Anda di halaman 1dari 11

Bayi Penderita Sindrom Patau Akibat Terjadinya Mutasi Kromosom

Yakub Juniarta

NIM: 102017014

Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana Jakarta

Jl. Arjuna Utara No. 6, Jakarta Barat 11510, Indonesia

Alamat korespondensi: yakub.2017fk014@civitas.ukrida.ac.id

Abstrak

Tubuh kita terbentuk dari sel-sel yang terus membelah ketika tubuh kita bertumbuh. Setiap
sel tersebut memiliki inti sel (nukleus) yang memilik 23 pasang kromosom (untuk manusia)
sebagai pembawa pesan genetik. Kromosom ini didapatkan dari pewarisan dari kedua orang
tua anak tersebut. Dalam pewarisan tersebut, dapat terjadi perubahan yang disebut mutasi.
Mutasi yang terjadi dapat menimbulkan berbagai kelainan, salah satunya adalah Sindrom
Patau. Gejala-gejala yang ditunjukkan oleh penderita sindrom Patau pun berbeda-beda
tergantung kepada tingkat kepenuhan mutasi yang terjadi pada anak tersebut. Makalah ini
akan membahas bagaimana hubungan antara mutasi dengan munculnya sindrom Patau
meskipun anak tersebut terlahir dari kedua orang tua yang normal.

Kata kunci : Sindrom Patau, mutasi, trisomi, kromosom

Abstract

Our bodies are made up of cells that continue to divide as our body grows. Each cell has a
nucleus of cells (nucleus) which has 23 pairs of chromosomes (for humans) as genetic
messengers. This chromosome is obtained from the imheritance of both parents of the child.
In the inheritance, there can be a change called mutation. Mutations that occur can cause
various abnormalities, one of which is Patau Syndrome. The symptoms indicated by patients
with Patau Syndrome also vary depending on the level of fullness of mutations that occur in
the child. This paper will discuss how the relationship between mutations with the emergence
of Patau Syndrome eventhough the child was born from both normal parents.

Keywords : Patau Syndrome, mutation, trisomi, chromosome

Bab I
Pendahuluan

I.1 Latar Belakang

Kromosom merupakan struktur nukleoprotein pembawa informasi genetik yang


tersusun dari asam nukleat seperti DNA dan RNA, serta protein. Kromosom memiliki dua
fungsi utama, yaitu untuk memastikan DNA terpisah dalam porsi yang sama pada setiap
pembelahan sel dan untuk menjaga integritas dan ketepatan replikasi genom pada setiap
siklus sel. Kromosom dapat mengalami mutasi. Mutasi adalah perubahan pada materi genetik
suatu makhluk yang terjadi secara tiba-tiba, acak, dan merupakan dasar bagi sumber variasi
organisme hidup yang bersifat terwariskan (heritable).

Salah satu akibat mutasi kromosom adalah Sindrom Patau. Sindrom Patau disebabkan
oleh penambahan satu kromosom pada kromosom 13, umumnya terjadi saat konsepsi dan
ditransmisikan ke setiap sel tubuh. Sindrom Patau termasuk penyimpangan kromosom yang
paling umum, biasanya ditandai dengan banyak malformasi dengan kelangsungan hidup
terbatas untuk kebanyakan kasus. Dalam tulisan ini akan dijelaskan mengenai hubungan
antara mutasi kromosom dengan Sindrom Patau, serta faktor-faktor penyebab mutasi lainnya

I.2 Istilah yang Tidak Diketahui

a. Sindrom Patau
Sindrom Patau atau Trisomi 13 merupakan kelainan autosomal trisomi dimana
terdapat ekstra duplikasi pada kromosom 13.1
b. Trisomi
Trisomi merupakan mutasi karena kelebihan satu kromosom.1

I.3 Rumusan Masalah

Bayi yang divonis mengalami Sindrom Patau.

I.4 Hipotesis

Sindrom Patau akibat dari mutasi kromosom.

Bab II

Pembahasan
II. 1 Sindrom Patau

Sindrom Patau disebabkan oleh penambahan satu kromosom pada kromosom 13,
umumnya terjadi saat konsepsi dan ditransmisikan ke setiap sel tubuh. Sementara masih
belum diketahui secara pasti bagaimana mekanisme kromosom trisomi mengganggu
perkembangan. Pada perkembangan normal genom autosomal manusia memperoleh dua
duplikat, munculnya duplikat autosomal ke-3 terutama trisomi 13 tipe sempurna sangat letal
terhadap perkembangan embrio.1,2 Penderita Sindrom Patau dapat memiliki kelainan yang
bervariasi misalnya:2

a. Berat badan ketika lahir rendah2


b. Kelainan tulang tengkorak dan wajah:2
- kepala kecil dengan dahi landai,
- hidung lebar dan rata, serta
- sumbing pada bibir disertai dengan atau tanpa sumbing palatum.
c. Kelainan mata:2
- buta,
- mata kecil, dan
- katarak.
d. Kelainan telinga:2
- tuli
- radang telinga tengah berulang (otitis media rekurens).

Sindrom Patau termasuk penyimpangan kromosom yang paling umum, biasanya ditandai
dengan banyak malformasi dengan kelangsungan hidup terbatas untuk kebanyakan kasus.3

II.2 Kromosom

Kromosom merupakan struktur nukleoprotein pembawa informasi genetik yang


tersusun dari asam nukleat seperti DNA dan RNA, serta protein. Pada organisme terdapat dua
macam kromosom, yaitu kromosom tubuh (autosom) yang tidak menentukan jenis kelamin
dan kromosom seks (gonosom) yang menentukan jenis kelamin. 4,5 Kromosom memiliki dua
fungsi utama, yaitu untuk memastikan DNA terpisah dalam porsi yang sama pada setiap
pembelahan sel dan untuk menjaga integritas dan ketepatan replikasi genom pada setiap
siklus sel. Elemen yang bertanggung jawab untuk proses ini adalah sentromer, telomer, dan
unit replikasi.5
II.2.1 Struktur Kromosom
Kromosom terbentuk dari DNA yang berikatan dengan beberapa protein histon. Ikatan ini
akan menghasilkan nukleosom dengan panjang sekitar 10 nm. Kemudian nukleosom akan
membentuk lilitan-lilitan yang sangat banyak yang menjadi penyusun dari kromatid (lengan
kromosom) dengan lebar kira-kira 700 nm. Berikut adalah penjelasan bagian-bagian
kromosom:5
a. Kromatid
Kromatid adalah bagian lengan kromosom yang terikat satu sama lainnya, dua
kromatid kembar ini diikat oleh sentromer. Nama jamak dari kromatid adalah
kromonema. Kromonema umumnya terlihat pada pembelahan sel tahap profase dan
kadang - kadang interfase.5
b. Sentromer
Sentromer merupakan daerah pada kromosom yang tidak mengandung gen (informasi
genetik). Pada masa pembelahan, sentromer merupakan struktur yang sangat penting,
karena lengan kromosom (kromatid) saling melekat satu sama lain pada masing-
masing bagian kutub pembelahan di bagian ini. Bagian dari kromosom yang melekat
pada sentromer dikenal dengan istilah ‘kinetokor’.5
c. Kromomer
Kromomer merupakan akumulasi dari materi kromatid yang kadang terlihat pada
pembelahan tahap interfase. Biasanya kromomer ini sangat jelas terlihat pada
kromosom yang telah mengalami pembelahan berkali-kali.5
d. Telomer
Telomer adalah bagian berisi DNA pada kromosom, berfungsi untuk menjaga
stabilitas ujung kromosom agar DNA tidak terurai.5
II.2.2 Jumlah Kromosom
a. Kromosom tubuh (autosom) yang tidak menentukan jenis kelamin, bersifat diploid
(2n) dan berjumlah 23 pasang atau 46 buah pada manusia.4,5
b. Kromosom seks (gonosom) yang menentukan jenis kelamin, bersifat haploid (n) dan
berjumlah 23 buah pada manusia.4,5
II.3 Mutasi
Mutasi adalah perubahan pada materi genetik suatu makhluk yang terjadi secara tiba-tiba,
acak, dan merupakan dasar bagi sumber variasi organisme hidup yang bersifat terwariskan
(heritable). Mutasi juga dapat diartikan sebagai perubahan struktural atau komposisi genom
yang dapat terjadi karena faktor luar (mutagen) atau karena kesalahan replikasi.6
II.3.1 Mutasi Gen
Mutasi gen adalah mutasi yang terjadi dalam lingkup gen. Peristiwa yang terjadi pada mutasi
gen adalah perubahan urutan-urutan DNA dan disebut juga mutasi titik. Adapun jenis-jenis
mutasi gen adalah sebagai berikut:6
a. Mutasi salah arti (missens mutation), yaitu perubahan suatu kode genetik (umumnya
pada posisi pertama dan kedua pada kodon) sehingga menyebabkan asam amino
terkait pada polipeptida berubah. Perubahan pada asam amino dapat menghasilkan
fenotip mutan apabila asam amino yang berubah merupakan asam amino esensial bagi
protein tersebut. Jenis mutasi ini dapat disebabkan oleh peristiwa transisi dan
tranversi.6
b. Mutasi diam (silent mutation), yaitu perubahan suatu pasangan basa dalam gen (pada
posisi ketiga kodon) yang menimbulkan perubahan satu kode genetik tetapi tidak
mengakibatkan perubahan atau pergantian asam amino yang dikode. Mutasi diam
biasanya disebabkan karena terjadinya mutasi transisi dan tranversi.6
c. Mutasi tanpa arti (nonsense mutation), yaitu perubahan kodon asam amino tertentu
menjadi kodon stop. Hampir semua mutasi tanpa arti mengarah pada inaktifnya suatu
protein sehingga menghasilkan fenotip mutan. Mutasi ini dapat terjadi baik oleh
tranversi, transisi, delesi, maupun insersi.6
d. Mutasi perubahan rangka baca (frameshift mutation), yaitu mutasi yang terjadi karena
delesi atau insersi satu atau lebih pasang basa dalam satu gen sehingga ribosom
membaca kodon tidak lengkap. Akibatnya akan menghasilkan fenotip mutan.6
II.3.2 Mutasi Kromosom
Mutasi kromosom adalah perubahan yang terjadi pada kromosom disertai dengan perubahan
struktur dan jumlah kromosom. Mutasi kromosom digolongkan menjadi dua, mutasi karena
perubahan jumlah kromosom dan perubahan struktur kromosom.7,8
1. Perubahan Jumlah Kromosom
Mutasi yang ditandai dengan perubahan jumlah kromosom individual atau jumlah
perangkat kromosom.7,8
a. Euploid
Terjadi karena adanya penambahan atau pengurangan perangkat kromosom
(genom). Contohnya haploid, diploid, triploid, tetraploid dan poliploid.
Euploid pada hewan misalnya terjadi pada peristiwa digini (dibuahinya dua
sel telur yang terlindung dalam satu plasma) dan diandri (dibuahinya satu sel
telur oleh dua sperma).7,8
b. Aneuploid
Adanya perubahan salah satu kromosom dari genom individu.7,8
Terjadi karena :
- Anafase lag, yaitu pada saat anafase meiosis 2, salah satu kromatid
tidak melekat pada gelendong pembelahan sehingga jumlah kromosom
ada yang berkurang dan ada yang bertambah.7,8
- Nondisjungsi atau peristiwa gagal berpisah, yaitu tidak terpisahnya
kromosom homolog pada waktu anafase meiosis 1.7,8
Macam-macam Aneuploid7,8
1. Monosomi (2n − 1), mutasi karena kekurangan satu kromosom.
2. Nulisomi (2n − 2), mutasi karena kekurangan dua kromosom.
3. Trisomi (2n + 1), mutasi karena kelebihan satu kromosom.
4. Tetrasomi (2n + 2), mutasi karena kelebihan dua kromosom.

2. Perubahan Struktur Kromosom


Mutasi perubahan struktur kromosom atau kerusakan bentuk kromosom disebut
aberasi. Ada enam macam aberasi, yaitu translokasi, duplikasi, delesi, inversi,
isokromosom, katenasi.7,8
a. Translokasi
Pemindahan sebagian dari segmen kromosom ke kromosom lainnya yang
bukan kromosom homolognya. Macam-macam translokasi:7,8
1. Translokasi homozigot
Pertukaran segmen dua kromosom homolog dengan segmen dua
kromosom nonhomolog.7,8
2. Translokasi heterozigot
Pertukaran satu segmen kromosom ke satu segmen kromosom non-
homolog.7,8
3. Translokasi Robertson
Karena penggabungan dua kromosom akrosentrik.7,8
b. Duplikasi
Peristiwa penambahan dan penggandaan patahan kromosom dari kromosom
sehomolog yang mengakibatkan jumlah segmen kromosom lebih banyak dari
kromosom aslinya.7,8
c. Delesi
Delesi merupakan peristiwa pengurangan suatu kromosom akibat sebagian
kromosom pindah pada kromosom lain sehingga kromosom kekurangan
segmen. Macam-macam delesi:7,8
1. Delesi terminal, yang menyebabkan hilangnya ujung segmen
kromosom.
2. Delesi interstitial, yang menyebabkan hilangnya bagian tengah
kromosom.
3. Delesi cincin, yang menyebabkan hilangnya segmen kromosom
sehingga berbentuk lingkaran seperti cincin.
d. Inversi
Mutasi yang terjadi karena selama meiosis kromosom terpilin dan terjadinya
kiasma, sehingga terjadi perubahan letak/kedudukan gen-gen. Macam-macam
inversi:7,8
1. Inversi perisentrik: terjadi pada kromosom yang memiliki sentromer.
2. Inversi parasentrik: terjadi pada kromosom yang tidak memiliki
sentromer.
e. Katenasi
Merupakan peristiwa saling menempelnya ujung-ujung kromosom yang
saling berdekatan sehingga membentuk lingkaran.7,8
f. Isokromosom
Mutasi kromosom yang terjadi pada waktu kromosom menduplikasikan diri.7,8
II.4 Mutagen
Mutagen yaitu agen yang dapat menyebabkan terjadinya mutasi dalam sel. Agen mutagen
tersebut dapat berupa faktor fisika, kimia, dan biologi.6,8
1. Mutagen Fisika
- Agen mutagenik dari faktor fisika berupa radiasi.
- Radiasi mutagenik berasal dari sinar ultraviolet, sinar gamma, sinar-X, dan
sinar-sinar lain yang mempunyai daya ionisasi.
- Radiasi yang sering digunakan untuk kegiatan mutasi buatan untuk proyek
bibit unggul biasanya menggunakan radio isotop.
- Radiasi yang dipancarkan oleh bahan yang bersifat radioaktif misalnya
uranium, polonium, dan lain-lain.
- Suatu zat radioaktif dapat berubah secara spontan menjadi zat lain yang
mengeluarkan radiasi.
- Sinar tampak gelombang radio dan panas dari matahari atau api juga
membentuk radiasi, tapi tidak merusak.
- Neutron
- Suhu tinggi6,8
2. Mutagen Kimia
Mutagen kimia penting lainnya misalnya gas metana, asam nitrat, kolkisin, digitonin,
hidroksilamin, zat warna akridin, etil metan sulfat (EMS), etil etan sulfonat (EES), 5-
bromourasil, dan 2-aminopurin menyebabkan kesalahan pada replikasi yang
dilakukan oleh kromosom sehingga mengakibatkan susunan kimianya berubah. Bahan
kimia lain penyebab mutasi, antara lain:
- Pestisida, seperti DDT, BHC
- Agen alkilase, seperti mustard, dimetil, dimetilsulfat, eter mulan sulfat, dapat
memberikan gugus alkil yang bereaksi dengan gugus fosfat dari DNA yang
dapat mengganggu replikasi DNA.
- Hidroksil Amino (NH2OH) merupakan mutagen pada bakteriofage yang dapat
menyerang sitosina DNA dan urasil pada RNA.
- Eosin, eritrin dan fluorescein
- Peroksida organik
- Fe (Besi) dan Mg (Magnesium)
- Formaldehid
- Asam nitrit, natrium nitrit
- Antibiotik
- H2O2
- Glikidol6,8
3. Mutagen Biologi
Mutasi yang disebabkan oleh bahan biologi atau makhluk hidup terutama
mikroorganisme seperti virus, bakteri, dan penyisipan DNA. Virus dan bakteri diduga
dapat menyebabkan terjadinya mutasi. Tidak kurang dari 20 macam virus dapat
menimbulkan kerusakan kromosom. Bagian dari virus yang mampu mengadakan
mutasi adalah asam nukleatnya, yaitu DNA.6,8
II.5 Pewarisan Autosomal
Autosomal adalah penyakit yang ditentukan oleh gen yang terletak pada kromosom autosom.
Beberapa klasifikasi terjadinya penyakit yang dapat ditemukan sampai saat ini adalah
beberapa jenis, menurut perubahan sel kromosom dan susunan DNAnya yaitu:9
a) Autosomal dominan, menyebabkan penyakit Achondroplasia, Huntington Diseases,
Neurofibromatosis, Marfan Disease, dan beberpa penyakit genetik lainnya yang masih
dalam penelitan.
b) Autosomal resesif, menyebabkan penyakit Cystic Fibrosis, Sickel Cell Anemia,
Spinal Muscular Atrophi, dan penyakit genetik lainnya yang belum teridentifikasi
dengan jelas.9
II.6 Terpaut Kelamin (Sex-linkage)
Suatu peristiwa dimana gen-gen terdapat pada kromosom kelamin (kromosom kelamin X
atau Y).10
a) Pewarisan terangkai X dominan
- Penyakit Rachitis yang resisten terhadap vitamin D
- Gigi coklat
b) Pewarisan terangkai X resesif
- Buta warna merah-hijau
- Anonychia
- Hemofili
- Hidrosefali
- Defisiensi enzim dehidrogenase 6 fosfat
c) Pewarisan terangakai Y resesif
- Webbed Toes, adanya selaput diantara jari
- Hipertrichosis, tubuhnya ditutupi rambut yang panjang dan kaku
- Hystrix Gravior, bagian daun telinganya mempunyai rambut yang panjang.10

II.7 Pembahasan Skenario

Bayi berinisial AF sejak usia 5 bulan dalam kandungan diketahui telah menderita
Sindrom Patau (trisomi 13). Sindrom Patau adalah kelainan yang disebabkan karena terjadi
mutasi berupa penambahan jumlah kromosom sehingga memiliki 47 kromosom dimana
seharunya manusia normal memiliki kromosom berjumlah 46 kromosom (22 pasang
kromosom tubuh dan 1 pasang kromosom kelamin). Penambahan jumlah kromosom ini
dinamakan trisomi dan terjadi pada kromosom nomor 13 dimana kromosom nomor 13
menjadi berjumlah 3 yang seharusnya hanya berjumlah 2 kromosom. Penderita Sindrom
Patau biasanya tidak bisa bertahan hidup lebih dari 3 bulan, hanya 1 dari 20 anak yang bisa
bertahan hingga 6 bulan setelah dilahirkan. Meskipun tidak terangkai dengan gen letal,
Sindrom Patau ini tetap dianggap sebagai penyakit mematikan karena penderitanya akan
mengalami kelainan pada organ-organ vital sehingga tidak bisa bertahan hingga dewasa.
Kelainan yang dialami antara lain bibir sumbing atau bercelah, malformasi sistem saraf
pusat (retardasi mental berat), retardasi pertumbuhan, low set ears, kelainan jantung bawaan,
otot menurun, ekstra jari tangan atau kaki (polydactyly), hernia: hernia umbilikalis, hernia
inguinalis, kelainan tulang (anggota badan), mata kecil, kepala kecil (microcephaly), rahang
bawah kecil (micrognathia), kriptorkismus (1 atau 2 buah testis tidak berada di skrotumnya).
Kelainan-kelainan ini terjadi sebagai bentuk ekspresi gen dari mutasi kromosom yang terjadi
sehingga mempengaruhi terjadinya mutasi gen. Dengan terjadinya mutasi gen maka terjadi
salah pengartian asam amino (protein) oleh tubuh. Mutasi gen ini tidak dapat diperbaiki oleh
tubuh karena kesalahan dari susunan basa nukleotida tersebut telah terjadi dari awal kelahiran
atau dari kromosom penyusun penderita tersebut.

Sejauh ini, belum ada studi yang mengatakan bahwa Sindrom Patau adalah
penyakit yang diwariskan dari orang tua karena biasanya para penderita Sindrom Patau akan
meninggal pada usia belia dan biasanya para penderita dilahirkan dari kedua orang tua yang
normal. Hanya saja terjadi nondisjunction, yaitu kromosom berpasangan dengan benar,
namun gagal memisah waktu meiosis. Beberapa studi mengatakan bahwa risiko melahirkan
anak dengan kelainan sindrom Patau lebih tingga seiring dengan usia ibu. Risiko akan
meningkat jika seorang ibu melahirkan di atas usia 35 tahun. Penyebab dari mutasi tersebut
sampai saat ini belum diketahui secara pasti, sejauh ini diperkirakan mutasi disebabkan
karena kedua orang tua pernah terpapar radiasi nuklir atau radiasi sejenisnya, bisa juga karena
mutagen-mutagen lainnya yang dapat meningkatkan kemungkinkan terjadinya mutasi
tersebut.

Bab III

Kesimpulan

Sindrom Patau adalah kelainan pada anak-anak dimana terjadi mutasi pada
kromosom nomor 13 sehingga berjumlah 3 kromosom yang seharusnya hanya 2 kromosom
(trisomi). Hal ini mengakibatkan beberapa kelainan pada fenotipe anak tersebut. Sindrom
Patau bukanlah penyakit yang terangkai dengan kromosom orang tuanya karena merupakan
mutasi yang terjadi pada fase meiosis.
Daftar Pustaka
1. Santosa D. Trisomi 13 dan 18. 2011. Diunduh dari repository.unisba.ac.id, 18 Januari
2018.
2. Astuti T. Buku pedoman umum pelajar biologi: rangkuman intisari biologi lengkap.
Jakarta: Vicosta Publishing; 2015: h.168
3. Čulić V, Polić B, Mišković S , Ivulić SD , Zitko V, Sipalo T, et al. Patau syndrome.
Paediatr Croat 2016 Mar; 60: 27-30
4. Tim Matrix. Panduan belajar dan evaluasi biologi. Jakarta: Grasindo; 2009: h.64
5. Putra MSS. Analisis kromosom pada penderita dengan anomali kongenital multiple di
laboratorium cebior. 2015. Diunduh dari http://eprints.undip.ac.id, 18 Januari 2018.
6. Warianto C. Mutasi. 2011. Diunduh dari http://skp.unair.ac.id, 18 Januari 2018.
7. Kusnadi. Mutasi. 2008. Diunduh dari http://file.upi.edu, 19 Januari 2018.
8. Istanti LS. Mutasi. 2015. Diunduh dari https://iisbioangela.files.wordpress.com, 19
Januari 2018.
9. Safrina DR. Modul pembelajaran analisa genetika. 2012. Diunduh dari
http://safrinadewi.lecture.ub.ac.id, 19 Januari 2017.
10. Hasjim H. Mutasi gen dan mutase kromosom. 2012. Diunduh dari
http://sutarno.staff.uns.ac.id, 19 Januari 2017.

Anda mungkin juga menyukai