Disusun oleh :
Kelainan genetik merupakan penyimpangan dari sifat umum atau sifat rata-rata
manusia.Oleh karena terjadi penyimpangan rata-rata fenotip, orang yang mengalami kelainan
genetik biasanya jarang atau tidak umum dijumpai dalam masyarakat.Contohnya
achondroplasia penyakit ini terpaut pada gen dominan, namun jika terjadi homosikot
dominan maka akan bersifat letal. Namun penyakit ini sebenarnya terjadi akibat mutasi
genetik. Penyakit genetik merupakan penyakit yang muncul karena tidak berfungsinya faktor-
faktor genetik yang mengatur struktur dan fungsi fisiologi tubuh manusia.Penyakit genetik
menyebabkan masalah medis yang bervariasi.
Penyakit genetis atau turunan merupakan kelainan yang disebabkan oleh gen atau
kelompok gen. Penyakit ini dapat diturunkan,bersifat tetap dan tidak menular. Penyakit
turunan umumnya bersifat resesif dan individu dengan sifat heterozigot (carrier) sering tidak
menyadari bahwa mereka pembawa sifat abnormal.Akhirnya mereka menghasilkan
keturunan yang berbeda.
2
Pembahasan
Hukum Mendel
Istilah Hukum Mendel diadaptasi langsung dari penemunya yaitu Gregor Johan Mendel dan
dikenal sebagi peletak pertama ilmu genetika. Gregor Johan Mendel melakukan percobaan
dengan pembudidayaan pada kacang ercis/kapri (Pisum sativum). Mendell memilih kacang
ercis dikarenakan memiliki sifat yang menguntungkan terhadap percobaan yang akan
dilakukannya.1 Adapun sifat yang dimiliki preparat tersebut, meliputi:
3
Gambar 1. Simbol dalam membuat diagram silsilah (pedigree)
Sumber: https://www.google.com/
Hereditas
Hereditas adalah penurunan sifat dari induk kepada keturunannya.Dimana keturunan
yang dihasilkan dari perkawinan antar individu mempunyai perbandingan fenotip maupun
genotip yang mengikuti aturan tertentu.Aturan-aturan dalam pewarisan sifat ini disebut pola-
pola hereditas.4
Gen
Gen adalah bagian kromosom atau salah satu kesatuan kimia (DNA) dalam
kromosom, yaitu dalam lokus yang mengendalikan ciri genetis suatu makhluk hidup(Gambar
2). Gen diwariskan oleh satu individu kepada keturunannya melalui suatu proses reproduksi.
Dengan demikian, informasi yang menjaga keutuhan bentuk dan fungsi kehidupan suatu
organisme dapat terjaga. Gen terdapat berpasangan dalam satu lokus pada kromosom
homolog. Masing-masing gen dalam pasangan itu disebut alel. Kedua alel dapat membawa
ciri sifat yang sama atau berbeda, misalnya sifat tangkai panjang dan tangkai pendek.
Pengertian Gen (gene) itu sendiri adalah unit dasar dari hereditas, yang terletak pada
kromosom (chromosome), yaitu suatu struktur yang bentuknya seperti tongkat dan terletak
ditengah-tengah (nucleus) setiap sel tubuh. Gen merupakan “substansi hereditas” yang
terletak di dalam kromosom, yang memilik sifat-sifat: sebagai materi tersendiri yang terdapat
dalam kromosom, mengandung informasi genetika dan dapat menduplikasikan diri pada
peristiwa pembelahan sel.4,5
4
Gambar 2. Gen
Sumber: https://www.google.com/
Kromosom
Kromosom adalah suatu struktur makromolekul yang berisi DNA di mana informasi
genetik dalam sel disimpan. Kata kromosom berasal dari kata khroma yang berarti warna dan
soma yang berarti badan Kromosom terdiri atas dua bagian, yaitu sentromer/kinektor yang
merupakan pusat kromosom berbentuk bulat dan lengan kromosom yang mengandung
kromonema dan gen berjumlah dua buah (sepasang). Kromosom adalah pembawa gen yang
terdapat di dalam inti sel (nukleus). Kromosom terdiri dari DNA, RNA (asam ribo nukleat)
dan protein. Kromosom homolog (2n) adalah kromosom yang terdapat berpasangan dan
memiliki struktur dan komposisi yang sama. sel yang memiliki 2n kromosom (kromosom
homolog) disebut sel diploid. Bila tidak berpasangan kromosom diberi simbol n kromosom.
Sel dengan n kromosom adalah sel haploid, misalnya sel kelamin jantan saja atau sel kelamin
betina saja.6
DNA
DNA merupakan sejenis asam nukleat yang tergolong biomolekul utama penyusun
berat kering setiap organisme. Di dalam sel, DNA umumnya terletak di dalam inti sel. Fungsi
DNA, yaitu:
1. Sebagai sumber informasi untuk sintesis semua molekul protein dalam sel/organisme.
2. Molekul DNA berperan sebagai tempat cetakan untuk proses transkripsi informasi ke
RNA.
3. Menyediakan informasi yang diturunkan ke sel generasi selanjutnya dengan melakukan
replikasi.
5
Bentuk untaian DNA adalah untaian ganda, yang membuat ikatan ini stabil dan kuat
adalah ikatan hidrogen yang ada dalam DNA.Untaian ganda ini mampu mengalami
denaturasi. Untaian ganda memiliki faktor antara lain:pH yang berlebihan, pemanasan, kadar
garam rendah, senyawa yang merusak ikatan H (urea dan formamida), dan senyawa yang
dapat menyisip diantara 2 basa.DNA merupakan polimer yang terdiri dari tiga komponen
utama: Gugus Fosfat, Gula Deoksiribosa, dan Basa Nitrogen, yang terdiri dari: adenin (A),
guanin (G), sitosin (C), timin(T).
Rangka utama untai DNA terdiri dari gugus fosfat dan gula yang berselang-seling.
Gula pada DNA adalah gula pentosa (berkarbon lima), yaitu 2-deoksiribosa. Dua gugus gula
terhubung dengan fosfat melalui ikatan fosfodiester antara atom karbon ketiga pada cincin
satu gula dan atom karbon kelima pada gula lainnya.5-7
Achondroplasia
Dari seluruh kasus achondroplasia, 80 persen di antaranya tidak terjadi akibat keturunan,
melainkan mutasi genetik secara spontan. Sedangkan 20 persen di antaranya diwariskan dari
orang tua yang juga mengalami kondisi ini Achondroplasia adalah dwarfisme atau kekerdilan
yang disebabkan oleh gangguan osifikasi endokondral akibat mutasi gen FGFR 3 (fibroblast
growth factor receptor 3) pada lengan pendek kromosom 4p16. Sindroma ini ditandai oleh
adanya gangguan pada tulang-tulang yang dibentuk melalui proses osifikasi endokondral,
6
terutama tulang-tulang panjang. Selain itu, Achondroplasia memberikan karakteristik pada
kraniofasial.
Penyebab Achondroplasia
Achondroplasia disebabkan oleh mutasi dominan autosomal pada gen FGFR3
(fibroblast growth factor receptor 3) pada lengan pendek kromosom 4p16. Gen FGFR3
berfungsi memberi instruksi dalam hal pembentukan protein yang terlibat dalam
pembentukan dan pemeliharaan tulang, khususnya pembentukan tulang secara osifikasi
endokondral. Dua mutasi spesifik pada gen FGFR3 bertanggung jawab pada hampir semua
kasus Achondroplasia. Sekitar 98% kasus, terjadi mutasi G ke A pada nukleotida 1138 pada
gen FGFR3. Perubahan basa nukleat glisin menjadi arginin ini terjadi pada posisi 380.
Sebesar 1% kasus disebabkan oleh mutasi G ke C. Mutasi-mutasi ini mengakibatkan protein
tidak bekerja sebagaimana mestinya, sehingga mempengaruhi perkembangan dan
pertumbuhan tulang.
Mutasi gen pada Achondroplasia bersifat autosomal dominant inheritance namun sekitar 85-
95% kasus merupakan mutasi genetik yang spontan. Apabila salah satu orang tuanya
mengalami penyakit ini maka anaknya memiliki potensi terkena penyakit ini sebanyak 50
persen. Dan apabila kedua orang dua terjangkit penyakit ini maka kemungkinan
keturunannya mengalai penyakit ini lebih besar lagi. Mutasi pada Achondroplasia sangat erat
kaitannya dengan kenaikan umur sang ayah, penelitian menujukan bahwa mutasi gen pada
achondroplasia tertutama diturunkan dari sang ayah dan terjadi saat pembentukan sperma.8
a. Penderita achondroplasia dewasa jarang yang mencapai tinggi 152 cm. Rata-rata
tinggi mereka adalah sekitar 124-132 cm.
b. perawakan tubuh, kaki, lengan, dan jari-jari yang tampak pendek
c. Kepala mereka juga terlihat lebih besar dibandingkan badan
d. tulang punggung dan kaki penderita tampak melengkung
e. kesulitan untuk menekuk siku sepenuhnya.8,9
7
Pewarisan Sifat
Pewarisan dilakukan karena adanya proses replikasi DNA. Pewarisan sifat pada
manusia dapat dilakukan melalui pewarisan sifat autosomal dan pewarisan sifat genosom.
Sifat autosom adalah sifat keturunan yang ditentukan oleh gen pada autosom. Sifat autosomal
dapat dibagi menjadi sifat dominan dan sifat resesif. Laki-laki dan perempuan mempunyai
autosom yang sama maka sifat keturunan yang ditentukan oleh gen autosomal dapat dijumpai
pada laki-laki maupun perempuan.8,9
Sifat muncul pada setiap generasi tanpa selang generasi. Sifat diwariskan oleh
penderita ke setengah jumlah anak. Gen yang normal tidak mewariskan sifat ke gen
generasinya. Pewarisan ini tidak dipengaruhi oleh jenis kelamin.Contohnya seperti PTC,
Dentinogenesis Imperfekta, Achondroplasia, Polidaktili.9 (Gambar 4)
8
Gambar 5. Penurunan autosom resesif
Sumber: https://www.google.com/
Gen tertaut kelamin, gen ini terletak pada kromosom kelamin dan sifat yang
ditimbulkan gen pada kromosom ini diturunkan bersama dengan jenis kelamin.Gen tertaut
kromosom Y hanya diturunkan pada laki-laki. Kelainan ini sangat langka, dan biasanya
disebut gen holandrik (diturunkan hanya kepada anak laki-laki).Contohnya kelainan
padaHairy Pinae, Ichthyosis, Webbed Toes,Antigen HY. Sedangkan gen tertaut kromosom
Xhanya terdapat dalam kromosom X. Merupakan gen tertaut kelamin yang diturunkan lebih
banyak kepada anak laki-lakinya sedangkan anak perempuannya sebagai
pembawa.Contohnya kelainan pada buta warna, hemofilia. Dan contoh X resesif : hemofilia,
DMD.10,11
Mutasi Kromosom
Mutasi kromosom yaitu mutasi yang disebabkan karena perubahan struktur
kromosom atau perubahan jumlah kromosom. Istilah mutasi pada umumnya digunakan untuk
perubahan gen, sedangkan perubahan kromosom yang dapat diamati dikenal sebagai variasi
kromosom atau mutasi besar/gross mutation atau aberasi.Mutasi kromosom sering terjadi
karena kesalahan pada meiosis maupun pada mitosis.
Suatu bahan dapat bersifat mutagen dan aberagen sekaligus.11 Mutagen terdiri dari :
Bahan fisika. sinar gelombang pendek atau radioaktif.
Bahan kimia. logam berat, gas, berbagai obat antibiotik, sitostatik, sitotoksik, penenang,
asam pekat.
Bahan biologi. virus dan bakteri.11,12
Prinsip dari bahan-bahan ini adalah bahan yang dapat menembus masuk inti sel.
Mutasi dapat menimbulkan penyakit atau kelainan yang diwariskan turun temurun. Aberasi
sering juga menimbulkan penyakit beratm terutama kanker , atau menimbulkan kelainan
9
berat berupa cacat tubuh, atau menimbulkan berbagai penyakit atau kelainan yang kompleks
seperti sindroma. Penyakit atau kelainan genetis dapat dikelompokkan menjadi 4 kategori:
mutasi pada satu gen, mutasi pada banyak gen, aberasi, dan diduga ada faktor genetis.
Mutasi akibat kerusakan nukleotida DNA atau dari kesalahan yang tidak diperbaiki
selama replikasi dapat ditranskrip ke mRNA menyebabkan translasi susunan abnormal dari
asam amino.13 Ada beberapa jenis mutasi, yaitu:
A. Mutasi pada tingkat kromosom
1. Mutasi jumlah
Mutasi jumlah adalah perubahan pada jumlah suatu macam kromosom. Mutasi jumlah
pada umumnya adalah memiliki 3n: triploidi, 2n – 1: monosomi, ,2n + 1: trisomi, dan
2n + 2: tetrasomi.
Penderita sindrom Down umumnya trisomi kromosom ke 21, maka karyotipe nya 47,
XX / XY, +21 dan Penderita sindrom Turner mengalami monosomi, 45, XO.
2. Mutasi struktur
Defisiensi atau delesi, hilangnya sebagian kromosom karena patah (defisiensi
tempat dan defisiensi interkalar). (Lihat gambar 6)
Gambar 6. Delesi
Sumber: https://www.google.com/
Duplikasi, penambahan patahan kromosom pada kromosom normal (Lihat gambar
7).
Gambar 7. Duplikasi
Sumber: https://www.google.com/
Inversi, membalikkan beberapa urutan basa nitrogen dalam suatu kromosom
(inversi parasentrik dan inversi perisentrik). (Lihat gambar 8)
10
Gambar 8. Inversi
Sumber: https://www.google.com/
Translokasi (Gambar 9), pindahnya potongan satu kromosom ke potongan
kromosom lain yang bukan homolognya (translokasi tunggal, translokasi
perpindahan dan translokasi resiprok)
Gambar 9. Translokasi
Sumber: https://www.google.com/
Isokromosom, ialah mutasi kromosom yang terjadi pada waktu menduplikasikan
diri, pembelahan sentromernya mengalami perubahan arah pembelahan sehingga
terbentuklah dua kromosom yang masing – masing berlengan identik (sama).
Apabila dilihat dari pembelahan sentromernya maka isokromosom disebut juga
fision, jadi peristiwanya berlawanan dengan translokasi Robertson (fusion) yang
mengalami penggabungan.
11
Katenasi, ialah mutasi kromosom yang terjadi pada dua kromosom nonhomolog
yangpada waktu membelah menjadi empat kromosom, saling bertemu dan
melekat ujung-ujungnya sehingga membentuk lingkaran.12,13
13
Daftar Pustaka
1. Hamilton PM.Dasar-dasar keperawatan maternitas.Jakarta:EGC;2006:h.45-6.
2. Putri A. Hukum segregasi mendel. Diunduh dari http://www.sridianti.com/hukum-
segregasi-mendel.html, 24 januari 2017.
3. Calilhan LA, editors.CLEP Biology.New Jersey:REA;2009:h.88.
4. James J, Baker C, Swain H.Prinsip-prinsip sains untuk keperawatan.Jakarta: Erlangga
Medical Series;2005:h.88.
5. Sumardjo D.Pengantar kimia buku panduan kuliah mahasiswa kedokteran.Jakarta: EGC;
2010:h.326.
6. Suryo. Genetika manusia. Yogyakarta: Gajah Mada University Press; 2009.
7. Priastini R, Hartono B. Biologi sel dan molekuler. Edisi ke-4. Jakarta: FK Ukrida; 2014.
8. Bherman, Kliegman, Arvin. Diterjehakan oleh. Wahab S. ilmu kesehatan anak. Edisi ke-
15. Jakarta: EGC; 2010. h. 132-39. https://books.google.com/books?isbn=9794484644
9. Meadow R, Newel S. Pediatrika. Jakarta: Erlangga; 2008. h. 57-61.
https://books.google.com/books?isbn=979781033X
10. Hartini K, Rachmawati A. Pediatrika. Diterjemahkan dari Meadow R, Newell S. Dalam
Lecture Note on Paeditrics. Jakarta:Erlangga; 2011.
11. Sudjadi. Bioteknologi kesehatan. Yogyakarta: Penerbit Kanisius; 2008:h.229.
12. Ester M. Bahaya bahan kimia pada kesehatan manusia. Diterjemahkan dari Widyastuti P.
Dalam Hazardous chemicals in human and environmental health.Jakarta:EGC;2012.
13. Ferdinand F.Praktis Belajar Biologi.Jakarta:Visindo Media Persada;2007:h.110-13.
14. Sudiana K. Patologi monokuler biologi. Ed ke-1. Jakarta: Salemba Medika; 2008.
15. Elrod S, Stansfield W. Genetika edisi ke-4. Jakarta: Gelora Aksara Pratama; 2009. h. 20.
https://books.google.com/books?isbn=9790153015
14