukaran gas dan hanya berfungsi
sebarai sebuah saluran. Ruang rugi dapat dibedakan dalam ruang rugi anatomi dan
ruang rugi fisiologi. Ruang rugi fisiologi adalah gabungan antara ruang rugi anatomi
dan ruang rugi alveolar yaitu alveolar yang tidak berfungsi.1,7,8

Proses difusi
Proses difusi bergantung pada perbedaan dalam suatu kuantitas yang disebut
tekanan parsial (partial pressure). Gas akan selalu berdifusi dari daerah dengan
tekanan parsial yang lebih tinggi. Darah yang sampai ke paru-paru melalui arteri
pulmoner mempunyai nilai PO2 yang lebih rendah dan nilai PCO 2 yang lebih tinggi
dibandingkan udara di dalam ruangan alveoli. Ketika darah memasuki hamparan
kapiler di sekitar alveoli, CO2 akan berdifusi dari darah ke udara di dalam alveoli.
Oksigen dalam udara akan larut dalam cairan yang melapisi epithelium dan berdifusi

17
menembus permukaan dan masuk ke dalam kapiler. Ketika darah telah meninggalkan
paru-paru dalam vena pulmoner, nilai PO2 naik dan PCO2 turun.Setelah kembali ke
jantung, darah tersebut dipompa melalui sirkuit sistemik.Dalam kapiler jaringan,
gradient tekanan parsial menyebabkan terjadinya difusi oksigen keluar dari darah dan
CO2 ke dalam darah.Hal ini terjadi karena respirasi seluler dengan cepat menghabiskan
kandungan oksigen dalam cairan interstisial dan menambahkan CO 2 ke cairan itu
(melalui difusi). Setelah darah melepaskan oksigen dan dimasukiCO 2, darah tersebut
kemudian dipompa lagi ke paru-paru, tempat darah akan membuat pertukaran gas
dengan udara di alveoli.1,7,8

Kurva disosiasi HbO2


Kurva disosiasi O2 adalah kurva yang menggambarkan hubungan antara
saturasi oksigen atau kejenuhan hemoglobin terhadap O2dengan tekanan parsial O2
pada ekuilibrium yaitu pada keadaan suhu 37°C, pH 7.40.1,7,8 Gambar 8 menunjukkan
kurva disosiasi Hb dan PO2.11

Gambar 13: Kurva Disosiasi HbO2

Sumber http://blogs.unpad.ac.id/

Kurva oksihemoglobin bergeser ke kanan apabila pH darah menurun atau PCO 2


meningkat.Dalam keadaan ini pada O2 tertantu afinitas hemoglobin terhadap oksigen
berkurang sehingga oksigen dapat ditranspor oleh darah berkurang. Pergaseran kurva
sedikit kekanan akan membantu pelepasan oksigen kejaringan-jaringan. Pergeseran ini
dikenal dengan nama Efek bohr.1,7,8

Sebaliknya, penigkatan pH darah (alkalosis) atau penurunan PCO2, suhu, dan


2,3-DPG akan menyebabkan pergeseran kurva disosiasi oksihomoglobin kekiri.

18
Pergeseran kekiri menyebabkan peningkatan afinitas hemoglobin terhadap oksigen.
Akibatnya uptake oksigen dalam paru-paru meningkat apabila terjadi pergaseran
kekiri, tetapi pelepasan oksigen ke jaringan-jaringan terganggu.1,7,8

Transpor Gas O2 dan CO2

Transportasi gas adalah perpindahan gas dari paru ke jaringan dan dari jaringan
ke paru dengan bantuan darah (aliran darah). MasuknyaO2 dalam sel darah yang
bergabung dengan hemoglobin yang kemudian membentuk oksihemoglobin sebanyak
97% dan sisanya 3% ditransportasikan ke dalam cairan plasma dan sel. Agar oksigen
dapat disuplai ke sel-sel tubuh secara optimal maka diperlukan hemoglobin dalam
jumlah dan fungsi yang optimal untuk mengangkut dari sirkulasi yang efektif ke
jaringan tubuh. Jumlah O2 yang dikirim setiap menitnya sama dengan jumlah curah
jantung per liter dalam satu menit dikalikan dengan jumlah militer O2 yang terkandung
dalam 1 liter darah arteri. Dalam keadaan istirahat sekitar 5 x 200 atau 1000
mlO2/menit, sekitar ¼ digunakan jaringan dan ¾ sisanya bercampur kembali dengan
darah vena. Selama melakukan latihan fisik, jumlah O2 dalam arteri tetap, tetapi curah
jantung akan meningkat. Dengan curah jantung sebesar 24l/menit, oksigen yang
diangkut adalah 24 x 200 atau 4900 ml/ menit akan digunakan jaringan sebesar ¾ dari
total darah yang tersirkulasi dan ¼ sisanya akan kembali ke jantung dan bercampur
dengan darah pada vena.1,7

19
Gambar no.14 proses transport O2 dan CO21

Keseimbangan asam basa

Perubahan keseimbangan asam-basa dikarenakan konsentrasi ion hydrogen darah


akhirnya mempengaruhi konsentrasi ion hydrogen cairan tubuh dan karena darah
mudah diambil untuk analisis kimia, darah arteri digunakan sebagai contoh cairan
tubuh dalam mengkaji keseimbangan asam basa.Evaluasi klinis terhadap status asam
basa individu mencakup penentuan pH darah arteri, PCO2, dan HCO3-.15

Asidosis dalam cairan tubuh mengacu pada peningkatan konsentrasi H+ di atas


normal atau penurunan pada HCO3-dibawah normal, yang mengakibatkan penurunan
pH cairan tubuh sampai 7,35. Sumber kelebihan ion hydrogen atau perubahan rasio
H2CO3: HCO3-dapat berupa pernapasan (volatile) atau metabolic (non-pernapasan atau
non-volatil). Asidemia didefinisikan sebagai kondisi keasaman darah yang ditandai
dengan nilai pH darah kurang dari 7,35. Proses fisiologis yang menyebabkan asidemia
didefinisikan sebagai asidosis. Alkalosis mengacu pada penurunan konsentrasi
H+cairan tubuh atau kelebihan HCO3-, sehingga meningkatkan pH cairan tubuh sampai
diatas 7,45.Sumber penipisan ion hydrogen adalah eliminasi karbondioksida
(hiperventilasi) atau kelebihan metabolic bikarbonat basa primer.Alkalemia
didefinisikan sebagai kondisi alkalin darah yang ditandai dengan pH arteri lebih besar
dari 7,45. Proses fisiologis yang menyebabkan alkalemia memastikan istilah alkalosis.
Gangguan keseimbangan asam basa dapat timbul dari penyebab respiratori atau
metabolik.15

20
Gambar 15. Gangguan Keseimbangan Asam Basa.15

Asidosis respiratori disebabkan oleh kegagalan system pernapasan untuk


membuang karbondioksida dari cairan tubuh secepatnya diproduksi dalam jaringan.
Intinya, kondisi apapun yang merusak atau mempengaruhi pernapasan dapat
mengakibatkan asidosis pernapasan.Kerusakan pernapasan menimbulkan peningkatan
PCO2 arteri diatas 45 mmHg, dengan penurunan pH sampai 7,35 atau kurang.

Gambar 16. Asidosis Respiratorik.15

Alkalosis respiratori disebabkan oleh kehilangan karbondioksida dari paru-paru


pada kecepatan lebih cepat dari pada produksinya di dalam jaringan.Hal ini
menimbulkan penurunan PCO2 arteri dibawah 45mmHg, dengan pH lebihdari7,45.

Gambar 17. Alkalosis Respiratorik.15

21
Asidosis metabolic diakibatkan oleh akumulasi abnormal fixed acid atau
kehilangan basa. pH darah arteri di bawah 7,35 dan bikarbonat plasma biasanya
menurun. Alkalosis metabolic dapat diakibat kan dari kehilangan ion hydrogen atau
penambahan basa.pH darah diatas 7,45 disertai peningkatan ion bikarbonat.7

Gambar 18. Asidosis Metabolik.15

Gambar 19. Alkalosis Metabolik.15

22
Basic respiratory system assessment in children

Karakteristik anatomi pada anak

Pada saluran pernafasan atas, pada hidung didapati rongga hidung anak lebih
pendek dan kecil.Membrane mukosa pada anak lebih lembut dan banyak
vaskularisasi.Jika infeksi berlaku, membrane mukosa boleh membengkak dan
tersumbat. Hidung akan tersumbat dan dyspnea boleh terjadi.Sinus paranasal bagian
maxilla akan muncul pada usia 2 tahun dan menjadi lengkap selepas 12 tahun. Sinus
frontal muncul pada usia 2-3 tahun, membesar pada usia 6 tahun. Paranasal sinusitis
jarang terjadi pada anak.Pharynx pula sempit, vertical dan banyak terdapat jaringan
limfoid. Tonsil palatine mula membesar pada ujung usia 1 tahun, dan terus membesar
pada usia 4-10 tahun. Ia akan berdegenerasi pada usia 14-15 tahun.12

Tuba eustachi pada anak lebih pendek, lebih lebar, kedudukannya lebih
mendatar, dan kurang mengandung rambut getar dari pada tuba orang dewasa,
sehingga lebih memudahkan terjadinya radang telinga tengah.Larynx anak agak sempit
dan membrane mukosanya banyak vaskularisasi. Jika tersumbat dan bengkak di tempat
peradangan, boleh terjadi dyspnea.12

Pada saluran pernafasan bawah, pada trakea dan bronkus lumennya sempit dan
mukosa terdapat banyak vaskularisasi.Pergerakan sillium masih lemah jadi senang
untuk terinfeksi yang boleh menyebabkan gangguan.Bronkus kanan menyambung
terus dengantrakea dan brokus kiri pula bercabang keluar dari permukaan lateral
trakea. Jika ada benda asing yang termasuk dalam saluran pernafasan, kebiasaannya ia
akan masuk kebronkus kanan dan boleh menyebabkan atelectasis atau emphysema
paru kanan.12

Paru kanan terdiri dari 55% total volume paru dan paru kiri mempunyai lobus
superior dan lobus lingualis yang selaras dengan lobus medius kanan. Perkembangan
paru dan dinding torak adalah pada usia 2-8 tahun. Anak-anak lebih susah karena
perubahanstruktural saluran pernafasan, paru dan torak. Anak lebih mudah mendapat
kegagalan pernafasan, kerusakan paru, dan kerusakan ventilasi.12

23
Penaksiran sistem pernafasan kanak-kanak

Penaksiran sistem pernafasankanak-kanakdimulai dari sejarah, seterusnya


pemerisaan fisik, ukuran diagnostik, dan ukuran therapeutik.Pertama sekali kita
mngambil tahu info seperti sejarah keluarga, persekitaran, dan perjalanan. Untuk
pemeriksaan fisik, pemeriksaan ini di mulakan dengan inspeksi dan diteruskan dengan
palpasi, perkusi, dan auskultasi.Inspeksi adalah untuk melihat jika ada kelainan dinding
thorax, simetri, kadar pernafasan, otot aksesori yang di gunakan, bibir, kulit dan
kuku.Gambar9 menunjukkan kadar respiratori normal bagi kanak-kanak.13

G
ambar 20: Kadar Respiratori Normal Bagi Kanak-Kanak

SumberThe Harriet Lane handbook

Auskultasi adalah untuk mengenalpasti kelainan bunyi nafas. Gambar 10 menunjukkan


contoh auskultasi.13

Gambar 21: Auskultasi Pernafasan

Sumber The Harriet Lane handbook

24
Untuk ukuran diagnostik terdapat Imaging Techniques, pengukuran pertukaran
gas pernafasan, ujian fungsi pulmonari, endoskopik, pemeriksaan sputum dan biopsi
paru. Antara imaging techniques yang terlibat ialah chest radiographs, barium
esophagogam, computed tomography (CT) scan, magnetic resonance imaging (MRI)
dan ultrasonography. Untuk pengukuran pertukaran gas pernafasan ia melibatkan
arterial blood gas (ABG), pulse oximetry, end-tidal CO2 dan transcutaneous
electrodes. Ujian fungsi pulmonari ini adalah untuk menghitung fungsi saluran udara
dan volume paru.Ujian ini melibatkan Peak Expiratory Flow Rate (PEFR), inspirasi
dan ekspirasi maksimal, dan spirometri (untuk usia 6 tahun ke atas).Endoskopik terdiri
dari nasopharyngoscopy dan bronchoscopy manakala biopsi paru terdiri dari
transbronchial lung biopsy dan thoracotomy.Untuk ukuran therapeutik terdapat
oxygen administration, aerosol therapy, chest physiotherapy and clearance
techniques.13

Dyspnea

Orang yang mengalami dyspnea merasakan gejala subyektif bahwa mereka


kurang mendapat udara;yaitu, biasa pasien mendeskripsikannya dengan merasa “sesak
napas” seperti merasa tertekan dibagian dada. Dispnea adalah keadaan mental yang
berkaitan dengan . Hal ini dapat sering meyertai kesulitan bernafas yang khas pada
penyakit paru obstruktif atau edema paru yang berkaitan dengan gagal jantung
kongestif. Karena paru-paru dan jantung memegang peranan penting dalam
mengangkut O2 dan peleasan CO2Sebaliknya, selama orang berolahraga tidak
mengalami dispnea karena tidak disertai rasa cemas terhadap cukup atau tidaknya
ventilasi. Dispnea tidak berkaitan langsung dengan peningkatan kronik Pco 2 atau
penurunan Po2 arteri.Perasaan subyektif kekurangan udara dapat terjadi bahkan ketika
ventilasi alveolusdan gas darah dalam keadaan normal. Pada orang normal biasanya
dipengaruhi oleh aktivitas yang berlebihan, obesitas , suhu ekstrim .Pada keadaan
patologis paru dyspnea meliputi penyakit paru kronik,pleurisy, fibrosis paru, dan
edema paru. Sedangkan pada gangguan kardiovaskular meliputi kardiomiopati, aritmia
jantung, gagal jantung, dan serangan jantung.7,16

Kesimpulan

Hipotesis diterima. Batuk pilek terus menerus menyebabkan sesak napas karena
perubahan struktur anatomi.Struktur anatomi tersebut melibatkan berbagai struktur

25
sistem repirasi dari rongga hidung hingga bagian terkecil yaitu alveolus. Jika terjadi
gangguan pada struktur yang terlibat pada sistem ini maupun mekanismenya maka
akan terjadi kelainan dan terjadi hambatan dalam jalan keluar masuknya udara ke paru-
paru sehingga menghambat pertukaran antara O2 dan CO2.

Daftar pustaka

1. Barrett KE, Barman SM, Boitano S, Brooks HL. Ganong’s review of medical
Physiology. 24th edition. Singapore; The McGraw-Hill Companies: 2012.h.621-
53
2. Di unduh dari https://serc.carleton.edu/details/images/37789.html pada 20 Mei
2015.
3. Drake RL, Vogl AW, Mitchell AWM. Gray’s Anatomy for students. 3 rd edition.
Canada; Elsevier Churchill Livingstone: 2015.h.1040-89
4. Di unduh dari http://www.foundhealth.com/sinusitis/overview pada 20 Mei
2015.
5. Di unduh dari http://www.aspiruslibrary.org/pictures/mouth_pharynx.htm pada
20 Mei 2015.
6. Diunduhdarihttp://medicaldictionary.thefreedictionary.com/bronchiolus+termin
alis pada 20 Mei 2015.
7. Sherwood L. Human Physiology : from cells to systems. 9 th edition. Canada;
Cengage Brain: 2014.h.446-78. h. 546
8. Hall EJ. Guyton and Hall textbook of medical Physiology. 12th edition. Canada;
Elsevier Saunders: 2011.h.465-99
9. Di unduh dari http://pernafasan-1991.blogspot.com/2011/10/mekanisme-
pernapasan.htmlpada 21 Mei 2015.
10. Di unduh dari https://www.boundless.com/biology/textbooks/boundless-
biology-textbook/the-respiratory-system-39/gas-exchange-across-respiratory-
surfaces-220/lung-volumes-and-capacities-834-12079/pada 21 Mei 2015.
11. Di unduh dari http://blogs.unpad.ac.id/ronasandro/2012/10/31/efek-bohr-efek-
root-dan-kurva-disosiasi/ pada 21 Mei 2015.
12. Chamley CA, Carson P, Sandwell M, Randal D. Developmentel Anatomy and
Physiology of children. 1st edition. UK; Elsevier Churchill Livingstone:
2005.h.167-74

26
13. Engorn B, Flerlage J. The Harriet Lane handbook : a manual for pediatric house
officers. 20th edition. United States of America; Elsevier Saunders: 2015.h.549-
58
14. Eroschenko VP. Atlas histologi di fiore dengan korelasi fungsional. Edisi ke-9.
Jakarta: EGC;2003.h.231-43.
15. Tambayong J. Patofisiologi untuk keperawatan. Jakarta: EGC; 2000
16. Diunduhhttp://mayoclinic.org/symptoms/shortness-of-
breath/basics/definition/sym-20050890 pada 21 Mei 2015

27

Anda mungkin juga menyukai